wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan
syukur kehadirat allah swt. Yang mana pada
siang hari ini kita dapat berkumpul diruang
tutorial yg nyaman ini. Tak lupa salawat serta
salam kita haturkan pada junjungan kita nabi
besar Muhammad saw.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya
di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah,
ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).
Apabila kamu mati dalam tidur itu maka kamu mati dalam keadaan bersih; dan
jadikanlah bacaan itu sebagai penghabisan dari semua perkataanmu.“ (Riwayat Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Catatan mengenai bangun pada tengah malam untuk mengerjakan shalat malam: Kalau
masih diberi umur, usahakan shalat tahajjud bersama suami/isteri
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda : „Syetan mengikat pada
tengkuk kepala salah seorang di antara kamu sekalian sewaktu tidur dengan tiga ikatan.
Pada masing-masing ikatan syetan itu berkata : „Tidurlah lagi malam masih panjang.“
Apabila orang itu bangun kemudian dzikir kepada Allah ta`ala maka lepaslah satu ikatan;
apabila ia berwudlu’ maka lepaslah satu ikatan lagi; dan apabila ia shalat maka lepaslah
semua ikatan itu sehingga pada waktu pagi ia akan tangkas dan tenang jiwanya;
sedangkan kalau tidak, maka ia akan lesu dan malas.“ (Riwayat Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Dari Jabir r.a berkata : „Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, „Sesungguhnya pada
waktu malam ada satu saat dimana bila seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah
ta’ala baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun urusan akhirat niscaya Allah
mengabulkan permohonannya itu. Dan saat yang demikian itu ada pada setiap malam.“
(Riwayat Imam Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a, berkata, Rasulullah saw. Bersabda : „Allah sangat mengasihani
seorang laki-laki yang bangun pada waktu malam kemudian mengerjakan shalat dan ia
mau membangunkan isterinya; bila istrinya enggan untuk bangun maka ia menyiramkan
air pada muka istrinya itu. Allah sangat mengasihani seorang perempuan yang bangun
pada waktu malam kemudian mengerjakan shalat dan ia mau membangunkan suaminya;
bila suaminya enggan untuk bangun maka ia menyiramkan air pada muka suaminya itu.“
(Riwayat Imam Abu Daud).
Dari Abu Hurairah dan dari Abu Sa’id r.a berkata, Rasulullah saw. Bersabda : „Apabila
seorang laki-laki membangunkan istrinya pada waktu malam kemudian keduanya shalat
atau ia shalat dua raka’at dengan bersama-sama maka masing-masing dicatat dalam
golongan orang-orang yang selalu dzikir kepada Allah.“ (Riwayat Imam Abu Daud).
Dari `Aisyah r.a. berkata : „Bila Rasulullah saw tidak bisa mengerjakan shalat pada
waktu malam karena sakit atau karena sesuatu yang lain maka beliau mengerjakan shalat
dua belas raka’at pada waktu siang.“ (Riwayat Imam Muslim).
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada
dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia.
Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)
Dari Anas r.a. bahwasanya pada suatu malam Rasulullah saw. Mengakhirkan shalat Isya’
sampai tengah malam kemudian beliau menatap kami setelah selesai shalat serta bersabda
: „Orang-orang telah shalat dan telah tidur, sedangkan kamu sekalian tetap dianggap
mengerjakan shalat selama kamu menantikan shalat.“ (Riwayat Imam Bukhari).
3. Orang-orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.
Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-
orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan" (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)
Dari Al Barra’ bin `Azib r.a. berkata : „Rasululah saw. Memasuki sela-sela barisan
sambil mengusap dada dan bahu kami, serta bersabda : „Janganlah kamu sekalian
berbengkok-bengkok karena nanti hatimu akan berbengkok-bengkok.“. Beliau bersabda
pula : „Sesungguhnya Allah mengaruniakan rahmat dan malaikatNya memohonkan
rahmat kepada orang-orang yang berada pada shaf pertama.“ (Riwayat Imam Abu Daud).
Dari `Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda : „Sesungguhnya Allah memberikan
rahmat dan malaikat memohonkannya kepada orang-orang yang berada pada shaf sebelah
kanan.“ (Riwayat Imam Abu Daud).
Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim
meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah
dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf"
(Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib
I/272)
Catatan mengenai menyempurnakan shaf pertama dan merapatkan shaf: (Supaya sama
dengan shalatnya malaikat)
Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata : „Rasulullah keluar kepada kami dan bersabda :
„Kenapa kamu sekalian tidak berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan
Tuhan?“. Kami bertanya : „Wahai Rasulullah, bagaimana para malaikat itu berbaris di
hadapan Tuhan.“ Beliau menjawab : „Mereka menyempurnakan barisan pertama dan
mereka rapat di dalam barisan.“ (Riwayat Muslim).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka
ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan
ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no.
782)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para
malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam
tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para
malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh
Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Malaikat itu selalu
memohonkan rahmat kepada salah seorang di antara kamu sekalian selama ia berada pada
suatu tempat yang mana ia shalat di tempat itu, selama ia tidak berhadats. Malaikat itu
berdoa: “Allaahummaghfir lahu, Allaahummarhamhu“ (Wahai Allah ampunilah dosa
orang itu, wahai Allah kasihanilah orang itu.) (Riwayat Imam Bukhari).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Para malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para malaikat (yang menyertai
hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke
langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi
pada waktu shalat 'Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat
'Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal,
lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?'. Mereka
menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami
tinggalkan mereka sedangkan mereka juga sedang melakukan shalat, maka ampunilah
mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Ahmad Syakir)
Dalam riwayat At Turmudzy dari `Utsman r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda :
„Barangsiapa mengerjakan shalat Isya’ dengan berjama’ah maka ia dianggap
mengerjakan shalat setengah malam, dan barangsiapa yang shalat Isya’ dan Shubuh
dengan berjama’ah maka ia dianggap mengerjakan shalat semalam suntuk.“ (Riwayat
Imam At Turmudzy).
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan
orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang
malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan
sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata: 'Aamiin, dan engkaupun mendapatkan
apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)
Dari Abud Darda` ra. bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Tiada
seseorang muslim yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu
kecuali malaikat berkata: “Dan untuk kamu juga seperti itu.“ (Riwayat Imam Muslim).
Dari Abud Darda` ra. bahwasanya Rasulullah saw.bersabda :“Doa seseorang muslim
kepada saudaranya itu mustajab; pada kepala seorang muslim itu ada malaikat yang
diberi tugas dimana bila ia mendoakan baik kepada saudaranya maka malaikat yang
diberi tugas itu mengucapkan: “Semoga Allah mengabulkan, dan untukmu juga seperti
itu.“ (Riwayat Muslim).
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya
kecuali dua malaikat turun kepadanya. Salah satu di antara keduanya berkata, 'Ya Allah,
berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah
harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)
Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra.,
bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)
Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi saw. datang ke tempat Sa’d bin `Ubadah ra. kemudian ia
menyajikan roti dan mentega maka beliau pun memakannya serta bersabda : “Telah
berbuka di tempatmu orang-orang yang berpuasa, dan memakan makananmu orang-orang
yang baik, serta malaikat mendoakan kamu. (Riwayat Imam Abu Daud).
Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan
mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang
kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no.
754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")
Dari `Ali ra berkata : “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Setiap muslim yang
menjenguk sesama muslim pada waktu pagi maka ia akan dimintakan rahmat oleh 70.000
malaikat sampai waktu sore. Dan bila ia menjenguknya pada waktu sore maka ia akan
dimintakan rahmat oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai waktu pagi serta ia mendapat
jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam surga.“ (Riwayat Imam At Turmudzy).
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim terhadap seorang ’abid (orang yang selalu
beribadah tetapi tidak pandai) itu bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah
di antara kalian.“ Kemudian Rasulullah saw. meneruskan sabdanya: “Sesungguhnya
penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya
bershalawat (memintakan rahmat) kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada
orang lain" (Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)
Dari Abud Darda` ra. berkata, “Saya mendengar Rasululah saw. bersabda: “Barangsiapa
yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Alah memudahkan baginya jalan ke
surga. Dan sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang
menuntut ilmu karena puas dengan apa yang diperbuatnya, dan bahwasanya penghuni
langit dan bumi sampai ikan yang ada di lautan itu senantiasa memintakan ampun kepada
orang yang pandai....“
“Kelebihan si `alim terhadap si `abid adalah bagaikan kelebihan bulan purnama terhadap
bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya ulama` itu adalah pewaris para Nabi dan
bahwasanya Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham (kekayaan duniawi) tetapi para
Nabi mewariskan ilmu pengetahuan, maka barangsiapa yang mengambil (menuntut) ilmu
maka ia telah mengambil bahagian yang sempurna.“ (Riwayat Imam Abu Daud dan
Imam At Turmudzy).
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda : “Bila sesuatu kaum berkumpul
pada salah satu dari rumah-rumah Allah dimana mereka membaca dan mempelajari Al
Qur’an maka turunlah ketenangan di tengah-tengah mereka, serta mereka selalu diliputi
oleh rahmat, dikerumuni oleh malaikat, dan disebut-sebut Allah di depan malaikat yang
berada di sisiNya.“ (Riwayat Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. dari Abu Sa’id ra., keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis untuk dzikir kepada Allah
melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, diliputi rahmat, diturunkan ketenangan, dan
mereka disebut-sebut Allah di hadapan malaikat yang ada di sisiNya.“