Anda di halaman 1dari 1

Subsidi BBM Ciptakan Ketidakadilan

Jum'at, 24 Desember 2004 | 20:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan A. Djalil menyatakan,


subsidi bahan bakar minyak sebagian besar dinikmati hanya orang berpenghasilan tinggi.
Karenanya, dia menilai subsidi itu menciptakan ketidakadilan. "Subsidi BBM tidak
bersasaran dan justru lebih banyak dipakai oleh orang-orang kaya," katanya pada acara
Sosialisasi Latar Belakang Kebijakan Kenaikan Harga BBM Tahun 2005 di Lembaga
Informasi Indonesia, Jakarta Jumat (24/12).

Sofyan juga mengatakan, BBM disubsidi karena banyak orang yang menkonsumsinya,
tetapi yang paling banyak menerimanya adalah orang yang paling banyak menggunakan.
"Termasuk juga penyeludup," ujarnya.

Subsidi untuk BBM sendiri per tahunnya mencapai Rp 73,55 triliun, sementara anggaran
untuk pendidikan hanya Rp 19 triliun dan kesehatan Rp 5,3 triliun. Menurut dia, bahaya dari
subsidi BBM ini setelah dikonsumsi kemudian habis, tidak punya dampak jangka panjang.

"Kalau dialokasikan untuk yang lain, misalnya pendidikan, banyak anak-anak yang tak
mampu dapat terkena efeknya," ujarnya. Untuk sektor kesehatan juga dia mengatakan
banyak puskesmas di daerah terpencil yang sudah tidak mempunyai bidan yang
menyebabkan angka kematian bayi meningkat karena tidak adanya biaya untuk sosialisasi
bahaya melahirkan.

Padahal, negara-negara yang lebih miskin dari Indonesia seperti Kamboja dan Vietnam
menjual BBM lebih mahal dari Indonesia. "Di Indonesia semakin kaya orangnya, semakin
besar menerima subsidi," ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai