Anda di halaman 1dari 14

Hukum dan Peradilan Nasional

Kelompok : 1
Bayu Dewa (01/9G)
Fiyantimala (02/9G)
Ivan C (03/9G)
Misbachul Ulum (04/9G)
Bintang Rose(05/9G)
Pengertian Hukum Nasional

Jenis-Jenis Hukum

Unsur-Unsur Hukum

Tujuan Hukum

Fungsi Lembaga Peradilan


Hukum dan
Peradilan Sipil
Peradilan
Nasional Perbedaa
n Peradilan
Militer
Sumber-Sumber Hukum

Mendeskripsikan Proses Perkara


Pidana dan Perdata Dalam Lingkungan
Peradilan Umum
Pengertian Hukum Nasional

• Suatu Negara dikatakan sebagai negara hukum apabila memiliki :


a) memiliki undang-undang dan peraturan yang digunakan untuk
mengatur hak dan kewajiban warga negaranya.
b) memiliki alat-alat negara, seperti kepolisian, kejaksaan, dan
pengadilan.
c) harus ada bantuan rakyat kepada alat-alat negara.
d) ada jaminan dan perlindungan hak asasi manusia.
e) ada kekuasaan kehakiman yang luas dan mandiri.
Jenis-Jenis Hukum
• Hukum Menurut Isinya.
Isi setiap peraturan hukum bergantung pada hakikat dari hubungan-
hubungan yang diaturnya. oleh karena hubungan-hubungan hukum
itu merupakan kepentingan-kepentingan dari yang mendapat
perlindungan,maka isi dari peraturan-peraturan itu tergantung pada
hakikat kepentingan-kepentingan yang diatur oleh hukum tersebut.
• Hukum Menurut Bentuknya.
Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi menjadi hukum tertulis dan
hukum tidak tertulis. Hukum tertulis adalah hukum yang terdapat
dalam naskah tertulis seperti undang-undang dan peraturan
daerah,sedangkan hukum tidak tertulis adalah hukum yang hidup
dan berkembang di masyarakat seperti hukum adat.
• Hukum Menurut Sumbernya.
Hukum dapat dibagi menjadi hukum undang-undang, hukum
kebiasaan, hukum yurisprudensi, hukum traktat, dan hukum ilmu
pengetahuan.
• Hukum Menurut Waktu Berlakunya.
Dapat digolongkan ke dalam Ius Contitutum, Ius Constiendum, Lex
Naturalis.
• Hukum menurut Sumber Dayanya.
Menurut sumber dayanya, dapat digolongkan ke dalam hukum yang
bersifat memaksa dan bersifat mengatur.
• Hukum Menurut Fungsinya.
Menurut Fungsinya, dapat digolongkan menjadi hukum material dan
hukum formal. Hukum material adalah hukum yang memuat
peraturan-peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan dan
hubungan-hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan-
larangan, sedangkan hukum formal adalah hukum yang mengatur
bagaimana cara-cara memelihara dan mempertahankan hukum
material. Contoh hukum hukum formal ialah hukum pidana formal
yang biasa disebut dengan hukum acara pidana dan hukum perdata
formal yang disebut dengan hukum acara perdata.
• Hukum Menurut Tempat Berlakunya.
Menurut tempat berlakunya, dapat digolongkan ke dalam hukum
nasional, hukum internasional, dan hukum asing. Hukum nasional
adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara, sedangkan hukum
internasional adalah hukum yang mengatur hubungan antarsubyek,
hukum asing adalah hukum yang ada di negara lain.
Unsur-Unsur Hukum

• Peraturan mengenai tingkah laku dalam pergaulan masyarakat.


• Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
• Peraturan itu pad umunya bersifat memaksa, dan
• Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Ciri-Ciri Hukum

• Adanya pemerintahan dan larangan.


• Pemerintahan dan larangan itu harus ditaati setiap orang.
• Adanya sanksi yang tegas.
• Mengikat.
• Asa pembagian kekuasaan dalam negara.
• Ada dasar hukum bagi kekuasaan pemerintah.
• Ada peradilan yang bebas dan merdeka serta tidak memihak.
Tujuan Hukum

• Menurut Apeldoorn : untuk mengatur tata tertib masyarakat secara


damai dan adil.
• Menurut Kant : untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya
kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat.
• Menurut Utredit : bertugas menjamin adanya kepastian hukum
dalam pergaulan manusia.
• Menurut Mochtar Kusumaatmadja : tujuan hukum adalah terpelihara
dan terjamin kepastian dan ketertiban.
Fungsi Lembaga Peradilan

• Peradilan harus memenuhi harapan para pencari keadilan yang


selalu menghendaki peradilan yang cepat, tepat, adil, dan biaya
ringan. Tidak perlu diperlakukan pemeriksaan berbelit-belit yang
dapat menyebabkan proses sampai bertahun-tahun.
• Memeriksa dan mengadili suatu perkara yang diajukan kepada
lembaga pengadilan memutus suatu perkara dengan seadil-adilnya
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, menegakan supremasi
hukum.
Perbedaan Peradilan Sipil dengan Peradilan Militer

• Peradilan Sipil adalah peradilan yang diberlakukan bagi orang-


orang sipil, yakni orang-orang yang berkenaan dengan penduduk
atau rakyat yang bukan militer, untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara-perkara, baik perdata maupun pidana

• Peradilan Militer
Peradilan Militer adalah merupakan peradilan yang secara khusus
diberlakukan bagi anggota militer. Dengan kata lain, peradilan
militer merupakan pengadilan dalam lingkungan peradilan militer
yang berwenang memeriksa dan mengadili tindak pidana.
Hieraki Peradilan Hukum
• Sebagaimana dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan lainnya, mempunyai hieraki tersendiri. Hieraki dalam
peradilan agama meliputi pengadilan agama dan pengadilan tinggi
agama, sedangkan hieraki peradilan tata usaha negara meliputi
pengadilan tata usaha dan pengadilan tinggi tata usaha. Adapun
hieraki peradilan militer mencakup pengadilan militer, pengadilan
militer utama, dan pengadilan militer pertempuran.
Sumber-Sumber Hukum

• UU RI Nomor 4 Tahun 2004


Tentang Kekuasaan kehakiman
• UU RI Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
• UU RI Nomor 7 Tahun 1989
Tentang peradilan Agama
• U RI Nomor 31 Tahun 1997
Tentang Peradilan Militer
• Pasal 24 UU RI Nomor 4 Tahun 2004
Tentang Tindak Pidana
Mendeskripsikan Proses Perkara Pidana dan Perdata
dalam Lingkungan Peradilan Umum
• Gambaran proses perkara pidana
dalam pandangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
pihak yang dapat dikenai pidana atau hukuman ialah manusia yang
memenuhi perumusan tindak pidana atau perbuatan pidana atau
delik pidana sebagaimana dirumuskan dalam KUHP atau peraturan
perundang-undangan pidana lainnya.
• Gambaran proses perkara perdata
pihak-pihak yang terkait dalam proses peradilan perdata meliputi
penggugat, tergugat, penasihat hukum, hakim, dan juru sita. Oleh
karena perkara perdata merupakan kepentingan antarindividu dan
bersifat perorangan, maka tidak dikenal adanya penuntutan oleh
negara.
SELESAI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai