Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN

ORGANISASI INTERNASIONAL

D.Fungsi Perwakilan Diplomatik

Diplomatik (diplomacy) berarti sarana yang sah atau legal, terbuka dan terang-terangan yang
digunakan oleh suatu negara dalam melaksanakan politik luar negerinya.
Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia
di Luar Negeri, perwakilan diplomatik adalah kedutaan besar Republik Indonesia dan
perutusan tetap Republik Indonesia yang melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah
negara penerima dan/atau pada organisasi internasional untuk mewakili dan memperjuangkan
kepentingan bangsa, negara dan pemerintah Republik Indonesia.
1. Perwakilan Negara di Luar Negeri
Di Indonesia sehubungan dengan usaha menjalin hubungan internasional ini didasarkan
pada UUD 1945 pasal 13 yang di dalamnya berisi :
Presiden mengangkat duta dan konsul
Dalam hal mengangkat duta dan konsul presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan meperhatikan pertimbangan
DPR

Jadi, fungsi diplomatik dalam arti politis adalah sebagai berikut


Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyrakat adil dan
makmur.
Menciptakan pesahabatan yang baik antar negara dalam mewujudkan pelaksanaan
tugas negara perwakilan diplomatik.

2. Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia


a. Tugas pokok perwakilan diplomatik
Perwakilan diplomatik ( Duta besar ) meiliki tugas pokok yang antara lain sebagai
berikut :
Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara
dengan pemerintah asing.
Mengadakan perundingan masalah masalah yang dihadapi oleh kedua negara itu
dan berusaha untuk menyelesaikannya.
Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
Apabila dianggap perlu dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, paspor, dsb
b. Fungsi perwakilan diplomatik menurut kongres Wina 1961
Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima
di dalam batas batas yang diijinkan oleh hukum internsional.
Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima sesuai
dengan UU dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.
Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.
c. Peranan perwakilan diplomatik

1
Menetukan tujuan dengan menggunakan semua daya upaya dan tenaga dalam
mencapai tujuan tersebut.
Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan
tenaga dan daya yang ada.
Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan
negara lain.
Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dan sebaik baikya dalam
menjalankan tugas diplomatiknya.
d. Tujuan Diadakannya Hubungan Diplomatik
Melindungi warga negara yang berada di luar negeri
Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara
penerima.
Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima.

3. Perwakilan Negara di Negara Lain dalam Arti Politis


a. Pengangkatan dan Penerimaan Perwakilan Diplomatik
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran perwakilan
diplomatik (dalam arti politis) maupun konsuler (dalam arti non-politis) dengan negara
lain adalah sebagai berikut :
1) Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan
mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun konsuler.
Kesepakatan tersebut berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam
bentuk : persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama (joint
declaration).
2) Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat
melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan atas
prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (reciprosity).
b. Kronologis pengangkatan perwakilan diplomatik

c. Tugas dan Fungsi Perwakilan Diplomatik


Tugas umum seorang perwakilan diplomatik adalah mencakup hal-hal berikut :
1) Representasi, perwakilan diplomatik mewakili kebijakan politik pemerintah
negaranya dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan
denganpemerintah negara penerima.
2) Negoisasi, untuk mengadakan perundingan atau pembicaraan baik dengan negara
dimana ia diakreditasi maupun dengan negara lain.
3) Observasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di
negara penerimayang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya.
4) Proteksi, melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan warga
negaranya yang berada di luar negeri.
5) Relasi, untuk meningkatkan hubungan persahabatan antar negara pengirim dengan
negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.

2
Fungsi Perwakilan diplomatik menurut Kongres Wina 1961 mencakup hal-hal
berikut:
1) Mewakili negara
2) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima
di dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional
3) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima
4) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima sesuai
dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim
5) Memelihara hubungan persahabatan antara dua negara
d. Perangkat Perwakilan Diplomatik
Pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina hubungan dengan negara
lain menurut ketetapan Kongres Wina Tahun 1815 dan Kongres Aux La chapella 1818
(Kongers Achen),dilakukan oleh perangkat-perangkat berikut :
1) Duta besar berkuasa penuh ( Ambassador ).
Duta besar merupakan duta yang berada di tingkatan tertinggi dan mepunyai
kekuasaan penuh dan luar biasa dan biasanya ditempatkan di negara negara yang
banyak menjalin hubungan timbal balik.
2) Duta ( Gerzant ).
Wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar, dalam
menyelesaikan segala persoalan kedua negara dia diharuskan berkonsultasi
dengan pemerintahnya.
3) Menteri residen.
Menteri residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara, dia hanya
engurus urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak mengadakan
pertemuan dengan kepala negara dimana mereka bertugas.
4) Kuasa usaha ( Charge de Affair ).
Kuasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara dapat dibedakan atas :
Kuasa usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan.
Kuasa usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan
ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat.
5) Atase.
Atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase ini terbagi
menjadi dua yaitu :
Atase pertahanan.
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan depertemen
luar negeri dan diperbantukan di kedutaan besar serta diberikan kedudukan
sebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di bidang militer
dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.
Atase teknis.
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak berasal dari
depertemen luar negeri dan ditempatkan di salah satu kedutaan besar, atase ini
berkuasa penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengan tugas
pokok dari departemennya sendiri.
e. Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik

Para diplomat, stafnya, bahkan gedung misi mempunyai kekebalan dan keistimewaan
yang dipraktekkan sesuai dengan Konvensi Wina 1961. Pemberian kekebalan dan
keistimewaan diplomatik itu berpedoman kepada asas "Par in parem imperium non
habet" (suatu negara berdaulat tidak boleh menerapkan yurisdiksinya atas negara
berdaulatlain).
Pemberian kekebalan dan keistimewaan diplomatik merupakan aspek yang sangat

3
penting untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas dan pelaksaan fungsi para
pejabat diplomatik secara efisien dari negara yang diwakilinya.

1) Kekebalan Perwakilan Diplomatik


Kekebalan diplomatik (immunity) bersifat involability (tidak dapat diganggu gugat)
antara alin mencakup :
Pribadi Pejabat Diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat kekuasaan
negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap gangguan dari serangan
atas kebebasan dan kehormatannya, dan kekebalan dari kewajiban menjadi
saksi.
Kantor perwakilan (rumah kediaman), yaitu mencakup kekebalan gedung
kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan lambang bendera
atau daerah ekstrateritorial. Bila ada penjahat atau pencari suaka politik masuk
ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan atas permintaan pemerintah
karena para diplomat tidak memiliki hak asylum, hak untuk memberi
kesempatan kepada suatu negara untuk memberi kesempatan kepada warga
negara asing untuk melarikan diri.
Korespodensi diplomatik, kekebalan yang mencakup dokumen, arsip, surat
menyurat, termasuk kantor diplomatik dan sebagainya kebal dari pemeriksaan.

2) Keistimewaan Perwakilan Diplomatik


Keistimewaan Perwakilan Diplomatik sebagaimana diatur dalam Konvensi Wina
1961 dan 1963 mencakup :
Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, yaitu antara lain pajak
penghasilan, kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televisi, bumi dan
bangunan, rumah tangga, dan sebagainya.
Pembebasan dari kewajiban pabean, yaitu antara lain bea masuk, bea keluar,
bea cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang
keperluan sendiri, keperluan rumah tangga, dan sebagainya.

4. Perwakilan Negara di Negara lain dalam Arti Non-politis (Konsuler)


Dalam arti nonpolitis hubungan diplomatik suatu negara diwakili oleh korps konsuler yang
terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut :
1) Konsul Jendral
Konsul jenderal adalah wakil resmi sebuah negara yang ditugaskan di luar wilayah
metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri. Kantor tempat konsul bertugas
disebut konsulat atau konsulat jenderal.
2) Konsul dan Wakil konsul.
Konsul mengepalai satu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada
konsul jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang
kadang diserahi pimpinan kantor konsuler.
3) Agen konsul.
Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal hal yang
bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ini ditugaskan di
kota kota yang termasuk kekonsulan.

a. Fungsi Perwakilan Konsul


Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri, perwakilan konsul menyelenggarakan fungsi
a) Perlindungan terhadap kepentingan Warga Negara Indonesia dan Badan
Hukum Indonesia di wilayah kerja dalam wilayah Negara Penerima.

4
b) Pemberian bimbingan dan pengayoman terhadap Warga Negara Indonesia dan
Badan Hukum Indonesia di wilayah Negara Penerima.
c) Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang
perekonomian,perdagangan,perhubungan,kebudayaan,dan ilmu pengetahuan.
d) Melaksanakan pengamatan,penilaian,dan pelaporan.
e) Menyelenggarakan urusan pengamanan,penerangan,konsuler,protokol,
komunikasi,dan persandian.
f) Melaksanakan urusan tata usaha,kepegawaian,keuangan,perlengkapan,dan
urusan rumah tangga perwakilan konsuler.

b. Tugas-tugas Konsul
Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan antara lain mencakup bidang
bidang sebagai berikut :
a) Bidang ekonomi,menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan
ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan,
pelaksanaan perjanjian perdagangan, dll.
b) Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan,melakukan pertukaran kebudyaan
dan pelajar.
c) Bidang-bidang lain seperti :
Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan
visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim.
Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
adiministratifnya.
Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan
atau badan lain di negara penerima.

c. Perbedaan Korps Diplomatik dengan Korps Konsuler


Korps Diplomatik :
Memelihara kepentingan negaranya melalui hubungan tingkat pejabat pusat.
Berhak membuat hubungan plitik
Mempunyai hak ektrateritorial
Satu negara hanya mempunyai satu perwakilan diplomatik
Korps Konsuler :
Memelihara kepentingan negaranya melalui hubungan tingkat daerah
Membuat hubungan Non politik
Tidak mempunyai hak ektrateritorial
Satu negara dapat memiliki lebih dari satu

5
d. Mulai dan Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik-Konsuler

Hal Diplomatik Konsuler


Mulai Yaitu saat menyerahkan surat (Pasal dan Konvensi
berlakunya kepercayaan (Lettre de creance/ Wina1963)memberitahukan
fungsi menurut pasal 13 konvensi Wina dengan layak kepada negara
1961) penerima)
Berakhirnya Sudah habis masa jabatan. (Pasal 23,24,dan 25
Fungsi Ia ditarik (recalled) oleh Konvensi Wina 1963)
pemerintah negaranya. Fungsi seorang pejabat
Karena tidak disenangi konsuler telah habis.
(dipersona non Grata). Penarikkan dari negara
Kalau negara penerima perang pengirim.
dengan negara pengirim (pasal Pemberitahuan bahwa ia
43 konvensi Wina 1961) bukan lagi sebagai
anggota staf konsuler.

E. Peranan Organisasi Internasioanl (ASEAN,AA,PBB) dalam Meningkatakan Hubungan


Internasioanal

1. Organisasi Internasional

Multilateralisme (organisasi Internasional) adalah suatu istilah hubungan internasional


yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara.Pendukung utama multilateralisme
adalah negara berkekuatan menengah (Kanada dan Negara Nordik).Dalam fiolosofi politik,
musuh dari multilateralisme adalah unilateralisme (negara sepihak).

2. Organisasi ASEAN (Association of southeast Asian Nations)


a. Sejarah singkat
ASEAN berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967,dan ASEAN didirikan oleh lima
Negara pemrakarsa dengan wakilnya masing-masing yaitu :
1) Indonesia : Adam Malik
2) Malaysia : Tun Abdul Razak
3) Filipina : Narciso R. Ramos
4) Singapura : S. Rajaratnam
5) Thailand : Thanat Khoman
Sejarah pembentukan ASEAN didasarkan pada kepentingan bersama hsalam bidang
ekonomi,sosial,budaya,faktor internal, dan faktor eksternal.
Faktor internal : adanya tekat bersatu untuk memperjuangkan kepentingan
bersama dan sama – sama sebagai bekas negara jajahan barat.
Faktor eksternal : adanya perang Vietnam (Indo – Cina) dan sikap RRC ingin
mendominasi Asia Tenggara
Brunai Darussalam adalah negara yang menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima
negara pemrakarsapada tanggal 8 Januari 1984. Sebelas tahun kemudian, ASEAN
menerima Vietnam sbg anggota baru pada tanggal 28 Juli 1995. Dua th kemudian, Laos
dan Myanmar masuk menjadi anggota ASEAN tgl 23 Juli 1997.Dua tahun kemudian
Kamboja juga bergabung menjadi anggota ASEAN.
b. Asas ASEAN
ASEAN berasaskan terbuka, yg berarti ASEAN memberikan kesempatan kerja sama
kepada negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (Timor Leste dan Papua).
c. Dasar atau Prinsip Utama ASEAN
Pembentukan ASEAN didasarkan pada prinsip-prinsip utama sebagai berikut :

6
1) Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional,
dan identitas nasional setiap negara.
2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yg bebas dari campur
tangan luar, subversi dan intervensi dari luar.
3) Tidak saling turut campur urusan dalam negeri masing – masing
4) Penyelesaian perbeda atau pertengkaran dan persengketaan secara damai
5) Tidak mempergunakan ancaman militer
6) Menjalankan kerjasama secara efektif antar anggota.

d. Tujuan ASEAN
Organisasi ASEANyang didirikan di Bangkok,memiliki dasar-dasar pertimbangan yang
menjadi tujuan sebagai berikut :
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan
dan tertib hokum.
3) Meningkatkan kerja sama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana – sarana latihan dan penelitian
5) Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa, dan meningkatkan
taraf hidup
6) Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi – organisasi
internasional dan regional.
e. Struktur ASEAN

Sebelum KTT Bali 1976 Sesudah KTT Bali 1976

1) ASEAN Mininsterial Meeting (Sidang 1) Summit Meeting (Pertemua kepala


Tahunan Para Menteri) pemerintahan) yg merupakan otoritas/
2) Standing Committee(Badan yg bersidang kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN
di antara dua sidang Menlu negara 2) ASEAN Ministerial Meeting (Sidang
ASEAN untuk menangani persoalan yg tahunan para menteri luar negri)
memerlukan keputusan menteri 3) Sidang para mentri lainnya(non –
3) Komite tetap dan khusus ekonomi)
4) Sekretariat nasional ASEAN pd setiap ibu 4) Standing Committee
kota negara ASEAN 5) Komite - komite

f. Pelaksanaan KTT ASEAN

Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN


KTT
KTT Resmi KTT Tidak Resmik
Ke-
1. Bali-Indonesia, 23-24 februari 1976 Jakarta-Indonesia,30 November 1996
2. Kuala Lumpur-Malaysia,4-5 Agustus 1977 Kuala Lumpur-Malaysia,14-16 Desember 1977
3. Manila-Filipina,14-15 Desember 1987 Manila-Filipina,27-28 November 1999
4. Singapura,27-29 Januari 1992 Singapura,22-25 November 2000
5. Bangkok-Thailand,14-15 Desember 1995
6. Hanoi-Vietnam,15-16 Desember 1998
7. Bandar Seri Begawan-Brunei Darusalam,5-6
November 2001
8. Phnom Penh-Kamboja,4-5 November 2002
9. Bali-Indonesia,7-8 Oktober 2003

7
10. Vientiane-Laos,29-30 November 2004
11. Kuala Lumpur-Malaysia,12-14 Desember 2005
12. Cebu-Filipina,Desember 2006
3. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika
a. Sejarah Singkat
KTT Asia-Afrika (Konferensi Bandung) : Konferensi tingkat tinggi antara negara Asia
dan afrika yang kebanyakan baru mendapat kemerdekaan.KTT ini dieselenggarakan
oleh Indonesia,Myanmar (dahulu Burma),Sri Lanka (dahulu Ceylon),India,Pakistan,dan
dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani. Pertemuan ini
berlangsung antara 18 April – 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia
dg tujuan memproposikan kerjasama ekonomi dan kebudayaa Asia – Afrika dan
melawan “kolonialisme” atau “neokolonialisme” Amerika Serikat.Sepuluh poin hasil
pertemuan ini dinamakan “Dasasila Bandung” yg berisi tentang pernyataan mengenai
dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia.

b. Isi Dasasila Bandung


1) Menghormati hak – hak dasar manusia dan tujuan serta asas – asas yang termuat di
dalam piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3) Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar
maupun kecil.
4) Tidak melakukan campur tangan antau intervensi dalam persoalan dalam negeri
negara kecil.
5) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara individu
maupun secara kolektif, yg sesuai dengan Piagam PBB.
6) (a)Tidak menggunakan peraturan – peraturan dan pertahanan kolektif untuk
bertindak bg kepentingan khusus dari salah satu negara besar.(b) Tidak melakukan
campur tangan terhadap negara lain.
7) Tdk melakukan tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrase, atau penyelesaian masalah hukum, ataupun lain
– lain cara damai, menurut pilihan pihak – pihak yg bersangkutan yang sesuai
dengan Piagam PBB.
9) Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
10) Menghormati hukum dan kewajiban internasional

c. Gerakan Non-Blok
Gerakan Non – Blok adalah organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara
yang tidak mengganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar
apapun.Negara yg menyelenggarakan KTT Non – Blok : Yugoslavia, Mesir, Zambia,
Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan,
Malaysia.GNB di bentuk tahun 1961 oleh Joseph Broz Tito (Presiden Yugoslavia),
Soekarno (Presiden Indonesia), Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir), Pandit
Jawaharlal Nehru (PM India), Kwane (Presiden Ghana) dan membawa negara yang
tidak ingin beraliansi dengan megara adidaya peserta Perang Dingin bersama
Pertemuan-Pertemuan KTT Gerakan Negara-negara Non-Blok:

No. Tempat Tahun Keterangan

Beograd (September 1961) Dihadiri oleh 25 anggota, masing-masinh 11 dari Asia dan

8
1. Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba, dan Siprus.
Kelompok ini mendedikasikan dirinyauntuk melawan
kolonialisme, imperialisme, dan neo-kolonialisme.

2. Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara anggota dimana


anggota-anggota barunya datang dari negara-negara
Kairo (Mesir) 1964 merdeka baru di Afrika..Kebanyakan dari pertemuan itu
digunakan untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan
Perang India-Pakistan.

3. Dihadiri oleh 54 negara dan salah satu poin yang paling


penting dalam pertemuan KTT tersebut adalah
membentuk sebuah organisasi permanen untuk
Lusaka (Tansania) 1969
menciptakan hubungan ekonomi dan politik. Kenneth
Kauda memainkan peranan yang penting dalam even
tersebut.

4. Aljazair 1973

5. Kolombo(Sri Lanka) 1976

6. Havana (Kuba) 1979

7. New Delhi (India) 1983

8. Harare (Zimbabwe) 1986

9. Beograd (Yugoslavia) 1989

10. Jakarta (Indonesia) 1992

11. Kolombia 1995

12. Cairo (Mesir) 1998

13. Namun,GNB kini tampak semakin tidak mempunyai


Malaysia (Februari 2003) relevansi sejak berakhirnya perang dingin.

d. Tujuan Gerakan Non-Blok


1) Mendukung perjuangan dekolonialisasi dan memegang teguh perjuangan melawan
imperalisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme apatheid, dan zionisme.
2) Wadah perjuangan negara – negara yang sedang berkembang.
3) Mengurangi ketegangan blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet (Rusia)
4) Tidak membebankan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata

4. Perserikatan Bangsa – Bangsa


a. Sejarah Singkat PBB
Perserikatan Bangsa – Bangsa atau di singkat PBB (United Nations ) adalah sebuah
organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh Negara di dunia. Lembaga ini
untuk memfasilitasi hukum internasional, pengaman internasional, lembaga ekonomi, dan
perlindungan sosial. Tahun 1915 AS berhasil menuangkan suatu konsep yg dirumuskan
oleh beberapa tokoh di Inggris mengenai “Liga” dg tujuan untuk menhindarkan ancaman
peperangan. Atas usulan presiden AS pd tanggal 10 Januari 1920 dibentuk suatu
organisasi internasional yang diberi nama Liga Bangsa – Bangsa (League of Nations).
Tujuan dari Liga Bangsa – bangsa adalah mempertahankan kedamaian internasional dan
meningkatkan kerjasama internasional. Tugas dari Liga Bangsa – bangsa adalah
menyelesaikan sengketa secara damai, shg peperangan dapat dicegah. Hasil dari Liga
Bangsa – Bangsa adalah Perjanjian Locarno, Perjanjian Kallog Briand.

9
Tapi, LBB tdk mampu menciptakan perdamaian dunia, akhirnya Perang Dunia II
meletus. Hal ini krn, munculnya kekuasaan Kaum Nazi di bwh pimpinan Hitler, dan
kaum Facis yg dipimpin Mussolini dari Italia. Saat Perang Dunia II, sngt dibutuhkan
organisasi dunia, Akhirnya Franklin Delano Roosevelt dan Winston Churchill
mengadakan pertemuan yang menghasilkan Piagam Atlantik, yang isinya :
a. Tidak melakukan perluasan wilayah di antara sesamanya.
b. Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan dan
menentukan nasib sendiri
c. Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdagangan dunia.
d. Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunia di mana setiap bangsa berhak
mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut dan kemiskinan.
e. Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai.

b. Tujuan PBB
a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional
b. Mengembangkan hubungan persaudaraan antara bangsa – bangsa
c. Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah internasional dlm bidang
ekonomi, sosial – budaya, dan hak asasi
d. Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan bersama cita –
cita di atas

c. Asas organisasi PBB :


a. Berdasarkan persamaan kedaulatan dari semua anggotanya.
b. Semua anggota hrs memenuhi dengan ikhlas kewajiban – kewajiban mereka
sebagaimana tercantum dalam piagam PBB.
c. Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan internasional dg jalan damai
tanpa membahayakan perdamaian, keamanan, dan keadilan.
d. Dlm hubungan internasional semua anggota harus menjauhi penggunaan ancaman
atau kekerasan terhadap orang lain.
d. Struktur Organisasi PBB

Dewan Ekonomi Dewan Keamanan Sekretaris


Dan Sosial

Dewan Majelis Mahkamah


Perwakilan Umum Internasional

Tugas Majelis Umum


a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional.
b. Berhubungan dengan kerjasama ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, dan
perikemanusiaan.

10
c. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yg belum mempunyai
pemerintahan sendiri yg bukan daerah stategis
d. Berhubungan dengan keuangan
e. Penetapan keanggotaan.
f. Mengadakan perubahan piagam
g. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan
Perwalian, Hakim Mahkamah Internasional.
Dewan Keamanan PBB tugasnya adalah menjaga perdamaian dan keamanan antarnegara.
Dewan keamanan PBB diberi hak dan wewenang untuk menentukan suatu hal atau masalah yang
dianggap mengganggu perdamaian, mengancam perdamaian, atau tindakan agresif.
Tugas Dewan Ekonomi dan Sosial :
1. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi dan sosial yang
digariskan oleh PBB.
2. Mengembangkan ekonomi, sosial, dan budaya
3. Memupuk hak asasi manusia
4. Mengkoordinasi kegiatan – kegiatan dibidang khusus dengan berkonsultan dan
menyampaikannya pada sidang umum anggota.

Komposisi Dewan Perwakilan :


1. Anggota yang menguasai daerah perwalian
2. Anggota tetap Dewan Keamanan.
3. Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang umum.

Fungsi Dewan Perwalian :


1. Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam negara untuk
mencapai kemerdekaan sendiri.
2. Memberikan dorongan untuk menghormati hak – hak asasi manusia
3. Melaporkan hasil pengawasan kepada Sidang Umum PBB

Tugas Mahkamah Internasional :


1. Memeriksa perselisihan antau sengketa antara negara – negara PBB yang
diserahkan kepada Mahkamah Internasional.
2. Memberi pendapat kepada Majelis Umum tentang penyelesaian sengketa antara
negara anggota PBB.
3. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak kepada salah satu pihak yg
menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional.
4. Memneri nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan
Keamanan

E.Politik Luar Negeri Republik Indonesia


A. Dasar pertimbangan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada
kenyataan sejarah, yaitu munculnya 2 kekuatan besar dunia. Blok barat dengan ideologi liberal
yang diodminasi Amerika dan blok timur dengan ideologi komunis dikuasai Uni Soviet.
Kenyataan demikian sangat berpengaruh terhadap usaha-isaha bangsa Indonesia dalam
konsolidasi demi kelangsungan demi bangsa. Pengaruh lainya adalah adanya ancaman dari
Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kondisi ini membuat tekad bangsa Indonesia
pada tanggal 2 September 1948 untuk mengumumkan pendirian politik luar negeri Indonesia di
hadapan Badan Pekerja KNIP bahwa politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Sifat
politik luar negeri Republik Indonesia yang “bebas aktif” memiliki makna sebagai berikut :

11
Artinya kita bebas menentukan
I sikap dan pandangan kita terha-
BEBAS dap masalah-masalah
N internasional dan terlepas dari
D ikatan kekuatan raksasa dunia
yang secara Ideologis
O POLITIK bertentangan.
N
E LUAR
S NEGERI
I Artinya kita dalam politik luar
negeri memperjuangkan terbinanya
A perdamaian dunia. Aktif
AKTIF memperjuangkan kebebasannya
dan kemerdekaan, aktif memper-
juangkan kebebasan dan
kemerdekaan, aktif mempejuangkan
ketertiban dunia, dan aktif ikut serta
menciptakan keadilan sosial dunia.

a. Bebas aktif, antiimperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.

b. Mengabdikan kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat. Politik luar
negeri Indonesia yang bebas aktif diabdikan kepada kepentingan nasional, terutama untuk
kepentingan stabilitas dan kelancaran pembangunan di segala bidanh.

B. Landasan hukum politik luar negeri RI


Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, didasarkan pada landasan
hukum sebagai berikut :
a. Landasan idealnya adalah Pancasila.
b. Landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945 yang terdapat dalam Batang Tubuh
UUD 1945 pasal 11 dan pasal 13
c. Landasan operasional adalah sebagai berikut :
• Ketetapan MPR mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) terutama di bidang hubungan luar negeri.
• Kebijakan yang dibuat oleh Presiden. Dalam hal ini Keputusan
Presiden (Kepres) yang menyangkut politik luar negeri Indonesia.
• Kebjikan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri.

C. Tujuan politik luar negeri RI


Komitmen negara Republik Indonesia menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif
memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Pembentukan satu negara Republik Indonesia berbentuk kesatuan dan kebangsaan
yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke.
b. Pembentukan satu masyarakat yang adil, makmur materil dan spiritual dalam wadah
NKRI.
c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua
negara di dunia, terutama dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar kerja sama
membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju
perdamaian dunia yang sempurna.
Mohammad Hatta, dalam bukunya Dasar Politik Luar Negeri Republik
Indonesia, mengemukakan bahwa tujuan politik Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatannegara.
b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya.
c. Meningkatkan perdamaian internasipnal dan memperoleh syarat-syarat yang
diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
12
d. Meningkatkan persaudaraan antar bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila.

D. Prinsip-prinsip pokok politik Luar negeri RI


Pokok-pokok dasar politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut :
a. Negara kita menjalani politik damai.
b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan
tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negara masing-masing.
c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional
untuk menjamin perdamaian yang kekal.
d. Negra kita berusaha mempermudah jalanya pertukaran pembayaran internasional.
e. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan
bangsa-bangsa yang masih dijajah, sebab tnpa kemerdekaan, persaudaraan dan
perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.

2. Kerja Sama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat bagi Indonesia


Pelaksanaan kerja sama dengan negara lain baik dalam bentuk bilateral, regional, maupun
internasional (perjanjian dan hukum internasional) bagi bangsa Indonesia merupakan
konsekuensi dari sebuah negara yang merdeka dan berdaulat serta menjadi salah satu negara
yang ada di dunia. Berikut adalah beberapa contoh atau bentuk kerjasama dan perjanjian
internasional yang dilakukan oleh negara Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai