Anda di halaman 1dari 16

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik II

TEORI ATOM BOHR

Di susun oleh:

PKNR’07

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2009
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki
sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri
dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh.

Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest


Rutherford telah dapat menunjukkan bahwa atom terdiri
dari sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif
mengelilingi inti yang kecil, padat, dan bermuatan
positif. Berdasarkan data percobaan ini, sangat wajar
jika fisikawan kemudian membayangkan sebuah model
E.
sistem keplanetan yang diterapkan pada atom, model
Rutherford
Rutherford tahun 1911, dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti
layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem
keplanetan untuk atom menemui beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum
mekanika klasik (Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas
radiasi elektromagnetik ketika sedang mengorbit inti. Karena dalam pelepasan
tersebut elektron kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara
spiral menuju ke inti. Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang
dipancarkan akan berubah. Namun percobaan pada akhir abad 19
menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang dilalukan dalam suatu gas
bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom atom
gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam
frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.

Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk


menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat
postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di
sekeliling inti.

Niels Bohr (1885-1962) dilahirkan dan menjalani hampir seluruh masa


hidupnya di Copenhagen, Denmark. Setelah ia memperoleh gelar doctor di
Universitas di sana dalam tahun 1911, Bohr pergi ke Inggris untuk pergi ke
Cambridge dengan J.J Thomson yang menemukan electron dalam tahun 1897,
kemudian dia bekerja di Manchester bersama Rutherford yang baru saja
menunjukkan bahwa atom terdiri dari inti yang kecil yang dikelilingi oleh
electron-elektron pada jarak tertentu.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan
berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak
Einstein menerapkan teori kuantum untuk
menerangkan hasil studinya mengenai
spektrum atom hidrogen. Bohr
mengemukakan teori baru mengenai struktur
N.Bohr
dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada
prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest
Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa
apabila elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron
akan meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron
itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang
lebih dekat dengan inti atom.

• Model Atom Bohr


”Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit
tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi
kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. (John Gribbin, 2002)”

Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron


bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu
mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari
satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan
sejumlah energi elektromagnetik hf.

Menurut Bohr :
” Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah tertentu
elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam orbit
terdekat dari inti. (John Gribbin, 2005)”
Gambar 1. Model Atom Bohr

Model ini adalah pengembangan dari model puding prem (1904), model
Saturnian (1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah
pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan
kedua nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr.

• Gagasan Kunci Model atom Bohr


Dua gagasan kunci adalah:

1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki


momentum yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang
terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit
spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari
inti.

2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan


sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil
di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.

• Postulat Dasar Model Atom Bohr


Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model
atom Rutherford, antara lain :
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam
suatu lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom ; gerak
elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah
mekanika klasik. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan memiliki
energi tertentu yang sesuai.
2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah
memiliki harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari
tetapan Planck dibagi dengan 2π.

dimana n = 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h


adalah konstanta Planck.

3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti


atom tidak memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi
totalnya E tidak berubah.
• Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi EU ke
keadaan energi lebih rendah EI, sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI
diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke
keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi. Energi dalam bentuk
foton cahaya akan diserap supaya elektron berpindah ke lintasan yang
lebih luar. Energi dalam bentuk foton cahaya akan dilepaskan jika elektron
berpindah ke lintasan yang lebih dalam. Energi dilepas atau diserap dalam
paket sebesar hf sesuai dengan persamaan Planck.

E = hf

Dimana h adalah konstanta Planck dan f adalah frekuensi cahaya atau


foton yang dilepas atau diserap.

Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen.


Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih
umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang
telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat
untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan
pada mekanika kuantum.
Gambar 2. Model Bohr untuk atom hydrogen
Keterangan :

 Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.


Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga digunakan
untuk menamakan lintasan
 Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu
dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å

4π ε0 2
a0 =
me 2

 Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan dan
energi elektron menjadi lebih rendah sebesar

−B
En = ,
n2
B : konstanta numerik dengan nilai 2,179 x 10 -18 J = −13 .6eV

Gambar 3. Tingkat-tingkat energi atom Hydrogen

Tingkatan energi elektron dalam atom hidrogen


Model Bohr hanya akurat untuk sistem satu elektron seperti atom hidrogen
atau helium yang terionisasi satu kali. Penurunan rumusan tingkat-tingkat
energi atom hidrogen menggunakan model Bohr.

Penurunan rumus didasarkan pada tiga asumsi sederhana:

1) Energi sebuah elektron dalam orbit adalah penjumlahan energi kinetik dan
energi potensialnya:

dengan k = 1 / (4πε0), dan qe adalah muatan elektron.

2) Momentum sudut elektron hanya boleh memiliki harga diskret tertentu:

dengan n = 1,2,3,… dan disebut bilangan kuantum utama, h adalah konstanta

Planck, dan .
3) Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb. Ini berarti gaya
coulomb sama dengan gaya sentripetal:

Dengan mengalikan ke-2 sisi persamaan (3) dengan r didapatkan:

Suku di sisi kiri menyatakan energi potensial, sehingga persamaan untuk


energi menjadi:

Dengan menyelesaikan persamaan (2) untuk r, didapatkan harga jari-jari


yang diperkenankan:
Dengan memasukkan persamaan (6) ke persamaan (4), maka diperoleh:

Dengan membagi kedua sisi persamaan (7) dengan mev didapatkan

Dengan memasukkan harga v pada persamaan energi (persamaan (5)), dan


kemudian mensubstitusikan harga untuk k dan , maka energi pada tingkatan
orbit yang berbeda dari atom hidrogen dapat ditentukan sebagai berikut:

Dengan memasukkan harga semua konstanta, didapatkan,

Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n = 1)


adalah -13.6 eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat
energi ketiga (n = 3) adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini
adalah negatif, yang menyatakan bahwa elektron berada dalam keadaan terikat
dengan proton. Harga energi yang positif berhubungan dengan atom yang
berada dalam keadaan terionisasi yaitu ketika elektron tidak lagi terikat, tetapi
dalam keadaan tersebar.
Spektrum Garis Atomik

Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan
ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan
oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut.
Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang
kontinu.

Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis


diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan demikian, spektrum
garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah model
atom.

spektrum garis berbagai gas

Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang


gelombang berbeda. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling
sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu
yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis. Seorang guru
matematika Swiss bernama Balmer menyatakan deret untuk gas hidrogen
sebagai persamaan berikut ini. selanjutnya, deret ini disebut deret Balmer.

- Deret Lyman (m = 1)

dengan n = 2, 3, 4, ….

- Deret Balmer (m = 2)

dengan n = 3, 4, 5 ….

- Deret Paschen (m = 3)

dengan n = 4, 5, 6 ….

- Deret Pfund (m = 5)

dengan n = 6, 7, 8 ….

Spektra atom hidrogen

Bohr berhasil menurunkan persamaan untuk tingkat energi dari atom


hidrogen pada tahun 1913 dengan memperkenalkan suatu ide baru dalam
sistem fisis dari sebuah elektron yang bergerak di sekitar proton pada jarak
yang konstan dengan radius r. Gerak m elingkar dari sebuah elektron dengan
kecepatan v di sekitar sebuah proton dengan radius r memberikan persamaan
berikut yang menghubungkan gaya listrik dari hukum Coulomb dan gaya
sentripetal dari gerak melingkar.
Di sini, bagian sisi kiri dari persamaan di atas adalah gaya Coulomb dan
bagian sisi kanan adalah gaya sentripetal. Secara umum, gaya sama dengan
(masa) x (percepatan), berdasarkan hukum Newton tentang gerak. Dalam
kasus ini, masa adalah masa elektron m, dan gaya sentripetal adalah v2/ r .
Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang meminta sebuah produk
operasi antara momentum (masa, m x kecepatan, v) dengan keliling lingkaran
(2πr) sebagai perkalian konstanta Planck, h dengan bilangan bulat.

Jika kondisi ini tidak dipenuhi, sistem tidak akan dapat berada pada
kondisi yang stabil. Dari persamaan (1.20) dan (1.21), radius dari orbit
lingkaran dalam keadaan stasioner diturunkan sebagai berikut,

Di sini, aB = ε0 h2 / πme2adalah radius orbital dalam keadaan stasioner pada


n = 1 dan disebut sebagai radius Bohr. Nilai dari aB adalah 5.292 x 10-11 m dan
jarak ini dapat ditinjau sebagai ukuran dari sebuah atom hidrogen. Energi total
E dari sebuah elektron adalah penjumlahan dari energi kinetik mv 2/2 dan
energi potensialnya U. Energi potensial U(r) dari sebuah elektron di bawah
pengaruh gaya Coulomb dalam suku sisi kiri pada persamaan (1.20) dapat
diperoleh sebagai berikut. Energi potensial pada jarak tak berhingga U(∞)
diambil sama dengan 0 sebagai energi referensi. Kemudian kerja yang
diperlukan untuk memindahkan elektron dari jarak r ke jarak tak berhingga
terhadap gaya tarik-menarik Coulomb adalah sama dengan U (∞) – U (r )
Dengan menggunakan persamaan (1.20), persamaan energi diperoleh
menjadi,

Dengan mensubstitusi persamaan (1.22) untuk r, kita mendapatkan sebuah


persamaan untuk tingkat energi ke-n, En sebagai berikut

Menurut teori Bohr, energi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atom


berkaitan dengan perbedaan energi dua keadaan stationer i dan j. Jadi,

Bilangan gelombang radiasi elektromagnetik diberikan oleh:

ν = me4/8ε 02n2h3) [(1/ni ) -(1/nj )]

Suku tetapan yang dihitung untuk kasus nj = 2 dan ni = 1 didapatkan


identik dengan nilai yang didapatkan sebelumnya oelh Rydberg untuk atom
hidrogen (lihat persamaan 2.1). Nilai yang secara teoritik didapatkan oleh
Bohr (1,0973 x 10–7m–1) disebut dengan konstanta Rydberg R∞. Deretan
nilai frekuensi uang dihitung dengan memasukkan n j= 1, 2, 3, … berkaitan
dengan frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan elektron yang
kembali dari keadaan tereksitasi ke tiga keadaan stasioner, n = 1, n =2 dan n =
3. Nilai-nilai didapatkan dengan perhitungan adalah nilai yang telah
didapatkan dari spektra atom hidrogen. Ketiga deret tersebut berturut-turut
dinamakan deret Lyman, Balmer dan Paschen. Ini mengindikasikan bahwa
teori Bohr dapat secara tepat memprediksi spektra atom hidrogen. Spektranya
dirangkumkan di Gambar 2.4.

Dengan teori kuantum, Bohr juga menemukan rumus matematika yang


dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang dari semua garis
yang muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata
sangat cocok dengan yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun untuk
unsur yang lebih rumit dari hidrogen, teori Bohr ini ternyata tidak cocok
dalam meramalkan panjang gelombang garis spektrum. Dan juga spektra atom
atom poli-elektronik tidak dapat dijelaskan. Selain itu, tidak ada penjelasan
persuasif tentang ikatan kimia dapat diperoleh. Dengan kata lain, teori Bohr
adalah satu langkah ke arah teori struktur atom yang dapat berlaku bagi semua
atom dan ikatan kimia. Pentingnya teori Bohr tidak dapat diremehkan karena
teori ini dengan jelas menunjukkan pentingnya teori kunatum untuk
memahami struktur atom, dan secara lebih umum struktur materi. Meskipun
demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan fenomena-
fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik. Teori kuantum dari
Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai
fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik.

• Kelebihan dan Kelemahan Teori Bohr


o Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk
meeramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen
o Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika
atom-atom yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet

Kelemahan

• Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi
teori ini tidak pernah berhasil memerikan spektrum selain atom
hydrogen
• Belum mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada
spectrum, yaitu 2 atau lebih garis yang sangat berdekatan
• Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks
• Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi.
• Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada
dalam medan magnet.

DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga


Krane, Kenneth. 1988. Fisika Modern. Jakarta : UI Press

http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr

Takeuchi, Yoshito.2006.Pengantar Kimia Terjemah.Tokyo: Iwanami Publishing


Company

Anda mungkin juga menyukai