Fonetik: cabang linguistik yang mengkaji bunyi bahasa Klasifikasi pertama Fonetik impresionistik (impressionistic phonetics): Penelitian terhadap bunyi bahasa dilakukan dengan hanya mengandalkan ketelitian telinga. Fonetik instrumental (instrumental phonetics): penelitian dilakukan dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik, sebagaimana yang banyak dilakukan saat ini. Klasifikasi kedua Fonetik artikulatoris (articulatory phonetics): kajian terhadap cara bunyi diproduksi melalui organ artikulator bunyi Fonetik akustik (acoustic phonetics): kajian terhadap karakter fisik bunyi bahasa yang ditransmisikan melalui gelombang bunyi Fonetik auditoris (auditory phonetics): kajian terhadap respon perseptual atas bunyi bahasa yang diperantarai oleh telinga, saraf pendengaran, dan selanjutnya disampaikan kepada otak untuk diproses. Bunyi Bahasa bunyi segmental bunyi non-segmental, atau bunyi suprasegmental, dan atau fitur prosodi (prosodic feature) Bunyi segmental vokal (vowel/harakah) konsonan (consonant/sāmit) Vokal bentuk mulut terbuka atau tertutup, misalnya vokal [i] dan [u] adalah vokal tertutup, sedangkan [a] dan [ɑ] adalah vokal terbuka posisi tinggi-rendahnya lidah dalam mulut, misalnya dalam menghasilkan vokal [i] bagian depan lidah meninggi (high-front), sedangkan dalam menghasilkan vokal [Ɛ], [ɑ] dan [æ] posisi depan lidah turun (low-front) bentuk bibir bundar atau tak-bundar, misalnya vokal [u], [o], dan [ɔ] adalah vokal bundar (rounded vowels), sedangkan vokal [i] dan [a] adalah vokal tak-bundar (unrounded vowels) Konsonan daerah artikulasi (places of articulation atau makhraj) cara artikulasinya (manners of articulation atau kayfiyah) mekanisme aliran udara (air stream mechanism) aktivitas pita suara (state of glottis/phonation type). Daerah Artikulasi 1: Glotal Glotal (state of the glottis atau phonation type), meliputi tiga artikulator bunyi: Laring atau halqy, yaitu rongga tulang rawan pada pangkal batang tenggorokan; Pita suara, yaitu dua selaput dalam laring, kanan dan kiri, yang mirip rak; Glotis atau hanjary, lubang di antara dua selaput pita suara.
dan aspirat tak bersuara [ حЋ] merupakan bunyi khusus yang diartikulasikan secara glotal. Daerah Artikulasi 2: Supraglotal bilabial, atau syafawy, mencakup bunyi konsonan [p], [b], dan [m] yang dihasilkan oleh kedua belah bibir. labiodental, atau syafawy asnāny, mencakup bunyi konsonan [f], dan [v] yang dihasilkan dengan membuat getaran dan bagian depan gigi atas interdental, mencakup bunyi konsonan [θ] dan [ŏ] yang dihasilkan dengan merapatkan dan menggetarkan lidah di antara gigi atas dan gigi bawah alveolar, atau gingival atau asnāny laśawy, mencakup bunyi konsonan [t], [d], [n], [s], [z], [l], dan [r] yang dihasilkan dengan mempertemukan bagian depan lidah dengan punggung gusi atau punggung belakang gigi atas palatal, atau kadang juga disebut alveopalatal dan ghāry, mencakup bunyi konsonan [∫], [ś], [з] atau [ž], [č], dan [ĵ] velar, atau tabqy, mencakup bunyi konsonan [k], [g] dan [ŋ] yang dihasilkan dengan mempertemukan bagian tengah lidah dengan langit-langit lunak atau velum uvular, atau lahwy, mencakup bunyi konsonan [R], [q], [G], dan [k] yang mufakhkham yang dihasilkan dengan mempertemukan bagian belakang lidah dengan anak lidah atau tekak Cara artikulasi Pertama, bersuara (voiced sound atau mahmūs) jika pita suara bergetar dan tak bersuara (voiceless sound atau majhūr) jika pita suara tak bergetar Kedua, bunyi nasal (nasal sound atau anfy) yang dihasilkan melalui penghambatan udara penuh dan mengeluarkannya lewat hidung dan bunyi yang selain nasal (oral sound) Mekanisme aliran udara hambatan (stop atau īqāfi) dan letupan (plosives atau infijāri) malaran (continuant) Hambatan dan Letupan Stop dihasilkan dari hambatan yang bersifat total, dan sebaliknya, jika hambatan dilepas dengan mengeluarkan bunyi disebut letupan, misalnya konsonan [b], [m], [t], [d], [n], [k], [g], [ŋ], [ʔ], [ʕ], [h], [ć], [j], dan [q]. Malaran bercelah (fricative atau ihtikāky), dihasilkan dari penghambatan udara secara terputus-putus sehingga menghasilkan gesekan, misalnya konsonan [f], [v], [θ], [ŏ], [s], [z], [š], [ž], [G], [k h] afrikat, dihasilkan dengan hambatan yang diikuti oleh pelepasan perlahan terhadap hambatan yang telah dilakukan, misalnya konsonan [č] dan [ĵ] pada church dan judge dalam bahasa Inggris; liquid, dihasilkan dengan menghambat sebagian udara yang keluar secara lemah sehingga tidak cukup kuat untuk menghasilkan gesekan. Konsonan yang termasuk jenis ini adalah [l], lateral liquid atau munharif, dan [r] retroflex liquid atau mukarrar luncuran (glides atau layn), dihasilkan dengan sangat sedikit, atau tanpa, hambatan terhadap aliran udara yang keluar melalui mulut. Sebagai bunyi transisional, glide sering dianggap sebagai semivokal. Yang termasuk dalam konsonan jenis ini adalah [j] dan [w]. Diftong Selain vokal dan konsonan terdapat juga diftong, yaitu untaian dua bunyi yang terdiri atas vokal dan luncuran (glide). Beberapa kemungkinan tipe diftong adalah penutupan depan (front closing), penutupan belakang (back closing), pembukaan depan (front opening), pembukaan belakang (back opening), dan pengetengahan (centring). Bunyi Suprasegmental: jangka (duration), tekanan (stress), nada (pitch) Jangka kuantitas yang mengacu pada lamanya bunyi ujaran, yang dapat berperan sebagai 1. bunyi segmental, 2. bunyi suprasegmental, dan 3. variabel independen Jangka Segmental tempat dan cara artikulasinya, jangka pada vokal berkaitan erat dengan ketinggian posisi lidah dalam menghasilkan bunyi, misalnya vokal tinggi memiliki durasi yang lebih pendek dari vokal rendah bunyi lain yang mendahului atau mengikutinya, misalnya vokal pendek akan menjadi lebih panjang jika berada sebelum [t], menjadi pendek jika berada sebelum [k], dan semakin pendek jika berada sebelum [p] Jangka Suprasegmental Bersama tekanan Bersama intonasi Jangka sebagai variabel independen pola morfologis, misalnya bentuk kataba [kataba] 'ia laki-laki telah) menulis' dapat diinfleksi ke dalam bentuk seperti katabā [kataba:] 'dua laki-laki (telah) menulis' dan katabū [katabu:] 'mereka (banyak) laki- laki (telah) menulis'; atau diderivasi ke dalam bentuk, seperti kitāb [kita:b] 'buku' dan kātib [ka:tib] 'penulis phonological blocking, misalnya bentuk transfiks a- a-a yang akan pada sayara [sayara] ‘ia laki-laki (telah) berjalan’ menjadi sāra [sa:ra] Nada (pitch) deretan teratur berbagai nada yang merupakan ciri khas bagian ujaran yang dikenal dengan intonasi (intonation). Ada dua fungsi utama intonasi 1. fungsi gramatikal, yang merupakan fungsi mendasar atau primer; 2. fungsi emosional, atau fungsi sekunder penggunaan nada sebagai ciri distingtif yang membedakan makna antara satu kata dengan kata lainnya, misalnya terdapat dalam bahasa Cina Tekanan karakteristik fisik yang menyebabkan suara keras (loudness); Dalam bahasa Inggris, misalnya, kata export dapat berbeda kelas, bergantung kepada suku kata mana yang diberikan tekanan. Dalam bahasa Arab, sebagai contoh lain, geminasi konsonan, seperti juga jangka, menjadi variabel independen yang berasal dari proses morfologis tertentu dan selanjutnya dapat mengubah makna brntuk dasarnya. Contoh, bentuk kasara [kasara] dalam bahasa berarti pecah, dan bentuk turunannya dengan geminasi konsonan kedua bentuk dasarnya, yaitu kassara [kassara], berarti memecahkan