Anda di halaman 1dari 9

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun
1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise"
("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran
dalam artikelnya di Le Charivari.

Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah
(bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena
dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang
tidak biasa.

Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga merambah ke bidang musik dan sastra.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Penjelasan
2 Sejarah
3 Pengaruh teknologi dan sains
4 Pengaruh terhadap seni rupa modern
5 Ciri khas
6 Post-Impresionisme
7 Pelukis-pelukis yang pernah menganut impresionisme
8 Referensi
9 Pranala luar

[sunting] Penjelasan
Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene Delacroix yang
mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis pada masa itu yang
terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia berpendapat bahwa lukisan tidak
selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara berlebihan seperti dikembangkan oleh
Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh
perhitungan akan menghasilkan bentuk lukisan yang tidak kalah menariknya.

Namun Delacroix sendiri bisa dianggap gagal melepaskan diri dari pengaruh pakem seni
lukis akademi karena bagaimanapun lukisannya sendiri masih berkonsentrasi pada bentuk-
bentuk secara ideal.

Kemudian beberapa pelukis secara radikal melanggar aturan-aturan akademis dalam


pembuatan lukisan. Lukisan ini tidak lagi berkonsentrasi pada bentuk secara mendetail
dengan mementingkan kontur, volume, dan garis. Juga meninggalkan pengamatan struktural
bentuk suatu objek. Sebaliknya, suasana didapatkan dengan menangkap kesan (impresi)
cahaya yang ditangkap sekilas oleh mata. Akibatnya bentuk objek menjadi lebih sederhana,
tidak seperti lukisan naturalisme atau realisme.

Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan potret saja yang dibuat di dalam ruangan,
tetapi juga pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong seniman impresionis untuk
menemukan bahwa ada kesan yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area terbuka
dengan langsung mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai goresan warna-warna
pendek, pecah, dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan untuk dicampur di atas
palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser
kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu.

Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang lebih penting
daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut pandang.
Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari permainan kesan
cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.
Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah cara
pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik bukanlah
pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.

Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan dengan di negara
lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat dengan pelukis
Winslow Homer.

Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-
Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.
[sunting] Sejarah
Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, Académie des beaux-arts mendominasi
kegiatan seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa standarisasi tradisional lukisan-
lukisan Perancis, termasuk dalam hal tema dan gaya. Tema historis, religius, dan potret
sangat dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still life hanya dipandang
sebelah mata. Académie des beaux-arts juga menginginkan setiap lukisan memperhatikan
setiap detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa mendekati kemiripan fotografis.
Semua goresan kuas sangat diperhatikan dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut
adalah cerminan kepribadian, emosi, dan teknik yang dimiliki seorang pelukis. Warna-warna
gelap dan suram lebih dihargai.

Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis yang terpilih akan
memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin
keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal inilah yang
mendorong terbentuknya standarisasi lukisan yang tercermin dari pilihan para juri.

Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai warna-warna cerah dan
terang dibanding generasi sebelumnya, dengan maksud mengembangka gaya Realisme
Gustave Courbet dan kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang berusaha
membiaakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang dianggap indah. Mereka juga lebih
memilih tema pemandangan dan kehidupan sehari-hari dibanding cerita sejarah.

Baik kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis neoklasik yang kemudian
bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya setiap tahun dengan gigih mengirimkan
karyanya ke pameran Salon de Paris, dan terus menerus ditolak oleh juri. Kelompok pelukis
muda ini antara lain Claude Monet, Pierre Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan Frédéric
Bazille yang sebelumnya belajar kepada Charles Gleyre, sering melukis bersama, dan
menjalin persahabatan yang erat.

Pada tahun 1863, para juri menolak The Luncheon on the Grass (Le déjeuner sur l'herbe)
karya Manet yang menampilkan wanita telanjang yang dikelilingi dua pria dalam sebuah
piknik. Juri beranggapan bahwa ketelanjangan bisa diterima dalam lukisan historis dan
religius, tetapi menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang melanggar
norma. Manet merasa sangat kecewa dengan penolakan ini yang sekaligus menimbulkan
polemik di kalangan seniman. Meskipun Manet tidak secara langsung menyebut dirinya
sebagai seniman neoklasik, ia sebenarnya terlibat sebagai pemimpin dalam diskusi di Café
Guerbois, di mana seniman-seniman neoklasik berkumpul, dan mengembangkan pengaruh
neoklasik.

Setelah memperhatikan karya-larya yang ditolak pada tahun 1863, Kaisar Napoleon III
memutuskan bahwa masyarakat umum berhak menilai sendiri karya-karya tersebut, dan
mengadakan Salon des Refusés (Salon Penolakan). Kegiatan ini berlangsung bertahun-tahun,
hingga kemudian pada April 1874 seniman-seniman impresionisme mendapatkan kesempatan
menggelar pamerannya sendiri.

Namun kaum neoklasikme kemudian tetap tidak mendapatkan kepuasan dengan fasilitas ini.
Mereka kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan Salon. Namun ide ini ditolak
oleh Manet, sekalipun ia sendiri termasuk orang yang paling berpengaruh di kelompok ini
karena berpendapat bahwa perjuangan kaum neoklasikme justru seharusnya dimulai dengan
mendobrak tembok penjurian di Salon. Morisott, salah satu dari sedikit wanita dari kelompok
Café Guerbois memutuskan untuk turut serta dalam pameran, sekalipun beberapa karyanya
sudah siap dipamerkan di Salon.

Setelah menyaksikan pameran tersebut, Louis Leroy menulis review yang tidak terlalu
bersahabat di surat kabar Le Charivari. Leroy menyatakan bahwa [ Sunrise] (soleil levant)
oleh Claude Monet tidak lebih dari sekedar sketsa kasar dan belum bisa digolongkan ke
dalam karya yang bisa dikategorikan telah diselesaikan.

Istilah "neoklasik" menjadi sangat populer di kalangan seniman, tidak hanya sebagai sindiran,
tetapi kadang juga sebagai "lencana kehormatan". Pemberontakan dan kemandirian menjadi
jiwa utama dari gerakan ini, meskipun teknik masing-masing pelukis bisa saja berbeda.
Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille Pissarro bisa digolongkan neoklasik. Sementara
Degas menolak pakem neoklasikme yang sudah ada dengan karya-karya drawing dan
grafisnya. Renoir berbalik menentang neoklasik sejak 1880an, dan tidak pernah kembali lagi
kepada aliran ini.

Gelora neoklasik lenyap seiring dengan perpecahan di antara penganutnya. Terutama pada
pameran terakhir di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan teori-teori baru dalam
karya neoklasik dengan teknik pointillismenya. Akhirnya masing-masing anggota memasuki
babak baru dengan melepaskan diri dari teori ideal neoklasik dengan memasuki masa
neoklasikme.

[sunting] Pengaruh teknologi dan sains


Secara kebetulan, pada masa keemasan impresionisme, ditemukan pula penggunaan teknik
fotografi. Pada awalnya fotografi dianggap bisa memusnahkan keberadaan seni lukis. Namun
tujuan utama impresionisme yang menangkap kesan sesaat justru membuat fotografi menjadi
alat bantu utama yang sangat bermanfaat. Pelukis menjadi bisa mengeksplorasi hal-hal yang
biasanya hanya terjadi sesaat, seperti langkah kuda saat berlari, suasana kota yang dinamis.

Selain itu teori warna juga sangat berkembang dan membantu pengembangan aliran
impresionisme.

[sunting] Pengaruh terhadap seni rupa modern


Ada banyak hal yang menyebabkan impresionisme bisa dianggap sebagai pelopor gerakan
seni rupa modern lain. Antara lain berhasil mendobrak keterpakuan seni terhadap subjek yang
akan dilukis. Hal ini bisa dilihat dari contoh karya Manet yang menganggap moral bukanlah
sesuatu yang harus terlalu dipertimbangkan di dalam seni rupa, sebab inti dari lukisan adalah
lukisan itu sendiri, bukan pesan yang akan disampaikannya. tetapi bukan berarti hal itu
membuat dunia lukis menjadi dunia yang cabul, sebab kevulgaran itu sendiri bukanlah tujuan
pelukis impresionisme, hanya saja jika ketelanjangan diperlukan, katakanlah untuk
membantu komposisi, maka hal itu memang harus dilukiskan.

Selain itu impresionisme juga mempelopori penerapan kembali teori-teori sains terbaru dalam
dunia seni lukis. Antara lain pencampuran warna secara optis yang pada masa itu
diperkenalkan oleh Chevreul. Hampir seluruh contoh karya impresionisme memperlihatkan
kesadaran pelukisnya bahwa warna-warna, meskipun tidak dicampurkan dengan palet, namun
saat didekatkan akan menghasilkan ilusi warna tertentu. Misalnya kuning yang didekatkan
dengan hijau akan membuat warna kuning tersebut seolah mendekati warna hijau. Sebaliknya
warna kuning jika didekatkan dengan warna ungu akan membuat warna tersebut semakin
menyala dan memperlihatkan identitas kuningnya secara optis.

Impresionisme juga membuat penggunaaan warna hitam di dalam lukisan berkurang jauh.
Sebab seniman kemudian menyadari bahwa bagaimanapun hitam bukanlah warna. Secara
visual adalah mustahil bagi seseorang untuk mendapatkan suasana dengan warna hitam.

[sunting] Ciri khas


 Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan
kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
 Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
 Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak
digunakan sebagai bayangan).
 Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
 Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
 Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian
diterapkan di dalam lukisan.
 Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)

Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah
yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.

Paintings by Podkowiński

[sunting] Post-Impresionisme
neoklasik adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa neoklasikme. Pada awal 1880
pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang
sedikit berlawanan dari pencapaian neoklasikme. Pelukis pada era ini contohnya adalah
Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec. Camille
Pissarro, yang sebelumnya adalah seniman neoklasik kemudian mengembangkan gaya
pointilisme. Monet meninggalkan kewajiban melukis di luar ruangan. Paul Cézanne,
meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran neoklasik, kemudian mengembangkan
gayanya tersendiri.

Karya seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran neoklasikme namun masih
mengandung unsur-unsur dasarnya.

[sunting] Pelukis-pelukis yang pernah menganut


impresionisme
 Frédéric Bazille
 Jean Beraud
 Eugène Boudin
 Mary Cassatt
 Gustave Caillebotte
 Paul Cézanne
 Lovis Corinth
 Edgar Degas
 Giuseppe De Nittis
 Frederick Carl Frieseke
 Eva Gonzalès
 Armand Guillaumin
 Nazmi Ziya Güran
 Childe Hassam
 Wilson Irvine
 Johan Jongkind
 Konstantin Korovin
 Stanislas Lépine
 Max Liebermann
 Laura Muntz Lyall
 Édouard Manet
 Jacob Maris
 Willem Maris
 Anton Mauve
 Willard Metcalf
 Claude Monet
 Berthe Morisot
 Francisco Oller y Cestero
 William McGregor Paxton
 Lilla Cabot Perry
 Camille Pissarro
 Władysław Podkowiński
 Pierre-Auguste Renoir
 Theodore Robinson
 Auguste Rodin
 Zinaida Serebryakova
 Valentin Serov
 Alfred Sisley
 John Henry Twachtman
 J. Alden Weir
 Konstantin Yuon
 Federico Zandomeneghi

[sunting] Referensi
 Moskowitz, Ira; Sérullaz, Maurice (1962). French Impressionists: A Selection of
Drawings of the French 19th Century. Boston and Toronto: Little, Brown and
Company. ISBN 0-316-58560-2
 Gowing, Lawrence, with Adriani, Götz; Krumrine, Mary Louise; Lewis, Mary
Tompkins; Patin, Sylvie; Rewald, John (1988). Cezanne: The Early Years 1859-1872.
New York: Harry N. Abrams.

[sunting] Pranala luar


 A Podcast of impressionists in Paris by iToors.
 Online guided tour through impressionism.
 The French Impressionists (1860-1900), di Proyek Gutenberg by Camille Mauclair
 Impressionism at Art Industri website
 Online version of the first impressionist exhibition (1874). Includes scans of the show
catalog and comments by critics.
 Bohème Magazine "The Great Pictorial Movements: Impressionism"
 Detailed Impressionists Chronology
 Museumsportal Schleswig-Holstein
Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Impresionisme

[sembunyikan]
l • b • s
Seni Barat
Seni klasik Roma · Abad pertengahan · Seni Bizantium · Romaneska ·
Pra abad ke- Gotik · Renaisans · Mannerisme · Barok · Rokoko · Neoklasik ·
20 Romantisisme · Realisme · Pra-Raphaelit · Akademik ·
Impresionisme · Pasca-impresionisme
Modernisme · Kubisme · Ekspresionisme · Abstrak · Blaue Reiter · Die
Brücke · Dadaisme · Fauvisme · Gerakan seni dan kriya · Art
Abad ke-20 Nouveau · Plakatstil · Bauhaus · De Stijl · Art Deco · Ekspressonisme
abstrak · Seni pop · Futurisme · Suprematisme · Surealisme ·
Minimalisme · Pasca-Modernisme
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Impresionisme"
Kategori: Seni Lukis | Seni rupa barat | Gerakan seni

Anda mungkin juga menyukai