Anda di halaman 1dari 10

MODUL 4

AKUNTANSI SYARIAH

PANDANGAN PARA AHLI MUSLIM


TENTANG EKSISTENSI AKUNTANSI
YANG BERPARADIGMA SYARIAH ISLAMIYAH II

Oleh
S A F I R A, SE. Ak. M.Si

PROGRAM KELAS KARYAWAN


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
PANDANGAN PARA AHLI MUSLIM
TENTANG EKSISTENSI AKUNTANSI
YANG BERPARADIGMA SYARIAH ISLAMIYAH II

Pemikiran Ekonomi Semasa Rasulullah

 Ada 28 surat al-Qur’an yang diturunkan di madinah, diantaranya : al-Baqarah,


al-Imran, An-nissa, al-Maidah, al-Anfaal, an-nuur, al-Hasyir, at-Tahriim.
 Latar belakng situasi :
1. Situasi sosial
- belum adanya hukum dan peraturan yang berlaku umum
- banyaknya suku-suku
2. Situasi politik
- belum adanya pimpinan yang dapat diterima
3. Situasi ekonomi
- fundamental ekonomi lemah

 Reformasi disegala bidang


1. Reformasi sosial-budaya
- Membangun masjid utama
- Merehabilitasi muhajrin
- Menciptakan kedamaian
- Meletakkan dasar kehidupan bermasyarakat
2. Reformasi poliik-keamanan
- Menetapkan konstitusi
- Membangun sistem pertahanan
- Membentuk majelis suro dan sekretarian negara
3. Reformasi ekonomi kesejahteraan rakyat
- Meletakkan dasar kebijakan keuangan negara
- Membentuk baitul-maal mengembangkan sumber penerimaan negara
- Meletakkan dasar APBN
- Meletakan dasar kebijakan fiskal
- Meletakan dasar kebijakan dasar moneter
Kebijaksanaan untuk menciptakan stabilitas moneter semasa Rasulullah SAW

Arus barang
1. Peningkatan produktivitas :
- Kerjasama bagi hasil / risiko
 Mudharabah
 Mazara’ah
 Musyaqot
 Musyarakah
- Kemudahan berproduksi dengan insentif pajak
- Alih pengetahuan dan keterampilan dari Parsia dan Rumania
2. Larangan menimbun barang
3. Pembebasan Bea-masuk

Arus uang
1. Percepatan peredaran uang:
- Larangan membungakan uang
- Larangan menimbun uang
- Mengalakan Qardhul Hasan
2. Pembebasan masuk Dinar dan Dirham
3. Menggalakkan infaq dan waqaf
4. Anggaran pendapatan dan belanja berimbang

Sumber-sumber pendapatan negara pada masa awal pemerintahan Islam


1. Zakat
Defenisi : Mengeluarkan sesuatu bagian tertentu dari harta yang diwajibkan oleh
Allah untuk pihak yang berhak menerimanya
Dasar hukum : Q.S. at-Taubah : 103
          
       
103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Q.S ar-Rum :30


            
          
 

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

2. Ghanimah
Defenisi : Harta dari orang-orang non muslim melalui pertempuran
Dasar hukum : Q.S al-Anfal : 41
          
        
          
    
41. Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka
Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.

3. Fa’i
Defenisi : Semua harta dari non muslim diperoleh tanpa pertempuran
Dasar hukum : Q.S al-Hasyr :6 – 10
           
            
           
        
          
           
        
         
         
          
           
         
          
  
6. Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda)
mereka, Maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula)
seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap apa saja yang
dikehendakiNya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.Arti_Ayat6
7. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang
berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
8. (juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda
mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan
RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar.
9. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin),
atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung
10. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya
Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari
Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang
beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

4. Jizyah
Defenisi : Pajak kepala dipungut oleh pemerintah Islam dari non muslim sebagai
jaminan keamanan
Dasar Hukum : Q.S. at-Taubah : 9 , Sunnah dan ijma
           
  
9. Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.

5. Kharaj
Defenisi : pungutan yang dikenakan atas bumi atau hasil bumi
Dasar hukum : ijtihad Umar bin Khatab atas dasar maslahat, tanah rampasan
perang adalah wakaf perlambang milik Tuhan untuk umat Islam, Umar meposisikn
hara rampasan perang sebagai Fa’i yang didasarkan pada Quran, sunnah, ijma,
juga praktek pembelian tanah khaibar oleh Rasul.

Kebijakan Moneter Rasulullah SAW


1. Mata uang : Dinar dari Romawi dan dinar dari Persia
- 1 dinar = 10 dirham
- besar impor uang tergantung pada komoditas yang diekspor
- uang dari dalam negeri dan dari perdagangan luar negeri, tidak ada tarif
biaya impor
- nilai uang nominal = nilai intrinsiknya (face value) jika kelebihan untuk
perhiasan/ornamen
- penawaran uang terhadap pendapatan sangat elastis

2. Pertumbuhan transaksi dagang dan jasa menimbulkan permintaan uang


- Motif untuk transaksi
- Motif berjaga-jaga karena sering perang
3. Larangan kanz (penimbunan)
- Mencegah uang tertahan di tangan pemilik modal dan harus berputar
- Larangan praktek riba
4. Dilakukan berbagai transaksi dan akad kerjasama
5. Penataan struktur pasar : penghapusan monopoli
6. Iklim investasi yang kondusif
- Kemudahan berproduksi
- Pajak proporsonal tidak meberatkan
- Peningkatan efesiensi sektor swasta dan peran serta masyarakat dalam
investasi
- Pengenalan teknik berproduksi dan keahlian baru dengan biaya dari
pemerintah

Kebijakan ekonomi Khulafa Ar Rasyidin


A. Masa khalifah Abu bakar :
1. Penanganan masalah muratad, cukai dan orang yang menolak zakat
2. Perhatian keakuratan perhitungan zakat
3. Menunjuk petugas baitul maal dan pembangunan gedung baitul maal di
Madinah
4. pengurangan dan pengalihan fasilitas yang diperoleh
B. Masa khalifah Umar Bin Khattab:
1. Baitul maal
- Penataan administrasi yang baik
- Pendirian departemen-departemen
- Penunjukan komite pembuat laporan sensus penduduk
- Pencampuran sitem pensiun militer dan politik
2. Kepemilikan tanah
Pemberlakuan tanah-tanah taklukan sebagai fai’
3. Zakat
- penarikan zakat dari pedagang kuda sebesar 1 dirham untuk setiap 40
dirham
- pembebasan khumz-zakat atas karet di semenanjung yaman
- penetapan zakat untuk madu
4. Ushr
- Ushr dikenakan pada penjualan dan pembelian
- Ukurannya berbeda-beda berdasarkan tempat, barang yang
diperdagangkan dan orang yang dikenakan
5. Mengadakan shadaqah yang dikenakan kepada non muslim dengan syarat
tidak membaptis atau memaksa seorang anak untukmenganut agamanya
6. Koin
Ditetapkan bahwa dirham perak sebesar 14 qirat atau 17 grain barley
7. Mengklasifikasi pendapatan negara ke dalam empat bagian :
- pendapatan dari zakat dan ushr
- pendapatan dari khums dan sadaqah
- dari kharaj, fai, jizya, ushr, sewa tetap sah
- dari pendapatan lain
8. pengeluaran terpenting untuk
- dana pensiun
- dana pertahanan negara
- dana pembangunan

C. Masa khalifah Usman bin Affan


1. Pembenahan sumber daya alam
2. Meluruskan penyimpangan dan baitul maal
3. Membagi tanah milik negara (umar) kepada individ-individu
4. Mendiskusikan masalah kebijakan negara (ba’da shalat umat)
D. Masa khalifa Ali bin Abi Thalib
1. Pemberhentian pejabat korup
2. ketidaksediaan menerima baitul maal
3. pemerataan distribusi uang rakyat
4. konsep administrasi yang lebih jelas

Perkembangan Konsep Akuntansi Syariah


Perkembangan pemikiran akuntansi syariah telah mengalami proses timbul
tenggelamnya. Hingaa saat ini model akuntansi konvensional masih mengakar dalam
praktik perusahaan. Bersamaaan itu pula, belakangan ini telah muncul kembali upaya
untuk membangun konsep dan teori akuntansi syariah. Beberapa artikel nasional dan
internasional yang ditulis oleh para ahli akuntansi telah membahsa dan membenarkan
adanya akuntansu syariah (Islam), berdasarkan hasil risetnya.
Beberapa contoh pembahsan yang dilakukan oleh para pakar akuntansi secara
internasional di antaranya adalah :
1. E.S. Hendriksen (1982), meskipun tidak menyinggung secara eksplisit tentang
akuntansi Islam. Ia hanya mengakui bahwa penggunaan angka Arab sengat banyak
peranannya dalam perkembangan akuntansi.
2. Robert Arnold Russel (1986), mengemukakan bahwa sebelum sistem pembukuan
berpasangan dikenal oleh Pacioli, sudah ada sistem pembukuan berpasangan Arab
yang lebih canggih yang merupakan dasar kemajuan bisnis di Eropa pada abad
pertengahan.
3. T. E. Gambling dan R. A. A. Karim (1989), meninjau dari berbagai sudut antara lain
ia menggunakan bahaw teori colonial model jika da ada masyarakat Islam, maka
otomatis ekonomi Islam dan juga akuntansinya mesti Islam. Kemudian ia
menyinggung bahwa dalam Islam dikenal zakat sebagai upaya menyelesaikan
masaah sosial. Akuntans Islam sangat menekankan pada aspek sosial bukan
hanya kepentingan investor atau pemilik modal saja.
4. Mueller (1991) mengemukakan ada beberapa model akuntansi di antaranya adalah
model akuntansi Islam dengan fokus kesesuaian dengan syariah dan model standar
akuntansi internasional dengan fokus pada kesesuaian dengan International
Accounting Standard Committe.
5. Sabri dan Jabr (1992), membahas masalah bisnis dan etika akunaansi dalam Islam.
6. Muhammad Khir (1992), mengemukakan bahwa kauntansu Islam dalam
masyarakat yang sedang berubah memiliki peran yang sangat enting karena ia
menekankan pada aspek keadilan dan kebenaran. Di sini penekanan pada
pertanggungjawaban lebih besar dibandingkan dengan pengambilan keputusan
7. Muhammad Akram Khan (1992), mengemukakan bahwa tujuan akuntansi Islam
adalah menghitung laba rugi yang tepat, mendorong dan mengikui syariat Islam,
menilai efesiensi manajemen, melaporkan yang baik dan keterikatan pada keadilan
dan kebenaran.
8. Shaari Hamid, Russel Craig, dan Frank Clarke (1993), mengemukakan bahwa jika
dilihat dari upaya untuk harmonisasi akuntansi maka akuntansi Islam akan lebih
cepat menjadi standar internasional karena sifat Islam itu yang bersifat ”borderless”
yang tidak melihat batas negara. Akuntansi Islam itu universal
9. Ahmed R. Belkaoui (1995) dalam buku terbarunya mengemukakan dalam
merumuskan model akuntansi diberbagai negara dikenal berbagai aliran, antara lain
adalah akuntansi Islam.
10. D. R. Scott (1995) dia merupakan pelopor perumusan akuntansi berdasarkan pada
aspek keadilan, kebenaran, etika.
11. Toshikabu Hayashi (1995) ia adalah peneliti yang mmbahas tentang akuntansi
kapitalis, konsep akuntansi Islam, perhitungan zakat, dan praktik bisnis di Arab
Saudi.
12. Gusein Shahata (2001) berbicara tentang kaidah-kaidah akuntansi Islam.

Sementara pada wilayah nasional juga telah berkembang pemikiran dan


penggalian konsep serta teori akuntansi syariah, di antaranya :
1. Sofyan Syarif Harahap (1991, 1992) melihat nilai-nilai Islam yang ada di dalam
konsep akuntansi kapitalis. Kemudian pada tahun 1999 menulis buku akuntansi
Islam. Pada tahun 2001 meluncurkan buku Menuju Teori Akuntansi Islam.
2. Iwan Triwuyono (1997) mulai berpikir tentng landasan filosofis akuntansi syariah.
Kemudian percikan pemikirannya, dibukukan dalam sebuah buku organisasi dan
akuntansi sariah.
3. M. Akhyar Adnan (1997) melakukan penelitian tentang akuntansi di bank syariah
(BMI dan Berhad Malaysia)
4. Hartanto Widodo, dkk (1997) mengagas tentang panduan akuntansi syariah untuk
lembaga keuangan syariah (BMT).
5. Muhammad (1999) melakukan penelitian tentang akuntansi syariah dilihat dari
aspek akuntansi sosial dan pertanggungjawaban dan ada tahun yang sama
meberbitkan buku prinsip-prinsip akuntansi islam dalam al-Qur’an. Pada tahun 2002
menulis buku tentang pengantar akuntansi syariah, dalam buku ini
membangunparadigma akuntansi syariah berdasarkan kerangka syariah.
6. Iwan Triyuwno dan Moh. As’udi (2002) mencoba memformulasikan konsep zakat
dalam konteks metefora zakat dalam akuntansi syariah

Kesimpulan dari berbagai fakta sejarh ini sudah ckup kuat untuk menyatakan
bahwa akuntansi sudah dikenai pada masa kejayaan Islam artinya peradaban Islam
tidak mungkin tidak memiliki akuntansi. Permasalahannya adalah pemalsuan sejarah
yang dilakukan beberapa oknum di barat dan ketidakmampuan umat muslim untuk
menggali khazanah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya sendiri. Dari
penjelasan di atas dapat kita simpulkan dua hal: akuntansi sudah ada sebelum Pacioli,
bahkan mungin sebelum peradaban Islam dan mstahil sistem akuntansi Islam tidak ada
semasa kejayaannya dari 610M – 1250M

Anda mungkin juga menyukai