LABOR
OLEH :
Ratna
Disfunction Labor
1. Dysfunction at the Fist Stage labor
1. Prolonged Latent Phase
2. Protracted Active Phase.
3. Prolonged Deceleration Phase
4. Secondary Arrest of Dilatation
5. Prolonged Descent
2. Dysfunction at the Second Stage of Labor
Prolonged Latent Phase
Merup fs laten yg memanjang > 20 jam pada
nullipara dan 14 jam pada multipara, o/k
cervik tidak segera membuka.
Etiologi : pemberian analgesic >> pada awal
persalinan/fase laten.
Dg memanjangnya fase laten ini uterus dapat
mengalami status yg hypertonic, relaksasi
diantara kontraksi tidak adekuat dan efekktif.
Manajemen :
Membantu uterus beristirahat
memberikan cairan yg adekuat a/ dehidrasi
Morpin mungkin perlu pada keadaan hypertonic
untuk membantu relaksasi
sedative agar dapat tidur dan istirahat
Jika tidak memungkinkan tindakan SC dapat
dilakukan / pemberian oksitosin intravenous dg
amniotomy.
Protracted Active Phase
Merup persalinan yg lambat (kelambatan dilatasi
servik yg diikuti kelambatan penurunan kepala
fetus)
Batas kelambatan dilatasi servik 1,2 cm/jam pada
Nullipara dan 2 cm/jam pada multipara.
Protracted active phase biasanya diasosiasikan
dengan CPD (cephalopelvic disproportion) atau fetal
malposition, meskipun dapat juga karena aktifitas
miometrium yang tidak efektif.
Penatalaksanaan : Sectio Caesaria.
Prolonged Deceleration Phase
Fase ini lebih 3 jam pada Nullipara
dan lebih 1 jam pada Multipara.
Secondary Arrest of Dilatation
Tidak ada kemajuan pembukaan
servik lebih dari 2 jam.
Prolonged Descent
Kepala fetus tidak turun < 1 cm/jam pada
Nullipara dan 2 cm/jam pada Multipara.
Jika disertai tjdnya prolonged active phase of
dilatation dan prolonged descent, kemudian
kontraksinya tidak adekuat dan dilatasi tidak
bertambah harus dipikirkan kemungkinan
CPD atau presentasi fetus
Penatalaksanaan :
Membantu pemenuhan istirahat ibu dan
intake cairan
Deteksi munculnya hypertonic kontraksi
Oksitosin intravena dapat diberikan untuk
membantu kontraksi supaya efektif
Posisi semifowler, berjongkok, menungging
dapat membantu penurunan kepala
Dysfunction at the Second
Stage of Labor
Arrest of Descent tjd ketika kepala janin tidak
turun dalam 1 jam pada multipara, dan 2 jam
pada nullipara.
Failure of descent terjadi jika tidak ada
penurunan kepala.
Penatalaksanaan : Sectio Caesaria.
Dystocia ?
kemajuan persalinan yg abnormal, panjang,
nyeri, yg disebabkan oleh masalah mekanis
persalinan (powers,passenger passageway
atau psyche).
Dystocia menyebabkan indikasi 50 %
lebih dari sectio caesarea.
Penyebab dystocia dapat
dijelaskan dengan faktor 4 P, yaitu
:
Powers
Passageway
Passenger
Psyche
Powers ? Passageway ?
kontraksi uterus tidak tjd karena bentuk &
efektif kekuatannya ukuran tulang pelvis
baik pada kala I tdk normal, immatur
ataupun kala II ukuran tulang pelvis
atau deformitas. Hal
ini dpt terjadi
bersamaan dg tdk
efektif ekspulsi fetus.
Passenger ? Psyche ?
keadaan faktor yg ada pada
malpresentasi / ibu spt kecemasan,
malposisi yg tidak kurang persiapan &
lazim baik ukuran takut kadang-kadang
atau abnormal menyebabkan
perkembangan fetus persalinan menjadi
yg menghambat msk panjang.
fetus kedlm jalan
lahir
Problem with powers- uterine
dysfunction
Persalinan menjadi panjang
Komplikasi pada ibu dan fetal.
Infeksi intra uteri
Kematian pada fetal
Klasifikasi
1. Protraction disorders, adalah ciri khas
persalinan yang lambat dari normal
yang ditunjukkan dengan kelambatan
dilatasi servik yang diikuti kelambatan
penurunan kepala fetus. Batas
kelambatan dilatasi servik 1,2 cm/jam
pada Nullipara dan 2 cm/jam pada
multipara.
2. Arrest disorders, keadaan ini terjadi pada fase
aktif, yang dapat bagi lagi mjd:
Prolonged deceleration phase (fase ini lebih 3
jam pada Nullipara dan lebih 1 jam pada
Multipara)
Secondary arrest of dilatation (tdk ada
kemajuan pemb servik lebih dr 2 jam)
Arrest of descent (Kepala fetus tdk turun lebih
dr 1 jam pada Nullipara dan lebih dari 0,5 jam
pada Multipara)
Failure of descent (tdk ada penurunan kepala
fetus pada kala I dan kala II).
3.Failure progres yaitu persalinan yg
mengalami kegagalan krn tidak ada
kemajuan pembukaan servik yg tdk
diket penyebabnya & tdk dpt
diidentifikasi jenis arrest disorders.
Pada Failure progress merup indikasi
utk sectio caesarea.
Etiologic factor in dysfunction
Kurang stimuli atau berkaitan dg faktor penghambat
( faktor hormonal)
Perubahan kontrol intra seluler otot polos
Kontraktur pelvis
Malposisi fetal
Faktor fisik (uterine overdistension, multiple gestasi,
polyhidramnion, fibrosis servikal, erderly nullipara,
obesitas, pathologic retraction ring)
Faktor farmakologis (analgesik berlebihan pada fase
laten, epidural anastesi)
Management
Management yang dijelaskan Sokol 1994 &
Cunningham 1993 yaitu :
Pem mell vagina lebih kurang setiap 2 jam
Bila didapati CPD dpt dilakukan SC
Pemberian oxytocin yg dibarengi dg amniotomy
Bila dehidrasi dpt diberikan cairan
Observasi distres fetal
Meminimalkan nyeri pada saat melkk tindakan
Problem with the passageway
Contracted pelvis ( tjd pada inlet, mid
pelvic, & out let yg dpt menyebabkan
malposisi, extreme molding
presentation, prolap umbilicus, caput
succedanum)
Variation in pelvic shape
Cephalopelvic disproportion (keadaan
ini berhub dg ukuran kepala fetus &
ukuran pelvis).
Management