Hampir semua orang pernah mengalami kesemutan atau gringgingan (bahasa Jawa-red).
Entah itu pada tangan karena terlalu lama bertumpu pada sesuatu, atau kesemutan pada
kaki karena kaki terlalu lama terlipat. Selain pada tangan, jari-jari, maupun kaki,
kesemutan juga sering terjadi di area bahu.
Hampir sama dengan kesemutan pada tangan dan kaki, kesemutan di bahu juga sering
sekali diabaikan penderita. Itu karena tidak banyak yang tahu bahwa kesemutan di atas
lengan itu merupakan rambu-rambu tubuh yang mengatakan kalau telah terjadi gangguan
saraf atau terjadinya penjepitan saraf.
"Yang harus dilakukan jika mengalami kesemutan dari bahu hingga ujung-ujung jari
adalah memeriksakan tulang belakang ke dokter sesegera mungkin," kata spesialis
neurologi (spesialis saraf) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr Irwan
Effendi, beberapa waktu lalu.
Kesemutan dalam bahasa medis disebut paresthesia. Gangguan ini terjadi karena
gangguan saraf tepi (perifer), yakni saraf di luar jaringan otak. Misalnya di tangan, kaki,
dan bagian badan lainnya. Gangguan saraf tepi yang menimbulkan kesemutan dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya, tertekan pada area kesemutan. Misalnya,
jika daerah lengan atas tertekan oleh sesuatu atau terlipat (tertekuk), maka akan terjadi
gangguan aliran darah pada area di bawahnya sehingga menimbulkan kesemutan di
bagian bawah area yang tertekan atau tertekuk tersebut. "Kesemutan jenis ini bisa saja
terjadi saat mengemudikan motor dalam tempo lama dan berulang. Mirip dengan kabel
listrik yang tertekan, maka aliran setrum listrik akan terganggu," katanya.
Sementara posisi duduk dengan lengan tertekuk pada siku dalam waktu lama dapat
mengakibatkan kesemutan di lengan bawah karena berkurangnya sirkulasi darah.
Demikian pula jika lutut tertekuk dalam waktu lama, maka daerah betis ke bawah dapat
mengalami kesemutan.
Kesemutan juga bisa terjadi karena gangguan metabolisme. Misalnya pada penderita
diabetes di mana dapat terjadi mikroangiopati (kekurangan makanan pada saraf) sehingga
pembuluh darah dan saraf tepi (perifer) mengalami gangguan. Akibatnya,akan timbul
kesemutan.
"Infeksi pada jaringan ikat juga dapat menimbulkan kesemutan karena tekanan terjadi
pada serabut saraf di daerah yang terkena infeksi," tutur dia.
Tidak sampai di situ saja, gangguan pembuluh darah, pada beberapa penyakit dengan
penyempitan pembuluh darah (atherosclerosis) dapat menimbulkan kesemutan karena
kekurangan asupan makanan di daerah yang dialiri pembuluh darah yang terganggu
tersebut. Selain itu kekurangan vitamin B12 pada penderita defisiensi B 12 bisa pula
menyebabkan kesemutan.
"Defisiensi B12 bisa menyebabkan demyelinisasi atau gangguan pada selaput (myelin)
yang membungkus saraf sehingga menimbulkan kesemutan," katanya.
Kesemutan yang disebabkan kurangnya asupan vitamin B12, ternyata tidak saja dialami
orang tua. Namun, Siswi SMA Tarakanita Jakarta, Dwi Athawijaya mengaku telah
menjalani pengobatan sejak tiga bulan lalu ke dokter neurologis atau spesialis saraf.
Gejala awal kesemutan itu menurut Dwi dialaminya di sekitar jari-jari tangan.
"Awalnya, saya kira biasa saja. Namun, kesemutan tidak berhenti. Setelah diperiksa
ternyata penyebabnya adalah kekurangan asupan vitamin B 12," tutur Dwi Athawijaya.