Anda di halaman 1dari 3

Evolusi Virus Influenza A-H1N1

Ditulis Rabu, 05/06/2009 oleh Tri Satya Naipospos

Para ahli dunia mengatakan, banyak faktor yang memengaruhi dan mengawal epidemiologi dan
evolusi virus influenza A-H1N1 sampai pada bentuknya sekarang. Lebih lanjut dikatakan,
apabila strain baru yang berbahaya meloncat kembali ke manusia, sudah pasti akan timbul
konsekuensi mengerikan. Wabah influenza A (H1N1) di Meksiko dan Amerika Serikat yang
menular dari manusia ke manusia membuat dunia khawatir akan potensinya menyebar ke seluruh
dunia. Pastinya penyebab wabah ini tidak sama dengan virus influenza klasik yang biasa
menyerang manusia (seasonal influenza).

Sejak dulu para ahli mengetahui bahwa virus influenza mempunyai kemampuan saling
mempertukarkan komponen genetik satu sama lain. Kelihatannya yang terjadi dalam wabah kali
ini sangat unik karena penyebab wabah adalah virus influenza tipe A H1N1 strain baru yang
dihasilkan dari percampuran berbagai versi virus influenza yang biasanya menyerang berbagai
spesies (manusia, unggas, dan babi) tanpa memiliki riwayat kontak dengan babi.
Evolusi virus influenza sangat ditentukan oleh peran babi yang bertindak sebagai reservoir utama
dari virus ini dan babi juga memainkan peranan penting dalam ekologi virus influenza manusia.
Virus influenza H1N1 dan H3N2 sudah menjadi endemik pada populasi babi di seluruh dunia
dan dianggap sebagai penyebab penyakit pernapasan yang paling berbahaya pada babi.

Epidemiologi
Awal sejarah virus influenza A dimulai pada saat berlangsungnya pandemi influenza Spanyol
1918. Hasil studi genetika mengindikasikan bahwa virus penyebab pandemi yaitu virus influenza
tipe A H1N1 sangat mungkin menular dari manusia ke babi. Meskipun ada ahli lain mengatakan
bahwa virus penyebab pandemi 1918 adalah murni virus influenza unggas yang menular ke
manusia.
Setelah itu virus influenza H1N1 mulai secara alamiah bersirkulasi pada populasi babi di
Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Amerika Selatan. Virus ini stabil setidaknya selama 60 tahun
tanpa menunjukkan perubahan antigenik maupun genetik. Virus ini disebut H1N1 klasik.
Virus influenza manusia mampu menular ke babi semakin dapat dibuktikan dengan diisolasinya
virus H3N2 dari babi yang mirip dengan virus influenza manusia (human-like virus) di Taiwan
pada tahun 1970. Beberapa tahun kemudian, virus H3N2 ini juga muncul secara reguler pada
populasi babi di Asia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika.
Kemudian virus H1N1 yang mirip dengan virus influenza unggas (avian-like virus) ditemukan
pada populasi babi di Eropa pada tahun 1979. Virus ini berbeda secara antigenik dan genetik dari
virus H1N1 klasik. Semua segmen gen yang membentuk prototipe virus ini bersumber dari
unggas.
Virus H3N2 yang mengandung campuran segmen gen yang sama dengan virus influenza
manusia dan virus klasik babi diisolasi dari populasi babi di AS pada tahun 1998. Penemuan ini
mengindikasikan bahwa telah terjadi proses penataan ulang (reassortment) dari gen- gen virus
influenza A yang selama ini bersirkulasi pada populasi babi di AS.
Evolusi virus
Tanda bahwa virus influenza A di seluruh dunia mulai berevolusi secara cepat dan memicu
timbulnya berbagai varian baru setiap tahun mulai terlihat dalam 10 tahun terakhir. Proses
evolusi mengindikasikan bahwa babi berperan sebagai induk semang perantara atau tabung
pencampur (mixing vessel) bagi penataan ulang gen-gen antara virus manusia dan unggas.
Dari hasil penelusuran virus H3N2 sepanjang 1998-1999 di AS, para ahli menemukan baik virus
double reassortant yang mengandung campuran gen-gen virus manusia dan babi begitu juga
virus triple reassortant yang mengandung campuran gen-gen virus influenza manusia, babi, dan
unggas.
Introduksi virus H1N1 dari unggas ke babi terjadi di wilayah timur selatan China dan sejak tahun
1993 virus ini biasa bersirkulasi pada populasi babi di Asia Tenggara dan bercampur dengan
virus H1N1 klasik. Tahun 2008 ditemukan virus H3N2 double reassortant yang mengandung
gen-gen virus manusia dan unggas, serta triple reassortant—membawa virus gen manusia, babi,
dan unggas.
Pembentukan virus triple reassortant yang terjadi melalui proses genetic drift mempunyai
implikasi baik bagi manusia maupun hewan. Virus triple assortant lain diisolasi dari babi di AS
pada 2006. Virus ini mengandung gen-gen virus manusia yang sama dengan isolat virus H2N2
manusia penyebab pandemi influenza Asia 1957.

Penularan ke manusia
Setelah pandemi influenza 1918 sampai saat ini, penularan virus influenza A ke manusia
dikatakan terbatas. Infeksi virus H3N2 dan H1N1 pada manusia dideteksi sporadis sejak 1950.
Tercatat 50 kasus zoonosis influenza A terjadi di AS (32), Ceko (6), Belanda (4), Rusia (3),
Swiss (3), Kanada (1) dan Hongkong (1).
Kejadian sekarang mengingatkan para ahli dunia pada peristiwa 1976 di AS. Sebanyak 200
tentara di pusat pelatihan militer Fort Dix di New Jersey jatuh sakit dan 4 orang menderita
radang paru-paru, seorang meninggal dunia. Virus penyebab diidentifikasi virus influenza A-
H1N1 turunan langsung dari virus pandemi flu 1918.
Virus H3N2 triple assortant berhasil diisolasi dari seorang bayi berumur 7 bulan di Kanada pada
tahun 2007. Mengingat tidak ada riwayat kontak dengan babi, dipercaya virus ini menular dari
manusia ke manusia.

Zoonosis baru
Para peneliti mengatakan, terbentuknya virus influenza A secara dramatis berbeda dari
sebelumnya dapat menjadi ancaman zoonosis baru bagi manusia. Meskipun masih banyak
misteri dalam proses evolusi virus influenza yang belum terungkap, para ahli memprediksi
kecenderungan peningkatan penularan antarmanusia berpotensi memunculkan pandemi
berikutnya.
Ada sejumlah faktor yang mempercepat potensi virus influenza ini menjadi zoonosis baru.
Pertama, babi sering kali kontak baik dengan manusia dan unggas, terutama di China, AS dan
Brasil. Kedua, strain virus yang sama bisa menginfeksi dan menyebar baik di populasi manusia
dan babi, seperti H1N1 1918 atau H3N2 1968. Ketiga, manusia bisa terinfeksi dengan virus asal
unggas, tetapi virus influenza A dari babi diketahui bisa menyebar antarmanusia, seperti di Fort
Dix.
Keempat, penataan ulang gen-gen virus influenza sering kali terjadi pada babi. Kelima, babi
memiliki reseptor sel permukaan baik untuk manusia dan unggas. Keenam, dilaporkan bahwa
virus triple reassortant asal babi telah menyebabkan dua anak sakit di Eropa.

Oleh TRI SATYA PUTRI NAIPOSPOS (OIE Regional Coordination Unit for Southeast Asia
in Bangkok)

Anda mungkin juga menyukai