sarana agama, apa yang tidak dapat dikendalikan dengan cara-cara lain, manusia
berpaling kepada doa, korban dan kegiatan upacara pada umumnya. Dibelakangnya
kepada urusan manusia dan kepada siapa permohonan pertolongan dapat ditujukan
( Havilland 1988:197 ).
sebagai "seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi mitos, dan yang menggerakkan
sesuatu perubahan keadaan manusia atau alam". Definisi ini mengandung pengakuan
bahwa kalau tidak dapat mengatasi masalah serius yang menimbulkan kegelisahan
supranatural. Untuk itu digunakan upacara keagamaan yang oleh Wallace dipandang
sebagai gejala agama yang utama atau "agama sebagai perbuatan" (religion in
action). Fungsinya yang utama adalah untuk mengurangi kegelisahan dan untuk
keadaan manusia agar tetap siap untuk menghadapai realitas. Inilah yang merupakan