1 Oleh : KH FAHMI BASYA Seorang anak bertanya kepada ibunya : “Mak, mengapa kita miskin ?” Ibu anak itu berkata : Hidup ini seperti jalan-jalan di dalam Supermarket.
Siapa yang membawa tiga coklat, ia akan membayar 3
coklat. Siapa yang hanya dapat satu coklat, ia membayar satu coklat. Orang miskin tidak kebagian coklat itu nak. Sebab itu di pintu kasir ia tidak diperiksa.
Orang miskin nanti, akan cepat pemeriksaannya di
hari kiamat Sedangkan orang kaya, akan lambat pemeriksaannya. “Iya mak” kata anak itu, “Aku percaya”.
“Tetapi kalau kita miskin, aku kan tidak bisa
sekolah sampai perguruan tinggi.” Berlinang air mata ibu itu mendengar keluh anaknya. Ia palingkan wajahnya dan bertanya di dalam hati : Mengapa ya, kita dilahirkan sebagai orang miskin ? “Itu rahasia Tuhanmu. Kamu boleh berusaha dan berdo’a untuk merubahnya.” “Tetapi ingatlah”.
Dan apabila kami beri nikmat kepada manusia
Ia berpaling, ia jauhkan dirinya Dan apabila kejahatan mengenai dia, adalah ia orang yang sangat putus asa. (Al-Quran, surat Al-Isra’, ke 17 ayat 83) Maka apabila bahaya mengenai manusia, ia seru kami Kemudian apabila kami beri kepadanya satu nikmat dari kami, Ia berkata : “Sesungguhnya apa yang diberikan kepada ku, lantaran kepintaran ku”. Bahkan nikmat itu satu percobaan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Quran, surat Az-Zumar, ke 39 ayat 49) Manusia tidak jemu minta kebaikan. Tetapi jika kesusahan mengenai dia Maka ia putus asa putus harapan. (Al-Quran, surat Fush-Shilat, ke 41 ayat 49)
Apabila kami beri nikmat atas manusia
Ia berpaling dan menjauhkan diri. Tetapi apabila mengenai dia kesusahan, maka ia mempunyai permintaan yang panjang. (Al-Quran, surat Fush-Shilat, ke 41 ayat 51) “Jadi apa rahasia kehidupan itu ?” Tanya anak itu kepada ibunya.
Kata ibunya : “Rahasia Kehidupan yang pertama :
Kita harus selalu bersyukur. Tidak membuang waktu. Kerjakan pekerjaan lain setelah selesai satu pekerjaan. Tidak ada istilah bersantai dalam hidup ini. Mereka yang bergerak, merekalah yang maju ke muka.” “Mungkinkah kita bisa jadi orang kaya ?” Lanjut anak itu di dalam hati.
Ibu itu berdo’a dalam hatinya :
”Ya Allah, keluarkanlah kami dari lilitan kemiskinan ini, kuatkanlah iman kami, dan sejahterakanlah anak cucu kami dunia dan akhirat.” Lima puluh tahun kemudian, Dialah Yang menjadikan kamu khalifah di bumi, dan mengangkat derajat sebagian dari kamu atas sebagian untuk Dia menguji kamu tentang apa yang Dia telah datangkan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhanmu lekas siksaan-Nya, tetapi Dia Pengampun Yang Maha teliti. (006,165) KH_Fahmi_Basya@yahoo.com