Anda di halaman 1dari 4

SYI’AH PRODUK ALAMI ISLAM

Sayid Muhammad Baqir Shadr ASUMSI PERTAMA


Yakni, Nabi saw sendiri yang bertanggung jawab atas
Sebagian orang telah menyelidiki Islam secara Islam dan muslimin selama masa hidup beliau, sedangkan
dangkal. Mereka berpendapat bahwa Syi’ah timbul karena setelah beliau wafat tentunya masa depan Islam dan muslimin
peristiwa-peristiwa sosial dan politik tertentu. bukan di tangan beliau lagi (tetapi diserahkan kepada
Orang-orang semacam itu telah menuding bahwa muslimin). Tetapi asumsi demikian ini tidak mungkin terjadi
fondasi Syi’ah berasal dari Abdullah bin Saba’, sementara kerena dua alasan:
yang lain mengatakan bahwa kondisi sosial dan politik selama
pemerintahan Ali menjadi dasar mulainya faham Syi’ah. Alasan Pertama
Menurut pandangan kami, orang-orang tersebut Jika demikian, yakni beliau bertanggung jawab atas
kurang memahami tentang Syi’ah pada awal lahirnya Islam. Islam dan muslimin hanya ketika beliau masih hidup, berarti
Syi’ah tidak timbul pada suatu kondisi tertentu. setelah beliau wafat, tanggung jawab tersebut diserahkan
Orang-orang tersebut telah menentukan mayoritas kepada kaum muslimin secara umum dan bukan urusan
dan minoritas sebagai ukuran, dan menganggap cara dan Rasulullah saw lagi.
sistem mayoritas sebagai yang benar sementara yang Jadi beliau tidak ada urusan dan tidak menanggung resiko
minoritas dianggapnya sebagai kurang penting dan hal yang tentang masa depan Islam dan muslimin setelah beliau wafat.
sekunder. Setiap orang yang berakal sehat akan sadar bahwa Tetapi jelas pandangan semacam ini tidak dapat begitu saja
ukuran demikian ini tidak benar dan bertentangan dengan diterima, karena bagaimanapun setiap orang akan mengerti
logika atau hukum alam dan bertentangan dengan keyakinan. bahwa jika Nabi begitu saja meninggalkan Islam dan muslimin
Berikut ini kami akan membahas tentang Syi’ah dan tanpa perlindungan atau tanpa petunjuk atau tanpa bimbingan
akan menjawab dua pertanyaan: beliau, maka tiga bahaya besar akan dialami oleh Islam dan
1. Bagaimana lahirnya Syi’ah? muslimin.
2. Bagaimana timbulnya Syi’ah?
Tiga Bahaya Tersebut Adalah:
BAGAIMANA LAHIRNYA SYI’AH? 1. Muslimin yang menghadapi berhentinya petunjuk religius
Untuk menanggapi pertanyaan ini maka akan semacam ini yang mana mereka belum tahu pasti tentang
terjawab bahwa Sy’iah adalah berhubungan erat dengan pemerintahan atas kaum muslimin, manajemen dan
timbulnya Islam dan merupakan produk alami Islam. organisasinya serta pengaturan dan operasionalnya. Karena
Siapapun yang memahami benar-benar akan Islam dan dibingungkan dengan situasi demikian itu sehingga
Rasulullah saw maka akan memperoleh pentunjuk dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfikir kearah itu.
bimbingan yang tepat dari Rasulullah saw. Dengan alasan inilah Umar bin Khaththab menyatakan bahwa
Rasulullah saw adalah seorang pembimbing ke arah Nabi saw tidak wafat. Kaum muslimin sadar bahwa Islam tidak
revolusi suci yang meliputi seluruh fase kehidupan seperti akan menghasilkan sesuatu tanpa seorang pemimpin, maka
cahaya dan udara yang sanggup mengubah masyarakat yang pasti mereka akan segera memilih pemimpin mereka. Tetapi
buas dan jahil menjadi masyarakat yang teratur dan sempurna. pemilihan pemimpin macam di Saqifah itu tidak sesuai dengan
Revolusi ini berdasarkan program Ilahi yang dibawa ruh Islam, apalagi pemilihan tersebut dilakukan oleh mereka
oleh rasulNya yang terpelajar dan mulia, dan yang sanggup yang mentalnya masih lemah dan dipengaruhi oleh situasi dan
menyebarkan misiNya ke segenap penjuruh dunia. keterikatan sehubungan dengan pemilihan tersebut.
Walaupun misi ini bergerak maju di bawah 2. Karena muslimin belum memiliki kematangan mental dan
bimbingan Rasulullah saw tetapi periode penyebarannya kesadaran akan ruh Islam seperti halnya Nabi saw sendiri,
cukup pendek, jadi kemajuannya tentu amat sedikit, maka mereka belum dapat melaksanakan pemerintahan Islam yang
perlu setelah beliau revolusi ini harus dilanjutkan oleh seorang sesuai dengan prinsip-prinsinya.
yang mampu membimbing secara tepat dan benar. 3. Segolongan yang menamakan dirinya muslimin, yang
Wafatnya Rasulullah saw tidak dengan tiba-tiba, sebenarnya mereka jauh dari Islam dan ingin memetik
beliau sadar akan hal itu sedini mungkin, beliau menyatakan keuntungan untuk menodai bahkan merusak Islam di saat Nabi
hal itu ketika Haji Wada’, bahwa beliau akan segera saw telah wafat dan kosongnya pengganti beliau yang
manyampaikan ucapan selamat kepada umatnya. Baliau sebenarnya, hal ini merupakan kesempatan yang amat baik bagi
memiliki waktu amat banyak untuk memikirkan tentang masa musuh-musuh Islam.
depan penyebaran misinya dan beliau telah menghilangkan Kita tahu bahwa Abu Bakar menyadari akan tanggung
kemungkinan-kemungkinan yang menghalangi kemajuan jawabnya terhadap Islam dan masa depan muslimin sehingga
misinya. Memang hal itu merupakan tugas seorang menetapkan dirinya sebagai pengganti Nabi saw. Dan ketika
pembimbing dalam sebuah revolusi yang bijaksana dan setia dia diprotes karena tindakannya yang tergesa-gesa itu, yakni
terhadap revolusinya. dalam menduduki jabatan pemerintahan Islam, ia menjawab
bahwa karena masyarakat saat itu masih belum jauh dari
USAHA NABI SAW SEHUBUNGAN DENGAN jahiliahnya dan dari sifat mereka yang primitif dan bahwa
PENYEBARAN ISLAM DI MASA DEPAN mereka masih sering berbuat durhaka setelah wafatnya
Dalam masalah ini Nabi saw dipastikan akan Rasulullah saw 1 . Dengan demikian maka tentunya timbul
melakukan tiga asumsi untuk menjaga kelancaran masa depan pertanyaan: Apakah Rasulullah saw tidak bertanggung jawab
revolusinya.
1
Sarah Nahjul Balaghah: Ibn Abil Hadid, jilid I hal. 54

1
sebagaimana yang dirasakan Abu Bakar?. Bukankah beliau dan muslimin. Beliau memandang penting bertindak demikian
lebih banyak memikirkan masa depan Islam dan muslimin agar setelah wafat beliau, muslimin dan Islam bebas dari
daripada Abu Bakar?, bahaya dan gangguan di masa depan. Jadi asumsi pertama di
atas tidak dapat diterima.
Alasan Kedua
Jika memang masa depan Islam dan muslimin ASUMSI KEDUA
diserahkan begitu saja kepada umat beliau, berarti beliau tidak Jika telah kita akui bahwa Rasulullah saw selalu
lagi bertanggung jawab terhadap Islam dan mengabaikan masa mimikirkan tentang masa depan Islam dan muslimin, tapi
depan Islam. Apalagi konon, beliau tidak menunjuk seorang membiarkan masalah kekhalifahan dimusyawarahkan bersama
sebagai gantinya, jelas hal ini akan membahayakan bagi Islam oleh masyarakat banyak, maka hal ini tidak dapat diterima
dan muslimin. Dan berarti beliau hanya hendak berdasarkan berbagai alasan.
menyelamatkan Islam dan melindungunya sepanjang masa
hidup beliau saja. Alasan Pertama
Setiap orang yang berfikiran sehat menyadari bahwa Jika memang Rasulullah saw telah menjelaskan
hal yang demikian itu tidak mungkin ada pada perasaan kepada muslimin tentang pemerintahan demokratis dan segi-
seorang Nabi seperti beliau. Bahkan jika memang demikian seginya yang terpenting, dan beliau membuat persiapan
maka beliau bukan seorang yang mempunyai hubungan terhadap masyarakat luas bagi pembentukan pemerintahan
dengan Tuhan dan beliau hanyalah seorang filosof. semacam itu dan membuat agar muslimin menaati cara beliau
Setiap orang yang menciptakan sebuah mazhab tersebut, berarti semua sabda beliau menyatakan secara tidak
pemikiran tertentu pasti bersikap amat setia kepada langsung bahwa masalah pemerintahan tidak mungkin
mazhabnya itu. Dia pasti memikirkan benar-benar akan masa dilaksasnakan dengan musyawarah sedemikian rupa. Di
depan mazhabnya dan bekerja keras untuk menciptakan sistem samping itu kaum muslimin di zaman Nabi saw belum
agar mazhab tersebut berlangsung terus dan lebih maju. memiliki gambaran sedikit pun tentang sebuah pemerintahan.
Untungnya sejarah kehidupan Rasulullah saw Dengan alasan inlah sebelum wafatnya, Abu Bakar tidak setuju
merupakan bukti nyata bagaimana kesetiaan yang beliau apabila pemerintahan Islam dibentuk dengan cara musyawarah,
miliki di dalam misi kerasulannya dan alangkah banyak dan ia menyerahkan kepemimpinan Islam kepada Umar, dan
pengorbanan yang dilakukan beliau demi kemajuan misi kaum muslimin tidak keberatan dengan tindakan itu
kerasulannya itu. Beliau selalu memeras otaknya memikirkan sebagaimana yang telah dilukiskan dalam sejarah.
perkembangan masa depan Islam. Sebagai contoh: Sebelum Ketika Abu Bakar sakit keras, ia memerintahkan
wafat, beliau memerintahkan pasukan muslimin agar Usman agar menuliskan sebuah wasiat. Usman menulis apa
berperang di bawah komando Usamah. Ketika beliau terbaring yang dikehendaki Abu Bakar sebagai berikut: “Aku adalah
di atas tempat tidur di saat kritisnya, sambil sebentar-sebentar khalifah Rasulullah, aku nyatakan kepada kaum muslimin:
beliau pingsan, beliau berkali-kali memerintahkan dan Salam atas kalian. Segala puji kupanjatkan kehadirat Allah,
memberi semangat untuk menggerakkan pasukan Usamah. Aku mengangkat Umar bin Khaththab sebagai pemimpin
Rasulullah yang menekankan betapa pentingnya kalian. Kalian harus menaatinya”.
masalah-masalah remeh seperti strategi perang, walaupun Dalam waktu yang singkat Abdurrahman bin Auf
pada saat-saat kritis masa hidup beliau tetap memikirkan masuk ke tempat itu, dan setelah menegur sapa, Abu Bakar
masalah tersebut. Mungkinkah beliau tidak memikirkan masa berkata: “Aku telah mengangkat seseorang di antara kalian
depan Islam dengan meninggalkan dan membiarkan masalah sebagai pemimpin kalian, jika tidak demikian, maka kalian
yang gawat dan membingungkan yakni masalah pengganti akan mementingkan diri kalian kalian sendiri” 3 .
beliau yang menyangkut masa depan muslimin?. Pengangkatan yang dilakukan Abu Bakar tersebut
Memang masalah di atas telah dipikirkan beliau dan membuktikan bahwa jelas ia tidak memiliki konsep
terutama pada saat-saat akhir kehidupan beliau. Bahkan hal itu pemerintahan berdasarkan kehendak masyarakat, dan ia
telah ditegaskan bahwa Rasulullah saw selalu berfikir tentang menganggap bahwa telah menjadi haknya untuk mengangkat
masa depan Islam dan muslimin. Masalah tersebut dengan seseorang sebagai gantinya setelah wafat. Oleh karena itu
suara bulat diakui baik oleh Syi’ah maupun Sunni. ketika khalifah kedua mendapat luka berat, orang-orang ramai
Sebuah contoh bagaimana Nabi yang suci (saw) itu berkerumun di sekitarnya, mereka mengusulkan agar ia harus
dengan susah payah memikirkan tentang masa depan mengangkat penggantinya karena mereka jelas tidak
perkembangan Islam dan muslimin. mempunyai gagasan untuk mengangkat seorang pengganti
Saat itu Rasulullah saw sedang berbaring di tempat dengan cara musyawarah.
tidurnya, dan beliau sedang sakit keras. Sebagian muslimin
mengerumuni beliau di sekitar tempat tidur beliau. Di antara Alasan Kedua
mereka hadir pula Umar bin Khaththab. Kemudian beliau Jika Rasulullah saw menyerahkan pemerintahan
bersabda: ”Bawakan kepadaku kertas dan tinta, aku akan kepada umat Islam dan pelaksanaan manajemennya kepada
tuliskan kepada kalian sehingga kalian tidak akan tersesat kehendak muslimin, maka menjadi keharusan bagi beliau untuk
untuk selama-lamanya” 2 . mengumumkan hal itu bahwa keagungan ruh dan pemikiran
Perintah Nabi saw ini merupakan bukti yang jelas Islam telah mencapai puncaknya dan kesulitan-kesulitan
bahwa beliau selalu memikirkan tentang masa depan Islam kenabian telah tiada dan terhenti, serta pemerintahan Islam
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2
Musnad Ahmad bin Hambal jilid I, hal. 300
Shahih Muslim jilid II: “Wasiat akhir Rasulullah”
3
Shahih Bukhari jilid I: Kitabus Suhl Tarikh Ya’qubi, jilid II, hal. 128

2
Tetapi sayang, peristiwa-peristiwa yang menyusul mengancam Islam dan muslimin, serta membimbing umat ke
setelah wafat beliau menunjukkan bahwa kaum muslimin arah kemajuan.
kurang cakap, bahkan khalifah tidak peduli dengan adanya Seorang yang terkemuka ini seharusnya bijaksana,
fakta bahwa daerah-daerah yang diduduki muslimin sebagai dari hasil bayang-bayang Nabi saw, yang keberadaannya dan
hasil rampasan perang, begitu saja dibagikan kepada para hidupnya benar-benar menyatu dengan realitas Islam dan
pahlawan menurut hukum agama, atau diserahkan kepada kehidupan Nabi saw, dan orang itu seharusnya memiliki jiwa
masyarakat umum untuk kepentingan bersama. yang manunggal dengan jiwa Nabi saw.
Mungkinkah bagi seorang Nabi yang telah Sejarah bersaksi bahwa orang semacam itu tiada lain
meramalkan kemenangan kaum muslimin atas Kaisar dan adalah Imam Ali bin Abi Thalib as. Sebenarnya Imam Ali telah
Kosru membiarkan kaum muslimin tidak faham akan hukum berkata di dalam kitab Nahjul Balaghah: “Rasulullah telah
agama sehubungan dengan hilangnya tanah-tanah hasil memelihara aku semenjak kanak-kanakku. Beliau mengambil
rampasan perang?. aku sebagai anaknya dan memelukku di ranjangnya bila kami
tidur. Rasulullah memberiku pelajaran berupa etika dan hal-
Alasan Ketiga hal yang menakjubkan lainnya setiap hari. Pada saat itu tidak
Islam adalah agama yang sempurna, dan tidak ada ada seorang muslimin pun yang menyelamatkan Nabi kecuali
agama lain yang menyamainya. Inilah agama yang akan dirinya, Khadijah dan aku”.
mengguncangkan dunia dan mengubah seluruhnya serta Juga diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas di dalam
melalui ajarannya dan peradabannya sanggup membimbing Hulyatul Auliyah bahwa Nabi saw mewasiatkan kepada Ali
masyarakat Islam kepada ketinggian, kemulian dan kemajuan. tujuh puluh hal yang tidak beliau wasiatkan kepada orang lain.
Pada sisi lain bayang-bayang Nabi yang suci Diriwayatkan Nasa’i bahwa Imam Ali berkata: “Setiap
menaungi setiap kepala umat Islam hanya dalam jangka waktu aku bertanya kepada Nabi, beliau menjawab, bila aku diam,
sepuluh tahun. Walaupun demikian jelas tak mungkin beliau tetap bersabda kepadaku”.
masyarakat primitif, buas dan barbar itu dapat berubah Riwayat Nasa’i lainnya mengatakan bahwa Ummu
menjadi beradab dalam jangka waktu sependek itu sehingga Salamah (istri Rasulullah saw) berkata: “Aku besumpah demi
cakap bertanggung jawab untuk membimbing dalam segala Allah, Ali lebih dekat kepada Rasulullah daripada siapapun”.
segi. Oleh Karena itu sehubungan dengan prinsip-prinsip Satu keharusan bagi logika yang matang meyakini
setiap suatu ajaran, setelah perintisnya maka para anggotanya bahwa siapapun yang merintis sebuah mazhab pemikiran
harus melanjutkan misi itu secara progresif di bawah tertentu pasti mempunyai pengikut. Jika si perintis mazhab
bimbingan penggantinya, sehingga para anggota tersebut pemikiran tersebut telah yakin dan setia kepada mazhabnya
dapat bimbingan yang patut. Tetapi ternyata mereka yang tersebut, maka pasti mengkader dan mendidik seorang yang
hidup sezaman dengan Nabi saw masih merupakan para paling cakap di antara muridnya ketika ia masih hidup, dan ia
korban ortodikisme dan kebiasaaan-kebiasaan buruk dan memilih orang itu sebagai pembimbing dalam mazhabnya dan
belum tertanam di dalam jiwa mereka ruh Islam secara mengangkatnya sebagai penggantinya serta mempercayakan
sempurna. Dengan demikian mereka belum punya cara untuk kepadanya dan memperkenalkan dia kepada masyarakat
memilih pembimbing yang tepat untuk membimbing mereka. sehingga masyarakat akan dibimbingnya kepada keharmonisan
Sejarah adalah saksi atas kenyataan bahwa tanpa adanya perselisihan, perbedaan dan kemunduran.
pemerintah Islam akhirnya berubah menjadi kerajaan turun Logika semacam ini telah dilakukan oleh Nabi saw
temurun 4 , sehingga orang-orang yang berhati suci dibunuh sehubungan dengan Imam Ali. Dalam beberapa peristiwa
tanpa salah dan sebagian dari mereka dirampas kekayaan dan beliau menunjuk Ali sebagai pengganti beliau dan memimpin
hak miliknya. Ajaran-ajaran Islam tinggal hanya permainan, kaum muslimin. Yakni berdasarkan Hadis ad-Dar, Hadis
dan Islam tidak bertambah kuat bahkan ia cenderung Tsaqalain, Hadis Manzilat, Hadis Ghadir. Hadis-hadis inilah
berantakan. Mengapa hal ini terjadi?. Jelas hal ini hanya sebagai bukti atas dalih-dalih di atas.
disebabkan oleh sebagian muslimin menciptakan sebuah pola Sejarah telah membuktikan bahwa hanya Imam Ali
pemerintahan Islam dan kehalifahan setelah wafat Rasululllah yang sanggup menyelesaikan berbagai masalah. Pengaturan
yang suci. Pola tersebut tidak patut dan tidak sesuai diterapkan kekhalifahan Islam, walaupun tentang kebijaksanaan yang
pada saat itu. Oleh karena itu pola demikian adalah jauh dari rumit sekali pun berhasil diselesaikan.
logis dan keadilan bila kita menganggap bahwa pemerintahan Dengan demikian terbukti bahwa Syi’ah dilahirkan
semacam itu disetujui Rasulullah. oleh Islam dan Nabi saw sendiri yang menanamkan fondasinya
Dengan demikian apapun yang dikatakan telah jelas dengan wahyu Allah. Alasan ini menyatakan agar Islam dan
bahwa asumsi kedua di atas tidaklah bijaksana dan mustahil muslimin dapat dilindungi dari kemerosotan dan pertikaian,
Rasulullah saw akan menerimanya. sehingga dapat mencapai kesempurnaan dan kemajuan Islam
dan kaum muslimin. Secara fakta Syi’ah dilahirkan oleh Islam
ASUMSI KETIGA dengan cara alamiah, dan hanya Islam yang harus
Seharusnya kita yakini bahwa Rasulullah saw selalu melahirkannya, karena Syi’ah adalah Islam itu sendiri yang
memikirkan tentang masa depan Islam dan muslimin dan telah dapat disaksikan sejarah ketika saat wafatnya Nabi saw
menunjuk seorang yang patut sebagai pengganti beliau sesuai sebagaimana yang telah diuraikan dan dijelaskan oleh
kehendak Allah, sehingga pengganti beliau itu sanggup Rasulullah atas kehendak Allah SWT.
melaksanakan pemerintahan Islam sepeninggal beliau. Dan
berkat kemampuannya membimbing, dan dengan tindakannya BAGAIMANA TIMBULNYA SYI’AH?
yang bijak akan mudah mengenyahkan bahaya-bahaya yang Kami telah meneliti tentang keadaan sekitar penyebab
timbulya Syi’ah, dan sekarang masalah yang akan kami bahas
4
Dinasti-dinasti Bani Umaiyah, Bani Abbas dan lain-lain

3
adalah bagaimana tibulnya Syi’ah, sehingga terjadi pembagian antara kaum muslimin ini adalah awal mula terjadinya
dua golongan muslimin, yakni Syi’ah dan Sunni. perbedaan dalam pemerintahan kehalifahan Islam.
Bila kita menperhatikan dan melayangkan fikiran Golongan pertama menerima pemerintahan dan
kita kepada saat kedatangan Islam, maka kita akan kekhalifahan Islam sesuai metode yang diajarkan Rasulullah
mendapatkan bahwa muslimin pada saat itu telah saw, yakni mengakui seseorang yang ditunjuk Rasulullah saw
menunjukkan adanya pengelompokan masing-masing. sebagai pemimpin dan menaati pemimpin yang telah ditunjuk
Satu golongan percaya dan yakin bahwa segala oleh Nabi saw. Golongan ini disebut sebagai Syi’ah.
masalah dan hukum agama telah terang dan jelas, dan Golongan kedua menggunakan kehendak mereka
perintah-perintah khusus harus diikuti dan tidak ada masalah sendiri walaupun perintah agama telah jelas dan terang,
atau hukum yang dapat diciptakan orang lain. Golongan yang menyelenggarakan pemerintahan dan kekhalifahan Islam
lain percaya dan yakin bahwa hal ini terbatas hanya pada dengan cara musyawarah, karena mereka menganggap hal
masalah-masalah ubudiyah dan masalah-masalah ghaib, tersebut lebih tepat menurut pendapat mereka. Golongan ini
sedangkan masalah-masalah selain itu adalah tugas orang- disebut Sunni.
orang yang dapat meneliti dan memecahkannya sesuai dengan Dengan penjelasan tersebut maka kita tahu bahwa
apa yang dipandangngnya baik walaupun sebenarnya perintah timbulnya Syi’ah bersamaan dengan saat-saat Rasulullah saw
agama telah jelas. akan wafat. Peristiwa menjelang wafatnya Rasulullah saw
Karena pandangan ini berdasarkan kecenderungan tersebut menunjukkan kepada kaum muslimin bahwa beliau
kemauan orang, dengan sendirinya pengikutnya semakin saw menunjuk Ali sebagai Khalifah Rasulullah saw serta
bertambah, sehingga sebagian sahabat Nabi yang terkenal sebagai pemimpin kaum muslimin di dalam melaksanakan
seperti Umar bin Khaththab bergabung ke dalam kelompok perintah-perintah Nabi yang jelas, dan mengkritik mereka yang
ini. Dalam banyak hal mereka bertindak menurut kehandak menolak hal itu yang mana mereka akan mengangkat orang lain
mereka sendiri dan opini pribadi sambil tidak memperhatikan untuk menduduki tempat yang mulia itu.
perintah-perintah Rasulullah saw yang telah jelas. Sehingga mereka yang memprotes pengangkatan
Sebagaimana masalah perdamaian Hudaibiyah, mereka Khalifah Abu Bakar pada saat itu sebagaimana yang telah
memprotes dan mengkritik Rasulullah saw, melenyapkan tercatat di dalam kitab-kitab baik dari kalangan Sunni maupun
kata-kata “Hayya ala khairil amal” dari azan, meniadakan haji Syi’ah, mereka adalah Salman Al-Farisi, Abu Dzar Al-Ghifari,
tamattu’ dan perkawinan mut’ah, dan masih banyak lagi Miqdad dan Ammar bin Yasir, dan lain-lain yang mana mereka
lainnya. termasuk sahabat Nabi saw yang amat termasyhur dan
Telah diriwayatkan oleh Abullah bin Abbas bahwa terpercaya.
ketika Rasulullah saw memerintahkan agar orang-orang
mendekat ke tempat pembaringan beliau di saat hampir wafat,
kemudian beliau meminta agar mereka membawakan kertas
dan tinta sehingga beliau dapat mendiktekan wasiatnya dan
ditulis di kertas tersebut sehingga kaum muslimin tidak akan
tersesat selamanya. Umar bin Khaththab menuruti
kehendaknya sendiri, ia berkata bahwa Nabi sakit keras dan
mengigau, Qur’an sudah cukup sebagai petunjuk. Maka
timbullah perbedan pendapat di antara mereka yang hadir.
Sebagian di antara mereka mendesak agar perintah Rasulullah
saw segera dipenuhi dan kertas serta pena agar disediakan,
sebagian yang lain mendukung pendapat Umar. Ketika suara
ribut dan gaduh itu terdengar dan mengganggu Nabi, beliau
mengusir mereka.

Satu Kejadian Tragis Lainnya


Ketika Rasulullah saw mengangkat Usamah bin Zaid
sebagai komandan tempur prajurit Islam, beberapa sahabat
bertindak atas kehendak mereka sendiri dan menolak perintah
Usamah. Walaupun dalam keadaan sakit keras, beliau saw
berusaha keluar rumah dan berteriak kepada mereka: “Aku
telah mendengar sikap kalian tentang kepemimpinan Usamah.
Kalian tidak hanya mengkritik kepada kepemimpinan
Usamah, tetapi juga memboikot kepemimpinan ayahnya
dahulu. Demi Allah, baik Usama atau ayahnya sangat tepat
menduduki posisi itu”.
Dengan memperhatikan peristiwa di atas kita dapat
memahami bahwa sebagian sahabat Nabi saw ada yang taat
kepada Nabi saw dalam menerima kepemimpinan Usamah,
sedang sebagian dari mereka menuruti kehendak mereka
sendiri dan tidak menerima kepemimpinan Usamah. Kedua
perbedaan pendapat dan keyakinan yang amat kontroversial di

Anda mungkin juga menyukai