Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adanya kemajuan jaman yang semakin mengglobal dan didukung

dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang membuat kebutuhan

pokok manusia disetiap negara semakin bertambah dan tidak jarang

kebutuhan pokok di suatu negara tidak bisa terpenuhi. Hal tersebut dapat

menyebabkan supminues (jumlah permintaan lebih besar dari jumlah

persediaan) di negara tersebut dan harga barang kebutuhan tersebut sangat

mahal karena jumlah barang yang dibutuhkan jumlahnya terbatas.

Berdasarkan hal tersebut di setiap negara perlu mengadakan kerja sama

perdangan baik ekspor maupun impor dengan negara lain untuk mencegah

terjadinya ketidak stabilan harga barang di negara tersebut.

Untuk memperlancar arus perdagangan antar negara tersebut sangat

dibutuhkan peran dari jasa saran pengangkutan untuk mengirim barang

ekspor atau impor tersebut tempat waktu ke tempat tujuannya. Selain

ketepatan dalam memilih sarana pengangkut, kelengkapan dokument juga

berperan peting dalam pengiriman barang baik itu ekspor maupun impor.

Dokument-dokument barang tersebut bertujuan sebagai surat jalan atau

kelengkapan administrasi barang untuk memasuki wilayah suatu negara

sehingga barang tersebut sampai kepada pihak yang dituju. Adapun beberapa

dokument-dokument yang diperlukan untuk pengiriman barang ekspor

diantaranya adalah PEB, L/C, B/L, Certificate of origin, Certificate of quality,


Shipping agent certificate, draft, invoice, packing list, insure policy.

Dokument-dokument yang akan disertakan pada saat pengiriman barang

ekspor keluar negri sangat tergantung dari jenis dan golongan barang ekspor

tersebut. Jenis barang ekspor dapat dibedakan menjadi beberapa golongan di

antaranya adalah barang ekspor tambang, barang ekspor bahan bakar, barang

ekspor hasil pertanian, dan barang ekspor biasa.

Adapun dokument yang harus wajib dilampirkan untuk setiap

pengiriman barang ekspor keluar negri diantaranya adalah B/L atau AWB,

Sertifikat Asuransi, Invoice, dan COO (Certificate of Origin).

B/L (bill of lading) atau AWB (air way bill) adalah dokument yang

berfungsi sebagai bukti tanda penerimaan barang untuk di angkut baik

melalui laut ataupun melalui udara. Sertifikat asuransi merupakan sebuah

dokument yang berfungsi untuk menjamin bahwa barang ekspor yang akan

dikirim tersebut memiliki perlindungan dan biasanya besar asuransi yang

digunakan melebihi atau setengah dari nilai barang yang akan dikirim

tersebut. Sedangkan COO (certificate of origin) berfungsi tanda bukti bahwa

barang ekspor tersebut berasar dari negara eksportir. Peran COO disini sangat

memegang peran yang oenting disamping B/L dan AWB karena tanpa adanya

surat ijin tersebut sebuah barang ekspor tidak dapat di ekspor walaupun sudah

memiliki dan melengkapi dokument-dokument ekspor lainya.

2
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas tersebut maka

penulis menyusun paper yang berjudul “Surat Keterang Asal Barang Ekspor

(Certifcate Of Origin)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka adapun rumusan

masalah yang akan kami kaji dalam paper ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dan manfaat dari Surat Keterangan Asal Barang

Ekspor?

2. Bagaimana prosedur dalam memperoleh Surat Keterangan Asal

Barang Ekspor tersebut?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan paper ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dan manfaat dari Surat

Keterangan Asal Barang Ekspor.

2. Untuk mengetahui prosedur cara memperoleh Surat Keterangan

Asal Barang Ekspor.

Sedangkan manfaat dari penyusunan paper ini adalah untuk menambah

pengetahuan kita mengenai Surat Keterangan Asal Barang Ekspor.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Surat Keterangan Asal

Pengertian SKA menurut peraturan MENTERI PERDAGANGAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/M-DAG/PER/10/2007, SKA adalah

dokument yang diterbitkan dan disertakan pada waktu barang ekspor

Indonesia memasuki wilaya negara lain yang membuktikan bahwa barang

yang di ekspor tersebut berasal, dihasilkan, atau diolah di Indonesia.

Berdasarkan pengertian SKA menurut peraturan Mentri Perdagangan

Republik Indonesia No. 43/M-DAG/PER/10/2007 dapat ditarik pengertian

bahwa SKA (Certificate Of Origin) adalah surat atau dokument yang

dikeluarkan berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian bilateral, regional dan

multilateral serta ketentuan sepihak (Unilateral) dari suatu Negara tertentu

wajib disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia akan memasuki

wilayah Negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut berasal,

dihasilkan dan atau diolah di Indonesia. Dengan adanya SKA tersebut barang

yang akan diekspor akan memberikan keringan bagi barang ekspor Indonesia

berupa fasilitas preferensi berupa pembebasan sebagian atau keseluruhan bea

masuk barang impor yang diberikan oleh negara tertentu yang menjalin

kerjasama perdagangan ekspor dengan Indonesia.

Menurut peraturan mentri perdagang no. 43/M-DAG/PER/10/2007

SKA berdasarkan jenisnya dapa di bedakan menjadi 2 yaitu :

4
1. SKA Preferensi

Jenis dokument dari SKA yang berfungsi sebagai persyaratan dalam

memperoleh preferensi yang disertakan pada barang atu produk ekspor

yang memenuhi syarat-syarat yang berasal dari negara tertentu untuk

memperoleh fasilitas preferensi berupa pembebasan sebagian atau

seluruh bea masuk barang impor. Adapun jenis-jenis SKA Preferensi

adalah sebagai berikut :

a. General System of Preferences Certificate of Origin atau Form A.

b. Asean Common Effective Preferential Tariff Schme Certifcate of

Origin atau Form D.

c. Free Trade Agreement ASEAN-China atau Form E.

d. Industrial Craft Certification (ICC).

e. Certificate in Regrad to Certain Handicraft Product.

f. Form IJEPA.

g. Certificate of Handicraft Goods.

2. SKA Non Preferensi

Jenis dokumen SKA yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan

atau dokumen penyerta asal barang yang diikutsertakan pada barang

ekspor untuk dapat memasuki negara atau kelompok negara lain tanpa

mendapat fasilitas penurunan atau pembebasan bea masuk negara

tujuan. Adapun jenis-jenis SKA Non Preferensi adalah sebagai berikut :

a. ICO Certificate of Origin.

b. Comercial Invoice.

c. Certificate of Origin Form K.

5
d. Form B.

e. Certificate of Origin (Textil Product).

f. Export Licence (Textil Product).

form yang digunakan dalam pengisian SKA adalah formulir yang telah

baku yang berisi daftar isian SKA yang telah ditetapkan baik dalam bentuk,

ukuran kertas, warna kertas dan ketentuan lainnya yang telah ditetapkan

dalam perjanjian dengan negara atau kelompok negara lain. Biasanya

formulir ini telah dicetak dan tersedia disetiap instansi penerbit SKA. Berikut

ini adalah gambar contoh SKA Form B.

Gambar 2.1 SKA Form B

6
Adapun manfaat dari SKA selain fungsinya sebagai surat keterangn

asala barang ekspor adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan preferensi berupa penurunan atau

pembebasan tarif bea masuk ke suatu atau kelompok negara.

2. Sebagai dokumen atau tiket masuknya komoditi ekspor

Indonesia ke negara tujuan ekspor.

3. Untuk memenuhi persyaratan pencairan Letter of Credit (L/C)

terhadap pembiayaan ekspor yang menggunakan L/C.

4. Untuk keperluan data statistik.

5. Mencegah terjadinya praktek ilegal trans shipment

6. Pelacakan tuduhan dumping.

2.2. Prosedur Penerbitan SKA

Untuk mendapatkan SKA para eksportir dapat datang ke kantor Instasi

Penerbit untuk mengisi formulir SKA sesuai dengan negara tujuan ekspor

dengan melampirkan beberapa persyaratan. Adapun persyaratan yang harus

dilakukan eksportir untuk mendapatkan SKA adalah sebagi berikut :

1. Eksportir mengajukan surat permohonan pengajuan SKA yang

sesuai dengan negara tujuan ekspor barangnya.

2. Mengisi formulir SKA yang sesuai dengan tujuan dan

peruntukanya.

3. Melampiri surat permohonan SKA tersebut dengan beberapa

dokumen pendukung seperti :

7
a. Invoice

b. Fotokopi pemberitahuan PEB yang sudah disahkan oleh

pihak Dirjen Bea dan Cukai di pelabuhan muat.

c. Copy AWB atau B/L asli (original copy) atau copy

Cargo Receipt jika pelaksanaan ekspornya melalui

pelabuhan darat (stasiun KA).

d. Packing list barang ekspor.

e. Serta dokument lain yang menduking barang tersebut

untuk memperoleh SKA barang ekspor yang sesuai

dengan golongan SKA.

4. Dalam waktu selambat-lambatnya 1 hari kerja mulai dari surat

permohonan SKA diajukan, pihak penerbit akan memberi

keputusan terhadap permohonan tersebut berupa :

a. Penerbitan SKA

b. Penerbitan surat pemberitahuan penolokan disertai

alasan penolakan surat permohonan tersebut.

Sedangkan untuk pengeluaran barang ke negara lain yang tidak

memenuhi ketentuan umum dibidang ekspor dapat dialakukan dengan cara

sebagai berikut :

1. Mengajukan surat permohonan pengajuan SKA sesuai dengan

negara tujuan pengiriman barang.

2. Mengisi formulis SKA dan melapirkan beberapa beberapa

dokumen sebagai berikut :

8
a. Kwintansi pembelian barang yang dimintakan SKA-nya

b. Fotocopy Kartu Identitas Diri (KTP) bagi penduduk

Indonesia sedangkan untuk warga negara asing wajib

melampirkan paspor atau surat kuasa dari pemilik barang

apabila pelaksanaannya menggunakan perusahaan jasa

penitipan.

3. Dalam waktu selambat-lambatnya 1 hari kerja mulai dari surat

permohonan SKA diajukan, pihak penerbit akan memberi

keputusan terhadap permohonan tersebut berupa :

a. Penerbitan SKA.

b. Penerbitan surat pemberitahuan penolokan disertai

alasan penolakan surat permohonan tersebut.

9
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat di ambil kesimpulan

bahwa :

1. SKA (Certificate Of Origin) adalah surat atau dokument yang

dikeluarkan berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian bilateral,

regional dan multilateral serta ketentuan sepihak (Unilateral) dari

suatu Negara tertentu wajib disertakan pada waktu barang ekspor

Indonesia akan memasuki wilayah Negara tertentu yang membuktikan

bahwa barang tersebut berasal, dihasilkan dan atau diolah di

Indonesia. Berdasarkan jenisnya SKA dapat dibedakan menjadi 2

yaitu SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi.

2. Untuk mendapatkan SKA para eksportir dapat datang ke kantor Instasi

Penerbit untuk mengisi formulir SKA sesuai dengan negara tujuan

ekspor dengan melampirkan beberapa persyaratan. Pelampiran

persyaratan dalam pengurusan SKA dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Lampiran ekspor barang yang memenuhi ketentuan umum

dibidang ekspor

b. Lampiran untuk barang yang tidak memenuhi ketentuan umum

untuk ekspor yang menggunakan jasa penitipan.

10

Anda mungkin juga menyukai