Anda di halaman 1dari 32

KETIDAKMAMPUAN MENGHADAPI PERUBAHAN DALAM

PENCARIAN JATI DIRI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Disusun oleh :

Ade Buckhori Muslim


Asti Shelawati
Ayunda
Cahyariani
Firna Cahya Falami
M. Shiddiq Cholis
Riswanto Yusuf
Rizki Alhami Anugrah
Septi Saraswati

XII Sosial 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 BANDUNG


2010
LEMBAR PENGESAHAN

KETIDAKMAMPUAN MENGHADAPI PERUBAHAN


DALAM PENCARIAN JATI DIRI

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Drs. H. Akhmad Sobandi, M.Mpd. Dra. Apon Kuraesin


NIP. NIP. 131.639.166
ABSTRAKSI

Proses sosialisasi yang di bangun melaui interaksi sosial tidak selamanya selalu
menghasilkan pola-pola perilaku yang sesuai dan di kehendaki masyarakat atau aturan-aturan
yang ada. Ada kalanya proses sosialisasi tersebut menghasilkan perilaku yang menyimpang dari
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak sempurna,
penyimpangan juga bias disebabkan oleh penyerapan nilai dan norma yang tidak sesuai dengan
tuntutan masyarakat. Kedua hal tersebut cukup berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian
seseorang sehingga menghasilkan perilaku yang menyimpang.

Tidak semua perilaku yang menyimpang perbuatan yang negatif, ada juga perilaku
menyimpang yang menghasilkan nilai-nilai dan norma baru yang berguna bagi masyarakat
dalam upaya memenuhi tuntutan perubahan. Namun demikian tidak sedikit perilaku
menyimpang yang justru berdampak buruk bagi masyarakat karena mengganggu ketertiban dan
keteraturan yang ada di masyarakat tersebut.

Oleh karena itu,diperlukan adanya pengendalian sosial untuk mengarahkan masyarakat ke arah
keteraturan dan ketertiban melalui proses pengendalian sosial, perilaku menyimpang yang positif
dikembangkan, sedangkan perilaku menyimpang yang bisa menimbulkan dampak buruk bagi
masyarakat harus segera diluruskan

Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, Karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian
Laporan penelitian ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran sosiologi
yang diharapkan kami sebagai penulis dapat mengaplikasikan hasil-hasil penelitian yang
berupa;pengumpulan fakta empiris berupa penelitian di lapangan,analisis data,penarikan
kesimpulan penulisan laporan dan dari hasil langkah-langkah di atas, kami aplikasikan pada
laporan penelitian. Adapun hambatan-hambatan yang penulis
hadapidalampenyusunanmakalahiniadalahkeanekaragamanpendapatpararesponden di
dalamhasilangket yang cukupmenyulitkanuntukmengolah data.
Atasdorongankeluarga,gurudanteman-temansekalian, penulisdapatmengatasihambatan-
hambatantersebutdenganlancar. Penulisjugamengucapkanterimakasih yang sebesarnyakepada:
• Ibuneniyagselalumemberikanperhatianpadapenulis

• Ibuapon yang memnberikanbimbingandalapenyusunanlaporanpenelitian

• Para narasumber yang telahmemberikanwaktudanpikirannya

Penulismenyadarimakalahinijauhdarisempurna,makadengansegalakerendahanhatipenulismeneri
ma saran dankritik yang membangun agar
dalampenyusunanmakalahselanjutnyadapatlebihbaiklagi.

Bandung 23 april 2010

Penulis

Identifikasimasalah
Adapunpenyusunanlapornpenelitian ii bertujuanuntukmempresentasebentuk-
bentukpenymapangan yang
dilakukankalanganremajakhususnyapadasiswamenengahkeatasuntukkelas 10 dan
11.Penulisjugatidalupamemberikansolusiterhadapbentuk-
bentukpenyimapangantersebut,sertasebelumnyadilakukanjugapenelitianapapenyebabdanlatarbela
kangerekamelakukanpenyimpangantersebut.
Padadasarnyapenyimpangan social (deviasi social) adalahsemuabentukperilaku yang
tidaksesuadengannorma-norma yang berlaku,baiknormakebiasaa,agamamaupun hokum.

Pembatasanmasalah
• Penyebabremajamelakukanpenyimpangan social

• Cara mengatasipenyimpangan yang dilakukanremaja


• Tidaksemua orang mampumenghadapiperubahandalampencarianjatidiri

Tujuanpenelitian
Tujuandaripenelitianiniadalah:
• Untukmengetahuipenyimpangan social yang dilakukanremaja

• Untukmengetahuipenyebabterjadinyapenyimpangan social di
kalanganremaja

• Untukmengetahuicaramencegahdanmengatasipenyimpangan social.

Manfaatpenelitian
Penelitianinidiharapkanmenjadisuatuinstrumen yang
dapatmemberikanmasukankepadasemuasiswa-siswi yang
seringmelakukantindakanmenyimpang,agarbisasedikit-demi sedikitmengurangikebiasaan
negative merekatersebut. Serta
dijadikantolakukurdalamberpprilaku,supayabisasedikitmenekanangkapenyimpangan social
bagipararemajakhususnyasiswa-siswipelajar SMA.
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan Teori
1. Selo soemardjan menyatakan bahwa perubahan social adalah perubahan pada lembaga –
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system system
sosialnya, termasuk nilai –nilai, sikap, dan prilakudi antara kelompok – dalam
masyarakat.

2. Kingsley davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam
masyarakat kapitalis telah menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan dalam
hubungan antara buruh dan majikan . demikian pula dalam organisasi – organisasi lain ,
seperti organisasi politik maupun organisasi ekonomi.

Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja semakin hari semakin meresahkan masyarakat dan telah
menjurus pada tindakan yang bersifat kriminal.
Pada masa remaja, emosi seseorang masih labil, belum memiliki pegangan dan dalam
proses mencari jati diri. Seorang remaja, manusia sedang mengalami masa pembentukan
kepribadian. Untuk itu, perlu adanya perhatian yang lebih dari orang tua agar si anak tidak
terjerumus pada hal – hal yang dapat merugikan masa depannya.

Kenakalan remaja pada umumnya ditandai oleh dua cirri berikut.


1. Adanya keinginan untuk melawan, seperti dalam bentuk radikalisme.

2. Adanya sikap apatis yang biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap kondisi
masyarakat.

Bentuk kenakalan remaja, antara lain pemerasan, perampokan, pencurian, penggunaan


narkoba ( seperti ganja dan putau ), bahkan pembunuhan .dari beberapa penelitian, diproleh
kenyataan bahwa remaja yang terlibat dalam kenakalan seperti disebutkan di atas tidak hanya
dating dari golongan bawah saja, tetapi banyak juga dating dari golongan mampu. Jadi,
kemiskinan bukan satu – satunya penyebab seorang anak terjerumus dalam tindakan
menyimpang . faktor lain yang juga mendukung timbulnya masalah ini, misalnya ada
perkumpulan pemuda atau gank , serta pengaruh dari film atau bacaan porno. Tingkat umur para
pelaku kejahatan remaja ini pun beragam, mulai dari yang masih duduk di bangku sekolah dasar
sampai ke perguruan tinggi.
Selain dampak – dampak negative yang disebutkan diatas, perubahan social juga
mendatangkan kemajuan dan modernisasi

Teori – teori Penyimpangan Sosial


Pendapat para ahli sosiologi tentang prilaku menyimpang, antara lain :
a. Edwin H. Sutherland, ia mengemukakan “teori pergaulan berbeda” ( teori differential
association), bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Missal :
menjadi pemakai narkoba karena bergaul dengan pecandu narkoba.

b. Robert K. Merton, yang mengemukakan teori merton, bahwa perilaku menyimpang


merupakan bentuk adaptasi terhadap situasi tertentu.

c. Edwin M. Lemert, ia, mengemukakan teori labeling ( pemberian julukan ) : seseorang


telah melakukan penyimpangan pada tahap primer tetapi masyarakatkemudian menjuluki
sebagai perilaku menyimpang . sehingga pelaku meneruskan perilaku menyimpangnya
dengan alasan kepalang basah . missal : seseorang yang baru mencuri pertama kali lalu
masyarakat menjulukinya sebagai pencuri, meskipun ia sudah tidak lagi mencuri,
akibatnya selalu dijuluki pencuri, maka ia pun terus melakukan penyimpangannya.

d. Emile Durkheim : ia mengemukakan teori fungsi , bahwa tercapainya kesadaran moral


dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan perbedaan lingkungan fisik dan
lingkungan sosial . ia menegaskan bahwa kejahatan itu akan selalu ada sebab orang yang
berwatak jahat pun akan selalu ada . menurut emile Durkheim kejahatan diperlukan agar
moralitas dan hokum dapat berkembang secara normal.

Berdasarkan pendapat Robert K. merton ada lima tipe cara adaptasi :


• Pemberontakan ( rebellion ) : penarikan diri dari tujuan dan cara – cara konvensional
yang disertai upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru.

• Konformitas : perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat untuk
mencapai tujuan tersebut

• Inovasi : perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara
yang dilarang oleh masyarakat ( dengan melakukan tindak criminal )

• Ritualisme : perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih
tetap berpegang pada cara – cara yang telah digariskan masyarakat.
• Pengunduran/pengasingan diri ( retreatisme ) : meninggalkan baik tujuan konvensional
maupun cara pencapaian yang konvensional sebagaimana dilakukan oleh para pelaku
penyimpangan sosial tipe adaptasi yang termasuk penyimpangan sosial adalah :
ritualisme dan rebellion, retreatisme dan inovasi

Media Pembentukan Prilaku Menyimpang


Terbentuknya perilaku menyimpang karena adanya media pencetus yang dapat mendorong
terbentuknya kepribadian yang menyimpang tersebut. Adapun media pembentuk prilaku
menyimpang adalah :
a. Keluarga : keluarga yang selalu cekcok dan tidak harmonis menyebabkan keluarga gagal
dalam mensosialisasikan nilai – nilai yang baik kepada anak , sehingga anak dapat
terbentuk perilaku menyimpang

b. Lingkungan Tempat Tinggal : seorang individu yang tinggal dilingkungan yang kumuh
dengan berbagai bentuk prilaku menyimpang ada dan terjadi disekitarnya menyebabkan
ia akan tumbuh menjadi orang yang berkpribadian yang menyimpang.

c. Kelompok Bermain : kelompok bermain dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian


seseorang pergaulan dengan anak yang suka membolos, membuat keonaran akan
berpengaruh terhadap teman lainnya.

d. Media Massa : media massa merupakan media sosialisasi yang dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang. Banyak pelaku menyimpang yang disebabkan karena pengaruh
media massa , baik dari bacaan maupun dari tayangan media eloktronik

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 6 BANDUNG


NOMOR: 421.3/SMA 6/2008
TENTANG
TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 6 BANDUNG
Menimbang:
1. Bahwa pendidikan merupakan suatu proses dinamika yang senantiasa harus mampu
menyesuaikan dengan perubahan masyarakat, kemajuanilmu pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK).

2. Bahwa sesuai dengan landasan filosofis Pancasila, sistem pendidikan hendaknya selalu
bertumpu pada suatu pemenuhan Hak Asasi Manusia, yaitu adanya keseimbangan antara
hak dan kewajiban.
3. Bahwa pendidikan merupakan proses pembudidayaan nilai-nilai keadilan dan
keberadaban peserta didik guna mewujudkan masyarakat yang beradab dan bermartabat.

Mengingat:

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 Tentang Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan PEmerintah dan


Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

5. Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Mentri Keuangan Nomor
0732/K/1990 Tahun 1990.

6. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud Nomor 226/C/O/1992


Tahun 1992 Tentang Pedoman Pembinaan Kesiswaan.

7. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat Nomor 420/Kep.2556-


Disdik/2001 Tahun 2001 Tentang Penerapan Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah
di Jawa Barat.

Pertama : TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 6 BANDUNG

Kedua : Tata Tertib Siswa SMA Negeri 6 Bandung merupakan perubaha dari Tata
Tertib Siswa sebelumnya.
Ketiga :Peraturan Tata Tertib Siswa ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Keempat : Peraturan Tata Tertib ini dapat diadakan perubahan atau Perbaikan apabila
terdapat kekeliruan.

RANCANGAN TATA TERTIB SISWA


SMA NEGERI 6 BANDUNG

BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan informal tempat berlangsungnya kegiata belajar,
mengajar, mengembangkan kriatifitas, dan pendidikan untuk membentuk kepribadian,
kecakapan, dan keterampilan bagi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan.Terlaksana dan
tercapainya tujuan pendidikan perlu adanya tata tertib yang mendukung dan kondusif sehingga
dapat menciptakan suasana lingkungan pendidikan yang terarah dan tertib.Sekolah yang tertib,
aman, dan teratur merupakan syarat agar siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi semacam
ini dapat terjadi jika disiplin di sekolah berjalan dengan baik. Kedisiplinan siswa dapat tumbuh
dan berkembang jika situasi dan kondisi sekolah mendukungnya. Yang maksud dengan tata
tertib siswa adalah peraturan yang mengatur aktifitas belajar dan pengembangan kreatifitas siswa
di lingkungan SMA Negeri 6 Bandung.
BAB II
TUJUAN
Tujuan dibuatnya tata tertib siswa di sekolah supaya para siswa:
1. Membiasakan diri hidup tertib waktu, tertib kegiatan belajar, tertib keseragaman
berpakaian, tertib sikap dan berprilaku, dan tertib berorganisasi (OSIS).

2. Memahami hak dan kewajiban siswa serta larangan-larangan dan jenis sanksinya.

3. Membudidayakan sikap hidup berdisiplin, sopan santun, berprilaku jujur dalam


beraktifitas dan pengembangan kreatifitas.

4. Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif.

BAB III

TERTIB WAKTU
Pasal 1

Semua siswa wajib hadir di sekolah setia hari efektif belajar 10 menit sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai. Waktu KBM dimulai pukul 06.45 s.d 13.00, kecuali hari jum’at pukul 06.45
s.d 11.30.
Pasal 2

Bagi siswa yang terlambat hadir, wajib lapor kepada guru petugas piket dan kepadanya diizinkan
masuk kelas pada jam pelajaran berikutnya setelah diberi sanksi akademis dari guru piket. Siswa
terlambat tidak boleh lebih dari 3 kali dala satu semester dan akan mendapat sanksi sesuai
kebijakan sekolah dan yang dikonfirmasikan kepada orang tua/wali siswa melalui pengiriman
surat secara resmi dari sekolah.

Pasal 3

Bagi siswa yang berhal;angan hadir wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis atau melalui
telepon sekolah(6011309) yang disertai surat susulan dari orang tua/wali yang sah. Apabila 3
hari tidak masuk sekolah tanpa ada alas an yang jelas maka akan dipanggil orangtuanya untuk
diselesaikan. Apabila sudah 3 x berturut-turut Orang tua dipanggil tidak dating maka akan
dikenakan sanksi akademis.

Pasal 4
Siswa yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti kegiatan belajar sampai KBM, wajib
member tahu kepada guru di kelas, wali kelas, dan guru piket dengan membawa surat
pemberitahuan dari orang tua/wali. Jika tidak demikian maka akan mendapat sanksi akademis
dari sekolah.

Pasal 5

Siswa yang sakit dan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar sampai akhir waktu KBM, diizinkan
untuk istirahat di UKS atau pulang setelah mendapat izin dari guru yang mengajar pada saat itu
dan guru piket dengan membawa surat pengantar dari sekolah yang harus dikembalikan setelah
ditandatangani orang tua/wali.

Pasal 6

Siswa tidak diperkenenkan pulang untuk mengambil tugas/PR yang tertinggal di rumah.

Pasal 7

Siswa tidak diberkenankan berada di lingkungan sekolah setelah jam belajar intra kulikuler
selesai tanpa ada kegiatan yang jelas, kecualiu ada izin dari pihak sekolah/guru yang
bersangkutan agar tidak mengganggu kegiatan yang sudah diprogramkan disekolah.

BAB IV

TERTIB KEGIATAN BELAJAR

Pasal 1

1. Setiap hari kegiatan belajar diawali dan diakhiri dengan do’a bersama secara khusyu dan
khidmat.

2. Bagi siswa yang beragama islam 10 menit pada jam pertama wajib tadarus Al-
Qur’an/surat pendek. Sedangkan bagi siswa yang beragama non-Islam membaca kitab
suci masing-masing sesuai dengan agama dank epercayaannya.

3. Setiap kelas harus menyediakan kitab suci Al-Qur’an.

Pasal 2
Siswa wajib mengikuti kegiatan belajar yang diatur oleh sekolah secara sungguh-sungguh
dengan bimbingan guru mata pelajaran masing-masing sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan untuk meningkatkan prestasi dan nama baik sekolah.

Pasal 3

Apabila 10 menit setelah waktu yang ditentukan guru mata pelajaran yang bersangkutan belum
hadir atau tidak hadir, maka ketua kelas wajib melaporkan kepada guru piket untuk mendapat
petunjuk atau tugas, dan seluruh siswa tetep berada di dalam kelas dengan tertib dan tidak
mengganggu ketenangan kelas lain.

Pasal 4

Apabila ada kegiiatan belajar di luar kelas di lingkungan sekolah siswa wajib menjaga ketertiban
dan ketenangan lingkungan sekolah serta tidak mengganggu kelas lain

Pasal 5

Setai siswa berhak memanfaatkan seluruh fasilitas belajar yang ada di lingkungan sekolah,
mendapatkan pelajaran, mengikuti ulangan/tes/remedia/ujian sekolah/ujian nasional, menerima
hasilnya dan berkewajiban membayar SPP,DSP, memelihara seluruh fasilitas yang ada di
sekolah dan tata tertib sekolah sesuai dengan ketentuan yang belaku di SMA Negeri 6 Bandung.

Pasal 6

Apabila ada fasilitas belajar yang hilang atau rusak karena kelalaian atau kecerobohan siswa,
maka siswa tersebut harus bertanggungjawab dan wajib mengganti atau memperbaikinya.

Pasal 7

Siswa tidak dibenarkan jajan, makan ,dan minum di kantin sekolah atau di luar sekolah di dalam
kelas ketika waktu KBM sedang berlangsung.

Pasal 8
Apabila siswa hendak ke toilet untuk buang air kecil atau buang air besar ketika jam pelajaran
sedang berlangsung harus minta izin terlebih dahulu kepada ibu atau bapak guru yang sedang
mengajar di kelas itu.

Pasal 9

Siswa dilarang bermain bola di lapangan upacara, kecuali pada waktu pelajaran penjas orkes
setelah mendapat izin dari guru penjas orkes atau Kepala Sekolah.

Pasal 10

Apabila siswa melanggar tata tertib sekolah akan mendapat sanksi yang sesuai dengan kebijakan
sekolah dan selanjutnya akan dikonfirmasikan kepada orang tuanya untuk di ketahiu.

BAB V

TERTIB KESERAGAMAN BERPAKAIAN


Pasal 1

Siswa wajib berpakaian seragam dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Baju putih lengan pendek (tidak ketat, indis) dengan satu saku di dada sebelah kiri dan
atribut yang lengkap.

2. Untuk siswa putra celana panjang berwarna abu-abu dengan ukuran standar diameter
bagian bawah 20 cm dan untuk siswa putrid rok berwarna abu-abu dengan ukuran
panjang minimal 10 cm di bawah lutut. Untuk yang berkerudung rok tidak di rempel,
model sesuai dengan aturan yang sudan di tentukan oleh pemerintah.

3. Pemakaian celana panjang dan rok haris menutupi puser atau pinggang.

4. Setap hari jum’at memakai baju batik lengan panjang baik siswa/siswi yang bersergam
islam/non-Islam. Setiap jum’at siswi yang beragama islam wajib berjilbab putih.

5. Semua siswa wajib memakai kaos dalam putih.

Pasal 2
Ketentuan seragam anak sekolah yang telah ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional,
diantaranya:

1. Baju dimasukan

2. Wajib melengkapi atribut meliputi:

2.1. Badge OSIS dipasang pada saku sebelah kiri.

2.2. Nama lengkap siswa yang bersangkutan ditemple di dada sebelah kanan.

2.3. Tanda lokasi SMA Negeri 6 Bandung ditempel pada lengan kemeja sebelah kanan.

2.4. Lencana SMA Negeri 6 Bandung, ditempel pada krah baju bagian kiri (untuk putrid
yang berjilbab, lencana dipasang pada jilbab dan haris kelihatan).

3. Memakai sepatu berwarna hitam ,bukan pantopel dan bertali putih atau hitam serta
berkaos kaki warna putih polor diatas mata kaki.

4. Memakai sabuk berlogo SMAN 6 Bandung.

Pasal 3
Khusus untuk siswa putra :
3.1. Panjang rambut bagian depan tidak menyentuh alis, bagian samping tidak menyentuh
telinga, dan bagian belakang tidak menyentuh krah baju.

3.2. Tidak boleh memakai kalung, gelang, giwang,yang tidak sesuai dengan kepribadian
seorang siswa.

3.3. Tidak boleh berjambang, brkumis, berjenggot, serta bertatto dan cat kuku.

3.4. Tidak boleh menggunakan cat rambut selain warna aslinya.

Khusus untuk siswa putri :


3.5. Rambut yang panjanng melebihi bahu harus diikat atau dikepang agar tidak menutupi
muka dan mengganggu konsentrasi belajar.

3.6. Tidak boleh menggunakan perhiasan yang mewah dan bersolek yang berlebihan

3.7. Tidak boleh memelihara kuku yang panjang dan menggunakan cat kuku.

3.8. Tidak boleh menggunakan cat rambut selain warna aslinya

3.9. Tidak boleh menggunakan contact lens berwarna.


Pasal 4
Pada saat pelaksanaan upacaea bendera hari Senin atau hari nasional, wajib mengunakan pakaian
seragam sekolah, atribut kelengkapan upacara bendera, dan memakai topi SMA Negeri 6
Bandung.
Pasal 5
Pada saat olah raga, renang, praktikum, kegiatan ekstra kulikuler dan acara khusus wajib
menggunakan pakaian yang telah ditentukan bidang masing-masing.
Pasal 6
Siswa dilarang menambah atribut kelengkapan seragam sekolah di luar ketentuan yang berlaku.
Pasal 7
Selama di lingkungan sekolah, siswa dilarang memakai jaket dan sejenisnya sehingga menutupi
atribut seragam, kecuali kondisi kesehatan yang mengharuskan memakainya dengan terlebih
dahulu mendapat izin dari guru pengajar dan guru piket yang didasari surat keterangan dokter
atau dari orang tua / wali.
BAB VI
TERTIB SIKAP DAN PERILAKU

Pasal 1
Siswa DILARANG :
1.1 merokok dan main kartu di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

1.2 Minum-minuman keras atau obat terlarang lainnya didalam maupun di luar lingkungan
sekolah.

1.3 Membawa senjata tajam atau barang lain yang tidak ada hubungan dengan kegiatan belajar.

1.4 Mengaktifkan handphone dan walk man atau sejenisnya selama kegiatan belajar berlangsung.

1.5 Tawuran baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Pasal 2
Siswa wajib berkelakuan sopan, tidak menggunakan kata-kata kotor dan kasar sehingga dapat
menyinggung pribadi orang lain. Wjaib menghormati guru, karyawan dan sesama siswa, dan jika
terjadi perselisihan paham antar siswa tidak dibenarkan main hakim sendiri atau melibatkan
orang lain atau pihak luar sekolah, tetapi wajib melaporkan kepada pihak sekolah untuk
diselesaikan secara musyawarah dalam kekeluargaan.
Pasal 3
Siswa wajib membina dan menjaga hubungan baik antar sesama warga sekolah yang bersifat
kekeluargaan dan tidak saling menyakiti.
Pasal 4
Siswa wajib menciptakan suasana keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,
kerindangan dan kesehatan atau 7 K dilingkungan sekola, dengan cara :
4.1 Dilarang membuat gaduh / ribut dalam kelas sehingga mengganggu ketenangan kelas lain.
4.2 Dilarang membuang sampah tidak pada tempatnya.
4.3 Dilarang menulis / mengotori meja, kursi belajar, tembok, WC, dan lain-lain.
4.4 Dilarang merusak tanaman dan kelengkapan taman lainnya.
4.5 Dilarang mengambil uang dan barang milik orang lain tanpa izin pemiliknya.
Pasal 5
Siswa wajib menyimpan motor atau kendaraan lain ditempat parkir yang telah ditentukan,
mengkunci ganda, dan dilarang menghidupkan mesin motor di dalam lingkungan.
Pasal 6
Siswa dilarang membawa uang dalam jumlah yang berlebihan / banyak. Jika kehilangan uang
atau barang berharga lainnya atau kelalaian pada pasal ini tidak melibatkan pihak sekolah.
Pasal 7
Siswa wajib memelihara ketahanan dan keamanan sekolah dari ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam sekolah dengan tidak bertindak sendiri dan sewenang-wenang.
Pasal 8
Siswa dilarang membawa peralatan / barang lain yang tidak ada hubungannya dengan semua
kegiatan belajar.
Pasal 9
Siswa dilarang berkumpul atau bergerombol di sekitar luar lingkungan sekolah sesudah pulang
sekolah.

BAB VII
TERTIB BERORGANISASI

Pasal 1
Di sekolah hanya ada satu organisasi siswa yaitu OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), setiap
siswa wajib menjadi anggota OSIS yang aktif dan turur berpartisipasi terhadap semua program
kerjanya.
Pasal 2
Siswa dilarang menjadi anggota atau pengurus organisasi lain di luar OSIS seperti geng motor
dan sejenisnya, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Pasal 3
Pelaksanaan kegiatan OSIS diusahakan tidak mengganggu keiatan belajar intrakulikuler kecuali
atas izin sekolah.
Pasal 4
Semua kegiatan ekstra kulikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran harus mendapat izin
dari orang tua / wali yang bersangkutan.

BAB VIII
JENIS PELANGGARAN DAN SANKSINYA

Pasal 1
Akbibat pelanggaran tata tertib sekolah ini, maka siswa dapat dikenakan sanksi / hukuman
akademis yang ditetapkan pleh pihak sekolah.
Pasal 2
Akibat pelanggaran tata tertib sekolah yang lebih dari satu kali dan atau pelanggaran berat, maka
dapat dikenakan sanksi akademis dan sanksi administrasi yang ditetapkan oleh pihak sekolah
berupa :
1. Teguran lisan dari Guru, Wali kelas atau Kepala Sekolah.

2. Perinagatan tertulis dari sekolah, yang disampaikan kepada orang tua / wali siswa.

3. Skorsing (dilarang mengikuti kegiatan belajar untuk waktu tertentu) dari sekolah.

4. Dikembalikan kepada orang tua, wali dengan surat pemberitahuan terlebih dahulu.

Pasal 3

Jenis-jeinis pelanggaran dan sanksi/hukuman yang bisa diberikan/dikenakan kepada siswa antara
lain sebagai berikut :

No Jenis-jenis Pelanggaran Jenis-jenis Sanksinya

1. Siswa terlamabat tanpa alasan • Siswa tidak boleh mengikuti satu mata
yang tepat satu kali. pelajaran (1 atau 2 jam) dan kepadanya
harus belajar di perpustakaan untuk
mencatat materi pelajaran sesuai
dengan mata pelajaran yang sedang
dipelajari di kelas itu. Tugas tersebut
ditandatangani oleh petugas
perpustakaan dan dilaporkan kepada
guru piket oleh siswa yang
bersangkutan untuk disampaikan
kepada gurunya.
Siswa terlamabat tanpa alasan • Siswa diharuskan membuat surat
yang tepat dua kali pernyataan tidak akan terlambat lagi
yang ditandatangani orangtua.
Siswa terlambat tanpa alasan • Orang tua siswa di panggil untuk
yang tepat tiga kali berkonsultasi dengan wali kelas dan
guru BP.

No Jenis-jenis Pelanggaran Jenis-jenis Sanksinya


2. Tidak masuk sekolah tanpa alasan • Siswa ditegur dan dicatat dalam buku
yang jelas. kasus siswa dengan keterangan alfa.
• Jika masih melanggar, orang tua siswa
dipanggil untuk berkonsultasi dengan wali
kelas dan guru BP.
• Jika tidak ada perbaikan sikap, maka siswa
tersebut akan ditangani kepala sekolah.
3. Baju seragam sekolah : • Siswa ditegur dan dicatat dalam buku
kasus siswa, jika 2 kali masih
• Atribut tidak lengkap melakukan pelanggaran, orang tua
• Baju yang dikeluarkan siswa dipanggil untuk berkonsultan
• Memakai sabuk yang tidak dengan wali kelas dan guru BP.
sesuai aturan • Dipulangkan untuk mengganti pakaian.
• Memakai jaket/sweater • Jika dua kali melanggar, orang tuanya
• Bagi siswa putri rok dipanggil dan dikonsultasikan dengan
pendek/ketat/tidak sesuai wali kelas.
aturan.
• Bagi siswa putra celana
panjang bagian bawah kurang
dari 20cm/tidak sesuai dengan
aturan.
4. Sepatu tidak sesuai dengan Sepatu dilepas dan tidak memakai sandal
ketentuan di lingkungan sekolah. Jika dua kali
melanggar orang tuanya dipanggil untuk
berkonsultasi dengan wali kelas dan guru
BP.

5. Rambut panjang bercat/ jelly/ • Ditegur oleh pihak sekolah


model di luar ketentuan sebagai • Dipotong rambutnya di sekolah tanpa
siswa. pemberitahuan terlebih dahulu
• Jika rambutnya di cat siswa tersebut
dipulangkan.
6 Memakai perhiasan berlebihan • Diambil sementara oleh sekolah dan
dan laki-laki memakai anting. baru boleh diambil kembali oleh orang
tua siswa ybs.
7. Bolos/kabur selama jam • Ditegur dan dicat oleh sekolah.
pelajaran berlangsung. • Jika 2 kali melanggar orang tuanya di
panggil untuk dikonsultasikan dengan
wali kelas.
• Jika masih bolos, siswa harus membuat
perjanjian/pernyataan di atas kertas
segel.
• Jika tidak ada perubahan sikap.
• Diskors 1 minggu
8. • Tidak mengikuti upacara • Ditegur dan dicatat
bendera hari Senin • Jika dua kali melanggar, orang tua
• Tidak mengikuti upacara siswa dipanggil untuk berkonsultasi
memperingati hari besar. dengan wali kelas dan guru BP, serta
Jenis-jenis Pelanggaran
Jenis-jenis Sanksinya

• Siswa tersebut diberi tugas membuat


makalah.
9. Menjadi anggota/membentuk Siswa dipanggil dan dicatat, orang
geng apa saja. tuanya dipanggil untuk berkonsultasi
dengan wali kelas dan guru BP.

10. Siswa membawa rokok/merokok • Ditegur dan dicatat, serta membuat


di lingkungan sekolah/di luar pernyataan yang ditandatangani dan
lingkungan sekolah dalam ketahui orang tua siswa.
keadaan memakai seragam • Jika masih melanggar, orang tua siswa
sekolah atau atribut SMA 6 dipanggil untuk berkonsultasi dengan
wali kelas dan guru BP.
Bandung.
• Jika tidak ada perbaikan sikap, maka
siswa tersebut akan ditangani kepala
sekolah.
11. Memarkir kendaraan Jika dua kali melanggar tidak diizinkan
seenaknya/idak sesuai aturan membawa motor ke sekolah.

12. Merusak mengotori • Mengganti/mengembalikan fasilitas


fasilitas/sarana sekolah yang rusak/membersihkan fasilitas
yang kotor.
• Apabila masih melanggar dikembalikan
pada orang tuanya.
13. Melakukan perbuatan tidak • Diskors untuk belajar di rumah selama
senonoh : 3 hari dan orang tuanya dipanggil
untuk berkonsultasi dengan wali kelas
• Membawa buku, majalah, dan guru BP.
VCD prono dll. • Apabila masih melanggar dikembalikan
• Berpacaran di lingkungan pada orang tuanya.
sekolah.
14. Melakukan perbuatan yang • Diskors untuk belajar di rumah selama
membahayakan : menyulut 3 hari dan orang tuanya dipanggil
petasan, memalak, atau untuk dikonsultasikan dengan wali
melakukan ancaman/teror. kelas dan guru BP.

15. Melakukan cemoohan yang • Diskors untuk belajar di rumah selama


bersifat melecehkan terhadap 3 hari dan orang tuanya dipanggil
guru, karyawan dan tamu untuk dikonsultasikan dengan wali
sekolah. kelas dan guru BP.

16. Berkelahi di lingkungan sekolah • Diskors untuk belajar di rumah selama


dan atau melakukan 3 hari dan orang tuanya dipanggil
penyerangan terhadap orang untuk dikonsultasikan dengan wali
lain. kelas dan guru BP.
• Apabila masih melanggar dikembalikan
pada orang tuanya.
17. Terlibat dalam penggunaan obat- • Dikembalikan kepada orang tuanya
obatan terlarang (NARKOBA), tanpa dikonsultasikan terlebih dahulu.
membawa, mengedarkan dan • Dilimpahkan kepada pihak yang
atau menggunakan. berwajib.

BAB XI

PENUTUP

Hal-hal yang tidur belum tercantum dalam aturan tata tertib ini, akan diatur secara khusus
melalui keputusan Kepala Sekolah.

Aturan tata tertib ini dibuat untuk dipahami, dihayati, dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab yang tinggi demi terwujudnya kepentingan berama dalam mencapai tujuan
pendidikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini kami lakukan untuk mengetahui penyebab penyimpangan sosial yang
banyak dilakukan oleh para remaja khususnya di lingkungan sman 6 bandung , oleh karena itu
kami mengambil judul “Ketidakmapuan Menghadapi Perubahan dalam Pencarian Jati Diri.
Penelitian ini kami lakukan dengan dua metode yaitu wawancara dan angket. Penelitian pertama
kami lakukan dengan metode wawancara. Metode ini kami lakukan dengan mewawancarai
beberapa sumber yaitu siswa dan siswi kela X dan guru BK. Wawancara ini kami lakukan di
lingkungan SMAN 6 Bandung. Berikut ini hasil wawancara kami :
Wawancara pertama
A : siang ! maaf ganggu sebentar , boleh minta waktunya sebentar ?
B : oh ya bisa.
A : maaf sebelumnya , bisakah anda memperkenalkan diri ?
B : saya dini dari kelas X-2
A : oh ya makasih. kami dari kelas XII IPS 2 sedang mengadakan penelitian tentang
penyimpangan sosial , penelitian ini merupakan tugas akhir pelajaran sosiologi. Jadi
boleh
kami mewawancara anda ?
B : oh tentu bisa.
A : kalau begitu kita mulai saja wawancaranya. anda sebagai remaja pastinya pernah atau
mungkin sedang mengalami masa pubertas , apakah anda pernah melakukan
penyimpangan
sosial?
B : sering .
A : sering ya. Bisa sebutkan penyimpangan apa saja yang pernah dilakukan ?
B : penyimpangan yang pernah saya lakukan paling penyimpangan kenakalan-kenakalan
remaja
tapi tidak keluar batas.
A : apa yang menyebabkan kamu melakukan penyimpangan tersebut ?
B : penyebabnya mungkin faktor teman , keadaan kelas atau sekolah yang kurang nyaman.
A : ada factor lain ?
B : factor lainnya misalnya kalau ada masalah pasti larinya ke hal yang negative tapi yang
tidak
terlalu nakal.
A : terus apakah anda pernah melakukan penyimpangan yang fatal ?
B : penyimpangan yang paling fatal paling merokok.
A : apakah pihak sekolah mengetahui dan member sanksi ?
B : pernah sih , waktu itu ketahuan ketika di kantin. Dulu lakuin itu sih sengaja karena ingin
Drop out tapi lama kelamaan sadar juga. Sanksi yang diberikan sekolah ya di panggil
orang
tua.
A : apakah anda menyesal setelah melakukan penyimpangan itu ?
B : pastinya menyesal banget.
A : apakah anda akan melakukannya lagi ?
B : kalau misalnya di kantin sekolah ya ga mungkin lagi. Hhe
A : di sman 6 bandung ini ada tata tertib sekolah , apakah anda mempunyai komentar ?
B : ketat sih ga jadi masalah , Cuma soal penampilan ga usah dikomentar atau diprotes
karena
penampilan merupakan cerminan dari diri kita , kan pengen “gumeulis” ke sekolah.
A : oh ya. Terima kasih ya atas waktunya. Cukup sekian wawancara dari kami.
B : iya sama-sama.

Wawancara kedua
A : siang ! maaf ganggu sebentar , boleh minta waktunya sebentar ?
B : oh ya bisa.
A : maaf sebelumnya , bisakah anda memperkenalkan diri ?
B : saya Dimas dari kelas X-5
A : oh ya makasih. kami dari kelas XII IPS 2 sedang mengadakan penelitian tentang
penyimpangan sosial , penelitian ini merupakan tugas akhir pelajaran sosiologi. Jadi
boleh kami mewawancara anda ?
B : oh tentu bisa.
A : kalau begitu kita mulai saja wawancara. Apakah kamu pernah melakukan
penyimpangan
sosial?
B : Sering.
A : penyimpangan apa saja yang pernah anda lakukan ?
B : penyimpangan apa ya , banyak sih.
A : apa penyebab anda melakukan penyimpangan itu ?
B : penyebabnya factor lingkungan dan kurangnya kesadaran diri.
A : mungkin anda pernah melakukan penyimpangan yang sangat fatal , penyimpangan apa
yang
menurut anda paling fatal ?
B : minum-minuman keras .
A : mengapa anda melakukan hal tersebut ?
B : ya karena dorongan dari dalam diri sendiri yang ingin mencoba.
A : apakah anda pernah mendapatkan sanksi dari sekolah.
B : belum pernah karena saya melakukan penyimpangan itu di luar lingkungan sekolah.
A : apakah anda menyesal melakukan penyimpangan itu ?
B : tentunya sangat menyesal dan tidak akan mengulangi perbuatan itu.
A : apa komentar anda tentang tata tertib yang ada di SMAN 6 Bandung.
B : seharusnya tata tertib sekolah jangan terlalu ketat , rambut panjang sedikit atau celana
ketat
mah ya ga apa-apa . hhe
A : oh ya. Terima kasih ya atas waktunya. Cukup sekian wawancara dari kami.
B : iya sama-sama.

Wawancara ketiga

A : assalamualaikum pak.
B : walaikumsalam.
A : maaf pak , bisa kami minta waktunya sebentar ?
B : oh ya tentu. Ada yang bisa saya bantu ?
A : kami dari kelas XII IPS 2 sedang mengadakan penelitian tentang penyimpangan sosial ,
penelitian ini merupakan tugas akhir pelajaran sosiologi. Kami ingin mewawancarai
anda untuk mengetahui informasi tentang tingkah laku siswa/i SMAN 6 Bandung.
B : oh ya silahkan.
A : kalau begitu kita mulai saja wawancaranya. menurut bapak , apa pengertian dari
penyimpangan sosial ?
B : penyimpangan dalam hal ini berarti perbuatan yang menyimpang dari norma-norma
yang
telah ditentukan baik norma tertulis ataupun norma tidak tertulis.
A : kalau menurut bapak , ada tidak penyimpangan yang bersifat positif ?
B : tentu dalam hal ini tergantung masalahnya. Penyimpangan bisa saja positif tetapi dalam
hal
tertentu dan tergantung titik masalahnya, dalam agama pun boleh berbohong asal demi
kebenaran. penyimpangan memang konotasinya negative namun bisa juga
penyimpangan itu positif.
A : kami melakukan penelitian ini dalam lingkup sekolah , menurut bapak apa penyebab
siswa/i
melakukan pelanggaran tata tertib sekolah ?
B : penyebabnya banyak , kalau di sekolah ya mungkin penyebabnya peraturan-peraturan

sekolah untuk menentukan sesuatu hal yang akhirnya anak melakukan penyimpangan
dan
mungkin karena terlalu ketatnya peraturan sehingga anak melakukan penyimpangan
juga
karena anak merasa tidak tahan dan tidak sesuai dengan keinginan remaja atau siswa itu
sendiri.
A : apa bentuk – bentuk penyimpangan remaja ?
B : banyak sih. Kalau di remaja ya penyimpangan-penyimpangan seks , penyimpangan
perilaku
hal itu bisa terjadi karena remaja itu sedang mencari jati dirinya , kadang-kadang
mereka
tidak mau menerima peraturan-peraturan yang ada di sekitarnya sehingga mereka
melakukan
penyimpangan. Kalau di sekolah yang berkaitan dengan aturan sekolah seperti terlambat
dan
bolos.
A : setiap penyimpangan mempumyai dampak , menurut bapak besar tidak pengaruhnya
penyimpangan terhadap siswa ?
B : tergantung penyimpangannya , kalau penyimpangan seks itu sangat fatal tetapi kalau
penyimpangan perlaku itu tegurannya ada tahapannya sesuai dengan proporsinya jadi
,penyimpangan yang terjadi harus ditindak lanjuti sesuai dengan penyimpangan yang
dia
lakukan. Tetapi bukan berarti semua pnyimpangan ditindak begitu saja, tapi ada proses
dan
mekanismenya yang harus dijalankan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan.
A : bapak sebagai guru di sman 6 bandung , menurut bapak yang paling banyak melakukan
penyimpangan itu kelas X , XI , atau XII ?
B : kalau saya lihat dari tahapan usia dan jenjang pendidikannya ,justru yang paling
menonjol
adalah kelas XI karena mereka sedang mempersiapkan masa dewasa dan mencari jati
dirinya
sejauh manakah yang akan mereka raih dan mereka paling rawan karena kelas tanggung
di
atas belum di bawah juga sudah terlalui serta rasa penasarannya untuk mencari jati
dirinya
sangat tinggi. Kalau kelas XII sudah sedikit mereda penyimpangannya karena mereka
sudah mempersiapkan jenjang pendidikan selanjutnya.
A : apakah bapak pernah mengalami hambatan dalam mengatasi penyimpangan yang
dilakukan
siswa ?
B :oh pasti ada hambatan dalam mengatasi masalah ini , tentunya hal in perlu adanya
koordinasi
dari semua pihak yang terlibat di sekolah ini. Kami tidak mungkin bekerja sendiri jadi
harus
ada kesinambungan dari semua pihak seperti wakasek kesiswaan , wali kelas atau guru
BK.jadi dengan kerjasama kendala itu bisa ditanggulangi.
A : bagaimana cara mengatasi penyimpangan sosial di sekolah ?
B : pertama kita akan melihat apa penyimpangan yang dilakukan misalnya terlambat
sekolah ,
kita akan melakukan konsultasi dengan siswa yang terlambat lalu memanggil orangtua
mereka karena kita ingin tahu apa latarbelakangnya , tentu persoalan ini sangat kompleks
sekali karena saya tidak bisa mendjusment seseorang dengan begitu saja , kita tentu
harus
mencari tahu apa penyebabnya .
A : terimakasih ya pak atas waktunya , mungkin cukup sekian wawancara dari kami.
Assalamualaikum.
B : iya sama-sama. Walaikumsalam.

Penelitian kedua kami lakukan dengan metode angket dan mengambil sampel dari 20 orang kelas
XI IPA 1 dan 19 orang kelas X. Berikut hasil angket yang kami dapatkan :
1. Apakah anda pernah merokok ?

a. Pernah b. tidak pernah


Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 1

Pernah merokok Tidak pernah merokok


NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 0 0% 1 2.56%
2 15 3 7.69% 8 20.05%
3 16 8 20.05% 12 30.77%
4 17 4 10.26% 3 7.69%
Jumlah 15 38% 24 62.00%

Kesimpulan : dari data yang diperoleh kami menyimpulkan bahwa 62 % siswa di SMAN 6
Bandung tidak pernah merokok. Namun 38% siswa pernah merokok , siswa yang pernah
merokok didominasi oleh siswa yang berusia 16 tahun.

2. Pernahkah anda melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan sekolah ?

Sebutkan ?

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 2

Merokok Pakaian Telat Bolos


NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

1 14 0 0% 1 2.78% 0 0% 0 0%
2 15 1 2.78% 5 13.89% 4 11.11% 0 0%
3 16 2 5.56% 8 22.22% 5 13.89% 3 8.33%
4 17 0 0% 3 8.33% 2 5.56% 2 5.56%
Jumlah 3 8% 17 47.00% 11 31% 5 14%

Kesimpulan : dari data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa-siswi SMAN 6 Bandung
pernah melanggar aturan norma sekolah dan presentase yang paling besar adalah pelanggaran tata tertb
mengenai pakaian.
3. Pernahkah anda melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di
masyarakat selama anda berada di luar lingkungan sekolah ?

a. Pernah b. tidak pernah

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel3

Pernah Tidak pernah


NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 1 2.56% 0 0.00%
2 15 6 15.37% 6 15.37%
3 16 15 38.46% 4 10.26%
4 17 4 10.26% 3 7.69%
Jumlah 26 67% 13 33.00%

Kesimpulan : dari data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/I SMAN 6 Bandung pernah
melakukan pelanggaran norma yang ada di masyarakat.

4. Jika anda pernah melakukan hal tersebut ( pertanyaan no.3 ) apakah hal tersebut merupakan hal
yamg disengaja ?

a. Disengaja b. tidak disengaja

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 4

Disengaja Tidak disengaja Abstein


NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 0 0.00% 1 2.44% 0 0%
2 15 3 7.31% 6 14.63% 3 7.31%
3 16 7 17.00% 9 21.95% 4 9.76%
4 17 2 4.88% 5 12.20% 1 2.44%
Jumlah 12 29% 21 51.00% 8 20%
Kesimpulan : dari data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/I SMAN 6 Bandung
melakukan pelanggaran norma di masyarakat secara tidak disengaja.

5. Program tv apa yang anda sukai ? ( boleh lebih dari 1)

a. Berita c. Program musik

b. Film kartun d. Film dewasa

Hasil jawaban yang kami dapat :


Tabel 5
Berita Film kartun Program musik Film dewasa
NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 1 1% 1 1% 1 1% 0 0%
2 15 3 4.17% 10 13.89% 5 6.94% 4 6%
3 16 8 11.10% 11 15.28% 15 20.83% 7 9.72%
4 17 0 0% 2 2.78% 3 4.17% 1 1%
Jumlah 12 17% 24 33.00% 24 33% 12 17%

Kesimpulan : Data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/i SMAN 6 Bandung lebih
menyukai film kartun dan program music hal itu masih dalam tahap yang wajar untuk remaja yang
berumur 14-17 tahun.

6. Jika ada masalah yang dihadapi , apa yang biasa anda lakukan ?

a. Berbagi dengan teman c. Melampiaskan dengan kemarahan

b. Berbagi dengan orang tua d.


……………………………………………………..

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 6
Teman Orangtua Kemarahan Lain-lain
NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 1 2.44% 0 0% 0 0% 0 0%
2 15 4 9.76% 3 7.31% 0 0% 5 12.20%
3 16 9 21.95% 1 2.44% 5 12.20% 7 17.00%
4 17 2 4.88% 0 0.00% 1 2.44% 3 7.00%
Jumlah 16 39% 4 10.00% 6 15% 15 36%

Kesimpulan : Data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/i SMAN 6 Bandung apabila
menghadapi masalah lebih dominan berbagi dengan teman.

7. Adakah hal-hal kecil yang dianggap menyimpang yang pernah anda lakukan ? Sebutkan !

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 7

mengejek
berbohong melawan ortu orang lain-lain Abstein
N US Freku Presen Freku Presen Freku Presen Freku Presen Freku Presen
O IA ensi tase ensi tase ensi tase ensi tase ensi tase
1 14 1 2.78% 1 2.78% 0 0% 1 2.78% 0 0%
2 15 2 5.56% 1 2.78% 1 2.78% 4 11% 4 11%
3 16 0 0% 0 0% 1 2.78% 7 19% 7 19%
4 17 1 2.78% 0 0% 0 0% 1 2.78% 4 11%
Jumlah 4 11% 2 6.00% 2 6% 13 36% 15 41%

Kesimpulan : Data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/i SMAN 6 Bandung tidak
pernah melakukan hal kecil yang dianggap menyimpang.

8. Pernahkah anda melakukan penyimpangan yang dianggap paling fatal/besar ?

a. Pernah b.Tidak pernah

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 8
Pernah Tidak pernah Abstein
NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 0 0.00% 1 2.56% 0 0%
2 15 1 2.56% 10 25.64% 1 2.56%
3 16 6 15.37% 13 33.30% 0 0.00%
4 17 2 5.13% 5 12.80% 0 0.00%
Jumlah 9 23% 29 74.00% 1 3%

Kesimpulan : Data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/i SMAN 6 Bandung
sebagian besar tidak pernah melakukanj penyimpangan sosial yang fatal.

9. Jika anda pernah melakukan hal tersebut ( pertanyaan no.9 ) apakah hal tersebut hal yang
disengaja atau tidak ?

a. Disengaja b.Tidak disengaja

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 9

Disengaja Tidak disengaja Abstein


NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 0 0.00% 1 2.56% 0 0%
2 15 0 0.00% 5 12.80% 7 17.95%
3 16 4 10.26% 9 23.00% 6 15.37%
4 17 1 2.56% 4 10.26% 2 5.13%
Jumlah 5 13% 19 49.00% 15 38%

Kesimpulan: Data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/i SMAN 6 Bandung
melakukan penyimpangan yang fatal secara tidak sengaja.

10. Jika jawaban anda dari pertanyaan di atas dengan jawaban A atau pernah melakukan
penyimpangan , apakah anda merasa menyesal telah melakukan hal tersebut ? jika menyesal ,
tuliskan alasannya !

a. Menyesal b.Tidak menyesal

Hasil jawaban yang kami dapat :

Tabel 10
Menyesal Tidak menyesal
NO USIA Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 14 1 2.56% 0 0.00%
2 15 8 20.05% 3 7.69%
3 16 13 33.30% 7 17.95%
4 17 3 7.69% 4 10.26%
Jumlah 25 64% 14 36.00%

Kesimpulan : Data yang kami peroleh kami menyimpulkan bahwa siswa/i SMAN 6 Bandung
sebagian besar menyesal telah melakukan penyimpangan yang sangat fatal.

BAB V
PENUTUP

BAB V

Penutup
V.1 Kesimpulan
Dari data yang kami peroleh selama melakukan penelitian, penulis menyimpulkan :
1. Sebagian besar siswa/siswi SMA N 6 Bandung pernah melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah.
2. Sebagian besar pelaku penyimpangan berusia 16 – 17 tahun, hal ini disebabkan
pada usia tersebut merupakan usia labil atau transisi dari masa remaja menuju
dewasa.
3. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa/siswi disebabkan mereka
berada pada proses pencarian jati diri, sertalingkungan yang mendukung untuk
melakukan penyimpangan terhadap peraturan yang berlaku.
4. Adanya hambatan dalam mengatasi penyimpangan yang dilakukan siswa/siswi
yaitu pelaksanaan aturan dan pemberian sanksi yang kurang tegas sehingga
siswa/siswi yang melakukan penyimpangan merasa tidak menyesal.
V.2 Saran
Dari hasil penelitian yang penulis dapat, maka peulis penulis mempunyai saran – saran
kepada pihak guru – guru dan siswa/siswi SMA N 6 Bandung dalam meminimalisasi
penyimpngan yang diakukan siswa/siswi.
Saran untuk guru :
• Guru harus memberikan perhatian yang lebih terhadap anak didiknya.
• Guru diharapkan bersifat objektif terhadap siswa/siswinya.
• Guru harus bisa menciptakan suasana yang nyaman antara siswa dan guru.
• Guru hrus berkordinasi dengan guru BK dalam mengatasi penyimpangan oleh siswa.
• Guru harus lebih menanamkan nilai – nilai moral dan agama.
Saran untuk siswa/siswi :
• Siswa/siswi harus mentaati tata tertib sekolah SMA N 6 Bandung.
• Siswa/siswi harus memiliki nilai – nilai moral dan religius sebagai dasar dalam
berperilaku.
• Siswa/siswi seharusnya mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
• Siswa/siswi harus memiiki rasa tanggung jawab sebagai pelajar.
• Siswa/siswi diharapkan cerdas dalam berperilaku.

Daftar Pustaka
- Soekantu, Soerjono. 1983. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
- Maryti, kun. 2007. Sosiologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Esis.
- Wardi. 2007. TUNTAS SOSIOLOGI. Jakarta : Graha Pustaka.
- Indianto. 2004. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai