Anda di halaman 1dari 7

PROSPEK METANOL UNTUK BAHAN BAKAR

KENDARAAN FUEL CELL

Metanol, umumnya, digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai macam produk
petrokimia, sintesis kimia (misal: formaldehid, asam asetat, metil amina) dan bahan bakar
mesin bakar internal pada kendaraan bermotor yang sudah dikenal sejak sekitar tahun
1960-an. Sekarang metanol akan mulai diterapkan sebagai bahan bakar kendaraan fuel
cell . Secara ekonomi metanol mempunyai dampak yang cukup berarti terhadap
perkembangan dunia karena dapat menyumbangkan pendapatan 12 milyar USD per tahun
dan dapat menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.

i negara-negara maju, fuel cell telah berkembang secara pesat. Saat ini, penelitian dan
pengembangan proton exchange membrane fuel cell (PEMFC) sedang diarahkan sebagai
mesin kendaraan bermotor. Beberapa produsen mobil seperti BMW, Nissan, Toyota,
Ford, Daimler Chrysler, dan Mazda telah berhasil membuat prototip mobil listrik yang
disebut Fuel Cell Vehicles (FCVs) dengan bahan bakar metanol. Mesin mobil prototip ini
umumnya masih menggunakan metanol secara tidak langsung karena masih memakai
reformer untuk merubah metanol menjadi hidrogen murni. Pada sistem ini reformer
menjadi masalah oleh karena itu mulai dikembangkan direct methanol fuel cell (DMFC)
tanpa adanya reformer. Mesin mobil DMFC tinggal menunggu penyempurnaan secara
teknik maupun ekonomi sebelum diluncurkan ke pasaran.

Penjualan kendaraan fuel cell akan membuka secara luas pasar metanol di dunia,
diperkirakan peningkatan kebutuhan metanol sampai dengan tahun 2020 sebesar 34,175
milyar gallon atau 3 kali produksi metanol saat ini 12,5 milyar galon. Ini akan merupakan
peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi negara-negara produsen metanol. Indonesia
sebagai salah satu produsen metanol dengan kapasitas produksi 330 juta galon per tahun,
dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah kapasitas produksi dan volume
penjualan. Pertamina dan PT. Kaltim Methanol Industry harus tanggap peluang ini karena
metanol dimasa mendatang akan menjadi komoditas yang sangat penting.

2. Direct Methanol Fuel Cell (DMFC)

DMFC merupakan fuel cell jenis proton exchange membrane (PEM) yang merubah
secara langsung metanol menjadi energi listrik melalui suatu proses kimia. Prinsip kerja
DMFC adalah metanol dan air bereaksi pada anoda menghasilkan karbon dioksida,
proton, dan elektron. Selanjutnya proton bermigrasi melalui elektrolit polimer (misal
Nafion) menuju katoda kemudian bereaksi dengan oksigen dari udara menghasilkan air.
Pada umumnya DMFC beroperasi pada temperatur sekitar 80 o C dengan efisiensi antara
40 – 50 %.

Sampai saat ini masih ada berbagai kelemahan pengunaan DMFC baik dari segi biaya
produksi maupun dari segi teknik. Berdasarkan data tahun 1999 biaya pembangkitan
listrik DMFC per 1 kW masih sekitar 550 USD. Ongkos produksi yang tinggi ini terus
ditekan agar mencapai harga 50 USD atau kurang dari nilai tersebut sehingga cukup
kompetitif dengan mesin pembakaran internal (internal combustion engine ICE).
Diharapkan pada kurun waktu antara tahun 2000 – 2003 akan dapat dicapai nilai 50 USD/
kW. Kelemahan teknis yang masih menjadi kendala ialah adanya metanol yang melintas
melalui polimer elektrolit menuju katoda. Hal ini secara langsung akan menurunkan
efisiensi dan unjuk kerja DMFC. Untuk mereduksi kelemahan teknis itu, saat ini sedang
difokuskan penelitian dan pengembangan untuk mendapatkan bahan penghalang yang
lebih maju untuk membendung metanol yang melintas.

3. Mobil Fuel Cell

Mobil Fuel cell atau Fuel Cell Vehicles FCVs, merupakan kendaraan bermotor dengan
mesin penggerak fuel cell. Dalam pengembangannya FCVs diarahkan pada kendaraan
bermotor dengan bahan bakar metanol atau Methanol Fuel Cell Vehicles MFCVs.
Sasaran utama pengembangan ini adalah pada penggunaan mesin berteknologi DMFC.
Kendaraan bermotor dengan mesin penggerak direct methanol fuel cell (DMFC) ini
disebut Direct Methanol Fuel Cell Vehicles, DMFCVs.

Ada banyak keuntungan dari penggunaan teknologi fuel cell untuk kendaraan bermotor,
antara lain ramah lingkungan, bersih, lebih aman, dan resiko yang relatif kecil. FCVs
sangat kecil melepaskan COx dan NOx ke lingkugan dan mempunyai resiko kebakaran
yang cukup kecil dibandingkan dengan mobil mesin bakar internal ICE (internal
combustion engine). Satu hal yang cukup mengesankan adalah unjuk kerja FCVs sangat
baik saat berjalan dan berhenti. Hal ini tidak dimiliki oleh mobil dengan sistem mesin
konvensional ICE. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Argonne National
Laboratory diperkirakan bahwa mobil fuel cell mempunyai efisiensi energi 2,1 – 2,6 kali
lebih besar dari mobil ICE sedangkan data menurut The Pembina Institute diperkirakan
1,76 kali lebih besar dari sistem ICE [2].

Beberapa perusahaan yang telah dan sedang mengembangkan FCVs antara lain Daimler
Chrysler, BMW, Ford Motor Company, Mazda, Toyota , Honda, Nissan, General Motor/
Opel, dan Renault.

4. METANOL

Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol – alkohol
lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam
lemak dan minyak . Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon
dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7 oC dengan panas
pembentukan (cairan) –239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC . Metanol mempunyai panas fusi
103 J/g dan panas pembakaran pada 25 oC sebesar 22,662 J/g. Tegangan permukaan
metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya pada 25 oC sebesar 1,370 J/
(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang sama adalah 2,533 J/(gK) [4]. Sebagai
alkohol alifatik yang paling sederhana dengan rumus kimia CH3OH, reaktifitas metanol
ditentukan oleh group hidroksil fungsional. Metanol bereaksi melalui pemutusan ikatan
C-O atau O-H yang dikarakterisasi dengan penggantian group –H atau –OH.

Metanol dapat diproduksi dari dua macam metoda yaitu metoda alamiah dengan cara
ekstraksi atau fermentasi, dan metoda sintesis dengan cara sintesis gas hidrogen dan
karbon dioksida atau oksidasi hidrokarbon atau dengan cara elektro/radiasi sintesis gas
karbon dioksida. Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti : gas
alam, dan batu bara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metanol paling ekonomis
diproduksi dari gas alam dibanding dari batu bara. Biaya produksi metanol dari gas alam
sekitar 0,736 USD/galon sedangkan dari batu bara sekitar 1,277 USD/galon. Perusahaan
penghasil metanol di Indonesia diantaranya adalah Pertamina dan PT. Kaltim Methanol
Industry (PT. KMI) dengan bahan baku gas alam. Pabrik metanol Pertamina berada di
Pulau Bunyu dengan kapasitas produksi 110 juta galon/tahun sedangkan pabrik metanol
PT. KMI berada di Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi sekitar 220 juta
galon/tahun. Produksi metanol dari Indonesia diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri antara 167.000 – 834.000 galon per bulan selebihnya dieksport ke
Amerika , Korea , Jepang, dan Taiwan . Saat ini kapasitas produksi metanol dunia
diperkirakan sekitar 12,5 milyar galon (37,5 juta ton) per tahun. Jika dilihat dari jumlah
ini maka produksi metanol Indonesia hanya sekitar 2,67% dari produksi dunia.

MFCVs merupakan mobil masa depan yang sangat menjanjikan dengan berbagai
keunggulan dibanding dengan mobil konvensional ICE. Mobil fuel cell mempunyai
efisiensi energi antara 2,1 – 2,6 kali lebih besar dari mobil ICE. Dari hasil penelitian
California Air Resources Board (CARB) mobil ini sangat ramah lingkungan karena
sangat sedikit melepaskan gas karbon oksida, NMOG (non methane organic gases) dan
NOx ke lingkungan. Dari tabel di bawah jelas terlihat bahwa MFCV (Methanol Fuel Cell
Vehicle) mengemisikan NMOG, COx, dan NOx masing-masing sekitar 0,0034 ; 0,016
dan 0,0025 g/mil sedangkan DMFCV (Direct Methanol Fuel Cell Vehicle) melepaskan
NMOG 0,0001 g/mil sedangkan COx dan NOx nihil. Hasil ini menunjukkan bahwa
mobil fuel cell jauh lebih baik dibandingkan dengan jenis mobil ICE yang khusus
didesain dengan emisi sangat rendah seperti TLEV (Total Low Emission Vehicle), LEV
(Low Emission Vehicle), ULEV (Ultra Low Emission Vehicle), dan SULEV (Super
Ultra Low Emission Vehicle).

http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Artikel
%20Lepas&artikel=tk1

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah
senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap,
tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan
daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar
dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses
tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap
metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi
karbon dioksida dan air.

Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air
adalah sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila
berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.

Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi
pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan
menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan
utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai
wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini
metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air
dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian,
gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan
katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan
tahap sintesisnya adalah eksotermik.

[sunting] Sejarah
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam
campuran, termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu.
Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang
menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu.
Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli
kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan komposisi
kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene untuk kimia organik, yang
diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur") + hŷlē = kayu (bagian dari pohon). Kata
itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi mereka
melakukan kesalahan.

Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk
mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun
1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia
{il}) yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal,
diambil dari kata "methyl".

Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF
mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida
and hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng
kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim —tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000
atm), dan temperatur sekitar 400 °C. Produksi metanol modern telah lebih effisien
dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih
rendah.

Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis minyak
bumi terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah timbul pada
pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk menghasilkan harga
yang lebih murah, beberapa produsen cenderung mencampur metanol lebih banyak.
Produsen lainnya menggunakan teknik pencampuran dan penanganan yang tidak tepat.
Akibatnya, hal ini menurunkan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, metanol
masih menarik utuk digunakan sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan
bakar fleksibel yang dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat
beroperasi dengan setiap kombinasi etanol, metanol dan/atau bensin.

[sunting] Produksi
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen dari
gas alam. Terdapat tiga proses yang dipraktekkan secara komersial.

Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (10–20 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 °C),
metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas
sintesis menurut reaksi kimia berikut:

CH4 + H2O → CO + 3 H2

Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi
endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor
katalitik yang digunakan.

Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk
menghasilkan gas sintesis melalui reaksi kimia berikut:

2 CH4 + O2 → 2 CO + 4 H2

reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ
untuk menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut
dikombinasikan, proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2
dapat diatur dengan menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift
reaction):

CO + H2O → CO2 + H2,

untuk menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol.

Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk
menghasilkan metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran
tembaga, seng oksida, dan alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI di tahun 1966.
Pada 5–10 MPa (50–100 atm) dan 250 °C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari
karbon monoksida dan hidrogen dengan selektifitas yang tinggi:

CO + 2 H2 → CH3OH

Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3
mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya
memerlukan 2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara
mengatasi kelebihan hidrogen ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke
dalam reaktor sintesis metanol, dimana ia akan bereaksi membentuk metanol sesuai
dengan reaksi kimia berikut:

CO2 + 3 H2 → CH3OH + H2O

Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk
menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas
alam, produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah
perusahaan (Sasol) menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu
bara.

[sunting] Kegunaan
Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam, dikarenakan metanol
tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Metanol campuran merupakan bahan
bakar dalam model radio kontrol.

Salah satu kelemahan metanol sebagai bahan bakar adalah sifat korosi terhadap beberapa
logam, termasuk aluminium. Metanol, merupakan asam lemah, menyerang lapisan oksida
yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:

6 CH3OH + Al2O3 → 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O

Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut
merupakan bahan bakar terbarui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil
modern pun masih tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan
bakar tanpa modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai solven dan sebagai antifreeze,
dan fluida pencuci kaca depan mobil.

Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya.
Sekitar 40% metanol diubah menjadi formaldehyde, dan dari sana menjadi berbagai
macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.

Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air
limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat
menjadi nitrogen.
bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada tekanan
atmofser, mengijinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan penyimpanan dan
penanganan yang mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan dalam
perlengkapan elektronik.

http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol

Metanol atau yang lebih dikenal dengan alkohol kayu atau metil alkohol adalah turunan
alkohol yang paling sederhana. Metanol adalah cairan yang tidak berwarna, volatil dan
mudah terbakar.

Sebenarnya metanol telah dikembangkan sejak tahun 1923. Teknologi proses yang
pertama kali dikembangkan adalah High Pressure oleh BASF. M. Pier, yang tergabung
dengan BASFberhasil memproduksi metanol sintesis dengan tekanan 1000 bars dengan
menggunakan katalis zinc cromate. Pabrik metanol sintesis pertama dibangun di Leuna,
Jerman. Amerika sendiri membangun pabrik metanolnya pada tahun 1926. Sayangnya,
pada tahun 1930-1935 produksi metanol menurun secara drastis karena sintesis gas justru
ditujukan untuk sintesis amonia.

Berkembangnya proses purifikasi dan gasifikasi terbaru berbasis hidrokarbon menjadi


titik balik produksi metanol. ICI mengembangkan teknologi proses low pressure.
Pabriknya didirikan di Billingham pada tahun 1966. Selanjutnya, teknologi metanol
semakin berkembang, diantaranya seperti LURGI CORP, Mitsubishi Gas Chemical
Company, dll. Setiap pemegang lisensi terus mengembangkan proses yang mereka
punyai, mulai dari aktivasi katalis, pemanfaatan CO2, purifikasi dan reaktor sintesis
metanol.

Metanol tidak hanya dapat disintesis dari gas alam tapi juga dari batu bara. metanol dari
batu bara bahkan lebih sederhana dan mudah. Batu bara di pulverisasi dan dibersihkan
lalu diumpankan ke gasifier bed. Batu bara ini direaksikan dengan oksigen dan steam
sehingga menghasilkan gas sintesis. Produksi selanjutnya sama seperti lazimnya
pembuatan metanol dari gas alam. Hanya saja pembuatan metanol dari batu bara ini
sedikit lebih mahal dibandingkan dengan proses yang berbahan baku gas alam.

Metanol digunakan sebagai bahan baku untuk zat kimia seperti formaldehid dan metil
tertier butil eter, sebagai campuran bahan bakar yang ramah lingkungan. Metanol juga
dikembangkan sebagai fuel cell. Di masa yang akan datang metanol juga dapat digunakan
sebagai biosubstrat.

http://syelviapoe3.wordpress.com/2007/04/10/metanol-dulu-dan-sekarang/

Anda mungkin juga menyukai