Disusun oleh :
(081290) / II C
1
KATA PENGANTAR
SWT, Tuhan semesta alam yang hanya kepada-Nyalah kami berserah diri. Dan atas
izin dari-Nyalah kami mampu menyusun makalah ini. Ucapan terimakasih juga saya
sampaikan kepada kedua orang tua saya, dosen mata kuliah Pendidikan
Dalam penyusunan makalah ini saya sadar masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan. Untuk itu penulis mohon maaf dan sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
khususnya kepada saya selaku penulis dan umumnya kepada anda para pembaca.
Ttd
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang Masalah………………………………………………………….4
I. 2. Rumusan Masalah………………………………………………………………...5
I. 3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….5
I. 4. Tekhnik dan Metode Penulisan...............................................................................6
I. 5. Sistematika Penulisan.............................................................................................6
BAB IV PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan........................................................................................................64
IV. 2. Saran...................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
bermunculan dan terjadi. Mulai dari berbagai penyimpangan kecil seperti tato ataupun
mungkin globalisasi jaman sekarang ini menjadi salah satu faktor cukup dominan
globalisasi itu sendiri identik dengan pasar bebasa dan kapitalis, dimana batas antar
negara /warga negara seakan semu sehingga berbagi macam bentuk hal apapun dapat
dengan mudah dan cepat tersebar bahkan tersosialisasi, serta bisa dilakukan oleh
penyimpangan sosial. Salah satu bentuk penyimpangan sosial yang cukup meresahkan
masyarakat. Para remaja zaman sekarang semakin berani untuk bertindak, dan
semakin bebas untuk berekspresi, termasuk dalam hal penyimpangan sosial. Sudah
berupa kenakalan remaja ini, mulai dari pornografi, merokok, pemerkosaan bahkan
4
sampai tindak anarkis premanisme dan narkoba banyak dilakukan oleh para remaja
masa kini. Selain faktor kurangnya kontrrol sekolah dan keluarga, tak bisa dipungkiri
faktor globalisasi juga berpengaruh dalam perkembangan kenakalan remaja masa kini.
Karena secara langsung maupun tidak langsung globalisasi sudah meliputi proses
kehidupan sosial di masyarakat yang pasti sangat mudah berdampak dan berpengaruh
pada kehidupan sosial remaja itu sendiri. Kenakalan remaja merupakan salah satu
bentuk dinamika sosial, karena biar bagaimanapun hal tersebut akan selalu tetap ada
I. 2. Rumusan Masalah
I. 3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor apa sajakah yang mendasari serta mendukung terjadinya kenakalan remaja
terkait dengan perkembangan era globalisasi sekarang ini. Selain itu untuk
ini, juga untuk mengetahui macam-macam dan jenis-jenis perilaku yang tergolong
kenakalan remaja maasa kini. Serta yang terakhir dan terpenting yakni untuk
mengetahui dan mencari solusi penanggulangan ataupun pencegahan yang tepat untuk
5
I. 4. Tekhnik dan Metode Penulisan
Tekhnik dan Metode penulisan yang dilakukan dalam penulisan makalah ini
adalah melalui metode kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data berdasar resensi
serat diidentifikasi sesuai dengan rumusan permasalahannya dan agar terlihat susunan
data yang dapat memberikan gambaran fakta tentang obyek penulisan makalah ini.
deduktif, kemudian dihubungkan dengan kasus yang sedang dibahas, sehingga dengan
demikian dapat ditarik beberapa kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan
permasalahan.
I. 5. Sistematika Penulisan
penulisan dalam makalah ini untuk memudahkan penulis dalam menyusun hasil
6
BAB II : Bab II adalah tinjauan pustaka yang akan membahas mengenai
BAB III : Pada bab III pembahasan yang akan membahas mengenai faktor-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini
Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak
cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang
ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai
suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku
tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta
hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam
hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar
1985 : 73). Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu
dianggap sebagai fakta sosial yang normal dalam bukunya “ Rules of Sociological
Method” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin
8
menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh
terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak
disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku
anak, akan tetapi pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative
atau negative sama sekali. Atas pertimbangan yang lebih moderat dan mengingat
Psikolog Drs. Bimo Walgito dalam (Sudarsono, 1991: 11) merumuskan arti
selengkapnya dari kenakalan remaja sebagai berikut : tiap perbuatan, jika perbuatan
tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka perbuatan tersebut merupakan kejahatan,
jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakaukan anak, khususnya
anaka remaja
Dr Fuad hasan dan Drs. B. simanjuntak dalam (Sudarsono, 1991: 11) juga
memberikan definisi kenakalan remaja sebagai perbuatan anti social yang dilakukan
kejahatan. Dari kedua pengertian diatas Sudarsono menarik benang merah diantara
keduanya yaitu, kenakalan remaja adalah perbuatan atau kejahatan atau pelanggaran
yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum anti sosial, anti susila
mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat
9
diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan disekolah), pelanggaran (seperti
anak nakal adalah anak yang berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial,
masyarakat
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kenakalan
remaja adalah perilaku yang dilakukan oleh remaja yang bertentangan dengan norma
hukum yang telah dengan jelas ditentukan dalam KUHP, norma sosial dan norma
psokotis, neurotis, a-sosial) yang diperhebat oleh stimuli sosial dan kondisi
kultural.
buruk.
10
3) Delinkuensi sistematik, yaitu delinkuensi yang telah disistematisir dalam
sistematis sifatnya.
dorongan yang kuat untuk berbuat suatu kenakalan seperti: mencuri sendirian,
melakukan tindakan agresif secara tiba tanpa alasan karena dikuasai oleh
fantasinya sendiri.
loyalitas tinggi terhadap kelompok atau gang sehingga sikapnya tampak patuh,
setia dan kesetiakawanan yang baik. Jika melakukan perilaku kenakalan bukan
11
atas kesadaran diri sendiri yang baik tetapi karena didasari anggapan bahwa ia
Jensen (1985) yang melihat perilaku delinkuen dari sigi bentuk dan
sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan
cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya.
rumah tanpa izin (kabur), keluyuran, memiliki dan membawa benda tajam,
bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, berpesta pora, membaca
buku-buku cabul, turut dalam pelacuran atau melacurkan diri, berpakaian tidak
12
dilakukan dalam kaitan remaja yang bersangkutan dengan gangnya atau
1) Sub kultur criminal: suatu bentuk gang kenakalan remaja yang mengarah
meningkatkan status.
salah).
adaptasi yang khusus dari para remaja dalam proses penyesuaian dirinya yang
masyarakat yang tidak stabil, tidak cukup terorganisir, yang tinggi mobilitas
13
vertikal dan geografisnya, keluarga cenderung berorientasi tidak pada masa
depan tetapi pada masa kini dan tidak ada kemajuan sosial. Perbuatan
halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling
bergantung satu sama lainnya. Globalisasi akan membawa prespektif baru tentang
konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas” yang saat ini diterima seabagai nrealita masa
depan yang akan memengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru.
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal,
sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan
istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas
negara.
14
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah
yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung
oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif
atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah
kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan
kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak
dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan
sangat cepat.
15
Menurut cendekiawan barat dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi
adalah satu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala
aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh
Abdulkarim, 2007: 116) yaitu globalisasi sebenarnya dapat siartikan sebagai suatu
tindakan atau proses menjadikan sesuatu yang mendunia (universal) baik dalam
1) Sebagai Alat
apabila dipergunakan untuk tujuan yang baik. Namun hal tersebut juga dapat
mengandung hal-hal negatif bila dipergunakan untuk tujuan yang tidak baik. Jadi
2) Sebagai Ideologi
kepentingan sehingga akan menimbulkan akibat, baik yang setuju maupun yang
16
baru, dan memberi dampak yang luas terhadap kebebasan budaya setempat dan
merombak dan mengubah nilai dan sistem budaya masyarakat negara berkembang
selaras dengan visi dan misi globalisasi barat. Gelombang kebudayaan baru yang
beruntung dan terikat pada keputusan yang dibuat oleh penguasa barat.
untuk bersatu dalam menentukan masa depan dunia yang lebih baik dan terjamin. Isu
global yang tengah melanda dan mulai terasa memberi kesan buruk kepada
masyarakat dunia menjadi agenda yang menarik perhatian semua pihak. Kesadaran
untuk membentuk masyarakat dan pemimpin dunia yang bertanggung jawab untuk
dalam pendekatan isu globalisasi, yaitu isu yang mengancam dunia masa kini dan
masa depan.
manusia. Banyak yang terlihat jelas dalam perubahan dan pergeseran pola hidup
masyarakat, yaitu:
17
Dari contoh tersebut, terdapat beberapa macam pengaruh terhadap kehidupan
masyarakat. Pengaruh tersebut dapat dibagi menjadi dua macam aspek, yaitu aspek
Diantaranya beberapa aspek positif dari arus globalisasi dan perkembangan teknologi
yakni : 1) Pola hidup yang serba cepat, 2) Pesatnya perkembangan informasi dan
aspek positif, perkembangan arus globalisasi juga memberikan dampak negatif bagi
menjadi kehidupan individualis, dan dampak negatif yang sekarang paling banyak
seperti masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang
sederhana, sopan dan santun. Namun, sekarang banyak remaja yang menggunakan
pakaian yang memerlihatkan auratnya, padahal budaya timur jelas melarang hal yang
seperti itu.
melawan gurunya, perkelahian antar-pelajar, mode pakaian yang tidak sesuai, dan
dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung. Arus
globalisasi yang membonceng nilai-nilai tradisi, budaya, moral, dan agama yang
selama ini kita junjung tinggi akan menghilangkan jati diri dari nilai-nilai budaya itu
sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Selo Soemardjan bahwa perubahan budaya
yang cepat dan saling menyusul mengakibatkan suasana anomi yang berkepanjangan.
18
Suasana anomi adalah suasana ketika masyarakat yang sedang mengalami perubahan
budaya tidak mengetahui secara jelas nilai-nilai budaya mana yang perlu diambil dan
Bernegara
kesejahteraan, dan keselamatan bangsa dan negara. Namun globalisasi juga membawa
pengaruh positif, seperti adanya budaya Hollywood dan perpustakaan yang negatif,
tipisnya iman.
kecuali kita dengan sengaja menghindari interaksi dan komunikasi dengan pihak
yang lain. Ketika seseorang masih membaca surat kabar, menonton televisi, atau
menggunakan alat lainnya, terlebih lagi dengan menggunakan internet, ia tetap akan
Dalam era globalisasi telah terjadi pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya
dan informasi sebagai hasil dari modernisasi teknologi. Pertemuan dan gesekan
tersebut akan menghasilkan kompetisi liar yang berarti saling mempengaruhi dan
berakhir dengan kalah atau menang, saling bekerja sama yang akan menghasilkan
Ancaman
19
Dengan alat komunikasi seperti TV, parabola, telepon, VCD, DVD, dan internet, kita
dapat berhubungan dengan dunia luar. Dengan parabola atau internet, kita dapat
menyaksikan hiburan porno dari kamar tidur. Kita dapat terpengaruh oleh segala
macam bentuk yang sangat konsumtif. Anak-anak kita dapat terpengaruh oleh segala
macam film kartun dan film-film yang seharusnya tidak dilihat. Kita pun dapat
dengan mudah terpengaruh oleh gaya hidup seperti yang terjadi di sinetron-sinetron
kita (terutama sekali yang bertemakan keluarga) yang lebih dari 90% menebar nilai-
nilai negatif dengan ukuran keberagaman dari setiap agama. Meskipun harus disadari
diskusi, dan berita yang mengandung nilai positif bahkan agamis. Adegan kekerasan
agama.
Pengaruh globalisasi yang memberikan nilai-nilai positif wajib kita serap, terutama
yang tidak menyebabkan benturan dengan budaya kita, misalnya disiplin, kerja keras,
menghargai orang lain, rasa kemanusiaan, demokrasi dan kejujuran. Kita wajib
menyaring yang baik dan sesuai dengan kepribadian dan moral bangsa kita terima,
sebaliknya yang buruk kita tolak. Peluang dan tantangan ayang dapat kita peroleh dari
1. Pasar bebas, yaitu pasar dimana suatu produk menjadi semakin luas dan
cepat diterima.
3. Wawasan budaya semakin luas. Hal ini memudahkan orang untuk beradaptasi
20
BAB III
PEMBAHASAN
Kenakalan Remaja
seluruh penjuru dunia, dimana kita sebagai warga negara dunia tidak akan bisa
membawa efek positif, globalisasi juga membawa efek negatif bagi sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat. Salah satu aspek negatif globalisasi
yang paling berpengaruh dalam sendi kehidupan yakni aspek negatif terhadap
kehidupan sosial dan kebudayaan suatu bangsa dan negara. Dalam perkembangannya,
membawa dampak negatif yang lebih banyak lagi dalam sendi kehidupan masyarakat
Indonesia. Khususnya dan utamanya dalam hal kehidupan sosial dan kebudayaan
berbangsa dan bernegara. Dan dampak serta sasaran terbesar dari aspek negatif sosial
dan budaya globalisasi tersebut, yakni kehidupan para kaum remaja Indonesia.
Seperti kita ketahui bahwa kehidupan sosial para remaja zaman sekarang
memberi dampak yang cukup negatif pula bagi mereka para ramaja yang tiadk bisa
sosial yang diakibatkan oleh ulah para remaja ini, oleh ulah kenakalan remaja sekarng
ini.
21
Globalisasi dituding pembawa pengaruh cukup dominan bagi tindakan negatif
para remaja ini. Diantaranya aspek-aspek negatif dari globalisasi yang berpotensi
Faktor ini adalah faktor utama dan paling luas cakupannya dalam hal penyebab
kenakalan remaja masa kini. Seperi kita ketahui globalisasi yang berasal dari barat ini
sudah pasti membawa kebudayaan sesuai negeri asalnya, dan celakanya bagi negara-
negara berbudaya ketimuran yang sangat bertolak belakang dengan kebudayaan barat
seperti Indonesia, hal tersebit tidak bisa dihindari dan sudah menyebar dalam praktik
kehidupan bermasyarakat Indonesia. Dan yang lebih parahnya lagi pola hidup barat
tersebut banyak memengaruhi dan di salah artikan oleh para remaja Indonesia sebagai
trend yang justru menjadi boomerang bagi mereka untuk membawa ke arah masa
depan kehancuran. Diantaranya contoh pola hidup budaya barat yang memicu
Hal tersebut merupakan budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan
remaja hal anarkis maupun premanisme, serta kekerasan dalam hal apapun, seperti
telah menjadi hal yang biasa-biasa saja bagi mereka akhir-akhir ini. Sebenarnya
hal anarkis juga bukan merupakan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Akan
memicu kenakalan remaja dalam hal anarkisme ini. Dimanapun dan kapanpun
para remaja tak segan melakukan tindakan kekerasan pada siapapun, tak peduli
22
orang yang lebih tua maupun yang lebih muda. Masa remaja yang masih labil
lakunya. Salah sedikit kekerasan yang berbicara. Hal ini sebenarnya sungguh
remaja. Hal tersebut bisa sangat memengaruhi bahkan merusak mental dan
pribadu para remaja di masa depan. Banyak sudah contoh kekerasan yang
dilakukan para remja masa kini, mulai dari motif modal gengsi maupun sok kuat,
seperti tawuran antar geng maupun sekolah, aksi premanisme dan pemalakkan,
sampai kekerasan yang notabene candaan semata tapi sampai menelan korban
jiwa. Semua itu merupakan bukti juvenile delinquency yang berupa kekerasan
yang bahkan bisa dilakukan oleh para remaja sekarang ini, dan salah satu bentuk
Narkoba dan minuman keras juga merupakan salah satu diantaranya, kebudayaan
negatif barat yang masuk dan menyebar dengan cepatnya di Indonesia. Korban
terbesar dari aspek ternegatif globalisasi ini tak lain dan tak bukan adalah para
remaja. Remaja adalah kelompok masyarakat yang sangat peka terhadap bahaya
memiliki rasa ingin tahu yang besar dan cenderung akan mencoba menggunakan,
selain itu godaan dan tekanan yang kuat dari lingkungan pergaulan juga menjadi
salah satu faktor maraknya narkoba di kalangan narkoba. Padahal kontrol diri
yang dimilikinya sangat lemah karena belum matangnya jiwa mereka. Apabila
dibiarkan tanpa pengawasan yang ketat, kalangan remaja akan menjadi pemakai
dengan narkoba, peredaran minuman keras yang tanpa batas di negeri ini, juga
23
membawa dampak negatif bagi para remaja di negeri ini. Banyak para remaja
yang terjebak dalam kehidupan malam dan pergaulan yang tak terbatas. Sehingga
mengakibatkan banyak dari mereka yang terjerat mabuk-mabukan dan tak jarang
narkoba dan miras di kalangan remaja, lebih pada didasari oleh perkembangan
zaman yang semakin pesat. Jangankan di kota miras dan narkoba pun melanda
hingga akhirnya kecanduan bahkan tewas akibat baarang haram tersebut. Remaja
yang berpikiran pendek dan masih dalam pencarian jati diri tentunya bisa menjadi
sasaran empuk pengaruh negatif globalisasi ini. Walhasil, setiap tahunnya banyak
remaja terpengaruh dan terjangkit dua hal negatif tersebut. Dan seiring
perkembangan pasar global yang semakin pesat baik miras maupun narkoba
3) Sex bebas
Sex bebas juga merupakan salah satu bentuk tindakan penyimpangan kenakalan
remaja yang sekarang ini semakin marak terjadi seiring berkembangnya zaman.
Seperti kita ketahui sex bebas diluar ikatan pernikahan merupakan salah satu
budaya barat yang sangat bertolak belakang dengan budaya ketimuran Indonesia.
Akan tetapi dengan berkembangnya globalisasi, dimana batas antar negara seakan
hilang, dengan mudahnya, mau tidak mau budaya negatif bagi masyarakat
utama dari kebudayaan negatif ini adalah remaja. Kebanyakan para remaja di
Indonesia terjebak akan perilaku seperti ini akibat minimnya pengetahuan mereka
24
akan resiko dan tanggung jawab yang harus ditanggung nantinya. Faktor
rentannya kontrol diri dan iman serta godaan lingkungan sosial dan juga rasa
banyak remaja yang terjerumus dalam budaya surga dunia ini. Kenikmatan sesaat
yang didapatkan, bisa berakibat sangat fatal sekali bagi mereka para remaja di
masa depan. Dapat diungkapkan bahwa perilaku seksual bebas bisa sangat
beresiko bagi para remaja. Mulai dari hamil di luar nikah sampai terjangkitnya
penyakit kelamin mematikan seperti AIDS berpotensi sangat besar terjadi bagi
mereka para remaja yang melakukannya. Dan yang tak kalah fatalnya, akibat sex
bebas pra-nikah ini masa depan mereka bisa hancur begitu saja dan akan menodai
aspek yang saling berlawanan, di satu sisi membawa aspek positif yang sangat
membantu, tepi di lain sisi membawa aspek negatif yang bisa sangat merusak. Akan
tetapi dal tersebut kembali lagi pada SDM sebagi pengguna dari teknologi dan
informasi itu sendiri. Dalam hal kenakalan remaja, perkembangan teknologi juga
negara lainnya di dunia ini. Tak terkecuali Indonesia sebagai negara yang terletak di
25
Teknologi yang semakin canggih dapat membawa hal apapun, dari manapun,
menyebar dan diserap oleh bangsa lain baik positif maupun negatif. Dalam hal
dapat dengan mudah dan cepatnya masuk dan merusak kehidupan sosial masyarakat
Indonesia, utamanya remaja. Baik media elektronik seperti televisi atau internet,
maupun media cetak berupa koran dan majalah, banyak yang menampilkan dan
membawa hal-hal yang negatif bagi kehidupan para remaja. Utamanya melalui
teknologi ini ke arah yang buruk. Contohnya dalam hal kekerasan remaja dan
pornografi. Dua hal ini merupakan bentuk kebudayaan barat yang paling menonjol
kenakalan, tapi juga menimbulkan efek kriminal bagi siapapun yang terjerat. Kita
ketahui bersama, bahwa seiring canggihnya zaman, dua hal negatif tersebut semakin
mudah pula terakses dan menyebar dalam kehidupan remaja Indonesia. Banyak
untuk hal-hal yang justru merusak diri mereka sendiri. Situs-situs porno yang banyak
yang sebagian besar terpengaruh dan tersalahgunakan akan hal-hal tersebut. Hasilnya
banayk dari mereka yang tumbuh dewasa sebelum waktunya, dan tak sesuia dengan
yang seharusnya. Berbagai kasus kenakalan bahkan kriminal pun banyak terimplikasi
26
di masyarakat, seperti; remaja yang melakukan hubungan sex diluar nikah, remaja
yang terkena penyakit kelamin akibat sex bebas tanpa pengaman, remaja yang hamil
diluar nikah, remaja yang melakukan aksi anarkis dan premanisme, tawuran antar
Dua hal tersebut merupakan beberapa dari sekian banyak hal kebudayaan
negatif barat yang masuk dan terimplikasi oleh para remaja melalui penyalahgunaan
dan hedonis
Selain dua hal tersebut diatas, aspek negatif globalisasi yang bisa melahirkan
kenakalan remaja masa kini lainnya yakni mulai muncul dan berkembangnya
contoh dan bentuknya adalah “3F”, Food, Fashion, Film. 3hal ini merupakan salah
satu bentuk sekuleritas hasil dari globalisasi. Meski tidak secara langsung, 3 hal ini
bisa memengaruhi terjadinya kenakalan remaja masa kini. Kita dapat lihat dari bukti
yang berkembang sekarang ini. Banyak para remaja Indonesia yang lebih tertarik
oleh, makanan, mode, gaya dan film-film barat, ketimbang yang berasal dari negrinya
berkembang, seperti tak berkepribadian, mereka ikut saja apa yang dibawa oleh trend,
selama itu berasal dari luar negeri. Banyak remaja Indonesia yang lebih tertarik
makan-makanan fast food/junk food, seperti McDonald, KFC, CFC, dll, yang tidak
baik bagi kesehatan ketimbang makanan dalam negeri yang sehat dan bergizi. Banyak
pula remaja yang menjadi korban fashion yang pesat berkembang, pakaian ataupun
gaya apa yang sedang trend, dengan mudahnya mereka ikuti, tanpa peduli apakah
gaya ataupun pakaian yang mereka pakai itu sesuai dan cocok dengan norma-corma
27
yang sedang berlaku di negara kita atau tidak.Seperi pakaian mini, terbuka, ketat,
tindik, tato dll. Selama itu beraasal dari luar negeri, semua dianggap sah-sah saja,
benar-benar saja. Demikian pula dengan film, banyak remaja Indonesia yang tertarik
dengan film-film barat ketimbang film-film domestic, padahal belum tentu film-film
barat mengandung nilai-nilai baik sesuai dengan nilai-nilai kehidupan di negara ini,
justru yang ada kebanyakan film-film barat menayangkan hal-hal yang bisa merusak
dan memicu kenakalan remaja cukup besar, seperti pornografi, pornoaksi, kekerasan,
vandalisme, dll.
liberalis sudah merasuk pada sebagian besar remaja-remaja Indonesia. Mereka yang
masih rentan dan labil dapat dengan mudahnya terpengaruh bahkan terdoktrin untuk
mengikuti. Tentu saja dari 3F tersebut bisa memicu kenakalan remaja. Karena
tersebut, semakin kuat pula kepribadian dan pemikiran liberalisasi mereka terbentuk,
hingga mereka tidak tahu lagi nilai-nilai dan norma-norma yang ada sesungguhnya di
masyarakat, dan menganggap yang dia lakukan selau benar, sesuai paham sekuleritas.
Hingga akhirnya pola hidup mereka menjadi pola hidup barat, yang tak hanya
membawa segi positif, tapi juga segi-segi negatif yang bertentangan dalam nilai-nilai
remaja pada akhirnya bahkan kriminalitas pun bisa tercipta, akibat doktrinasi
berlebihan secara tidak langsung dari globalisasi ini. Banyak contoh remaja yang
pengaruh luar, khususnya yang buruk. dan semua berawal adari hal-hal yang kecil dan
28
Akibat dari pemikiran sekuleritas berlebihan itu akan terbentuk dan lahirlah
sebagai bentuk tindak lanjut dari sekuler pun telah banyak berkembang di Indonesia.
Bagi para remaja jelas hal ini saangat berbahaya dan sangat memicu lahirnya
kehidupan duniawi dan kesenangan saja, dan cenderung menimbulkan citra hedonis =
atheis. Bila hal tersebut merasuk pada diri remaja-remaj Indonesia, dipastikan tindak
kenakalan remaja dan kriminalitas semakin meningkat. Karena pada dasarnya mereka
akan melakukan apa saja yang menurut mereka itu indah, senang dan nyata, tak peduli
akibat yang akan terjadi dari tindakan mereka, meskipun itu sangat bertentangan
dengan tatanan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan sangat merugikan
bagi orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Berbagai tindak kenakalan remaja
sampai yang ekstrim pun bisa terjadi bila pemikiran hedonis merasuk dalam
pemikiran para remaja Indonesia. Mulai dari tattoo, tindik, berbagai tindak
mengarah kriminalitas kelas berat seperti pembunuhan dan lainnya bisa terjadi.
Itu sebabnya pemikiran liberal dan hedonis ini menjadi salah satu aspek
remaja.
Remaja
menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada
29
konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun
remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya,
rendah diri. Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
Faktor Internal
1) Segi Psikologis
mereaksi dengan pola tingkah laku yang salah, berupa: apatisme, putus
30
c) Menggunakan reaksi frustrasi negatif (mekanisme pelarian dan
diakibatkan oleh :
yang ada diluar dirinya. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan
31
bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi
yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan
2) Segi Kepribadian
Faktor Pribadi yang kotor yang mengacu kepada orang yang akhlaknya
pendendam, panas baran, sombong, tidak amanah dan lainnya. Keadaan ini
terjadi kerana individu itu telah dikuasai oleh naluri agresif dan tidak
Pribadi yang kotor mungkin telah bermula sejak kecil dan kemudian
semakin menguat seiring anak itu beranjak remaja dan menjadi pemicu
kenakalan remaja terjadi. Dengan kata lain kepribadian fitrah (baik) anak
yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri
32
Contohnya: Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada
itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan
ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi
melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah.
saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang
berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat
Faktor Eksternal
oleh faktor-faktor yang berada diluar diri remaja, dan justru faktor-faktor
eksternal ini memiliki akibat dan pengaruh yang lebih berbahaya bagi para
1) Faktor Keluarga
terutama bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan, akan tetapi
apabila pendidikan dalam keluarga itu gagal akan terbentuk seorang anak
33
yang cenderung berperilaku delinkuen, semisal kondisi disharmoni
keluarga (broken home), overproteksi dari orang tua, rejected child, dll.
keluarga. Jika kehilangan salah satu dari kedua orang tua atau
sangat ia butuhkan.
Keadaan yang tidak normal bukan hanya terjadi pada broken home,
akan tetapi dalam masyarakat modern sering pula terjadi suatu gejala
34
Memanjakan anak secara berlebihan dimana anak selalu mendapatkan
segala sesuatu dari orang tuanya walaupun hal itu tidak sesuai dengan
pun bisa memicu lahirnya kenakalan pada diri mereka. Sikap orang tua
anak Anak akan sangat merasa tertekan dan berusaha lepas dari
dari kehendak orang tua, dan anak yang seperti ini tidak akan peduli
nilai-nilai itu baik. Dia akan mencari tempat lain yang lebih nyaman
c) Rejected Childs
Baik itu terbuang sewaktu masih kecil, maupun saat sudah beranjak
35
remaja. Kebanyakan anak-anak terbuang ini, bermotif sama, yakni
rejected childs, hal-hal negatif sudah bukan hal yang asing lagi,
terlebih bagi mereka yang tumbuh besar di jalan. Tak adanya peran
yang ada. Selain karena faktor masa lalu yang buruk akan keluarga,
kriminal.
Banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang
juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh
36
eksternal lingkungan yang jarang memerhatikan faktor terdekat dari
lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orangtua. Kita selalu menilai
pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar,
sendiri.
Contohnya seperti :
keras, dll.
Contohnya seperti :
(diskotik), dll.
37
Kenakalan orangtua di pemerintahan
Contohnya seperti :
dengan orang tuanya. Karena bagi mereka para remaja yang masih
labil orang tua adalah panutan, apa yang dilakukan orang tua masih
guru marah kepada muridnya. Biasanya guru marah apabila terjadi sesuatu
38
yang menghalangi keinfinannya tertentu. Dia akan marah, apabila
atau seluruhnya atau lain dari itu. Selain itu lingkungan sekolah yang tidak
atau guru yang mendisiplinkan anak didik dengan cara yang kaku dan
Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman
seperti; anak suka membolos, segan atau malas belajar, melawan peraturan
lain-lainnya
teman lainnya di sekolah juga menjadi faktor yang justru lebih kuat dari
39
faktor internal sekolah itu sendiri. Seperti kita ketahui, seiring dengan
berani membebaskan dirinya dari sistem nilai yang ada, dan menimbulkan
kini bukan hal yang terlarang bahkan tabu lagi bagi remaja masa kini
buruk atau jelek karena hidup dalam lingkungan yang buruk (Eitzen,
berlaku telah lapuk atau seakan tinggal nama/ sebagai simbol. Dengan kata
40
orang dewasa serta anak-anak muda kriminal dan anti-sosial, yang bisa
adolesen yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak remaja ini
memiliki jati diri dan masih labil, dapat dengan mudahnya terbawa
dan mengikuti trend yang sedang berkembang atau tradisi buruk yang
sudah ada. Bagi para remaja yang rentan dan tidak memiliki bekal
pendidikan dan iman yang kuat, tentu akan dengan mudahnya terbawa
tariknya bagi para remaja. Sebagian besar para remja terjerumus dalam
remaja, peranan teman memang sama kuatnya dengan orang tua, sebab
positif yang bisa didapat, hal negatif pun dapat dengan mdahnya tersebar
lewat sosialisasi dengan teman. Para remaja yang menganggap teman lebih
41
Sifat yang masih labil dan keingintahuan yang besar seringkali
penyimpangan apapun.
dari kenakalan yang berskala kecil seperti tindik, tato, merokok, sampai
kenakalan yang berupa tindak kriminal seperti tawuran, narkoba dan sex
denagan mudahnya terasuk dan terimplikasi dalam diri para remaja, jika
mereka tidak memiliki mental dan iman yang kuat. Pengaruh teman salah
kerentanan dan kelabilan juga keingintahuan yang besar akan sesuatu yang
baru dari para remaja. Membuka celah yang sangat besar bagi para remaja
Faktor budaya adalah bagian dari faktor sosial sehingga sering disebut
kota – kota teristimewa di kota yang besar seperti Jakarta, jarang terjadi di
desa – desa walaupun akhir – akhir ini kenakalan remaja telah merambat
desa umumnya monokultural (satu macam budaya) yang cukup kokoh dan
42
diturunkan melalui transmisi nenek moyang. Anak – anak secara dini
nenek moyang, pemujaan roh – roh dan benda – benda. Stimulasi budaya
yang pesat, mobilitas yang tinggi dan urbanisasi yang tidak terbendung
hingga terbentuk kebiasaan melalui coba – coba (trial and error). Di dalam
remaja akan mendekati kelompok anak sebaya yang terdiri dari berbagai
suku bangsa.
43
Faktor – faktor sosial budaya yang dapat menimbulkan konflik pada
remaja:
5) Faktor ekonomi
Faktor ekonomi, juga menjadi salah satu faktor eksternal yang dominan
para remaja yang berasal dari orang tua yang berekonomi lemah,
sesuatu tidak bisa terpenuhi oleh orang tuanya yang berekonomi rendah,
diinginkannya itu, dan mayoritas, para remaj yang berasal dari kalangan
44
tindakan menyimpang tersebut karena motivasi untuk memiliki sesuatu
remaja yang kurang mampu ini, termotivasi oleh teman untuk bisa sama
seperti mereka, atau memiliki sesuatu yang sama seperti teman mereka
para remaja yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, juga
apapun yang ingin dilakukannya, termasuk hal itu salah. Hal tersebut
semakin didukung oleh basic orang tua mereka yang terlewat sayang atau
motif lain yang melatari lahirnya kenakalan remaja dari faktor ekonomi
ini.
45
Tv, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak mental
berdampak buruk pada tingkah laku remaja. Anak yang sering menonton
pernah ditangani polisi ternyata dilakukan oleh remaja persis sama dengan
berbagai hal yang ada di Tv, video, maupun film, mereka akan termotivasi
dan merasa labih abik, merasa keren, dan merasa hebat, padahal
negatif bagi mereka dan belum tentu bagus juga bagi mereka yang
buruk bagi kehidupan remaja. Remaja bisa menjadi lebih dari sekedar
oleh mereka, karena Tv, film, maupun video bisa dengan cepatnya dan
46
ampuhnya memiliki pengaruh besar untuk merombak dan menyimpangkan
paradigma dan kepribadian remaja ke arah dan bentuk yang lain dari yang
seharusnya.
jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari
kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak
kata stress atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak
kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian”
lainnya).
47
hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau
remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak
obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan
pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang
pengalaman.
Perkembangan Globalisasi
serta macamnya. Baik itu kenakalan remaja bersifat individual maupun yang bersifat
berkelompok. Masuk dan berkembangnya pola kehidupan budaya barat sebagai aspek
maupun tidak terangkat dalam implementasi dan implikasinya, kini justru semakin
Indonesia. Para remaja zaman sekarang seakan tak memiliki batasan nilai dan norma
48
khususnya dari dalam dirinya sendiri, untuk tidak bertindak hal-hal yang menyimpang
dari masyarakat. Mereka seakan tidak malu, dan tidak peduli akan tata sosial yang
ada, dan begitu mudahnya terbawa pengaruh buruk globalisasi tersebut. Diantaranya
berbagai bentuk dan variasi kenakalan remaja masa kini sebagai implikasi dari
1. Narkoba
bentuk implikasi dari aspek negatif globalisasi berupa pola kehidupan budaya
barat. Dalam hal kenakalan remaja, narkoba bisa terbilang baru dalam
penggunaan narkoba sudah ada, tapi tidak separah dan semeledak penggunaan
narkoba masa kini. Faktor globalisasi yang merupakan tuntutan tak terhindarkan,
turut membawa pengaruh besar narkoba dalam tata kehidupan sosial masyarakat
barang haram ini adalah remaja. Tak hanya sebagai pengguna, tapi juga para
remaja masa kini telah berani menjadi pengedar barang haram tersebut.
kalangan remaja dan anak-anak, sementara sisanya dari kalangan dewasa. Itu
bangsa Indonesia ini akibat narkoba. Tak hanya berupa kenakalan remaja, narkoba
juga bahkan dapat melahirkan berbagai bentuk kenakalan remaja yang lain. mulai
49
beberapa daasa warsa terakhir ini penggunaan narkoba di kalangan remaja
semakin meningkat pesat. Khusus di Indoesia keadaan ini kerap kali melanda
anak-anak remaja di kota-kota besar. Jika ditelusuri secara cermat memang sangat
sulit untuk mancari korelasi timbulnya kasus penggunaan narkoba oleh anak
remaja dengan kondisi-kondisi tertentu. Para remaja masa kini banyak yang
terjerumus ke dalamnya karena berbagai motif yang melatari, mulai dari sekedar
coba-coba, pengaruh pihak lain, maupun sebagai bahan pelarian. Dan dalam
bangsa ini, bila tidak ditindak lanjuti dengan tepat dan berkala. Karena peranan
narkoba di masa kini semakin mengakar dan vital bagi kerusakan bangsa ini,
utamanya para remaja. Siapapun dapat terpengaruh dan terjangkit virus narkoba
Seiring berkembangnya waktu dan zaman, para remaja masa kini semakin berani
mengekspresikan diri mereka, salah satunya dalam hal kebutuhan biologis. Hal ini
semakin tersokong oleh adanya perkembangan zaman berupa globalisasi, yang tak
hanya membawa dampak positif, tapi juga negatif bagi remaja. Perkembangan
teknologi pun kini banyak disalahgunakan sebagai media perusak moral berupa
hal-hal anti-susila. Perilaku seksual bebas, merupakan salah satu bentuk kenakalan
yang tidak relevan dengan nilai sosial masyarakat Indonesia, telah memicu
Pornoaksi dan pornografi yang semakin marak saat ini di berbagai media
50
disalah gunakan oleh para remaja masa kini sebagai suatu bentuk pembelajaran
teknologi yang semakin canggih untuk hal-hal yang anti susila semakin
remaja. Seperti kita ketahui saat ini banyak sekali perilaku seksual bebas yang
dilakukan para remaja di Indonesia. Di usianya yang masih muda, mereka sudah
hubungan seks diluar nikah, bercumbu di depan umum, bertindak anti-susila tanpa
Dalam beberapa tahun terakhir ini berbagai kasus tindakan asusila banyak
teknologi itu sendiri. Selain itu kasus seks bebas yang dilakukan para remaja pun
yang memiliki tingkat perilaku asusila tertinggi di Indonesia. Dan sebagian besar
pelakunya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal tersebut merupakan
suatu bukti bahwa bentuk negatif berupa pola kehidupan budaya barat telah
merasuk pada diri remaja-remaja Indonesia, bahkan dianggap oleh mereka sebagai
hal yang lumrah dan trendi. Tentunya bukan tanpa akibat kenakaln remaja yang
satu ini, perilaku seksual bebas dapat sangat berpengaruh bagi masa depan para
51
remaja, mereka bisa kehilangan masa depan mereka, akibat ; hamil diluar nikah,
sekolah.
3. Kekerasan remaja
masyarakat. Para remaja masa kini seakan sangat mudah terpengaruh dengan
berbagai hal yang masuk, khususnya yang berasal dari budaya barat. Kekerasan
kehidupan sosial para remaja pun perlahan-perlahan mengikuti gaya hidup barat
tersebut, tak peduli baik atau buruk perilaku tersebut. Kekerasan yang sangat tidak
identik dengan budaya kita sebagai bangsa timur, kini nampaknya semakin
menguat implikasinya dalam kehidupan sosial, tak hanya orang dewasa, tapi juga
remaja bahkan anak-anak kini mudah tersulut pikiran dan tindakannya dalam
cukup baik dalam kehidupan sosial di Indonesia. Khususnya para remaja yang
masih labil, sangat mudah tersulut amarah hingga melakukan aksi anarkisme dan
kekerasan bagi para remaja Indonesia sudah terimplementasi dalam bentuk yang
52
karena menurut mereka itu adalah hal yang hebat dan luar biasa dan patut ditiru.
Salah satu contohnya adalah tawuran para pelajar di Indonesia ini. Tawuran
merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan oleh para remaja ini, tak hanya atas
nama kemarahan saja mereka tawuran, bahkan untuk sesuatu yang senang, mereka
menyerang sekolah lain untuk bertawuran. Selain berkelahi para remja ini juga
remaja lain untuk membuat hal yang sama bahkan lebih sadis seperti sebelumnya.
tersebut merupakan salah satu bukti tumbuh suburnya kekerasan di budaya bangsa
4. Mabuk-mabukan
Kehidupan budaya barat lainnya yang menjadi aspek negatif dari perkembangan
akhir ini juga telah banyak disalahgunakan oleh sebagian remaja di negeri ini.
manakala mereka sedang sedih maupun senang, faktor coba-coba dan pengaruh
teman pun cukup besar memengaruhi kenakalan remaja ini. Sama halnya dengan
53
narkoba, alcohol pun bisa melahirkan kecanduan yang sangat, remaja yang sudah
kehidupannya. Tentunya hal tersebut sangat berdampak negatif bagi para remaja,
selain bisa menimbulkan banyak penyakit, dan merusak tubuh mereka yang masih
kenakalan remaja lainnya bahkan tindakan kriminal, berawal dari mabuk, orang
kasar, pornoaksi, sex bebas, bahkan narkoba, semua bisa terjadi akibat mabuk
kenakalan remaja terbahaya bagi perkembangan fisik dan mental para remaja,
karena dua hal ini, seorang remaja bisa melakukan berbagai penyimpangan-
Tato dan tindik merupakan suatu pola hidup masyarakat barat yang kini semakin
yang menganut sekuleritas dan kebebasan, Tato dan tindik dianggap sebagai suatu
tindik bisa tergolong kenakalan, sebab bertentangan dengan nilai-nilai sosial dan
Indonesia, identik dengan hal-hal yang menyimpang dari kebiasaan moral yang
ada. Mereka yang bertindik maupun bertato dianggap memberontak dari sistem
54
nilai yang sudah ada di masyarakat, dan bila tato maupun tindik dilakukan oleh
remaja akan cenderung melahirkan identitas buruk bagi remaja itu sendiri. Dalam
penyimpangan
tindik, justru menarik minat mereka untuk mencobanya. Tak sedikit remaja yang
terhadapnya, ada yang setuju, tapi lebih banyak yang tidak setuju. Mengapa tato
maupun tindik dimasukkan sebagai bentuk kenakalan remaja?. Karena tato dan
tindik merupakan penyimpangan dari tata nilai sosial dan utamanya agama yang
ada di Indonesia. Remaja yang bertindik atau bertato, cenderung tidak mendapat
mereka dianggap “rebel” dan nakal dalam kehidupannya dan cenderung anarkis
dalam tindakannya.
6. Berkata-kata kasar
globalisasi, yakni berbicara kasar dan kotor. Seperti kita ketahui salah satu
kebudayaan barat yang negatif adalah kata-kata kasar, dalam hal apapun orang-
orang barat bisa dengan mudahnya berkata kasar. Hal tersebut dimplementasikan
oleh banyak remaja masa kini. Remaja-remaja masa kini seakan dengan mudah
dan bebasnya berkata-kata kasar dalam konteks apapun dalam keseharian mereka,
mereka bebas menyertakan kata-kata kasar tak hanya saat mereka marah, tapi juga
bahkan saat senang maupun situasi normal dalam percakapan mereka. Bagi
55
mereka hal tersebut sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa, karena memang tak
hanya para remaja tapi juga semua lapisan masyarakat di Indonesia khususnya,
bebas meggunakan berbagai kata kasar dalam keseharian mereka. Meskipun biasa
dan kecil, tapi berkata-kata kasar juga termasuk dalam kenakalan remaja, karena
juga merupakan suatu tindak penyimpangan, terlepas dari bisa diterima atau
Remaja
penanngulangan berkalan dan kontinu, tak cukup hanya sekali untuk mengatasinya.
Ini bagaikan suatu efek samping yang pasti ada dari kehidupan manusia di dunia.
Sehingga lebih tepat penanggulangan yang ada berikut ini hanya sebatas langkah
preventif dan minimalisir dari kenakalan remaja yang ada. Karena sebagai suatu
resiko dan efek samping dari kehidupan, keberadaan kenakalan remaja akan selalu
ada kapanpun, dimanapaun, oleh siapapun di kehidupan sosial manusia di dunia ini.
A. Remaja Intern
terhadap agama, sehingga bias menjadi benteng dasar dari berbagai bentuk
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap
ini.
56
terpengaruh jika ternyata keluarga (orang tua ), teman sebaya atau komunitas
e) Remaja harus bisa kreatif dan inovatif, serta penuh percaya diri
B. Lingkungan Keluarga
hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupannya yang “baru” tetapi orang tua
Orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam
anak.
57
positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi “kesalahan” anak,
keadilan antara pria dan wanita; teman dan permasalahannya; naksir, ditaksir
dan pacaran.
kelainan seksual dan pengaruh buruk yang ada di masyarakat, secara terbuka,
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena
keinginannya dalam hal yang baik, jangan memberi tekanan pada anak.
tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.
58
l) orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antara
perbuatan yang tidak baik ataupun berbagai bentuk kejahatan inilah yang akan
menjadi 'pengawas setia' dalam diri setiap orang, khususnya para remaja.
dia tidak melakukan maupun mengulangi perbuatan itu lagi. Bila tidak
mempan diberi saran, berilah hukuman yang mendidik bila perbuatan itu tetap
diulang. Usahakan dengan berbagai cara agar anak tidak lagi mengulangi
anaknya
q) Orang tua hendaklah berlaku adil tanpa pilih kasih terhadap anak-
anaknya, menerima anak apa adanya tanpa syarat dan pengecualian, walau si
dalam hal apapun terhaadap orang tua, termasuk dalam hal permasalahan yang
menyangkut kenakalan.
59
u) Memberikan solusi-solusi dan motivasi terhadap permasalahan
b) Keluarga sebagai pusat agama : dalam hal ini orang tua memiliki
peranan yang sangat vital, aagaama merupakan suatu pondasi dasar dari
C. Lingkungan Sekolah
serta meningkatkan budi pekerti yang luhur, untuk ini diperlukan sarana
bersih, sehat, tertib serta aman agar dapat menunjang keberhasilan PBM
60
b) Sekolah juga wajib memberikan pendidikan
nilai-nilai moral dan agama pada siswa (anak remaja), karena sekolah
adalah orangtua siswa di sekolah karena itu perlu adanya sikap berdialog
guru dengan siswa tentang berbagai hal khusus tentang masalah belajar
siswa di kelas, jika ada kebiasaan / sifat yang dapat mengganggu interaksi
guru dan siswa atau emosional di dalam kelas, selayaknya cepat diubah
dan di perbaiki.
proses belajar dan pergaulan yang sehat sehingga guru menadapat cara
siswanya.
sehingga siswa dapat belajar dengan tertib, patuh pada peraturan yang ada
61
dapat memberikan aktivitas yang sehat dan dinamis serta bekal untuk masa
depannya.
D. Lingkungan Masyarakat
bagi para remaja, serta dalam organisasi remaja diharapkan remaja dapat
kehidupan bermasyarakat. Hal ini untuk melatih fisik, mental, aktivitas dan
baik
E. Pemerintah
62
a) Dalam hal pendidikan dan ilmu pengetahuan, pemerintah harus
turut serta memberikan penanaman tata nilai dan norma yang baik dan
baik.
remaja mengenai hal-hal negative yang dapat merusak masa depan para
63
BAB IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
ada dan akan selalu ada dalam kehidupan sosial. Tak hanya sekadar penyimpangan
bahkan kenakalan remaja bisa berupa tindak kriminal bila itu sudah merugikan
bahkan membahayakan nyawa orang lain. Dalam kaitannya dengan era globalisasi
sekarang ini, kenakalan remaja telah menjadi efek langsung yang semakin
berkembang implikasinya dalam masyarakat. Pola hidup budaya barat sebagai salah
satu aspek bawaan globalisasi, banyak memberi implikasi buruk bagi kehidupan para
remaja di Indonesia. Berbagai bentuk kenakalan remaja baru yang belum pernah ada
sebelumnya, kini kian merebak dan menyebar dalam diri remaja. Berbagai paket
psikologis dan fisik remaja di Indonesia. Kian hari remaja Indonesia semakin tak
64
terkendali mengekspresikan diri mereka, berbagai hal menyimpang dan kriminil tak
segan di lakukan mereka. Mulai dari narkoba, seks bebas, miras, vandalisme,
violenisme, sampai tato dan tindik kini telah berkembang sebagai bentuk kenakalan
remaja dan problematika sosial baru di masyarakat. Efek negatif globalisasi terhadap
solusi berkala untuk meminimalisir bahkan mencegah, dari kita semua, tak terkecuali
remaja itu sendiri sebagai sumber daya manusia negeri ini dan generasi penerus
bangsa ini. Karena kenakalan remaja merupakan suatu problema sosial yang selauada
dan menjadi resiko kehidupan manusia di dunia ini, kapanpun, dimanapun, dan oleh
siapapun.
IV. 2. Saran
adalah kita kembali kepada ajaran agama. Keimanan dan ketakwaan yang
bagi para remaja sekarang ini. Serta bisa disikapi dengan baik dan bijaka
3. Semua pihak yang terkait, khususnya keluarga dan sekolah sebagai dua
pengetahuan yang baik berdasar tata nilai, norma, agama, serta hokum
65
sekaligus pengawas kepribadian dan pertumbuhan remaja ke arah yang
kenakalan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Rajawali.
Sumber Internet :
http://www.wikipedia.org
http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id
http://www.iscribd.com
http://h2dy.wordpress.com
http://www.anneahira.com/narkoba
66
http://eka-punk.blogspot.com
http://h4b13.wordpress.com
http://www.ubb.ac.id
KENAKALAN REMAJA
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 - 18 tahun. Seorang
remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan
orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan
inilah yang sering disebut sebagai “kenakalan remaja”.
Kenakalan remaja itu harus diatasi, dicegah dan dikendalikan sedini mungkin agar
tidak berkembang menjadi tindak kriminal yang lebih besar yang dapat merugikan
dirinya sendiri, lingkungan masyarakat dan masa depan bangsa.
Setiap periode hidup manusia punya masalahnya sendiri-sendiri, termasuk periode
remaja. Remaja seringkali sulit mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu
terjadi, yaitu : pertama; ketika masih anak-anak, seluruh masalah mereka selalu
diatasi oleh orang-orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai
pengalaman dalam menghadapi masalah. Kedua; karena remaja merasa dirinya telah
mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dari orang dewasa.
Remaja pada umumnya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan diri itu
suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahan sosial, fisiologi dan
psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakat tempat mereka hidup.
Perubahan-perubahan ini dipergencar dalam masyarakat kita yang semakin kompleks
dan berteknologi modern.
Arus perubahan kehidupan yang berjalan amat cepat cenderung membuat individu
67
merasa hanya seperti sebuah sekrup dalam mesin raksasa daripada seorang makhluk
utuh yang memiliki di dalam dirinya suatu keyakinan akan identitas diri sebagai
seorang pribadi.
DEFINISI
Istilah “kenakalan” yang dimaksud adalah tingkah laku yang dianggap menyimpang
dari norma-norma sosial masyarakat dan mengganggu ketentraman masyarakat.
Kenakalan remaja (Juvenile Delinquence) adalah merujuk kepada perbuatan dan
aktivitias remaja yang berlawanan dengan norma-norma masyarakat, undang-undang
negara dan agama, seperti mencuri, merampok, menodong, berzina, membunuh,
merampas, durhaka kepada kedua ibu bapak dan sebagainya. Perbuatan remaja
dikatakan “nakal” karena remaja dianggap belum matang, belum dewasa dan
perbuatan yang mereka lakukan tidak dikenakan hukuman berat. Hukuman yang
dijatuhkan kepada mereka ialah remaja itu ditempatkan di pusat-pusat rehabilitasi dan
diberi pendidikan khusus.
68
adaptasi terhadap keadaan secara pengelakan, menarik diri atau mengaisngkan diri,
melepaskan perjuangan dalam mencapai kesuksesan.
PENYEBAB
Penyebab kenakalan remaja dari berbagai sumber, antara lain :
a. Menurut Freedman :
1) Adanya kegoncangan sosial yang disebabkan oleh perubahan masyarakat ke arah
industri modern disertai adanya kemajuan teknologi.
2) Mobilitas yang semakin besar dan urbanisasi ke kota-kota besar sebagai pusat
industri tersebut.
b. Menurut Cloward dan Ohlin: (berdasarkan teori Merton)
Kenakalan remaja kemungkinan besar timbul bila beberapa kelompok dalam
masyarakat tidak mampu untuk mencapai tujuan-tujuan budayanya. Ketidak adilan
dalam kesempatan mencapai tujuan budaya tersebut, terutama berkisar pada
pendapatan finansial, mendorong anak-anak dari kelas bawahan untuk melakukan
tindakan kriminal, memasuki kelompok “gang” yang siap tempur atau menarik diri
dari realitas yang pahit dengan minum obat-obat narkotika.
c. Menurut Friedenberg
Kenakalan remaja sering dihubungkan dengan kegagalan sekolah. Anak-anak yang
berhasil sekolahnya, umumnya adalah anak-anak yang mampu membuat sekolahan
sebagai pusat dari kehidupan berkelompok seusia (peer group life) disamping
mendapatkan informasi dan pengetahuan.
d. Menurut Shaw dan McKay
Tentang teori “keturunan budaya” (cultural transmission).
Dari penelitian yang dilakukan pada beberapa kota dengan pendapatan ekonomi yang
rendah, selalu dihinggapi adanya kenakalan remaja, yang tidak tergantung pada
kelompok nasional yang sedang berkuasa didaerah tersebut. Misalnya yang berkuasa
orang Italy atau Polandia, dan lain-lain, timbulnya kenakalan remaja tetap sama
besarnya.
e. Menurut Y.M Uttamo Thera, kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa
hal sebagian di antaranya adalah:
1) Pengaruh teman sepermainan : di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah
merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai
mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan
terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah
setempat bahkan mungkin pusat, ataupun anak orang terpandang lainnya. Di jaman
sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja
tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau
anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal,
kebanggaan ini adalah “semu” sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan,
pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan
tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan
berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu
memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka
remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat
terlarang, dan lain sebagainya.
2) Pendidikan : memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu
tugas orangtua kepada anak. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai,
pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain itu, perlu dipikirkan pula latar belakang
agama pengelola sekolah. Hal ini penting untuk menjaga agar pendidikan Agama
69
yang telah diperoleh anak di rumah tidak kacau dengan agama yang diajarkan di
sekolah. Berilah pengertian yang benar tentang adanya beberapa agama di dunia.
Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja,
anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu
memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah agar anak
memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata
karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang
memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang
sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir
dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil
mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang
berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah
sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-
senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu
pengguna obat-obat terlarang.
3) Penggunaan waktu luang : kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada
kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka
bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada
si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk
kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan
menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka
lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa
iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang
dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang
diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya.
Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu
bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu
dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.
Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula
karena dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat,
pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya
maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak
mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-
kawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.
4) Uang saku : orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan
pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja
hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Mereka dilatih agar mempunyai
sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak terlalu kikir.
Ajarkan pula anak untuk mempunyai kebiasaan menabung sebagian dari uang
sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir, melainkan sebagai bentuk
menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat.
Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan. Namun,
sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang
saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah yaitu:
anak menjadi boros, tidak menghargai uang, dan malas belajar, sebab mereka pikir
tanpa kepandaian pun uang gampang diperoleh.
5) Perilaku seksual : pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang
dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan
mesra tanpa mempedulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah
70
pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk
gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi
persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi
informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15-20 tahun yang lalu.
Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena
itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan
kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak
seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian
pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak
akan terus berlangsung selamanya.
71
imitasi.
Berbeda dengan di daerah perkotaan, dengan cepatnya usaha pembangunan yang
menggunakan teknologi modern, usaha industrialisasi yang pesat, mobilitas yang
tinggi dan urbanisasi yang tidak terbendung sering menyebabkan kegoncangan –
kegoncangan sosial disertai dengan frustasi dari anggota – anggota masyarakatnya.
Penduduk perkotaan umumnya terdiri dari berbagai ragam budaya (multikultral) serta
status sosial ekonomi yang berbeda - beda, sehingga menyulitkan di dalam melakukan
kontrol sosial. Mobilitas yang tinggi memungkinkan pertukaran budaya yang intensif
yang akan mempengaruhi transmisi budaya keluarga terutama bagi anak remaja yang
kepribadiannya sedang berkembang, mencari bentuk, sangatlah peka terhadap
rangsangan – rangsangan dari lingkungannya dan kurang percaya pada diri sendiri
hingga terbentuk kebiasaan melalui coba – coba (trial and error). Di dalam usaha
melepaskan diri dari dunia anak – anak, umumnya remaja berkeinginan untuk
melepaskan diri dari ketergantungan emosional terhadap orangtuanya dan lebih
mendekati anak – anak sebaya dengan dirinya (peergroup). Apabila ikatan budaya
keluarganya tidak kuat, maka remaja akan mendekati kelompok anak sebaya yang
terdiri dari berbagai suku bangsa.
Faktor – faktor sosial budaya yang dapat menimbulkan konflik pada remaja:
a. Timbul perbedaan besar antara budaya keluarga dan pertukaran budaya dalam sikap
dan nilai.
b. Dalam lingkungan keluarga terutama nilai dan sikap dalam budaya keluarga terlalu
dipaksakan kepada remaja (sikap orangtua yang kaku)
c. Kurangnya pengertian dari pihak orangtua akan kebutuhan remaja terutama
kebutuhan
emosional
d. Transmisi budaya keluarga sangat minimal (komunikasi terhambat), orangtua acuh
tak acuh terhadap tingkah anaknya (kurang korektif)
e. Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan materi anaknya
f. Kepribadian remaja misalnya kelainan kepribadian
g. Trasmisi budaya keluarga kadang – kadang mengalami kesulitan karena kedua
orangtua mempunyai kebuayaan yang berlainan (orangtua berasal dari suku yang
berbeda)
h. Orangtua sering menyimpang dari ketentuan nilai dan sikap budayanya (sering
cekcok, berkelahi, berjudi, pulang malam, foya – foya)
72
orang mengalami gangguan pikiran, menemui frustasi dan untuk mendapatkan
kekuatannya kembali maka keluarga adalah pangkalan yang paling vital.
Tidak hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupannya yang “baru” tetapi orang
73
tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan-perubahan dan menemukan cara
terbaik untuk menghadapinya.
Tahapan perkembangan remaja berbeda – beda pada setiap individu sehingga
diperlukan pemahaman dan pengenalan secara dini setiap perubahan fisik dan mental
yang terjadi pada remaja sehingga perlu diperhitungkan dalam membina dan
mengembangkan remaja.
Era globalisasi sebagai aspek kemajuan iptek telah membuat segala informasi dan
kemajuan dengan cepat tersebar ke segala penjuru dunia tetapi juga penyebaran pola
perilaku yang kurang baik (buku porno, blue film, pil koplo, putauw, ecstasy, sabu –
sabu dan lain – lain) akan cepat menjalar kemana – mana.
Agar terhindar dari pengaruh negatif dari era globalisasi maka diharapkan orangtua,
keluarga, guru dan masyarakat dapat membina remaja dengan baik, mengusahakan
lingkungan hidup yang sebaik – baiknya agar remaja dapat berkembang ke arah yang
kita harapkan serta sesuai dengan kehendak dan kemauan anak sendiri tanpa
mengikuti pola perilaku yang kurang baik yang sedang berkembang saat ini.
http://eka-punk.blogspot.com
Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan
dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau
batas-batas negara.
Pengertian
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam
bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian
dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di
dunia.
74
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan
antarmanusia di seluruh dunia
* Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil
bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan
selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan
yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai
zaman transformasi sosial.
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga
posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
* Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki
konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan.
Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa
kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak
memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
* Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat
bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-
besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional
selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap
lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
* Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju
bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka
juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi
teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat
hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian
75
besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik,
terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi
dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila
ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan
antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India
mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun
jalan laut untuk berdagang.
Berkas:Mcdonalds oslo 2.jpg
Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia menunjukkan
telah terjadinya globalisasi
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika.
Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok,
Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan
Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan
nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga
dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa.
Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini
didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan
antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan
teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi
di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga
memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak
politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di
Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum
dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi
ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir
dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa
kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya,
negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung
pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat
antarnegara pun mulai kabur.
Reaksi masyarakat
Gerakan pro-globalisasi
76
Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan
dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat
melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya
produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-
globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan
dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan,
akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan
meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka
berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada
suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak
pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya,
meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat
kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat
negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor,
sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka -- mengurangi tingkat
kesejahteraan penduduk dunia.
Gerakan antiglobalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis
orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga
yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang
lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang
berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis
lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi
penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih
suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan
atau sejumlah istilah lainnya.
Globalisasi Perekonomian
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.
Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam
negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
77
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja
* Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja
dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga
kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh
dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah
dan bebas.
* Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain
melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah
memfantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai
contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya
selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera
global.
* Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman
tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah
intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara
nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai
dengan adanya kekuatan pasar dunia.
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor
lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan
barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik
dengan harga yang lebih rendah.
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar
yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
* Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
78
* Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau
pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar
uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang
dibutuhkan tersebut.
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang
lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru
berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas
menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri
domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki
perusahaan multinasional semakin meningkat.
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang
semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham.
Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran
bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di
pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran
cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan
di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi
secara keseluruhan.
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka
pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak
dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi
menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu
negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi
masyarakat semakin bertambah buruk.
Globalisasi kebudayaan
Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global
79
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini
menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi
oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil
pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari
kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal
dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat
ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak
fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan
komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa
transisi.
80
Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai
disoroti?
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois,
Amerika Serikat.
Faktor eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
81
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
http://www.anneahira.com/narkoba
82