Anda di halaman 1dari 5

Pengantar

Perekonomian Indonesia sangat ditentukan oleh usaha-usaha bisnis yang


bergerak di negara Indonesia yang mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang merupakan
salah satu golongan sektor yang bergerak di Indonesia mempunyai kontribusi dalam
membantu pertumbuhan ekonomi negara. UKM memang terlihat hanya suatu peluang
yang kecil dalam dunia bisnis, namun jika UKM tersebut dapat dikelola dengan
manajemen yang baik maka bukan tidak mungkin jika tersimpan suatu potensi yang
besar.

”Usaha kecil menegah telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai
krisis selama lebih dari enam tahun, keberadannya telah memberikan kontribusi
terhadap PDB sebesar hampir 60%, penyerapan tenaga keja sebesar 88,7% dari
seluruh angkatan kerja di Indonesia dan kontribusi UKM terhadap ekspor tahun
1997 sebesar 7,5% (BPS tahun 2000). (Makalah Dr. Carunia Mulya Firdaussy, MA,
APU, ”Prospek Bisnis UKM dalam Era Perdagangan Bebas dan Otonomi Daerah”,
2006).

UKM memiliki peran yang sangat penting, karena sekitar 95% rata-rata
ekonomi satu Negara di jalankan oleh UKM (Kotelnikov, 2007). UKM juga bisa
dikatakan sebagai sumber utama pendapatan Negara, bisa menciptakan banyak
pengusaha dan membuka ratusan ribu kesempatan kerja (Unindo, 2003). Oleh karena
itu, UKM jangan dilihat menyimpan suatu potensi yang kecil hanya karena namanya.

Dalam era globalisasi saat ini peran Information and Communication


Technology (ICT) sebagai sarana pendukung pengembangan usaha saat ini tidak lagi
diragukan. Banyak pelaku usaha telah menggunakan ICT untuk melakukan ekspansi
usahanya karena ICT ini telah membuat segala aktivitas terkait dengan usaha semakin
mudah dilakukan dengan ekstra cepat, seperti aktivitas komunikasi yang dulu

1
dilakukan secara tradisional dengan pos, kini dilakukan melalui e-mail yang dalam
hitungan detik informasi sampai pada klien atau pelanggan. Masih banyak aktifitas
usaha yang terdukung oleh adanya ICT ini khususnya aktivitas promosi usaha yang
dilakukan di internet atau bahkan transaksi jual beli yang sering dikenal dengan e-
business. ICT pada UKM dapat berpengaruh positif karena dapat menikmati
berbagai keuntungan dari implementasi ICT. UKM dapat berkomunikasi secara cepat,
meningkatkan produktifitas, membangun peluang bisnis baru, dan mereka juga dapat
terhubung ke jaringan global (Moodley, 2002). UKM dapat menggunakan website
dan e-mail untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperluas jaringan pelanggan
(Raymond, et al., 2005). ICT juga dapat membantu UKM dalam penghematan
pengeluaran biaya (Kotelnikov, 2007). Namun di sisi sebaliknya ICT juga dapat
berpengaruh negatif, UKM yang belum menggunakan TIK akan sulit bersaing secara
efektif.

Pembahasan

Untuk mendukung pengembangan dan pengembangan ICT harus diketahui


posisi kompetitif ICT di Indonesia melalui analisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.

KEKUATAN KELEMAHAN

Indonesia memiliki jumlah tenaga yang Lingkungan usaha belum sepenuhnya


cukup besar, terampil, dan berpengalaman. kondusif, terutama belum adanya
kepastian hukum.
Industri besar di bidang ICT sudah
melakukan investasi di Indonesia (IBM, Dukungan riset dan pengembangan
Oracle, Microsoft, SUN Microsystems, Intel, dan transfer teknologi masih lemah,
dll). karena terbatasnya pembiayaaan.

2
Secara alamiah, telah terbentuk
pengelompokkan industri ICT yang
Belum tersedianya Standar Nasional
berpotensi membangun kluster (Wilayah
Indonesia bagi produk ICT.
Priangan, RICE Bali, Toba Group, dan Pulau
Batam)
Industri pendukung/komponen seperti IC
(Integrated Circuit), CRT (Computer Ray
Tube), LCD (Liquid Computer Display),
Handphone, Camera Digital, Lensa Digital, Pasar ekspor yang masih terbatas.
PCB (Personal Computer Board),
komponen plastik, komponen casting sudah
diproduksi dalam negeri.
Ketergantungan barang modal,
Telah tersedia infrastruktur, meskipun belum komponen, dan bahan baku impor
merata di seluruh nusantara masih tinggi, sehingga mudah
terpengaruh oleh perubahan global.
Terbatasnya SDM yang profesional
sebagai wirausahawan di bidang
pengembang industri ICT.
Potensi usaha berbasis ICT belum
dikembangkan secara optimal.
Tingginya tingkat pembajakan produk
software.
PELUANG ANCAMAN
Membaiknya perekonomian Indonesia,
diperkirakan pertumbuhan ekonomi Menyelaraskan kebijakan
Indonesia pada tahun 2000-2025 berada pembangunan ICT dengan kebijakan
pada kisaran 6% per tahun. ekonomi.
Meningkatnya kemampuan SDM.
Semangat reformasi dan demokrasi, Dalam hal ini, secara simultan harus
maraknya semangat demokrasi dan dapat dilakukan pengembangannya baik
dijadikan momentum untuk melakukan sumber daya manusia yang terdapat
perubahan dasar di segala bidang, termasuk dalam industri teknologi informasi dan
dalam upaya penelitian, pengembangan, dan komunikasi serta praktisinya di
penguasaan ICT. organisasi (ICT Worker), maupun
pemakainya (Enabled Worker).

3
Berkembangnya ekonomi baru :
perekonomian berbasiskan pada sumber
daya (resource based economy) ->
perekonomian berbasiskan pengetahuan Belum diimbangi dengan tumbuhnya
(knowledge based economy) dengan kesadaran baru dari masyarakat akan
dukungan kemajuan ICT. pentingya informasi.
Meningkatnya akses informasi, akses
informasi yang semakin meluas membawa
implikasi pada tuntutan konsumen terhadap
Daya tarik dan daya saing untuk
barang dan jasa yang semakin meningkat.
berinvestasi di bidang teknologi masih
Hal ini merupakan peluang untuk
rendah.
meningkatkan produktivitas dengan
memperbaiki Quality, Cost, & Delivery
(QCD) barang dan jasa di bidang ICT.

Berdasarkan data global software


piracy tahun 2004 yang dilansir oleh
Globalisasi, globalisasi memberikan peluang
Business Software Alliance (BSA)
untuk memperluas jaringan kerjasama
(Juli, 2004) Indonesia merupakan salah
regional maupun internasional, khususnya
satu dari empat negara dengan
bagi penelitian, pengembangan, dan
pembajakan perangkat lunak terbesar
penguasaan ICT.
yakni 88%, setelah China (92%),
Vietnam (92%) dan Ukraina (91%).
Sumber: Indonesia 2005-2025 Buku Putih, 2006

Fathul Wahid dan Lizda Iswari (2007) meneliti tentang adopsi teknologi
informasi oleh usaha kecil dan menengah di Indonesia. Penelitian menghasilkan
secara umum adopsi TI di kalangan UKM di Indonesia masih sangat rendah.
Penggunaan TI oleh UKM belum menyentuh tataran strategis. Sebagian besar UKM
di Indonesia masih dalam tahap penggunaan TI untuk integrasi fungsional yang
berorientasi internal. Meskipun adopsi masih rendah, namun UKM di Indonesia
menyadari manfaat TI dalam mendukung proses bisnis yang ada, yaitu kemudahan
dalam mengelola bisnis. Namun demikian, manfaat ini tidak bisa digeneralisasi
karena kendala biaya dan kapasitas SDM. Tidak semua UKM menganggap harga TI
murah. Dengan demikian jelas bahwa manfaat potensial yang ditawarkan TI tidak

4
selalu sesuai dengan kebutuhan UKM di Indonesia yang sebagian besar masih
beroperasi dengan metode tradisional, baik dalam produksi maupun pemasaran.

Penutup

UKM menjadi salah satu unit bisnis yang terbukti mampu bertahan di masa
krisis ekonomi. Maka dari itu, UKM penting untuk diperhatikan dari segi
pertumbuhan, pengelolaan, dan sebagainya. Penggunaan ICT pada UKM menjadi
salah satu faktor yang harus diperhatikan mengingat manfaat potensial dalam proses
binisnya. Namun, UKM di Indonesia ini dapat dinilai belum memaksimalkan manfaat
potensial ini. Salah satu manfaat potensial ICT pada UKM adalah dapat
menghasilkan produk dan layanan yang lebih berkualitas dan bisa bersaing di pasar
global, tanpa itu, UKM dapat sulit bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dan
berpengalaman.

Proses penerapan ICT dalam UKM ini, diperlukan peranan pemerintah,


seperti pelatihan ICT dari pemerintah, bantuan dana dan segala macam kebijakan
yang mempermudah UKM dalam penerapan ICT pada UKM. Karena UKM
memberikan kontribusi kepada ekspor dan penyerapan tenaga kerja di negara
Indonesia dan ICT memberikan manfaat potensial kepada proses bisnis UKM
tersebut. Maka dari itu, penerapan ICT dalam UKM sangat perlu diperhatikan dan
dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai