Kesehatan perorangan
berasal dari kesehatan selnya. Penyakit mencerminkan disfungsi sejumlah penting sel-sel.
Semua tekanan atau pengaruh berbahaya berdampak pertama-tama pada tingkat molekul. Perubahan
molekul dan fungsi selalui mendahului perubahan morfologi. Waktu yang diperlukan untuk
menimbulkan perubahan yang tampak pada adaptasi sel, jejas dan kematian berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan pemilihan cara-cara yang dipakai untuk mendetiksi perubahan tersebut.
Pertanyaannya
1. Apa yang menyebabkan terjadinya jejas, kematian sel dan adapatasi sel ?
2. Bagaimana Patogenesis dan Morfologi jejas sel ?
3. Apa yang dimaksud dengan penimbunan intrasel beserta contoh-contohnya, jelaskan ?
4. Pada organel-organel sel apa saja yang terjadi perubahan subsel, jelaskan ?
5. Ada beberapa proses adaptasi sel, jelaskan ?
6. Apa yang dimaksud dengan kalsifikasi dan perubahan hialin ?
Jawaban
1. Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi Sel adalah :
a. Hipoksia :
• Penyebab jejas dan kematian sel paling penting
• Mempengaruhi respirasi oksidasi aerob
• Hilangnya perbekalan darah, penyebab hipoksia yang paling sering
• Oksigenasi darah yang tidak memadai karena kegagalan kardiorespirasi
c. Agen Fisika :
• Trauma mekanik pada organel intrasel atau pada keadaan yang ekstrem, dapat merusak sel secara
keseluruhan.
• Suhu rendah Vasokonstriksi dan mengacau perbekalan darah untuk sel-sel, bila suhu semakin rendah,
air intrasel akan mengalami kristalisasi.
• Suhu tinggi yang merusak dapat membakar jaringan.
• Perubahan mendadak tekanan atmosfer juga dapat berakibat gangguan perbekalan darah untuk sel-
sel. Penyakit caison
• Tenaga Radiasi menyebabkan ionisasi lansung senyawa kimia yang dikandung dalam sel, mutasi yang
dapat berjejas atau membunuh sel-sel.
• Tenaga Listerik meyebabkan luka bakar, dapat mengganggu jalur konduksi syaraf dan sering berakibat
kematian karena aritmia jantung.
d. Agen Mikrobiologi :
• Virus dan rcketsia merupakan parasit obligat intrasel yang hidupnya hanya di dala sel-sel hidup.
• Virus yang menyebabkan perubahan pada sel : Sitolisis (dapat menyebabkan kematian sel), Onkogen
(merangsang replikasi sel, berakibat tumor).
• Kuman dengan membebaskan eksotoksin dan endotoksin yang mampu mengakibatkan jejas sel,
melepaskan enzim sehinga dapat merusak sel.
• Jamur, protozoa dan cacing dapat menyebabkan kerusakan dan penyakit pada sel
e. Mekanisme Imun :
• Penyebab kerusakan sel dan penyakit pada sel.
• Antigen penyulut berasal dari eksogen (Resin tanaman beracun), endogen (antigen sel) yang
menyebabkan penyakit autoimun.
f. Cacat Genitika :
• Kesalahan metabolisme keturunan dapat mengurangi sutu enzem sel.
• Dalam keadaan parah meyebabkan kelangsungan hidup sel tidak sesuai.
• Beberapa keadaan abnormal genetika diturunkan sebagai sifat keluarga (anemia sel sabit).
h. Penuaan :
• Penuaan dan kematian sel merupakan akibat penentuan progresif selama jangka waktu hidup sel
dengan informasi genitik yang tidak sesuai akan menghalangi fungsi normal sel.
2. Jejas pada sel mungkin mempunyai banyak penyebab, dan mungkin tidak mempunyai jalur akhir
umum (common final pathway) kematian sel. Titik pantang balik, yaitu titik dimana kerusakan ireversibel
dan kematian sel terjadi, masih banyak yang belum diketahui Jenis oksigen tereduksi parsial yang
diaktifkan, merupakan perantara penting kematian sel dalam banyak keadan patologis.
Rangkaian Peristiwa : JEJAS ISKEMI DAN HIPOKSIA
Titik pertama serangan hipoksia ialah pernapasan aerob sel, yaitu fosforilasi oksidatif oleh
mitokondria.
Pembentukan ATP diperlambat atau berhenti.
Penimbnan natrium intrasel dan difusi kalium keluar sel disusul oleh iso-osmosa air mengakibatkan
pembengkakan sel yang akut.
Glikolisis meyebabkan penimbunan asam laktat dan fosfat anorganik dari hidrolisis ester-ester fosfat
akan menurunkan pH intrasel.
Peristiwa selanjutnya terjadi pelepasan ribosom dan retikulum endoplasma bergranula dan penguraian
polisom menjadi monosom. Terjadi gelembung di permukaan sel. Gangguan di atas reversibel bila
oksigenasi segera dipulihkan, tetapi bila eskimi menetap maka terjadi jejas ireversibel.
Sekali radikal bebas terbentuk, bagaimana tubuh dapat terbebas dari padanya ?
Superoksida tidak mantap secara spontan dirusak menjadi oksigen dan hidrogen peroksida.
Sejumlah enzim melakukan perlawanan terhadap radikal bebas.
Logam-logam ikut serta pada pembersihan dengan cara menerima atau menyumbangkan elektron.
Antioksidan endogen dan eksogen dapat menyekat permukaan radikal bebas atau membuatnya
inaktif.
Penuaan sel :
Dapat merupakan penimbunan progresif perubahan-perubahan struktur dan fungsi selama bertahun-
tahun yang mengakibatkan kematian sel atau setidak-tidaknya pengurangan kemampuan sel bereaksi
terhadap jejas.
Penuaan sel sebagai akibat program genetika yang diwariskan dalam sel-sel dan sebagai akibat
penimbunan jejas sel yang berulang sejalan dengan waktu.
3. Penimbunan Intrasel :
• Adanya beberapa metabolit normal berlebihan pada sel. Contoh : Penimbunan glikogen pada
penderita diabetes yang kadar glokusanya tinggi terus.
• Penimbunan beberapa produk abnormal yang tidak dapat dimetabolisme.Contoh : Produk abnormal
sebagai hasil kesalahan metabolisme keturunan
• Sintesis intrasel berlebih beberapa produk. Contoh : Sintesis berlebihan pigmen melanin yang dijumpai
pada penyakit tertentu, misalnya insufisiensi adrenal
Lemak :
Perubahan berlemak merupakan penimbunan abnormal lemak dalam sel parenkin. Penumpukan
vakuol lemak dalam sel, baik kecil maupun besar, mencerminkan peningkatan bsolut lemak intrasel.
Agar dikeluarkan oleh hati, trigliserida intrasel harus digabungkan dengan molekul apoprotein khusus
yang disebut protein penerima lipid untuk membentuk lipoprotein.
Perubahan berlemak paling sering terjadi pada hati dan jantung
Pigmen endogen :
1. Hemosiderin
2. Hematin
3. Bilirubin
4. Lipofusin
5. Melanin
1, 2, dan 3 berasal dari haemoglobin
Hemosiderin :
Ialah pigmen kuning emas sampai coklat, granular atau berkristal, mengandung zat besi yang segera
tampak dengan mikroskop cahaya.
Pigmentasi hemosiderin pada sel dan jaringan terjadi sebagai proses setempat atau sistemik di seluruh
tubuh.
Pada payah jantung yang berkepanjangan paru merupakan contoh yang baik untuk bendungan lama
yang meyebabkan penampakan hemosiderin dalam sel fagosit mononuklir dalam alveoli. Makrofag
berpigmen ini sering disebut sel payah jantung.
Hemosiderin sistemik dijumpai bila terjadi kelimpahan besi dalam tubuh, hemokromatosis merupakan
contoh paling eksterm kelimpahan sistemik besi.
Pigmen dan kandungan besi ini dapat dimobilisasi sehingga hemosiderin akan menghilang jika
penyebab kelebihan zat besi hilang.
Hematin :
Pigmen yang berasal dari hemaglobin yang relatif jarang dan susunannya tidak menentu.
Pigmen ini tampak terjadi pada hemolisis massif sel darah merah, seperti yang terjadi pada reaksi
tranfusi atau pada destruksi eritosit oleh parasit malaria.
Pigmen ini juga kuning emas, tetapi jelas terbatas pada sel-sel retikuloendotel dalam tubuh.
Masih mengandung zat besi.
Bilirubin :
Pigmen empedu normal kuning coklat, hijau, juga berasal dari hemoglobin, tetapi tidak lagi
mengandung zat besi.
Peningkatan kadar bilirubin plasma (hiperbilirubinemia) dapat menyebabkan berbagai kelainan yang
merusak metabolisme normal bilirubin, misalnya peningkatan pemecahan sel darah merah (ikterus
hemolisis)
Pada heperbilirubinemia, jaringan dan cairan tubuh terwarnai oleh empedu yang menyebabkan kulit
dan sklera berwarna kuning (ikterus).
Bilirubin tampak secara morfologi dalan sel-sel hati bila ikterus sudah sangat nyata.
Lifopusin :
Pigmen yang tidak larut yang juga dikenal sebagai lipokrom, pigmen kerusakan (wear-and-tear) atau
penuaan.
Lipofusin tampak dalam sel yang mengalami perubahan progresif, lambat seperti pada atrofi yang
terjadi pada usia lanjut dan penderita malnutrisi berat yang disertai pengisutan alat tubuh (atrofi coklat).
Lipofusin merupakan sisa tidak tercerna vakuol autofagi yang terbentuk selama penuaan dan atrofi.
Pigmen ini berasal dari peroksidasi lipid poli tidak jenuh membran subsel.
Melanin :
Berasal dari bahasa Yunani melas yang berarti hitam, merupakan pigmen endogen bukan berasal dari
hemoglobin, berwarna coklat hitam yang dibentuk bila enzim tirisine mengkatalis oksidasi tirosin
menjadi dil-idroksifelalanin (DOPA).
Melanosit normal terapat pada kulit, folikel rambut, saluran uvea dan lain-lain.
Pada manusia, sistesis melanin diatur oleh kelenjar adrenal dan hipofisis.
Albino merupakan penderita kehilangan tirosinase herediter, tidak mampu mensintesis melanin dan
sangat peka dan mudah terjejas cahaya matahari serta kanker kulit.
5. Adaptasi sel :
Sel-sel menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan mikronya.
Fungsi dan morfologi sel normal tidak berada dalam keadaan yang kaku, tetapi mengikuti perubahan
struktur dan fungsi cairan yang mencerminkan perubahan tantangan hidup.
Sebagi contoh : induksi SER, Atrofi, Hipertrofi.
Atropi :
Pengisutan ukuran sel akibat kehilangan bahan sel.
Penyebab : (1) berkurangnya beban kerja, (2) hilangnya persyarafan, (3) berkurangnya perbekalan
darah, (4) nutrisi yang tidak memadai, (5) hilangnya rangsang hormon.
Perubahan sel yang mendasai sifatnya sama yaitu kemunduran sel sampai ukuran kecil.
Pada banyak keadaan atrofi disertai kenaikan nyata jumlah vakuol autofagi.
Hipertrofi :
Hipertropi menyatakan peningkatan ukuran sel dan perubahan ini, meningkatkan ukuran alat tubuh.
Disebabkan oleh kenaikan tantangan fungsi atau rangsang hormon khas dan dapat terjadi dalam
keadaan fisiologi dan patologi.
Perubahan lingkungan yang menyebabkan hipertrofi otot bercorak terjadi terutama sebagai
peningkatan beban kerja. Contoh : tekanan darah tinggi pada jantung, otot tulang karena kerja berat.
Ada batasnya hipertrofi dimana pembesaran yang terjadi tidak mampu lagi memberikan kompensasi
sehingga terjadi, misalnya payah jantung.
6. Klasifikasi :
Kalsifikasi patologi merupakan proses pengendapan abnormal garam-garam kalsium, disertai sedikit
besi, magnsium dan garam-garam mineral lainnya.
Kalsifikasi distrofik : permulaan dan kelanjutan yang akhirnya menyebabkan pembentukan kristal
kalsium fosfat. Kasus yang sering terjadi pada penyakit kalsifikasi katup dan ateroklerosis.
Kalsifikasi metastatik : Perubahan ini terjadi pada jaringan normal bila terjadi hiperkalsemia. Kalsifikasi
metastatik dapat terjadi luas ke seluruh tubuh, tetapi pada dasarnya mengenai jaringan interstisium
pembuluh-pembuluh darah, ginjal, jantung, mukos lambung.
Perubahan hialin :
Pengendapan hialin terjadi di dalam sel, diantara sel-sel dan lebih luas lagi sebagai hialinisasi jaringan.
Hialin menyatakan sifat setiap bahan homogen, terang dan berwarn merah muda dalam potongan
jaringan rutin seperti : (1) parut jaringan ikat berkolagen padat dapat memberi gambaran hialin
homogen merah muda, (2) penebalan dan reduplikasi selaput basal (arteriolosklerosis hialin), (3)
Endapan sejenis protein ekstraselular abnormal padaamiloidosis, tampak hialin dengan mikroskop
cahaya. (4) Tetes protein yang direabsorpsi yang dijumpai pada sel epetel tubuli ginjal , (5) Infeksi virus
tertentu yang ditandai adanya inklusi hialin virus dalam sel-sel yang terlibat, (6) Pada alkoholik kronik,
terutam bila menyebabkan sirosis hati, hepatosit dapat membentuk endapan hialin sitoplasma
Istilah hialin diterapkan pada golongan heterogen perubahan anatomi sekedar dalam usaha untuk
menggolongkan penampilannya dalam potongan jaringan yang diwarnai.
Sumber :
Materi Kuliah Patologi Klinik
Dosen : dr.Hatta Antemas
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/07/jejas-sel-dan-adaptasi.html
2. Hipertrofi adalah penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ, dapat
fisiologik ataupun patologik. Penyebabnya antara lain peningkatan kebutuhan fungsional
ataupun rangsangan hormonal spesifik.
3. Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel dalam organ atau jaringan, bisa patologik maupun
fisiologik, yang disebabkan karena hormonal dan kompensatorik.
4. Metaplasia adalah perubahan reversibel; pada perubahan tersebut satu jenis sel dewasa
digantikan oleh jenis sel dewasa lain.( Robbins,Kumar,Cotrans.2003.Buku ajar patologi.edisi 7 )
NEOPLASIA
neoplasia berarti pertumbuhan baru dan pertumbuhan baru itu di sebut juga dengan neoplasma.
neoplasma masa jaringan yang abnormal tidak berlebihan,tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan
proliferasi berlangsung terus meskipun rangsang yang memulai nya telah hilang dan neoplasma itu
bersipat otonom karena ukurannya meningkat terus dan butuh dukungan hormonal dan ahirnya
menimbulkan neoplasma berupa pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh yang di sebut
dengan tumor dan tumor itu terbagi dua yang jinak dan yang ganas dan yang ganas inilah yang di sebut
kanker sedang ilmu yang mempelajari kanker itu sendiri di sebut onkologi.
1. Hipertrophy adalah meningkatnya ukuran dari sel sehingga merubah ukuran dari
organ.contohnya hipertrophy ventrikel kiri.
2. Hiperplasia adalah meningkatnya jumlah sel sehingga murubah ukuran dari organ,contohnya
pembesaran dari epithelium sel mamae pada anak remaja putri atau pada ibu hamil.
(Pringgoutomo,2002)
h. Pada gambar yang ditunjukan yaitu hipertrphy ventrikel bisa terjadi pada seseorang yang menderita
hipertensi yng tidak tertanggulangi sehingga beban jantung khususnya bagian ventrikel kiri bekerja lebih
keras sehingga bagian sel –sel miocardim ventrikel kiri mengalami hipertropi.
i. Dampak pada pasien dengan hipertrphy ventrikel yaitu bisa menyebabkan gagal jantung karena
jantung tidak mmampu memompa secara maksimal.
l. Infeksi
m. Respon immun
n. Bahan kimia
o. Faktor fisik
Secara makroskopik terlihat gelembung-gelembung bening berisi cairan jernih dengan ukuranbervariasi
dari beberapa milimeteri sampai satu atau dua sentimeter. Sedangkan secara mikroskopik /histo
Histopatologik terlihatedema stroma villi,tdk terdapat vaskularisasi,prolifersi sel-sel tropoblast.
t. Apoptosis adalah terjadi akibat program “bunuh diri” sel yang dikontrol secara internal,setelah sel
mati yang disingkirkan dengan gangguan minimaldari jaringan sekitar. (Robbins,kumar.2007)
Nekrosis koagulativ yaitu nekrosis yang ditandai dengan pembengkakan,mengeras dan pucat.
Terjadi denaturasi protein plasma,dan pemecahan oraganel sel.
Pada sel hewan, penuaan dan kematian sel dan jaringan dapat melalui dua proses, yaitu nekrosis atau
apoptosis
Nekrosis
1. pembengkakan sel
2. digesti kromatin
4. hidrolisis DNA
5. vakuolasi oleh ER
6. penghancuran organel
7. lisis sel
o Pelepasan isi intrasel setelah rusaknya membran plasma adalah penyebab dari
inflamasi / peradangan pada nekrosis
Apoptosis
Aksi bunuh diri sel yang dikenal juga sebagai kematian terprogram, di mana program ‘bunuh diri’
ini diaktivasi dan diregulasi oleh sel itu sendiri.
1. fragmentasi DNA
Nekrosis Apoptosis
Kematian oleh faktor luar sel Kematian diprogram oleh sel
Sel membengkak Sel tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem imun
Pembersihan berlangsung cepat
sulit
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun sistem Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada sinyal
imun dari sel
Lisis sel Non-lisis
Merusak sel tetangga (inflamasi) Sel tetangga tetap hidup normal
Pada perkembangan sistem saraf tulang belakang, lebih dari setengah sel saraf umumnya mati
setelah mereka dibentuk.
Pada manusia dewasa yang sehat, milyaran sel mati pada sumsum tulang dan saluran
pencernaan setiap jamnya.
Untuk apa sel dalam jumlah banyak ini mati dalam keadaan yang sangat sehat?!
Berikut ini adalah beberapa alasan yang mendasari kematian terprogram pada sel:
3. hati tikus dewasa yang dipotong sebagian akan tumbuh kembali utuh sesuai ukuran awal, vice versa
Pada manusia dewasa, kematian sel setara dengan pembelahan sel
4. Sebagai respon sel terhadap infeksi, kerusakan sel, kerusakan DNA, atau stress
Protease dengan sistein pada situs aktifnya dan memotong target protein pada asam aspartat
spesifik.
Referensi
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular Biology of The Cell. New
York and London: Garland Science NCBI Books
Ketika terpapar oleh sesuatu ( terkena aksi) dari luar maka sel tubuh akan mengalami jejas/injury dan
melakukan proses reaksi. Aksi dapat menimbulkan kerusakan sel .Tubuh melawan proses kerusakan
dengan adaptasi sel .Proses patologi didasari atas adaptasi sel
Kelainan Regresif
= termasuk di dalamnya :
Atrofi
Nekrosis
Gangguan metabolisme
Defisiensi
Kelainan Progresif
Hipertrofi
Hiperplasi
Regenerasi
Organisasi
Atrofi
= macamnya :
2. Atrofi setempat (local atrophy) : menipisnya sternum (tl dada) pada aneurisma aorta
Degenerasi / Infiltrasi
Contoh :
o Degeneasi albumin ( bengkak keruh) pada sel hati, sel otot jantung
o Perlemakan pada :
Hati o.k : hepatitis, kwasiorkor, alkoholisme, racun CCl4 & cloroform, excessive
overeating
Nekrosis
Kematian sel / jaringan pada tubuh yang masih hidup , bersifat Irreversibel , Terutama mengenai
inti sel .
Ada yang alami (= nekrobiosis). Penyebab : iskhemia, agen biologi, agen kimia
Contoh :
Pigmentasi
Penimbunan pigmen
Berdasar asalnya :
Penimbunan mineral
13 unsur : 7 dalam jumlah banyak, 6 “trace elements” ( Fe, Cu, Mn, I, Co, Zn )
Contoh : Ca (kalsium). Sumber : susu, telur . Dipengaruhi : vit D. Penyimpanan : tulang
o Kalsifikasi arteri
http://berbagi-sehat.com/article/19886/adaptasi-dan-kerusakan-sel.html