kebahagiaan dan juga kesusahan.Masa-masa bahagiaku mungkin hanya dapat kurasakan pada saat aku masih kecil, dimana aku masih bersama kedua orang tuaku. Dan juga kebahagiaan itu bias kursakan pada saat aku sekolah di SD, SMP,dan SMA, dimana pada saat itu aku selalu memperoleh peringkat kelas pararel. Karna itu pula ketika aku akan melajutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi aku selalu diterima lewat jalur PMDK, termasuk diperguruan tinggi. Mungkin dalam hal mendapatkan kasih sayang dari ortu, aku brebeda dengan temanku yang lain. Jika teman-temanku mendapatkan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya, namun aku hanya bisa merasakan kasih sayang dari Ibuku sja.Ketika aku kelas 6 SD ayahku kawin lagi, keluargaku berantakan , aku terpaksa harus memilih dinatara keduanya ,dan aku memilih ikut Ibu. Semenjak itu Ibukulah yang membiayai sekolahku beserta biaya hidupku. Ibuku bekerja sebagai petani, namun begitu beliau masih sanggup menyekolahkanku dan adikku. Ibu juga tidak pernah meminta bantuan ayahuntuk membiayai sekolahku. Namun menjelang aku akan lulus SMA, ibuku merasa tidak sanggup lagi membiayaiku untuk melanjutkanku ke bangku kuliah. Beliau menyuruhku untuk tidak melanjutkan, bahkan beliau menyuruhku untuk menajadi TKI di Malaysia. Mendegar penuturan dari ibuku semangatktu hilang, pikiranku down. Aku merasa tidak akan pernah lagi merasakan bangku kuliah. Padahal semenjak SMP aku ingin sekali belajar sampai ke bangku kuliah. Akupun berusaha menenangkan diri dengan kunsultasi ke BK. Setelah mendapat masukan, pencerahan , sekaligus informasi kalau di bangku kuliah banyak sekali beasiswa bagi yang tidak mampu, aku menjadi semangat lagi. Dalam hatiku berkata “dimana ada kemauan disitu ada jalan”.Akupun bertekat untuk kuliah. Ketika aku mendapat informasi kalau di ITS dibuka pendaftaran Mahasiswa baru lewat jalur PMDK, Akupun mendaftarkan diri. Dengan berbekal uang pinjaman sebesar Rp.400.00,- untuk beli frmolir dan biaya administrasi. Walaupun sebenarnya ibuku keberatan aku mendaftarkan diri, namun aku tetap nekat. Aku berusaha menjelaskan semuanya tentang keiinginanku masuk kuliah, hingga akhirnya ibuku bisa mengerti keadaanku. Beliau pun mulai mendukungku. Setelah pengumumanpeneriman maba di ITS dan aku di nyatakan lulus, Ibuku bukannya bahagia . Ibuku kebingungan tentang biaya untukdaftar ulang sebesar Rp.6.500.000,- dan biaya IKAMA sebesar Rp.350.00,-. Akhirnya Ibuku memutuska untuk menjual tanah warisan kakek seharga Rp.12.000.000,-. Uang itulah yang kupakai untuk daftar ulang dan biaya-biay yang lain. Setelah daftar ulang selesai aku mulai terpikir tentang kelanjutan kuliahku. Uangku yang ada tinggal sedikit, sedangkan wakyu itu aku masih belum punya kos. Untunglah setelah beberapa hari famili ibiku yang ada di Surabaya menawariku untuk tinggal di rumahnya. Akupun tinggal disitu dengan tujuan untuk menghemat biaya makan dan biaya kos. Sekarang aku masih bingung tntang biaya kulihku 4 tahun kedepan. Sebab ibuku tidak lagi bekerja, dan ayahku tidk bisa terlalu di harapkan. Aku berusaha mencari informasi beasiswa. Berbagi informasi kudapatkan, dan aku selalu mendaftarkan diri untik mendapatkannya. Namun sampai sekarang tidak ada informasi tentang beasiswa tersebut. Hingga akhirnya aku mendapat informasi dari salah satu temanku kalau BEA STUDI ETOS membuka pendaftaran gelombang III. Akupun erasa bahagia karma aku masih punya kesempayan untuk mendapatkan beasiswa. Aku harap dengan mengikuti BEA STUDI ETOS, aku bisa dapat beasiswa. Sehingga aku bisa melanjutkan kulihku sampai LULUS.