Diibaratkan ketika seorang anak kecil yang dihadapkan pada dua hal yang berbeda, roti
dan api. Sang anak kecil yang tak mempunyai pengetahuan dan pengalaman apa-apa
tentang kedua hal tersebut, akhirnya memilih api. Ketika api tersebut dipegang, maka
seketika itu pula dia menarik tangannya karena rasa panas yang timbul.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pros es pengalaman belajar
yang diperoleh seseorang dalam semua lingkungan yang berlangsung s eumur hidup,
sedangkan ilmu pendidikan adalah cara-cara, metode-metode dan sistem-sistem yang
dipergunakan untuk memperoleh pendidikan.
a. Pendidikan
Ä Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan
pada orang lain dan selalu berus aha mencari s esuatu tanpa melihat orang lain.
Berbeda dengan pendapat John Dewey, yang berpendapat bahwa pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental s ecara intelektual dan emosional
ke arah alam dan manus ia.
Alam, yaitu segala hal yang berada di luar diri kita. Sebagai lingkungan kita
tinggal, tempat mendapatkan kehidupan dan pengetahuan, serta
Manusia, s elaku pelaku sosial yang selaku pelaku interaksi diantara sesama.
J.J. Rous seau memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah pemberian pembekalan
yang tidak ada pada mas a kanak-kanak tetapi sangat dibutuhkan pada waktu dewasa.
Mengapa mesti ada pembekalan ? karena adanya kemampuan dan potensi yang berbeda
pada setiap orang. Hal ini akan menimbulkan kepincangan, bila tidak ada hal yang dapat
membantu mempercepat pros es pendewasaan diri. Oleh karenanya, diharapkan
pembekalan yang diberikan dapat hampir atau bahkan menyamakan waktu kedewas aan.
Cara-cara yang dilakukan untuk pembekalan misalnya motivasi dan supp ort, memberi
contoh keteladanan, menunjukkan fakta yang ada dan kebersamaan dalam pergaulan.
UU No. 2 Tahun 1999, menjelaskan pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan
pes erta didik melalui kegitan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya yang
akan datang. Tiga inti yang ada dalam pendidikan adalah : bimbingan dan pengajaran
sebagai pemberian pengetahuan kepada adak didik dan pelatihan sebagai aplikasi dari
pengetahuan yang telah ada.
b. Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. N . Driyakara menjelaskan ilmu pendidikan s ebagai pendidikan ilmiah tentang
realitas yang kita sebut pendidikan. Sedangkan dapat dikatakan ilmiah bila memenuhi 3
syarat yaitu teruji kebenarannya, sistematis dan tidak terbantahkan.
Prof. M. J. Langeveld mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah setiap s uatu ilmu
yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki obyek,
melainkan betapa hendaknya dia bertindak. Hal ini dapat dijelas kan dengan adanya
keseimbangan antara teori pengetahuan dan praktek dalam kehidupan masyarakat.
Sementara itu Sutari Imam Barnadib berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah
mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Proses yang dimaksud adalah cara-
cara yang dilakukan untuk memperoleh pendidikan s ecara s istematis dan bertahap.
Sebagai kesimpulan, jika pendidikan adalah proses-p roses yang dilakukan dalam usaha
pencarian pengetahuhan untuk p endewasaan diri manusia dalam upaya menghadapi tugas
hidupnya, maka ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah dan mempelajari tentang
situasi dan proses -proses terjadi dan terlaks ananya pendidikan.
Salah s atu usaha untuk meningkatkan kualitas s umber daya manusia adalah melalui
proses pembelajaran di sekolah. Guru s ebagai sumber daya pendidikan yang memegang
peran penting, harus dibina dan dikembangkan terus-menerus, agar dapat melakukan
tugas dan fungs inya secara profesional. Oleh karena itu, sehingga pembahas an mengenai
perlunya supervisi pendidikan itu bertolak dari anggapan bahwa guru adalah suatu profesi
yang selalu berkembang, dan perkembangan profesi itu sangat ditentukan oleh faktor
internal maupun faktor external guru itu sendiri.
1. Memiliki kemampuan sebagai orang ahli dalam bidang mendidik dan mengajar.
2. Memiliki rasa tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian
terhadap tugasnya.
3. Memiliki rasa s ejawat dan menghayati tugasny a sebagai suatu karier hidup serta
menjunjung tinggi kode etik jabatan guru (Sahertian, 2000).
Dari segi etimologi, s upervisi diambil dari kata sup er artinya mempunyai kelebihan
tertentu seperti kelebihan dalam kedudukan, pangkat dan kualitas, sedangkan visi artinya
melihat atau mengawasi.
Sedangkan dalam arti terminologi, ada beberapa definis i yang akhirnya dari beberapa
definisi itu dapat disimpulkan bahwa s upervisi pendidikan adalah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai s ekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaannya secara aktif.
1. Supervisi terhadap kegiatan yang bers ifat teknis edukatif, yang meliputi
kurikulum, PBM dan evaluasi.
2. Supervisi teknis administratif, meliputi administrasi pers onal, material, keuangan
serta administrasi sarana dan prasarana pendidikan.
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitasnya jika
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan menakutkan.
Program sup ervisi pendidikan meliputi penelitian dan pembinaan mengenai hal-hal
sebagai berikut :
Menilai :
Menilai :
1. Tipe otokratis y aitu menganggap bahwa ia s ebagai penentu segala kebijakan dan
bagaimana menjalankannya.
2. Tipe demokratis yaitu supervisi berfungsi membina otoritas s upervisor s eimbang
dengan otoritas pihak yang disupervisi.
3. Tipe demokratis semu yaitu supervisor dengan licik memaksakan keinginannya,
namun nampak seolah-olah demokratis.
4. Tipe manipulasi diplomasi yaitu supervisor melaksanakan prinsip demokrasi
seperti rapat, namun dengan kelihaiannya ia menggiring pikiran peserta ses uai
kehendaknya.
5. Tipe laisse-fir e yaitu supervisor menginterpretas ikan demokrasi dengan
memberikan kebebasan kepada bawahannya, s ehingga sup ervisor kehilangan
otoritasnya s endiri.
1. Supervisi Preventif
1. Supervisi Korektif
Dalam proses s upervisi, supervisor bers ifat mencari kesalahan bawahannya, baik secara
prinsipil, teknis, maupun dalam melaksanakan instruksi dari sup ervisor.
1. Supervisi Konstruktif
Dalam s upervisi, supervisor memperhatikan prestas i bawahannya (seperti : inisiatif, daya
cipta, penelitian, dan lain-lain) yang kemudian memberikan berbagai macam
penghargaan yang sesuai.
Supervisi berfungsi membantu (ass isting), memberikan supp ort (s upporting), dan
mengikutsertakan, sehingga peranan s upervisi pendidikan menurut Pieter F. Olivia
(dalam Sahertian, 2000) adalah :
1. Sebagai koordinator
2. Sebagai konsultan
3. Sebagai pemimpin kelompok
4. Sebagai evaluator
Bila mas alah yang dihadapi bersifat pribadi, maka teknik yang digunakan adalah teknik
individual sehingga dijamin kerahasiaannya.
Menurut J ohn M inor Gwin (dalam Sahertian, 2000) bahwa teknik individual itu seperti :
1. Kunjungan kelas
2. Observasi kelas
3. Percakapan pribadi
4. Intervisitasi
5. Menyeleksi berbagai materi untuk mengajar
Untuk melakukan sup ervisi, supervisor menyiapkan instrumen, agar penilaian benar-
benar s esuai dengan prinsip-prinsip yang ada.
1. Kunjungan/ observasi kelas (S.1)
2. Data sikap profesional guru (S.2)
3. Laporan data sikap profesional guru dari kepada sekolah kepada pengawas (S.3)
Berdasarkan Kep. M ENPAN 118/1996 tentang jabatan fungs ional pengawas dan angka
kreditnya dijelas kan :
1.2. Sekretaris Jenderal Depag bagi pengawas sekolah madya (IV/B dan IV/C)
1.3. Kepala biro kepegawaian Depag bagi pengawas s ekolah madya (IV/A)
1.4. Kakanwil Depag bagi pengawas s ekolah Pratama (III/A sampai III/D)
3.1. Pengawas pelajaran agama yang bertugas pada TK, RA, BA, SD, SD LB, M I,
MD (pendidikan minimal D II y ang sesuai, berkedudukan minimal penata muda).