Anda di halaman 1dari 137

PETUNJUK TEKNIS

PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI


PROGRAM PENINGKATAN KESEHATAN ANAK
TAHUN 2009

PETUNJUK TEKNIS 2009

DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK


DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, buku Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Dekonsentrasi Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun
2009 telah dapat disusun. Dana Dekonsentrasi diguna untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
dibidang kesehatan terutama Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.

Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Program Perbaikan Gizi Masyarakat seperti tahun-tahun
sebelumnya melalui dana APBN telah dialokasikan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan di daerah melalui
alokasi dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Pada tahun 2009 anggaran APBN Departemen
Kesehatan mengalami keterlambatan dalam penyelesaian DIPA namun diharapkan tidak banyak
mempengaruhi kinerja program baik di pusat maupun daerah sehingga tahun 2009 sebagai tahun terakhir
RPJMN 2005 – 2009. Waktu efektigf tiga bulan benar-benar dapat dimanfaatkan untuk mencapai kinerja
program yang oiptimal bukan semata-mata hanya untuk mengejar target penyerapan anggaran.

Dana dekonsentrasi sebagai salah satu sumber pelaksanaan program di daerah disamping dana APBD, dana
perimbangan, dan sumber lain diharapkan akan memacu pencapaian indikator program sesuai dengan
kewenangan disetiap jenjang. Pemerintah pusat dalam upaya tersebut tidak sebatas menyediakan dana
Dekonsentrasi bagi pelaksanaan program di daerah tetapi masih banyak dukungan pendanaan lain seperti
program Jamkesmas, PHLN, Dana Pelatihan-pelatihan, pembinaan dll.

Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaannya, kemungkinan akan ada kendala-kendala yang dihadapi baik
mengenai jumlah dana maupun menyangkut waktu pelaksanaan, tenaga maupun mekanisme pencairan
uang. Untuk itu perlu dikoordinasikan atau dikonsultasikan kepada pihak yang berkompeten sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kepada semua pihak yang membantu
dalam penyelesaian buku Petunjuk Teknis ini, kami ucapkan terima kasih. Kami mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan buku Petunjuk Teknis ini di masa yang akan datang.

Semoga dalam melaksanakan kegiatan, kita selalu berada dalam lindungan dan limpahan Rahmat-Nya.

Jakarta, September 2009


Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat

Dr. Budihardja, DTM&H, MPH


NIP 195110011980081001

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ……………………..………….…….……... i
DAFTAR ISI ………………………………………….…………….. iii
DAFTAR SINGKATAN ………………………….……………….. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xi
DAFTAR BAGAN ..................................................................... xii
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT, NOMOR :
HK................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN …………………………….…..….
a. Latar Belakang ................................................
b. Tujuan ............................................................
c. Sasaran ...........................................................
d. Ruang Lingkup ................................................
BAB II KEGIATAN BINA KESEHATAN IBU ..............…...
a. Latar Belakang ................................................
b. Tujuan ............................................................
c. Sasaran ...........................................................
d. Kegiatan-kegiatan ...........................................
BAB III KEGIATAN BINA KESEHATAN ANAK ..........…...
a. Latar Belakang ................................................
b. Tujuan ............................................................
c. Sasaran ...........................................................
d. Kegiatan-kegiatan ...........................................
BAB IV KEGIATAN BINA KESEHATAN KOMUNITAS .....
a. Latar Belakang ................................................
b. Tujuan ............................................................
c. Sasaran ...........................................................
d. Kegiatan-kegiatan ...........................................

BAB V KEGIATAN BINA KESEHATAN KERJA ...............


a. Latar Belakang ................................................
b. Tujuan ............................................................
c. Sasaran ...........................................................
d. Kegiatan-kegiatan ...........................................
BAB VI KEGIATAN BINA GIZI MASYARAKAT .................
a. Latar Belakang ................................................
b. Tujuan ............................................................
c. Sasaran ...........................................................
d. Kegiatan-kegiatan ...........................................
BAB VII KEGIATAN PROYEK PHLN
a. DHS 2
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Kegiatan-kegiatan
b. NICE
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Kegiatan-kegiatan

i
c. HSSP
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Kegiatan-kegiatan
BAB VIII MANAJEMEN PENGELOLAAN ANGGARAN ........
A. Organisasi .........................................................
B. Penetapan Pejabat Pengelola Anggaran Kementerian Kesehatan
...................................
C. Tugas dan Wewenang Pejabat Pengelola Keuangan Negara
............................................
D. Mekanisme Pelaksanaan Anggaran dan Pembayaran
......................................................
E. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana .........
F. Pelaporan .........................................................
BAB VIII PENUTUP …………………………………………….
LAMPIRAN

ii
DAFTAR SINGKATAN

A
ABPK : Alat Bantu Pengambilan Keputusan
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Balita
AKN : Angka Kematian Neonatal / Neonatus
AMP : Audit Maternal Perinatal
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
APINDO : Asosiasi Pengusaha Indonesia
ANC : Anti Natal Care
APE : Alat Permainan Edukatif
APN : Asuhan Persalinan Normal
ATK : Alat Tulis Kantor

B
Bappeda : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Bappekab : Badan Perencanaan dan Pembangunan Kabupaten
Bapemas : Badan Pemberdayaan Masyarakat
Baristi : Bayi Resiko Tinggi
BB : Berat Badan
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BBKPM : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
BBL : Bayi Bayi Lahir
BdD : Bidan di Desa
BHP : Bahan Habis Pakai
Bides : Bidan Desa
BKIM. : Balai Kesehatan Indera Masyarakat
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BKMM : Balai Kesehatan Mata Masyarakat
BKOM. : Balai Kesehatan Olah Raga Masyarakat
BKPM : Balai Kesehatan Paru Masyarakat
BND : Badan Narkotika Daerah
BP3K : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi
BP4 : Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru
BPS : Badan Pusat Statistik
BULIN : Ibu Bersalin
BUMIL : Ibu Hamil
Buristi : Ibu Resiko Tinggi

C
CBOD : Cara Belajar Orang Dewasa
CFR : Case Fatality Rate
CTU : Contracetive Technological Update
CTJ : Ceramah Tanya Jawab

D
DAU : Dana Alokasi Umum
DAK : Dana Alokasi Khusus
DDD : Donor Darah Desa
Depag : Departemen Agama
Diknas : Pendidikan Nasional
DPT : Dengan Tempat Perawatan
DTPS : District Team Problem Solving
DTPS-MPS : District Team Problem Solving- Making Pregnancy Saver

G
GAKY : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
i
Genmud : Generasi Muda
GSI : Gerakan Sayang Ibu

H
HIV : Human Immunodeficiency Virus

I
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDI : Ikatan Dokter Indonesia
IGD : Instalasi Gawat Darurat

J
Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
JNPK : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
JPNK-KR : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi

ii
K
KAT : Komunitas Adat Terpencil
KB : Keluarga Berencana
KB (AMP-KB) : Keluarga Berencana (Audit Maternal Perinatal - Keluarga Berencana)
Kadarzi : Keluarga Sadar Gizi
KEK : Kurang Energi Kronis
KEP : Kekurangan Energi Protein
KIE/ KIP dan K : Komunikasi Informasi Edukasi / Komunikasi Inter Personal dan Kelompok
KLB : Kejadian Luar Biasa
KMS : Kartu Menuju Sehat
KMRIH : Kartu Monitoring Rujukan Ibu Hamil
KMRIBB : Kartu Monitoring Rujukan Ibu Bersalin dan Bayi
Kesga : Kesehatan Keluarga
Kesra : Kesejahteraan Rakyat
Kespro : Kesehatan Reproduksi
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
KP-KIA : Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
KTA : Kekerasan terhadap Anak
KTD : Kehamilan Tidak Diinginkan
KUA : Kantor Urusan Agama
KVA : Kekurangan Vitamin A

L
LILA : Lingkar Lengan Atas
LP : Lintas Program
LPA : Lembaga Pemerhati Anak
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
LS : Lintas Sektor

M
MMD : Musyawarah Masyarakat Desa
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sehat
MTCT : Mother to Child Transmission

N
Nakes : Tenaga Kesehatan
NAPZA : Narkotika Psikotropika dan Zat adiktif

P
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia
PGPK : Penanggulanan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
PGPKT : Penanggulanan Gangguan Penglihatan dan Ketulian
PHLN : Pinjaman Hibah Luar Negeri
PKK : Program Kesejahteraan Keluarga
PKHS : Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
PLKB : Petugas Lapangan Keluarga Bencana
PMTCT : Prevention Mother to Child Transmission
POGI : Persatuan Obstetri Ginekolog Indonesia
Polindes : Pos Persalinan Desa
PONED : Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
PONEK : Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Kebidanan
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PPGDON : Penanganan Pertama Gawat Darurat Emergensi Obstetri Neonatal
PP-KtP : Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan
PPT : Pusat Pelayanan Terpadu
Promkes : Promosi Kesehatan
PSG : Pemantauan Status Gizi
PUMK : Pemegang Uang Muka Kerja
iii
PUKM : Program Upaya Kesehatan Masyarakat
PUG-BK : Pengarus Utamaan Gender Bidang Kesehatan
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
P2PL : Program Pemberantasan Penyakit Langsung
P2KP : Pusat Pelatihan Klinik Primer
P2KS : Pusat Pelatihan Klinik Sekunder
P2KT : Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

R
Risti : Risiko Tinggi
RKAKL : Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian / Lembaga
RPK : Rencana Pelaksanaan Kegiatan
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RTL : Rencana Tindak lanjut

S
SABMN : Sistem Akuntansi Barang Milik Negara
SAK : Sistem Akuntansi Keuangan
SBH : Saka Bakti Husada
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDIDTK : Standarisasi Stimulasi, Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
SHK : Skrining Hipotyroid Kongenital
SKDN Î S : ∑ Seluruh Balita
K : ∑ Balita yang mempunyai KMS
D : ∑ Balita yang datang ditimbang
N : ∑ Balita yang naik berat badannya
SIMPUS : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
SMD : Survey Mawas Diri
SKB : Surat Keputusan Bersama
SKD : Sistem Kewaspadaan Dini
SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran
SKPG : Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
SPK : Standar Pelayanan Kebidanan
SPSI : Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
SP2RS : Sistem Pencatatan Pelaporan Rumah Sakit
SP3 : Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas

T
TB : Tinggi Badan
TP : Tugas Pembantuan
TFR : Total Fertility Rate
TUPOKSI : Tugas Pokok dan Fungsi
Toma : Tokoh Masyarakat
Toga : Tokoh Agama
TOT : Training of Trainer
TUP : Tambahan Uang Persediaan

U
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UKK : Upaya Kesehatan Kerja
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
UP : Uang Persediaan

iv
UPGK : Upaya Perbaikan Gizi Keluarga
UPT : Unit Pelaksana Teknis

Y
YPAC : Yayasan Penyandang Anak Cacat

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
LAMPIRAN 1 Form Laporan Dinas …………….................... 128

LAMPIRAN 2 Form Laporan Rapat …………………………. 129

LAMPIRAN 3 Form Laporan Penyelenggaraan Pertemuan 130

LAMPIRAN 4 Form Laporan Tahunan ………………........... 131

i
DAFTAR BAGAN

Halaman
BAGAN 1 Struktur Organisasi Pelaksana Anggaran Satker
dinas Kesehatan Propinsi (03) TA 2008 .............. 108

BAGAN 2 Alur Mekanisme Hubungan Kerja Pelaksanaan


Anggaran Pada Satker Dinas Kesehatan
Propinsi (03) TA 2008 .......................................... 111

BAGAN 3 Alur Mekanisme Uang Persediaan, Tambahan


UP dan GU-UP .................................................... 118

BAGAN 4 Pembayaran Langsung (LS) ……...........………… 119

BAGAN 5 Mekanisme Pelaporan Sesuai PP 39 ……………. 122

BAGAN 6 Mekanisme Pelaporan SAI (SAK dan SIMAK-


BMN) ………......................................................... 125

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2005 – 2009 Bidang Kesehatan adalah mewujudkan
pencapaian sasaran :
1. Meningkatnya Usia Harapan Hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun.
2. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 /100.000 kelahiran hidup
menjadi 226 /100.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 /1.000 kelahiran hidup menjadi 26 / 1.000
kelahiran hidup.
4. Menurunnya angka prevalensi gizi kurang pada balita dari 25,6 % menjadi 20 %.
Melalui keempat indikator tersebut Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
memikul tanggung jawab yang besar, hal tersebut terkait bahwa semua kegiatan di
lingkungan Ditjen Bina Kesmas mengarah secara langsung dengan sasaran tersebut di
atas.

Tahun 2009 merupakan tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2005 – 2009, sehingga sasaran Program di lingkungan Ditjen Bina
Kesmas tetap mendorong program-program tersebut sampai kepada masyarakat melalui
upaya peningkatan kinerja Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan
kesehatan yang terdepan dan dibantu oleh Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) seperti Pos Yandu, Poskesdes, Poskestren, Pos UKK serta
penguatan pengelolalaan program di tingkat Dinas Kesehatan Propinsi, Kabupaten/Kota
serta Puskesmas. Namun demikian kinerja tersebut akan lebih berhasil apabila didukung
unit-unit utama di Depkes dan Pemerintah Daerah serta peran serta masyarakat secara
aktif, swasta, dunia usaha dan LSM.

Untuk mewujudkan sasaran pembangunan nasional tersebut, Program Upaya Kesehatan


Masyarakat dan Perbaikan Gizi Masyarakat mengarahkan pelaksanaan kegiatan melalui
pencapaian indikator Rencana Kerja Pemerintah sebagai bentuk penilaian tahunan dari
RPJMN yang pada tahun 2009 telah ditetapkan indikatornya meliputi : 1) Cakupan
kunjungan Ibu Hamil (K4), 2) Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, 3) Cakupan
kunjungan Neonatus (KN2), 4) Cakupan Puskesmas memberikan pelayanan bagi
Masyarakat miskin, 5) Cakupan ASI ekslusif, 6) Cakupan Vit A, 7) Cakupan Tablet Fe, 8)
Cakupan keluarga mengkonsumsi garam beriodium dan 9) Cakupan Pengembangan
Desa Siaga. Serta pencapaian indikator lain yang menjadi prioritas nasional dan
merupakan spesifik daerah seperti Kesehatan Indera, Kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan
Tradisional, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Perkotaan, Kesehatan Olah Raga, Perkesmas
dan lain-lain.

Dalam melaksanakan program-program tersebut, diperlukan dukungan sumber


pendanaan yang berasal berbagai sumber pembiayaan seperti : APBN, APBN yang
didaerahkan ( dana dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) dana perimbangan (Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,) APBD dan PHLN serta sumber-sumber
pembiayaan lainnya. Seperti diketahui bahwa Departemen Kesehatan telah
menyediakan anggaran guna peningkatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan
Perbaikan Gizi Masyarakat melalui dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Anggaran 2009 yang tersedia, antara lain melalui penyediaan biaya kegiatan Pelayanan
Kesehatan Ibu, Pelayanan Kesehatan Anak, Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan
Kesehatan Kerja dan biaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

1
Agar pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan baik sehingga hasilnya lebih berdaya guna
dan berhasil guna dalam pencapaian sasaran pembangunan maka dalam pelaksanaan
diberikan buku pedoman berupa Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi.

B. Tujuan
Memberikan acuan bagi pelaksanaan kegiatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
dan Perbaikan Gizi Masyarakat bersumber Dana Dekonsentrasi tahun 2009 dalam
mendukung pencapaian sasaran pembangunan kesehatan.

C. Sasaran
1. Pengelola Kegiatan Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, Kesehatan Kerja, Kesehatan
Dasar dan Perbaikan Gizi tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Unit–unit terkait pengelolaan Program UKM dan Perbaikan Gizi Masyarakat.

D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan Bina Kesehatan Ibu
2. Kegiatan Bina Kesehatan Anak
3. Kegiatan Bina Kesehatan Dasar ( Komunitas)
4. Kegiatan Bina Kesehatan Kerja
5. Perbaikan Gizi Masyarakat

2
BAB II
KEGIATAN BINA KESEHATAN IBU

A. Latar Belakang

Perkembangan kesehatan ibu di dunia selama 20 tahun terakhir menunjukkan hasil


yang sangat bervariasi dan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dilihat dari
besaran maupun pemerataannya apabila merujuk pada pencapaian indikator outcome
yang disepakati. Indonesia sendiri menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber
data baik dari Dinkes Propinsi maupun BPS menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) nasional selama kurun waktu 10 tahun terakhir sudah sesuai dengan target
RPJMN pada tahun 2010, tetapi masih jauh dari harapan MDGs 2015.
Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan data SDKI 2007 menunjukkan angka
228/100.000 kelahiran hidup. Dalam kurun waktu yang sama, hasil ekstrapolasi BPS
berdasarkan trend penurunan AKI didapat angka 262/ 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2005; 255/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 248/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007. AKI pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup,
dibandingkan dengan deretan angka tersebut secara nasional sudah “on the track”
dalam skenario penurunan AKI secara nasional untuk mencapai target RPJMN tahun
2009 yaitu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup.
Seiring makin kompleksnya permasalahan kesehatan, terutama kesehatan ibu di
Indonesia, serta makin tingginya harapan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
yang berkualitas, maka Departemen Kesehatan, khususnya Direktorat Bina Kesehatan
Ibu, menyusun beberapa program kesehatan yang dibutuhkan dengan berlandaskan
pada Strategi Making Pregnancy Safer yaitu :
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di
tingkat dasar dan rujukan;
2. Membangun kemitraan yang efektif;
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat;
4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan
program.
Keempat strategi di atas diperlukan untuk mewujudkan tiga pesan kunci Making
Pregnancy Safer yaitu :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil;
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat;
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran.
Program kesehatan ibu disusun menganut prinsip continum of care, yang berarti
pendekatan yang dilakukan adalah secara menyeluruh dari masa kehamilan sampai
nifas dan pelayanan yang diberikan adalah berkualitas, mulai dari sarana pelayanan
kesehatan dasar hingga pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mempercepat upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui dukungan dana
dekonsentrasi

1
2. Tujuan Khusus
a. P4K terlaksana di seluruh desa
b. Meningkatnya jumlah dukun yang bermitra sebesar 10%
c. Meningkatnya jumlah puskesmas yang telah dilatih PONED sebesar 10%
d. Meningkatnya jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan KB
berkualitas minimal 4 puskesmas per kabupaten
e. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu
f. Penguatan manajemen kesehatan ibu

C. Target cakupan yang diharapkan adalah meningkatnya cakupan :


1. Kunjungan Ibu Hamil (K1) menjadi 95% pada tahun 2010;
2. Kunjungan Ibu Hamil (K4) menjadi 91% pada tahun 2010;
3. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) menjadi 87,5%
pada tahun 2010;
4. Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani menjadi 75% pada tahun 2010;
5. Pelayanan Nifas menjadi 87,5% pada tahun 2010;
6. Peserta KB aktif menjadi 71% pada tahun 2010;
7. Puskesmas yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) sekurang-kurangnya 4 Puskesmas dengan
tempat tidur di tiap Kabupaten/Kota.
8. Puskesmas yang mampu Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE)
terpadu sekurang-kurangnya 4 Puskesmas di tiap Kabupaten/Kota

D. Sasaran Program
1. Semua Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
2. Pasangan Usia Subur (PUS).
3. Pengelola program kesehatan reproduksi

E. Kegiatan-Kegiatan
1. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

a. Koordinasi P4K dengan stiker dalam upaya PP-AKI di tingkat Propinsi


1) Tujuan
Terwujudnya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) bagi Bidan di Puskesmas dan Bidan di Desa yang terintegrasi dalam
Desa Siaga.
2) Sasaran
Pengelola Program KIA di Dinas Kesehatan Propinsi, Lintas Program dan
Lintas Sektor di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.
3) Penggunaan dana
(a) Belanja Bahan (ATK, Foto kopi, konsumsi, dll)
(b) Transport
(c) Uang Harian
(d) Biaya Penginapan
(e) Belanja Sewa

2
4) Hasil kegiatan
(1) Adanya kesepakatan tertulis tentang rencana pelaksanaan P4K
(2) Adanya laporan hasil pelaksanaan yang sudah di capai

5) Laporan kegiatan

b. Rujukan kasus Ibu Hamil Risiko Tinggi/komplikasi


a) Tujuan
Meningkatnya jumlah rujukan kasus ibu hamil dengan komplikasi/resiko
tinggi sesuai indikasi di Puskesmas.
b) Sasaran
(1) Pelaksana program di dinas kesehatan Kabupaten/Kota.
(2) Ibu hamil, bulin dan ibu nifas di Puskesmas.
(3) Lintas sektor dan lintas program terkait.
c) Penggunaan Dana
(1) Belanja Bahan (ATK, Fotokopi ).
(2) Transport lokal petugas.
d) Hasil kegiatan
(1) Data hasil kasus ibu hamil dengan komplikasi/resiko tinggi
e) Laporan Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut

c. Pelacakan dan Validasi Pendataan Jumlah Ibu Hamil, bulin, nifas dan
Tindak Lanjut Pemasangan Stiker P4K
a) Tujuan
(1) Teridentifikasinya ibu hamil, ibu bersalin dan nifas resiko tinggi di
Puskesmas
(2) Terlaksananya program P4K di seluruh desa
(1) Sasaran
(1) Bumil.
(2) Bulin.
(3) Bufas.
(2) Penggunaan Dana
(1) Belanja Bahan (ATK, Fotokopi).
(2) Transport lokal petugas.
(3) Hasil kegiatan
(1) Adanya data ibu hamil, ibu bersalin dan nifas yang mutakhir
(2) Terlaksananya program P4K di seluruh desa ditandai dengan
terpasangnya stiker P4K
(4) Laporan Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut

3
2. Kemitraan Bidan dan Dukun

a. Pertemuan Sosialisasi/Review Kemitraan Bidan dan Dukun


1) Tujuan
a) Adanya kesamaan pemahaman dan kesiapan pengelola dan
penanggungjawab program KIA-KB di Kabupaten/Kota dalam
penyelenggaraan intervensi kemitraan bidan dan dukun.
b) Adanya telaahan pelaksanaan kegiatan kegiatan kemiteraan bidan dan
dukun
2) Sasaran
a) Pelaksana puskesmas dan Pengelola Program di Dinas Kesehatan
Propinsi dan Kab/Kota : Lintas Program / Lintas Sektor terkait
b) Bidan di Desa, Dukun dan LP/LS terkait
3) Penggunaan dana
a) Belanja Bahan (ATK, Fotokopi, konsumsi).
b) Belanja Sewa.
c) Honorarium narasumber.
d) Transport .
e) Uang Harian.
f) Biaya Penginapan.
4) Hasil Kegiatan
a) Adanya Komitmen tertulis pelaksanaan program kemitraan bidan dan
dukun
b) Adanya hasil telaahan pelaksanaan kegiatan kemitraan bidan dan dukun

b. Pertemuan Public Private Mix/koordinasi dengan swasta


1) Tujuan
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara swasta dan pemerintah
dalam mendukung program KIA.
2) Sasaran
Swasta, pengelola program KIA di tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan
organisasi profesi terkait.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.
4) Hasil kegiatan
a) Adanya komitmen kerjasama tertulis antara swasta dan pemerintah
b) Adanya rencana kerjasama swasta dan pemerintah (Dinkes)

5) Laporan Kegiatan

4
3. PONED dan PONEK

a. Evaluasi Pelaksanaan Puskesmas PONED


1) Tujuan
a) Menelaah hasil pelaksanaan PONED di puskesmas
b) Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan
PONED di puskesmas.
c) Menyusun rencana tindak lanjut

2) Sasaran
a) Tim PONED Puskesmas
b) Pengelola program KIA-KB.
c) Pengelola program Yankes.
d) Pengelola program Promosi kesehatan.
e) Pemerintah daerah.
3) Penggunaan dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
a) Telaahan pelaksanaan PONED Puskesmas
b) Rencana tindak lanjut
5) Laporan kegiatan

b. Audit Maternal Perinatal (AMP) Tingkat Kabupaten / Kota


1) Tujuan
a) Terlaksananya AMP secara teratur dan berkesinambungan.
b) Menelaah sebab kematian / kesakitan dari ibu dan bayi baru lahir
dan menyusun Rencana Tindak lanjutnya.
2) Sasaran
Peserta kegiatan :
a) Bidan di Desa tempat kejadian kematian ibu dan bayi baru lahir.
b) Kepala Puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA di Puskesmas.
c) Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter
spesialis anak / dokter ahli lain RS Propinsi/ Kabupaten / Kota dan staf
terkait.
d) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan staf pengelola program
KIA.
e) Pihak lain yang terkait, sesuai kebutuhan, misalnya bidan praktek
swasta, petugas rekam medik RS.

3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Transport lokal
d) Honor Narasumber.

5
4) Hasil kegiatan
a) Notulen proses pelaksanaan AMP
b) Laporan tertulis pelaksanaan AMP
c) Rencana tindak lanjut
5) Laporan Kegiatan

c. Audit Maternal Perinatal (AMP) Tingkat Propinsi


1) Tujuan
a) Terlaksananya AMP lintas batas.
b) Menelaah sebab kematian / kesakitan dari ibu dan bayi baru lahir
dan menyusun Rencana Tindak lanjutnya.
2) Sasaran
Peserta kegiatan :
a) Kepala Puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA di Puskesmas.
b) Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter
spesialis anak / dokter ahli lain RS Propinsi/ Kabupaten / Kota dan staf
terkait.
c) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan staf pengelola program
KIA.
d) Pihak lain yang terkait, sesuai kebutuhan, misalnya bidan praktek
swasta, petugas rekam medik RS.

3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
(1) Notulen proses pelaksanaan AMP
(2) Laporan tertulis pelaksanaan AMP
(3) Rencana tindak lanjut

5) Laporan Kegiatan

d. Pemantapan Forum Mata Rantai Rujukan


1) Tujuan
Menelaah kegiatan rujukan kegawat-daruratan obstetric neonatal mulai
dari keluarga, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan.
2) Sasaran
a) Pengelola program KIA (tingkat Propinsi, Kabupaten / Kota /
Kecamatan).
b) Dokter Puskesmas dan Bidan di Desa.
c) Rumah Sakit pemerintah dan non pemerintah.
d) Lintas Program dan Sektor terkait (BKKBN, Kesra,
Bappeda).
e) Organisasi Profesi (IBI,IDI,POGI,IDAI).
f) Organisasi kemasyarakatan/LSM.

6
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
a) Telaahan kegiatan rujukan kegawat-daruratan obstetric neonatal
dan rekomendasinya.

5) Laporan Kegiatan

4. Pelayanan KB berkualitas

a. Peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam Contraceptive


Technical Updated (CTU)
1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan kompeten dalam
melaksanakan pelayanan KB berkualitas.
2) Sasaran
Bidan yang belum terampil dalam memberikan pelayanan kontrasepsi
utamanya IUD dan Implant.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan semua materi uji kompetensi CTU
sesuai standar

5) Laporan Kegiatan

b. Pemantapan manajemen pelayanan KB


Pemantapan Manajemen Pelayanan KB bagi Pengelola Program KB
Dinkes Kabupaten/Kota
1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan pengelola program KB Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam manajemen pelayanan KB.
2) Sasaran
Pengelola program KB Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

7
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
Meningkatnya hasil post test para peserta latih

5) Laporan Kegiatan

Pemantapan Manajemen Pelayanan KB bagi Pengelola Program KB


Puskesmas
1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan pimpinan dan pengelola program KB
Puskesmas dalam manajemen pelayanan KB.
2) Sasaran
Pimpinan dan Pengelola Program KB Puskesmas.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
Meningkatnya hasil post test para peserta latih

(5) Laporan Kegiatan

c. Peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam menggunakan Alat


Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB (ABPK)
1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan kompeten dalam
menggunakan ABPK ber-KB.
2) Sasaran
Bidan yang belum terampil dalam memberikan pelayanan konseling KB.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, Pelatih, Fasilitator.

8
4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan semua materi penggunaan ABPK
ber-KB.
5) Laporan Kegiatan

5. Peningkatan Kualitas Pelayanan

a. Peningkatan Kemampuan Petugas Kesehatan dalam Malaria pada


Kehamilan
1) Tujuan
Dipahaminya dan dilaksanakannya Program Pencegahan dan
Penanganan Malaria pada Kehamilan.
2) Sasaran Program
Pengelola program KIA, IBI Kabupaten, Dokter Puskesmas, Bidan
Puskesmas, Bidan di desa.
3) Penggunaan dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, Pelatih, Fasilitator.

4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan penanganan malaria pada ibu hamil

5) Laporan Kegiatan

b. Peningkatan Kemampuan Tim Petugas Kesehatan Kabupaten/Kota dan


Puskesmas dalam Kelas Ibu Hamil
1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan pengelola KIA Kabupaten/Kota dan
Puskesmas dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.
2) Sasaran
Pengelola program KIA tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, Pelatih, Fasilitator.

9
4) Hasil kegiatan

a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih


b) Peserta latih mampu melaksanakan kelas ibu hamil
c) Peserta latih mampu memfasilitasi ibu, suami dan keluarga dalam
perawatan kehamilan

5) Laporan Kegiatan

c. Peningkatan Kemampuan Petugas Kesehatan dalam Asuhan Persalinan


Normal
1) Tujuan
Meningkatnya kemampuan Bidan dalam melaksanakan Persalinan
Normal.
2) Sasaran
Tenaga Bidan yang belum mampu memberikan pertolongan persalinan
normal sesuai standar.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, Pelatih, Fasilitator.

4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan semua materi uji kompetensi APN
sesuai standar
5) Laporan Kegiatan

d. Peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam PONED


1) Tujuan
Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam penanganan
kasus komplikasi emergensi obstetri dan neonatal dasar sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
2) Sasaran
Calon tim Puskesmas PONED (Dokter Umum, Bidan dan Perawat)
sesuai kriteria.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi, bahan habis pakai, sertifikat, dll).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, Pelatih, Fasilitator.

10
4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan semua materi uji kompetensi
PONED sesuai standar
5) Laporan Kegiatan

e. Magang PONED
1) Tujuan
Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan dan penanganan kasus
emergensi obstetri dan neonatal.
2) Sasaran
a) Peserta/Tim yang sudah mendapatkan pelatihan PONED.
b) Rumah sakit yang memenuhi persyaratan sebagai tempat magang
PONED (jumlah kasus memenuhi syarat yang ada dalam buku
pedoman pelatihan PONED)
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi, konsumsi, bahan habis pakai).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, instruktur klinis, fasilitator.

4) Hasil kegiatan
Adanya buku harian (log book) yang berisi catatan hasil kegiatan
perorangan peserta magang

5) Laporan Kegiatan

catatan : Magang ini merupakan kelanjutan dari pelatihan PONED dan


dapat dilaksanakan untuk penyegaran bagi tim PONED yang telah dilatih
apabila diperlukan.

f. Peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam PONEK

1) Tujuan
Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam penanganan
kasus komplikasi emergensi obstetri dan neonatal komprehensif sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
2) Sasaran
Calon Tim PONEK (Dokter Spesialis Obsgin, Dokter Spesialis Anak,
Dokter Umum, Bidan dan Perawat) sesuai kriteria yang mengacu pada
pedoman PONEK.

11
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi, konsumsi, bahan habis pakai).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, instruktur klinis, fasilitator.

4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan semua materi uji kompetensi
PONEK sesuai standar
5) Laporan Kegiatan

g. Magang (OTJ) PONEK


1) Tujuan
Meningkatkan keterampilan dalam pelayanan dan penanganan kasus
emergensi obstetri dan neonatal.
2) Sasaran
Peserta/Tim yang sudah mendapatkan pelatihan PONEK.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi, konsumsi, bahan habis pakai).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, instruktur klinis, fasilitator.
4) Hasil kegiatan
a) Adanya buku harian (log book) yang berisi catatan hasil kegiatan
perorangan peserta magang

5) Laporan Kegiatan

h. Peningkatan Kapasitas Kespro Terpadu yang Responsif Gender


1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan pengelola program dalam pengembangan
dan pelaksanaan program kespro terpadu yang responsive gender.
2) Sasaran
Pengelola program terkait kespro di propinsi dan kab/kota.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, fotokopi, konsumsi, bahan habis pakai).
b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber, instruktur klinis, fasilitator.

12
4) Hasil kegiatan

a) Meningkatnya hasil post test peserta


b) Adanya SK Tim Fasilitator kabupaten/kota yang berfungsi dalam
pengembangan PKRE di Puskesmas

5) Laporan Kegiatan

6. Manajemen

a. Administrasi Kegiatan
1) Tujuan
Terselenggaranya kegiatan dan operasional dukungan manajemen
program kesehatan ibu di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.
2) Sasaran Program
Pengelola program tingkat Propinsi / Kabupaten / Kota
3) Penggunaan dana
a) Honorarium pengelola program (KPA, PK, Bendahara Pengeluaran,
PUMC, Honor Staf Pengelola program, Pejabat SPM)
b) Honorarium Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
c) Biaya Lelang
d) Belanja Bahan (ATK, Foto kopi propinsi dan kabupaten/kota)
4) Laporan
a) Laporan distribusi barang.
b) Laporan penerimaan barang.
c) Laporan SAK dan SABMN.

b. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi KIA - KB


1) Tujuan
Tersusunnya dokumen perencanaan kegiatan percepatan penurunan
angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir termasuk anggarannya
berdasarkan data dan sesuai dengan kondisi setempat.
2) Sasaran
Pelaksana program dan bagian perencanaan yang terkait dengan upaya
penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir (Tim DTPS-
MPS Kabupaten/Kota).
3) Penggunaan dana
Persiapan : Transportasi Panitia
Pelaksanaan DTPS :

a) Belanja bahan (ATK, fotokopi).


b) Belanja sewa
c) Biaya Penginapan.
d) Uang Harian.
e) Transport.
f) Honor Narasumber.

4) Hasil kegiatan
Dokumen evaluasi dan perencanaan program kesehatan ibu

13
5) Laporan kegiatan
a) Laporan harian pelaksanaan kegiatan.
b) Proposal Upaya Percepatan Penurunan AKI & AKB tiap
kabupaten/kota.

c. Bimbingan Teknis/Supervisi/Konsultasi KIA - KB


1) Tujuan
a) Identifikasi masalah, faktor hambatan dan penunjang kesehatan
ibu.
b) Pendampingan dalam melakukan analisa hasil.
c) Tersusun/ disepakatinya alternatif pemecahan masalah setelah
bintek &/ supervisi.
2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan ibu di Propinsi.
b) Pengelola program kesehatan ibu di Kabupaten/Kota.
3) Penggunaan Dana
a) Transport Propinsi - Pusat
b) Uang harian
c) Biaya penginapan
4) Hasil kegiatan
a) Adanya telaahan pelaksanaan kegiatan program kesehatan ibu
b) Rencana tindak lanjut
5) Laporan Kegiatan

d. Evaluasi Pelaksanaan PWS KIA dan Validasi Data Kematian Ibu


1) Tujuan
a) Diketahuinya permasalahan yang terkait pencapaian program KIA
terhadap target yang disepakati dan tindaklanjut rekomendasi PWS
KIA terdahulu termasuk penyebabnya utamanya.
b) Disepakati alternatif tindak lanjut untuk pemecahan permasalahan
dalam pencapaian target daerah.
2) Sasaran Program
a) Pengelola program KIA.
b) Pengelola program P2.
c) Pengelola program Yankes.
d) Pengelola program Promosi kesehatan.
e) Petugas dari unit yang mengurusi KB.
f) Pemerintah daerah (Camat, Kabupaten/ Kota).
3) Penggunaan dana
a) Transport lokal.
b) Sewa Ruang Pertemuan, Sewa Komputer & LCD (bila diperlukan).
c) Belanja Bahan (ATK dan Fotokopi).
4) Hasil kegiatan
a) Telaahan hasil pelaksanaan PWS KIA
b) Rencana tindak lanjut pemecahan masalah
5) Laporan

14
e. Peningkatan Kemampuan Fasilitator Bidan Koordinator Sebagai
Penyelia Fasilitatif
1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan bidan koordinator dalam memberikan
fasilitasi kepada bidan di wilayah kerjanya.
2) Sasaran
Bidan koordinator dan bidan di Puskesmas.
3) Penggunaan Dana
a) Belanja bahan (ATK, Fotokopi).
b) Belanja Sewa.
c) Honor Nara sumber, pelatih, fasilitator.
d) Uang harian.
e) Biaya penginapan .
f) Transport (pelatih, peserta).
4) Hasil kegiatan
a) Meningkatnya hasil post test para peserta latih
b) Peserta latih mampu melakukan fasilitasi
5) Laporan Kegiatan

f. Pencetakan Stiker P4K


1) Tujuan
Tersedianya stiker P4K di seluruh Propinsi
2) Sasaran
Ibu Hamil
3) Pengunaan dana
Biaya pencetakkan stiker
4) Hasil
Tercetaknya stiker
6) Laporan Pengadaan dan Distribusi

g. Pengadaan Alat Pengolah Data


1) Tujuan
Tersedianya Alat Pengolah Data Untuk penelusuran, pemantauan
wilayah setempat Kesehatan Ibu & Anak (PWS-KIA).
2) Sasaran
Kesehatan Ibu & Anak.
3) Pengunaan Dana
Kontrak / Pelelangan alat pengolah data.
4) Hasil
Tersedianya alat pengolah data
5) Laporan Pengadaan

15
16
BAB III

KEGIATAN BINA KESEHATAN ANAK

A. Latar Belakang

Millenium Development Goals merupakan kesepakatan lebih dari 180 Kepala Negara
dan Pemerintahan termasuk Presiden RI pada tahun 2000 yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tujuan ke 4 dari Millenium Development
Goals tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 nya dari keadaan
tahun 1990 yaitu menjadi 23/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi (AKB)
dan 32/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Balita. Kesepakatan global ini
telah diterjemahkan ke dalam RPJMN 2004 – 2009 seperti tertuang dalam Peraturan
Presiden no 7 tahun 2005.

Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya telah dilakukan dan telah
menunjukkan penurunan yang cukup tajam dalam dekade terakhir. Namun dalam 5
tahun terakhir cenderung stagnan. Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama,
karena dengan tren penurunan yang stagnan maka dikhawatirkan target MDG 2015
tidak akan tercapai.

Kecenderungan kematian bayi dan balita terutama terjadi pada periode persalinan dan
kelahiran serta beberapa saat setelah persalinan dan kelahiran. Sebanyak 43%
kematian bayi terjadi pada masa neonatal (SDKI 2007) dan sebagian besar (78,5%)
dari kematian neonatal terjadi pada usia yang sangat dini yaitu dalam satu minggu
pertama kehidupannya (Riskesdas 2007). Intervensi yang tepat pada periode usia
neonatal diharapkan akan banyak berkontribusi dalam pencapaian MDG 4.

Dengan demikian, upaya penurunan AKB perlu mendapat perhatian yang besar pada
upaya penyelamatan bayi baru lahir. Bila dilihat dari data penyebab kematian neonatal
berdasarkan SKRT tahun 2001 dan Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian
terbesar masih tetap sama yaitu BBLR dan asfiksia. Masih tingginya persalinan yang
terjadi di rumah, status gizi pada ibu hamil, rendahnya keterampilan tenaga penolong
persalinan serta sarana dan prasarana yang terbatas sangat berpengaruh pada
kematian neonatus.

Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia
merupakan pembunuh utama balita Indonesia. Cakupan imunisasi lengkap yang
rendah menunjukkan bahwa universal access belum mampu kita berikan kepada
mereka.

Mengingat masih lebarnya kesenjangan AKB antar provinsi, maka perlu dilakukan
intervensi yang berbeda untuk setiap provinsi. Provinsi dengan AKB tertinggi yaitu
Sulawesi Barat (74/1.000 Kelahiran Hidup) dan Nusa Tenggara Barat (72/1.000 KH)
angkanya mencapai hampir 4 kali lipat dari provinsi dengan AKB terendah yaitu
Yogyakarta (19/1.000 KH).

Disamping itu terdapat kesenjangan dalam determinan angka kematian bayi dan balita
yang cukup besar antar tingkat pendidikan, sosial ekonomi, antar perkotaan dan
perdesaan. Kematian bayi pada penduduk yang tidak berpendidikan 3 kali lipat lebih
besar dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi dan kematian pada tingkat
sosial ekonomi rendah lebih besar dari tingkat ekonomi tinggi. Demikian juga dengan
kematian di pedesaan lebih banyak dari perkotaan. Hal ini menunjukkan adanya
kendala aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Keterbukaan suatu daerah
terhadap pembangunan ekonomi dan keterbukaan secara geografi juga sangat
menentukan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan.
Terkait dengan kendala geografis, daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan perlu
mendapat perhatian besar dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan. Penyediaan sarana dan SDM kesehatan maupun peningkatan kompetensi

1
mereka dalam melakukan penganganan kasus emergensi harus ditingkatkan.

Selain itu, perbaikan untuk sistem informasi dalam bentuk instrumen Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak serta pencatatan/pelaporan juga perlu
dilakukan karena merupakan faktor pendukung yang penting dalam upaya melakukan
pemantauan, evaluasi dan perencanaan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil
pelaksanaan kegiatan/program kesehatan. Data yang akurat diharapkan akan
menghasilkan perencanaan yang tepat sehingga intervensi yang dilakukan juga akan
sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Seluruh upaya ini harus dilihat secara komprehensif di dalam suatu continuum of care,
baik dari tingkat masyarakat, puskesmas, hingga layanan rujukan di rumah sakit mulai
dari aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pendekatan yang harus kita
berikan adalah equity dan universal access.

Upaya akselerasi pencapaian RPJMN 2004-2009 & MDG 4 di 2015 program


kesehatan anak menggunakan metoda :
1. Intensifikasi: kegiatan yang sudah ada diintesifkan pelaksanaannya
Contoh :
a. Posyandu : imunisasi, pemantauan tumbuh kembang, penggerakan
masyarakat
b. Penggunaan Buku KIA di setiap fasilitas kesehatan
c. Pemanfaatan PWS KIA sebagai instrumen monitoring, perencanaan tindak
lanjut, advokasi & evaluasi
d. Supervisi fasilitatif, AMP
e. Manfaatkan dana dekonsentrasi untuk memberikan layanan & menjangkau
sasaran
f. Hindari missed opportunity
2. Ekstensifikasi: kegiatan yang belum luas implementasinya diperluas
penerapannya ke seluruh puskesmas & jaringannya
Contoh :
a. Penerapan Manajemen Asfiksia & Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah di
puskesmas & jaringannya
b. Penerapan MTBS & SDIDTK di puskesmas & jaringannya
c. Penerapan PONED & RS PONEK
d. Penerapan tata laksana up to date secara luas : zinc, artesunat dll
3. Inovasi : kegiatan baru sebagai upaya terobosan
Contoh :
Pengembangan intervensi yang bersifat baru, misal : contracting out, regionalisasi
pelayanan untuk DTPK.

Sesuai dengan amanat UU Perlindungan Anak no 23/2002, Program Kesehatan Anak


disusun berdasarkan Upaya Pemenuhan Hak Anak Yang Komprehensif dan Terpadu
(Right Based Approach) dengan 4 prinsip hak-hak anak yaitu; non diskriminasi, demi
kepentingan terbaik bagi anak, hak anak untuk hidup dan berkembang, dan
menghargai pendapat anak.
Ada 2 Kegiatan Pokok pada Program Kesehatan Anak yaitu upaya penurunan angka
kematian bayi baru lahir,bayi dan anak balita dan upaya peningkatan kualitas hidup
anak.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian bayi baru lahir,bayi dan anak balita dan mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, memiliki kebugaran jasmani,
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan,
peningkatan dan perlindungan hak anak.

2. Tujuan Khusus

2
a. Peningkatan Cakupan pelayanan neonatal (Bayi Baru Lahir) oleh tenaga
kesehatan menjadi 87%.
b. Peningkatan Cakupan penanganan neonatal (Bayi Baru Lahir) dengan
komplikasi menjadi 60%.
c. Peningkatan Cakupan Kunjungan Bayi menjadi 80%.
d. Peningkatan Cakupan pelayanan anak balita menjadi 80%.
e. Peningkatan Cakupan penjaringan siswa SD kelas 1 dan setingkat menjadi
80%.
f. Peningkatan Cakupan Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) menjadi 40%.
g. Peningkatan Jumlah Puskesmas yang melaksanakan Tatalaksana Medis
Kekerasan Terhadap Anak (KTA) menjadi 10%

C. Sasaran

1. Bayi Baru Lahir (Neonatus) (Usia 0-28 hari).


2. Bayi (Usia 29 hari – 11 bulan).
3. Anak Balita (Usia12 - 59 bulan.
4. Anak prasekolah (Usia 60 – 83 bulan).
5. Anak usia Sekolah (Usia 7 – 18 tahun)
6. Anak Remaja (Usia 10 – 18 tahun).
7. Anak dengan kebutuhan khusus.

D. Kegiatan-Kegiatan

1. Upaya Akselerasi Penurunan Angka Kematian Bayi Baru Lahir, Bayi dan
Anak Balita (Kegiatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota)

a. Pelatihan TOT Asfiksia BBL di Provinsi

1) Tujuan
Mencetak dan menstandarisasi fasilitator manajemen asfiksia bayi baru
lahir tingkat Provinsi.

2) Sasaran
Bidan/dokter/dokter spesialis anak yang belum pernah mengikuti
pelatihan, dalam kurun waktu 2 tahun ke depan masih bertugas di
tempat kerja sekarang, bersedia menjadi fasilitator manajemen asfiksia
bayi baru lahir di luar kota (selama 2-3 hari).

3) Protap Penyelenggaraan Merujuk Pada Buku Pedoman Pelatihan TOT


Asfiksia BBL

4) Penggunaan dana
a) Uang harian bagi peserta, fasilitator/narasumber dan panitia.
b) Biaya transport bagi peserta, panitia dan narasumber.
c) Honor mengajar fasilitator.
d) Biaya penginapan hotel.
e) Biaya pembelian ATK.
f) Biaya pembelian alat pelatihan resusitasi
g) Biaya Sertifikat, komputer suplies.
h) Biaya rapat persiapan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

3
b. Pelatihan BBLR di Provinsi

1) Tujuan
Menurunkan kematian bayi melalui peningkatan kemampuan petugas
dalam tatalaksana BBLR.

2) Sasaran
Bidan/perawat/dokter yang belum pernah mengikuti pelatihan, dalam 2
tahun ke depan masih bertugas di tempat kerja sekarang.

3) Protap penyelenggaraan Merujuk Pada Buku Pedoman Pelatihan BBLR)

4) Penggunaan dana
a) Uang harian bagi peserta, fasilitator dan panitia .
b) Biaya transport bagi peserta, fasiliatator, panitia.
c) Honor fasilitator.
d) Biaya penginapan.
e) Biaya pembelian ATK, penggandaan, komputer suplies.
f) Biaya pembelian alat dan obat-obatan untuk pelatihan
g) Biaya sertifikat.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

c. Pelatihan PONED di Provinsi

1) Tujuan
Menurunkan kematian bayi melalui peningkatan kemampuan petugas
dalam tatalaksana kasus emergensi maternal neonatal.

2) Sasaran
Dokter, bidan dan perawat (tim) di Puskesmas yang akan dijadikan
Puskesmas PONED.

3) Protap penyelenggaraan Merujuk Kepada Buku Pedoman Pelatihan


PONED

4) Penggunaan dana
a) Uang harian bagi peserta, fasilitator dan panitia.
b) Biaya transport bagi peserta, fasiliatator, panitia.
c) Honor fasilitator.
d) Biaya penginapan.
e) Sewa ruangan dan peralatan pelatihan.
f) Biaya pembelian ATK, penggandaan, komputer supplies.
g) Biaya sertifikat.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

4
d. Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Provinsi

1) Tujuan
a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan, perawat dan
dokter Puskesmas dalam penatalaksanaan balita sakit secara
komprehensif dan integrative melalui pendekatan alogaritma klinis.
b) Meningkatkan pengetahuan penanggungjawab /pengelola program
kesehatan anak, P2 (Pencegahan Penyakit) dan Gizi di tingkat
Dinkes Provinsi & Kabupaten/Kota dalam penanganan balita sakit
secara terpadu.
c) Penanggungjawab/pengelola program kesehatan anak, P2 dan Gizi
mampu melakukan pembinaan teknis terhadap petugas Puskesmas
dalam penanganan balita sakit secara terpadu melalui penerapan
MTBS.

2) Sasaran
a) Di tingkat Provinsi:
(1) Penanggungjawab/pengelola program kesehatan anak dengan
latar belakang dokter atau bidan.
(2) Penanggungjawab/pengelola program kesehatan P2 dan Gizi
dengan latar belakang dokter / bidan/perawat.
(3) Dokter dan bidan.

b) Di Tingkat Kabupaten/Kota:
(1) Bidan
(2) Perawat
(3) Dokter Puskesmas
(4) Kepala Puskesmas
Bidan, perawat, dokter Puskesmas dan Kepala Puskesmas di
daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan diprioritaskan
telah terlatih dan menerapkan MTBS.

3) Protap Penyelenggaraan Mengacu Pada Pedoman MTBS

4) Penggunaan Dana
a) Uang harian peserta dan fasilitator 7 hari.
b) Biaya transport bagi peserta, panitia , fasilitator dan instruktur klinis.
c) Honor mengajar bagi fasilitator dan instruktur klinik.
d) Biaya penginapan hotel 6 hari.
e) Biaya pembelian ATK.
f) Biaya pembelian contoh obat.
g) Biaya sewa ruang, sewa TV & VCD player untuk praktek klinik.
h) Biaya praktek klinik di Puskesmas & RS.
i) Biaya pembelian bahan kontak bagi balita sakit.
j) Biaya Penggandaan.
k) Biaya Sertifikat, komputer suplies.
l) Biaya rapat persiapan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

5
e. Pelatihan Standarisasi Stimulasi, Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak (SDIDTK) di Provinsi dan Kabupaten/Kota

1) Tujuan
a) Meningkatkan pengetahuan penanggungjawab/ pengelola program
kesehatan anak, guru TK atau tenaga lain yang peduli anak dalam
melaksanakan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak.
b) Penanggungjawab/pengelola program kesehatan anak mampu
melakukan pembinaan teknis terhadap petugas Puskesmas dalam
melaksanakan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak.

2) Sasaran
a) Tingkat Provinsi ( TOT SDIDTK) :
(1) Penanggungjawab/pengelola program kesehatan anak.
(2) Dokter Spesialis Anak di RS Kabupaten.
(3) Dokter yang menangani tumbuh kembang anak di RS
Kabupaten.
(4) Dokter dan bidan Puskesmas.

b) Di tingkat Kabupaten/Kota (Pelatihan SDIDTK):


(1) Dokter
(2) Bidan, dan bidan desa
(3) Perawat.

3) Protap penyelenggaraan mengacu pada pedoman SDIDTK

4) Penggunaan Dana
a) Uang harian untuk peserta dan fasilitator 3 hari
b) Biaya transport bagi peserta, panitia dan fasilitator
c) Honor mengajar fasilitator.
d) Biaya penginapan hotel 2 hari.
e) Biaya pembelian ATK.
f) Biaya praktek klinik di Puskesmas/posyandu.
g) Biaya pembelian bahan kontak bagi balita.
h) Biaya komputer supplies dan biaya penggandaan.
i) Biaya rapat persiapan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

f. Pelacakan Kasus Kesakitan dan Kematian Bayi dan Balita di Kabupaten


/ Kota

1) Tujuan
• Menjamin jangkauan pelayanan kesehatan untuk seluruh neonatus,
bayi dan balita dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dan
balita
• Terlacaknya kasus-kasus kematian dan kesakitan bayi dan balita
• Teridentifikasinya jenis penyakit yang paling banyak diderita bayi dan
balita
• Teridentifikasinya penyebab terbesar kematian bayi dan balita
• Diketahuinya jumlah kematian bayi dan balita dalam periode waktu
tertentu

6
2) Sasaran
a) Petugas Puskesmas

3) Penggunaan dana
a) Biaya transport bagi petugas Puskesmas ke
Kecamatan/Kelurahan/Desa

4) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

g. Audit Maternal Perinatal Pembahasan Kasus Neonatal di Kabupaten /


Kota

1) Tujuan
Terselenggaranya Audit Maternal Perinatal pembahasan kematian
neonatal sehingga dapat diketahui penyebab kematian untuk
menentukan tindak lanjutnya.

2) Sasaran
a) Penanggungjawab/pengelola program; kesehatan anak, kesehatan
ibu.
b) Penanggulangan Penyakit, surveilans, gizi.
c) Dokter Puskesmas / Kepala Puskesmas.
d) Bidan Puskesmas, bidan di desa dan swasta.
e) RS Pemerintah / Swasta, klinik swasta, Rumah Bersalin.
f) Profesi : IDI, Dokter spesialis anak, IBI, PPNI.

3) Penggunaan dana
a) Biaya transport bagi peserta, narasumber dan panitia.
b) Biaya penyelenggaraan
c) Honor narasumber.
d) ATK, komputer supllies.
e) Penggandaan (fotokopi).

4) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

h. Pertemuan Perencanaan/Evaluasi dalam Upaya Penurunan Angka


Kematian Bayi dan Balita di Provinsi atau Kabupaten/Kota

1) Tujuan
Tersusunnya rencana kegiatan yang terintegrasi dalam upaya
penurunan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan anak balita di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang didasari atas analisa situasi
(permasalahan, cakupan program dan cakupan lintas program terkait),
indikator keberhasilan dan tindak lanjut.

2) Sasaran
a) Penanggung jawab/pengelola program kesehatan anak Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten-Kota.
b) Profesi; IDI, IDAI, POGI,IBI, PPNI.
c) Kasubdin bina program Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten-Kota.

7
d) Penanggung jawab/pengelola yankesdas dan rujukan.

3) Penggunaan dana
a) Uang harian bagi peserta, panitia dan narasumber Provinsi.
b) Biaya transport bagi peserta, panitia dan narasumber Provinsi.
c) Honor narasumber Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d) Biaya penginapan hotel.
e) ATK, komputer suplies, surat menyurat.
f) Biaya penggandaan.
g) Biaya rapat persiapan.

4) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

i. Sosialisasi /Advokasi Upaya Penurunan AKB di Provinsi

1) Tujuan
Menurunkan kematian bayi melalui sosialisasi dan advokasi ke lintas
program dan lintas sektor terkait.

2) Sasaran
Lintas program di jajaran Dinas Kesehatan dan lintas sektor di Provinsi.

3) Penggunaan dana
a) Biaya transport bagi peserta, narasumber, panitia.
b) Honor narasumber.
c) Honor representatif.
d) Biaya pembelian ATK, penggandaan, komputer suplies.
e) Biaya peyelenggaraan.

4) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

j. Pemantauan Pasca Pelatihan Asfiksia dan BBLR

1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan petugas melalui pemantauan pasca
pelatihan.

2) Sasaran
Bidan/dokter yang telah mengikuti pelatihan asfiksia/BBLR

3) Protap penyelenggaraan
Kegiatan ini berupa pemantauan ke lapangan oleh supervisor dan
fasilitator.

4) Penggunaan dana
a) Uang harian fasilitator.
b) Biaya transport bagi peserta, fasilitator, panitia.
c) Honor fasilitator/supervisor.
d) Biaya penginapan.
e) Biaya pembelian ATK, penggandaan.

8
f) Biaya rapat pembahasan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

2. Upaya peningkatan kualitas hidup anak (Kegiatan di Provinsi dan


Kabupaten/Kota)

a. Pelatihan Dokter Kecil Dan Kader Kesehatan Remaja di Kabupaten/Kota

1) Tujuan
a) Terbentuknya fasilitator pelatihan dokter kecil di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
b) Terbentuknya fasilitator untuk pelatihan kader kesehatan remaja di
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
c) Terbentuknya kader kesehatan (dokter kecil dan Kader kesehatan
remaja).

2) Sasaran
a) Pengelola program usaha kesehatan sekolah (4 sektor terkait).
b) Peserta didik kelas IV dan V untuk tingkat SD sederajat (sebagai
dokter kecil).
c) Peserta didik kelas I dan II untuk tingkat SMP/SMA sederajat
(sebagai kader kesehatan remaja).

3) Lingkup kegiatan
a) Pelatihan TOT dokter kecil (2 hari)
(1) Materi:
(a) Sanitasi Makanan
(b) Gizi
(c) Kesehatan Gigi dan Mulut
(d) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
(e) Pencegahan Penyakit Menular Bersumber Binatang
(f) Imunisasi pada Siswa SD dan MI
(g) Kesehatan Indera
(h) NAPZA
b) Pelatihan TOT kader kesehatan remaja di sekolah (2 hari)
(1) Materi:
(a) Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya
(b) Kesehatan Reproduksi Remaja
(c) Infeksi Menular Seksual/Infeksi Saluran Reproduksi
(d) HIV/AIDS
(e) Penyalahgunaan NAPZA
(f) Pendidikan Keterampilan Hidup sehat
(g) Komunikasi dan Konseling

4) Penggunaan dana
a) Honor dan transport fasilitator.
b) ATK, fotocopy, bantuan biaya penyelenggaraan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari

9
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

b. Pelatihan TOT PKPR di Provinsi

1) Tujuan
a) Meningkatkan kemampuan peserta sebagai fasilitator dalam
pelatihan PKPR di Provinsi.
b) Terbentuknya tim fasilitator pelatihan PKPR di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
c) Tersedianya pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas.

2) Sasaran
Fasilitator :
a) Pengelola program kesehatan remaja tingkat Pusat/Provinsi.
b) LP: gizi, promkes, P2M, yankes, jiwa, perencanaan dll.
c) LS: Rumah Sakit, Kepolisian, Badan Narkotik Daerah dan KPAD.
d) Organisasi profesi : IDAI, POGI, IDAJI dan Psikolog.
e) LSM : pemerhati remaja.
Peserta :
Pengelola program kesrem tingkat Provinsi dan kabupaten/kota (dokter,
bidan, perawat/perawat gigi, gizi, skm).

3) Penyelenggaraan
a) Lama pelatihan 4 (empat) hari @ 10 jam pelatihan (perjampel 45
menit)
b) Jumlah peserta dalam 1 kelas : maks 20 (dua puluh) orang.
c) Fasilitator dalam 1 kelas : 2 (dua) orang.
d) Metode : Parsipatori aktif/ VIPP.
e) Sarana yang diperlukan (ATK penunjang kegiatan)
f) Materi :
(1) Strategi Nasional kesehatan remaja
(2) Standar PKPR
(3) Jejaring PKPR
(a) Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya
(b) Persiapan prs nikah
(c) Proses Reproduksi Sehat
(d) Infeksi Menular Seksual, HIV/ AIDS
(e) Penyalahgunaan NAPZA
(f) Kehamilan tidak diinginkan
(g) Kekerasan dan penyimpangan perilaku seksual
(h) KIE/ KIP dan K
(i) Pengenalan gender
(j) Pengenalan PKHS (Pendidikan Keterampilan Hidup
Sehat)
(k) Peran RS dalam PKPR
(l) Model PKPR di RS
(m) Cara Belajar Orang Dewasa
(n) Micro teaching
(j) RTL
(k) Pre-pos tes

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Pembelian ATK
b) Penggandaan
c) Transpor peserta, panitia dan fasilitator, narasumber Pusat
d) Uang harian peserta dan panitia
e) Biaya penginapan peserta dan panitia
f) Honor fasilitator
g) Honor Narasumber Pusat

10
h) Honor Panitia
i) Biaya sewa ruangan

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

c. Peningkatan Kemampuan Fasilitator (TOT) Konselor Sebaya Bagi


Petugas di Provinsi

1) Tujuan
a) Terlatih fasilitator peer counselor / kader kesehatan remaja.
b) Peningkatan akses pelayanan kesehatan remaja melalui
Puskesmas PKPR.

2) Sasaran
Fasilitator :
a) Pengelola program kesehatan remaja tingkat pusat/Provinsi
b) Lintas Program : pengelola program kesehatan remaja/ UKS, gizi,
kesehatan jiwa, P2M, yankes dll (tingkat Provinsi).
c) Lintas Sektor : Kepolisian, KPAD, BND, LSM pemerhati kesehatan
remaja.
Peserta :
Pengelola program Provinsi dan kabupaten/ kota.
Kriteria peserta :
a) Mampu menjadi fasilitator.
b) Kriteria peserta : bidan, perawat/ perawat gigi, ahli gizi, SKM.

3) Penyelenggaraan
a) Lama pelatihan 4 (hari) hari @ 10 jam
b) Jumlah peserta dalam1 kelas : maks ( 20 dua puluh) orang
c) Fasilitator dalam 1 kelas : 2 (dua) orang (selalu ada ditempat)
d) Metode : Parsipatori aktif/ VIPP
e) Sarana yang diperlukan (ATK penunjang kegiatan) :
f) Materi :
(1) Tumbuh Kembang Remaja
(2) Kesehatan Reproduksi Remaja
(3) Infeksi Menular Seksual/ Infeksi Saluran Reproduksi
(4) HIV/ AIDS
(5) Penyalahgunaan NAPZA
(6) Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
(7) Komunikasi dan Konseling
(8) Simulasi fasilitasi konselor sebaya
(9) Panduan Tehnik Konseling bagi petugas

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Pembelian ATK
b) Penggandaan, bahan praktek habis pakai
c) Transpor peserta, panitia dan fasilitator, narasumber Pusat
d) Uang harian peserta dan panitia
e) Biaya penginapan peserta dan panitia,
f) Honor fasilitator
g) Honor Narasumber Pusat
h) Honor Panitia
i) Biaya sewa ruangan

11
5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan
Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

d. Pelatihan Fasilitator dalam Penanggulangan Kekerasan Terhadap Anak


di Provinsi

1) Tujuan
Mendapatkan fasilitator yang siap melatih petugas kesehatan dalam
penanggulangan kekerasaan terhadap anak di wilayah kerjanya.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan anak pada Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota terpilih.
b) Petugas kesehatan di RS (Bagian Pusat Pelayanan Terpadu / IGD /
Bagian yang terkait ).
c) Lintas program kesehatan terkait lainnya (Ibu, gizi, yankes dll).

3) Lingkup kegiatan
Pelatihan di tingkat Provinsi, didukung oleh fasilitator dari tingkat Pusat
dan Provinsi (yang telah dilatih) serta materi pokok adalah 1).Buku
Pedoman Deteksi dini, Pelaporan dan rujukan Kasus Kekerasan dan
Penelantaran Anak Bagi Tenaga Kesehatan” yang terdiri dari 2 bagian
yaitu Panduan bagi fasilitator dan Bahan bacaan, 2) Buku Pedoman
Rujukan Kasus Kekerasan terhadap anak bagi petugas kesehatan.

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Pembelian ATK, komputer suplies.
b) Penggandaan/Fotokopi, sertifikat peserta.
c) Transport peserta, panitia dan pembicara /narasumber.
d) Uang harian peserta, panitia dan pembicara /narasumber.
e) Biaya penginapan peserta, panitia dan pembicara.
f) Honor panitia dan pembicara.
g) Paket Meeting dan rapat persiapan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

e. Lomba Dokter Kecil di Provinsi

1) Tujuan
Untuk meningkatkan kualitas perilaku kesehatan anak usia sekolah
dasar diperlukan kader-kader kesehatan yang lebih dikenal sebagai
dokter kecil.

2) Sasaran
Kader-kader kesehatan/murid-murid di sekolah dasar.
3) Lingkup kegiatan
Lomba sekali setahun yang dilaksanakan di tingkat Provinsi, untuk
mengkoordinasikan kegiatan unsur terkait serta menindak lanjuti
kegiatan meningkatkan kualitas perilaku kesehatan anak usia sekolah
dasar.

12
4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) ATK
b) Konsumsi peserta
c) Bahan praktek
d) Sewa ruangan dan transport peserta.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

f. Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah (SD dan SMP/SMA) di


Kabupaten/Kota

1) Tujuan
a) Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik.
b) Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan
dalam penyusunan program pembinaan kesehatan sekolah.
c) Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi program pembinaan peserta didik.

2) Sasaran :
Peserta didik di kelas I : Sekolah Dasar/MI; SMP/MTs dan SMA / SMK /
MA sekolah/Madrasah

3) Lingkup kegiatan
a) Kegiatan penjaringan kesehatan merupakan kegiatan yang mutlak
harus dijalankan untuk memenuhi persyaratan standar minimal
pelayanan kesehatan dalam program UKS.
b) Penjaringan kesehatan anak usia sekolah yang bersangkutan
dilakukan oleh suatu tim di bawah koordinasi Puskesmas.
c) Tim terdiri dari : guru sekolah yang bersangkutan (guru kelas/guru
Pembina UKS) dan tenaga kesehatan (paramedic dan dokter/dokter
gigi).
d) Pemerikasaan kesehatan dilakukan secara setahun sekali pada
awal tahun ajaran.
e) Pelaksana pemerikasaan kesehatan dilakukan menurut tugas
masing-masing (guru kelas/wali kelas; paramedis; dokter dan guru
penjaskes).
f) Komponen yang diperiksa :
(1) Pemeriksaan keadaan umum
(2) Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
(3) Penilaian status gizi
(4) Pemeriksaan gigi dan mulut
(5) Pemeriksaan indera (penglihatan, pendengaran)
(6) Pemeriksaan laboratorium
(7) Pengukuran kesegaran jasmani
(8) Deteksi dini penyimpangan mental emosional

4) Penggunaan Dana
a) Biaya yang dikeluarkan untuk uang harian/transport petugas
mengunjungi Sekolah/Madrasah (besarnya uang harian disesuaikan
kondis riil daerah setempat).
b) Biaya untuk pembelian bahan/reagens yang diperlukan untuk
menunjang pemeriksaan Lab (seperti pemeriksaan Hb, tinja, bahan

13
penambalan gigi dsbnya).

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan ( laporan kunjungan petugas mencakup nama
Sekolah/Madrasah yang dikunjung, Petugas/guru yang ditemui, jumlah
siswa yang diperiksa/dilayani kesehatannya, masalah yang ditemui baik
berkaitan dengan kesehatan peserta didik maupun masalah kesehatan
lainnya (misalnya lingkungan /kebersihan sekolah)), Laporan
Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan Cakupan Hasil Kegiatan
Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke Direktorat Bina Kesehatan
Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk dikompilasi bersama laporan
provinsi lainnya sebagai bagian dari Laporan Akuntabilitas Kesehatan
Anak.

g. Forkom UKS di Provinsi

1) Tujuan
Meningkatkan koordinasi dan komunikasi anggota TP UKS secara
periodik.

2) Sasaran
Seluruh Tim Pembina TP UKS disetiap jenjang administrasi yang terdiri
dari minimal 4 unsur Departemen (Depkes, Diknas, Depag dan
Depdagri) dan dapat juga ditambah dari lintas sektor lain yang terkait.

3) Lingkup kegiatan
a) Kegiatan Forum Koordinasi ini dilakukan berupa pertemuan paling
sedikit 2 kali dalam setahun, tiap pertemuan selama 3 hari.
b) Hal-hal yang dibahas misalnya:
(1) Menyusun rencana kegiatan program UKS.
(2) Membuat kesepakatan peran masing-masing sektor (Depkes,
Diknas, Depag, Depdagri).
(3) Mengidentifikasi masalah dan alternatif pemecahannya.
(4) Mengevaluasi pelaksanaan Program UKS serta membuat
alternatif penyempurnaannya.

4) Penggunaan Dana
Biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan forkom:
a) Honor narasumber dan panitia.
b) Transport narasumber Provinsi, panitia dan peserta.
c) Uang harian narasumber Provinsi, panitia dan peserta.
d) Biaya penginapan narasumber Provinsi, pantia dan peserta.
e) ATK, spanduk, foto kopi, penggandaan, dokumentasi, konsumsi,
sewa ruang pertemuan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan ( Setiap pelaksanaan forkom harus dibuat laporan
pelaksanaan, isi laporan mencakup: tujuan, tanggal pelaksanaan, lokasi,
peserta, hasil (hasil diskusi dan rekomendasi yang didapat) dan lampiran
materi yang dipresentasikan (jika ada). Laporan disampaikan kepada
Sekretariat TP UKS setempat), Laporan Penyerapan Dana
Dekonsentrasi, dan Laporan Cakupan Hasil Kegiatan Program
Kesehatan Anak yang dikirimkan ke Direktorat Bina Kesehatan Anak
setiap minggu ke 2 Desember untuk dikompilasi bersama laporan
provinsi lainnya sebagai bagian dari Laporan Akuntabilitas Kesehatan
Anak.

14
h. Forum Komunikasi Penanganan Anak Jalanan di Provinsi

1) Tujuan
Meningkatnya koordinasi pengelola program kesehatan/ petugas
kesehatan dan lintas sektor/LSM terkait dalam pembinaan kesehatan
bagi anak jalanan di wilayahnya.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan (Anak, Ibu, Gizi, Yankes, HIV/AIDS,
Remaja dll ) pada Dinas Kesehatan Provinsi.
b) Psikolog.
c) Lintas sektor terkait (Agama, Sosial, Pendidikan, Pemberdayaan
Perempuan, naker, Kepolisian, PKK, Legilatif, BPS, BKKBN, dll).
d) LSM (LPA/pemerhati anak).

3) Lingkup kegiatan
Pertemuan berkala yang dilaksanakan di tingkat Provinsi, untuk
mengkoordinasikan kegiatan unsur terkait serta menindak lanjuti
kegiatan pencegahan dan penanggulangan terhadap risiko kesehatan
yang dialami oleh anak jalanan.

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Honor narasumber dan panitia.
b) Transport narasumber Provinsi, panitia dan peserta.
c) Uang harian narasumber Provinsi, panitia dan peserta.
d) Biaya penginapan narasumber Provinsi, pantia dan peserta.
e) ATK, spanduk, foto kopi, penggandaan, dokumentasi, konsumsi,
sewa ruang pertemuan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

i. Forum Komunikasi Penanggulangan Kekerasan terhadap anak (KtA) di


Provinsi

1) Tujuan
Meningkatnya kerjasama jejaring kemitraan pengelola program
kesehatan/ petugas kesehatan dan lintas sektor/LSM terkait dalam
penanggulangan kekerasan terhadap anak (KtA) di Provinsi.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan (Anak, Ibu, Gizi, Yankes, Jiwa,
Promkes dll ) pada Dinas Kesehatan Provinsi.
b) RSU, RS Bhayangkara.
c) Lintas sektor terkait (Agama, Sosial, Pendidikan, Pemberdayaan
Perempuan, Kepolisian, dll).
d) LSM (LPA/pemerhati anak).

3) Lingkup kegiatan
Pertemuan 2 (dua) hari dilaksanakan secara berkala di tingkat Provinsi,
untuk mengkoordinasikan kerjasama jejaring kemitraan serta menindak
lanjuti kegiatan pencegahan dan penanggulangan terhadap risiko
kesehatan yang dialami oleh anak korban kekerasan (KtA).

4) Penggunaan Dana

15
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Honor narasumber dan panitia.
b) Transport narasumber Provinsi, panitia dan peserta.
c) Uang harian narasumber Provinsi, panitia dan peserta.
d) Biaya penginapan narasumber Provinsi, pantia dan peserta.
e) ATK, spanduk, foto kopi, penggandaan, dokumentasi, konsumsi,
sewa ruang pertemuan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

j. Forum Komunikasi Penanggulangan Kekerasan terhadap anak (KtA) di


Kabupaten/Kota

1) Tujuan
Meningkatnya kerjasama jejaring kemitraan pengelola program
kesehatan/ petugas kesehatan dan lintas sektor/LSM terkait dalam
penanggulangan kekerasan terhadap anak (KtA) di Kabupaten/Kota.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan (Anak, Ibu, Gizi, Yankes, Jiwa,
Promkes dll ) pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b) RSUD.
c) Lintas sektor terkait (Agama, Sosial, Pendidikan, Pemberdayaan
Perempuan, Kepolisian, dll).
d) LSM (LPA/pemerhati anak).

3) Lingkup kegiatan
Pertemuan 2 (dua) hari dilaksanakan secara berkala di tingkat
Kabupaten/Kota, untuk mengkoordinasikan kerjasama jejaring kemitraan
serta menindak lanjuti kegiatan pencegahan dan penanggulangan
terhadap risiko kesehatan yang dialami oleh anak korban kekerasan
(KtA).

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Honor narasumber dan panitia.
b) Transport narasumber Kabupaten/Kota, panitia dan peserta.
c) Uang harian narasumber Kabupaten/Kota, panitia dan peserta.
d) Biaya penginapan narasumber Kabupaten/Kota, pantia dan peserta.
e) ATK, spanduk, foto kopi, penggandaan, dokumentasi, konsumsi,
sewa ruang pertemuan.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

k. Sosialisasi Penanggulangan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) di


Kabupaten / Kota

1) Tujuan
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pengelola program
kesehatan / petugas kesehatan, lintas sektor / LSM terkait dalam

16
penanggulangan kekerasaan terhadap anak di wilayahnya.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan (Anak, Ibu, Gizi, Promkes, Yankes dll
) pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b) Pimpinan RSUD dan petugas kesehatan di RS (Bagian Pusat
Pelayanan Terpadu/IGD/Bagian yang terkait ).
c) Lintas sektor terkait (Agama, sosial, Pendidkkan, Pemberdayaan
Perempuan, Kepolisian, RS Bhayangkara, Kehakiman, PKK,
Legilatif dll).
d) LSM (LPA/pemerhati anak).

3) Lingkup kegiatan
Pertemuan yang dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota dengan
narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, merujuk
pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
mensinkronkan kegiatan masing-masing unsur terkait serta menindak
lanjuti kegiatan pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap
anak dalam tim/jejaring.

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Pembelian ATK, komputer suplies, perlengkapan peserta,
komsumsi, sewa ruang, sewa LCD dan Laptop.
b) Penggandaan/Fotokopi.
c) Transport peserta dan narasumber.
d) Uang harian narasumber.
e) Biaya penginapan narasumber.
f) Honor panitia dan narasumber.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

l. Sosialisasi Penanggulangan Kekerasan Terhadap Anak (KTA) di


Provinsi

1) Tujuan
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pengelola program
kesehatan / petugas kesehatan, lintas sektor / LSM terkait dalam
penanggulangan kekerasaan terhadap anak di wilayahnya.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan (Anak, Ibu, Gizi, Promkes, Yankes
dll) pada Dinas Kesehatan Provinsi.
b) Pimpinan RSUD dan petugas kesehatan di RS (Bagian Pusat
Pelayanan Terpadu/IGD/Bagian yang terkait).
c) Lintas sektor terkait (Agama, sosial, Pendidkkan, Pemberdayaan
Perempuan, Kepolisian, RS Bhayangkara, Kehakiman, PKK,
Legilatif dll).
d) LSM (LPA/pemerhati anak).

3) Lingkup kegiatan
Pertemuan yang dilaksanakan di tingkat Provinsi, dengan narasumber
dari Depkes pusat dan Dinas Kesehatan Provinsi, merujuk pada
Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
mensinkronkan kegiatan masing-masing unsur terkait serta menindak

17
lanjuti kegiatan pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap
anak dalam tim/jejaring.

4) Penggunaan Dana
Dana yang tersedia dipergunakan untuk :
a) Pembelian ATK, komputer suplies, perlengkapan peserta,
komsumsi, sewa ruang, sewa LCD dan Laptop.
b) Penggandaan/Fotokopi.
c) Transport peserta, panitia dan narasumber.
d) Uang harian peserta, panitia dan narasumber.
e) Biaya penginapan peserta, panitia dan narasumber.
f) Honor peserta, panitia dan narasumber.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

m. Pemantauan Pasca Pelatihan PKPR

1) Tujuan
Meningkatkan kemampuan petugas melalui pemantauan pasca
pelatihan.

2) Sasaran
Pengelola program kesehatan remaja yang telah mengikuti pelatihan
baik Pelatihan PKPR maupun Pelatihan fasilitator PKPR.

3) Protap penyelenggaraan
Kegiatan ini berupa pertemuan pembahasan di provinsi/kabupaten/kota
setelah pemantauan ke lapangan (pada saat pelayanan Puskesmas)
dan bagi pelatih pada saat pelatihan. Pemantauan pelatihan
dilaksanakan oleh narasumber pusat, Provinsi atau Kabupaten/Kota.

4) Penggunaan dana
a) Uang harian narasumber, peserta dan panitia.
b) Biaya transport bagi narasumber, peserta, panitia orientasi atau
pelatihan.
c) Honor narasumber/supervisor (pemantau).
d) Honor Panitia
e) Biaya penginapan.
f) Biaya pembelian ATK, penggandaan.
g) Biaya sewa ruangan.
h) Biaya sewa kendaraan

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

3. Penunjang Operasional Kegiatan (Kegiatan di Provinsi dan ke Kabupaten /


Kota)

a. Administrasi Kegiatan ( di Provinsi ) terdiri dari


a) Tujuan
Tujuan administrasi kegiatan adalah untuk mendukung kelancaran

18
penyelenggaraan dan pengelolaan manajemen program dari aspek
administratif.

b) Sasaran
Penanggung jawab dan Pelaksana Anggaran Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Anak di tingkat Provinsi.

c) Penggunaan Anggaran
1) Honorarium Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen,
Bendahara Pengeluaran, Penguji SPM, Staf Pengelola Kegiatan, Staf
Administrasi, Pemegang Uang Muka di Kab/Kota, Pengelola Kegiatan
di Kab/Kota, Panitia Pengadaan, Panitia Pemeriksaan & Penerima
Barang dan Konsultasi ke Pusat.
2) Biaya fotokopi, penggandaan dokumen, surat-menyurat, dan
komunikasi cepat.
3) Pemeliharaan dan kelengkapan komputer .
4) Belanja bahan alat tulis kantor (ATK).
5) Biaya pengumuman pengadaan barang dan jasa.
6) Biaya penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa

d) Laporan Kegiatan
Laporan hasil kegiatan dibuat secara periodik yang sudah termasuk dalam
laporan SAI. Satu eksemplar dikirim ke Direktorat Bina Kesehatan Anak
untuk dikompilasi bersama laporan dari Provinsi lainnya, sebagai bagian
dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Kesehatan Anak.

b. Pertemuan LP/LS ( di Provinsi )

1) Tujuan
a) Identifikasi masalah untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap
program.
b) Faktor hambatan dan penunjang dalam program kesehatan anak
tingkat Provinsi dan alternatif pemecahannya.
c) Peran masing-masing sektor terkait dalam menangani kesehatan
anak di tingkat Provinsi.
d) Diseminasi informasi.

2) Sasaran
a) Pengelola program kesehatan anak
b) LP : gizi, promkes, yankes, jiwa, P2M, perencanaan, dll
c) LS : Institusi/lembaga: DPRD, Bappeda, Diknas, Depag, Depsos
dan BKKBN, BND, KPAD
d) Organisasi profesi
e) Swasta : unilever, kimia farma dll
f) LSM pemerhati kesehatan anak

3) Lingkup kegiatan
a) Penyampaian permasalahan kesehatan anak dari masing-masing
sektor.
b) Diskusi kelompok.
c) Rencana tindak lanjut.

4) Penggunaan dana
a) ATK
b) Fotokopi
c) Konsumsi rapat

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke

19
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

c. Supervisi dan Bimbingan Teknis ( ke Kabupaten / Kota )

1) Tujuan
a) Identifikasi masalah, faktor hambatan dan penunjang kesehatan
anak
b) Pendampingan dalam melakukan analisa hasil
c) Tersusun/ disepakatinya alternatif pemecahan masalah setelah
bintek &/ supervisi.

2) Sasaran
Pengelola program kesehatan anak kabupaten

3) Penyelenggaraan
a) Meninjau Dinas Kesehatan, sekolah, dan atau sarana kesehatan
lainnya.
b) Lama perjalanan 2 hari.

4) Penggunaan Dana
a) Transport untuk transportasi Provinsi-kabupaten.
b) Uang harian, untuk narasumber pelaksana program tingkat
Provinsi.
c) Biaya penginapan untuk narasumber pelaksana program tingkat
Provinsi.
d) ATK dan fotokopi.

5) Laporan Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut berupa Laporan


Kegiatan, Laporan Penyerapan Dana Dekonsentrasi, dan Laporan
Cakupan Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak yang dikirimkan ke
Direktorat Bina Kesehatan Anak setiap minggu ke 2 Desember untuk
dikompilasi bersama laporan provinsi lainnya sebagai bagian dari
Laporan Akuntabilitas Kesehatan Anak.

20
BAB IV
KEGIATAN BINA KESEHATAN KOMUNITAS

A. Latar Belakang
Pemerataan pelayanan kesehatan selama ini relatif telah dicapai, tiap kecamatan rata-
rata telah mempunyai sedikitnya 2 Puskesmas, tiap 3 desa mempunyai 1 Puskesmas
Pembantu, namun kinerja fasilitas tersebut belum optimal, antara lain disebabkan oleh
penataan kerja/sistem manajerial belum optimal, 47% gedung Puskesmas rusak,
tenaga kurang, anggaran terbatas, alat logistik kurang.
Terdapat kelompok masyarakat yang belum mempunyai akses pelayanan kesehatan
yang baik karena kondisi geografis dan (daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan)
masalah ekonomi (masyarakat miskin tertinggal).
Masyarakat belum berperan secara optimal dalam penyelenggaraan berbagai
program/yankesdas oleh fasilitas kesehatan dasar di sekitar mereka.
Berbagai program kesehatan masyarakat telah dikembangkan, namun terdapat
program yang walaupun belum merupakan prioritas utama nasional perlu juga
dikembangkan untuk memecahkan atau mengantisipasi masalah kesehatan spesifik
daerah tertentu.

B. Tujuan
1. Meningkatkan manajemen Puskesmas dan jaringannya.
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan terhadap sasaran masyarakat rentan dan
risiko tinggi.
3. Menggerakkan dan memberdayakan peran serta masyarakat (Poskesdes,
Poskestren, Posyandu dan UKBM lainnya).
4. Mengembangkan program/yankesmas prioritas nasional lain dan spesifik daerah
(Kesehatan Usila, Kesehatan Indera, Kesehatan Paru, Kesehatan Perkotaan,
Kesehatan Olahraga, Kesehatan Tradisional).

C. Sasaran Program
1. Seluruh sarana pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan di Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
2 Masyarakat dengan masalah kesehatan indera, lansia, paru, perkotaan dan
olahraga serta tradisional.
3. Masyarakat daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
4. Masyarakat miskin.
5. Pemberdayaan masyarakat.
6. Tenaga kesehatan (pengelola program).
7. Lintas sektor/ lintas program/profesi.

D. Kegiatan-Kegiatan
1. Administrasi Kegiatan
a. Tujuan
Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan dan pengelolaan
manajemen program dari aspek administrasi.

b. Sasaran
Dinas Kesehatan Propinsi sebagai penanggung jawab kegiatan.

1
c. Penggunaan Dana
1) Pembayaran honor
a) Pejabat kuasa penggunaan anggaran.
b) Pejabat pembuat komitmen.
c) Pejabat penandatangan SPM.
d) Bendahara pengeluaran.
e) Staf pengelola keuangan termasuk pengelola SAI.
2) Pembelian bahan alat tulis kantor (ATK).
d. Laporan kegiatan

2. Konsultasi Perencanaan Tingkat Pusat


a. Tujuan
Untuk mengkonsultasikan perencanaan kegiatan pelayanan kesehatan dasar
di daerah ke pusat dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang
dihadapi.
b. Sasaran
Dinas Kesehatan Propinsi sebagai penanggung jawab kegiatan.
c. Penggunaan Dana
Kunjungan daerah ke pusat dalam rangka konsultasi perencanaan program
pelayanan kesehatan dasar.
d. Laporan kegiatan

KEGIATAN REVITALISASI PUSKESMAS

3. Pertemuan koordinasi Program Kesehatan Masyarakat di Propinsi


a. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan program pada tahun sebelumnya serta
menyusun perencanaan untuk periode mendatang.
b. Sasaran
Sasaran dari pertemuan ini adalah
1) Dinas Kesehatan Propinsi meliputi lintas program kesehatan masyarakat
yang terdiri dari penanggung jawab antara lain:
a) Kesehatan ibu
b) Kesehatan Anak
c) Gizi
d) Kesehatan Kerja
e) Puskesmas
f) Kesehatan spesifik lainnya (Usila, Indera, Tradisional, Perkotaan,
Olah Raga)
2) Dinkes Kabupaten/Kota, meliputi lintas program kesehatan masyarakat
yang terdiri dari penanggungjawab :
a) Kesehatan Ibu - Anak, Kesehatan Spesifik Lainnya (Kerja, Usila,
Indera. Tradisional, Perkotaan, Olah Raga)
b) Gizi
c) Puskesmas
d) Perencanaan
3) Nara sumber pusat

2
c. Penggunaan Dana
1) Transport (Peserta Propinsi, Peserta Kabupaten, Panitia)
2) Akomodasi (Peserta Propinsi, Panitia)
3) Penginapan Peserta Kabupaten/Kota
4) Uang harian Peserta Kabupaten/Kota
5) ATK
6) Fotokopi
7) Sewa Ruangan
8) Nara sumber pusat atas biaya masing-masing unit
d. Laporan kegiatan

4. Pertemuan Koordinasi Program UKBM di Propinsi


a. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat perkembangan UKBM pada tahun sebelumnya
serta menyusun perencanaan untuk periode mendatang.
b. Sasaran
Sasaran dari pertemuan ini adalah :
1) Dinas Kesehatan Propinsi, berjumlah 20 orang yang terdiri dari lintas
program dan lintas sektor terkait dengan pengembangan UKBM.
2) Dinkes Kabupaten/Kota, masing-masing berjumlah 2 orang yang terdiri
dari penanggungjawab pengembangan UKBM dan pelayanan dasar.
3) Narasumber pusat.
c. Penggunaan Dana
1) Transport (Peserta Propinsi, Peserta Kabupaten, Panitia)
2) Akomodasi (Peserta Propinsi, Panitia)
3) Penginapan Peserta Kabupaten
4) Uang Harian Peserta Kabupaten
5) ATK
6) Fotokopi
7) Sewa Ruangan
8) Nara sumber pusat atas biaya masing-masing unit
d. Laporan Kegiatan

5. TOT Manajemen Puskesmas bagi Kabupaten/Kota


a. Tujuan
Tersedianya tim pelatih manajemen Puskesmas di Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota.
b. Sasaran
Adapun sasaran TOT adalah 2-3 Kabupaten/Kota percontohan sesuai
dengan dana yang tersedia, masing-masing Kabupaten/Kota berjumlah 5-6
orang :
1) Penanggung jawab program terkait Puskesmas
2) Tidak dipindahtugaskan dalam kurun waktu 3 tahun
3) Apabila SDM Dinkes Kabupaten/Kota terbatas, dapat melibatkan Kepala
Puskesmas yang mampu.

3
c. Penggunaan Dana
1) Akomodasi panitia
2) Transport (peserta pelatihan, Pengajar, Panitia, Kunjungan lapangan
3) Uang harian peserta pelatihan
4) Honor (Panitia, MOT, Pengajar)
5) Sewa (Ruangan, Alat Peraga)
6) Perlengkapan Peserta
7) Fotokopi
d. Laporan Kegiatan mencakup :
1) Proses penyelenggaraan pelatihan
2) Peserta
3) Hasil pre-test dan post-test
4) Rencana tindak lanjut.

6. Pelatihan Manajemen Puskesmas


a. Tujuan
Meningkatkan kinerja Puskesmas melalui pelatihan manajemen Puskesmas.
b. Sasaran
Adapun sasaran Pelatihan Manajemen Puskesmas adalah seluruh
Puskesmas dari Kabupaten/Kota yang telah di TOT , masing-masing
Puskesmas berjumlah minimal 3 orang :
1) Petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas
2) Tidak dipindahtugaskan dalam kurun waktu 3 tahun
c. Penggunaan dana
Penggunaan dana disesuaikan dengan yang tercantum dalam RKAKL
(disesuaikan dengan MAK di RKAKL) :
1) Akomodasi (Panitia, Peserta Puskesmas)
2) Transport (Peserta Puskesmas, Pengajar, Panitia, Kunjungan
lapangan)
3) Uang saku peserta Puskesmas
4) Honor (Panitia, MOT, Pengajar)
5) Sewa (Ruangan, Alat Peraga)
6) Perlengkapan Peserta
7) Fotokopi
d. Laporan Kegiatan, mencakup :
1) Proses penyelenggaraan pelatihan
2) Peserta
3) Hasil pre-test dan post-test
4) Rencana tindaklanjut

7. Pelatihan Poskesdes bagi Petugas Puskesmas


a. Tujuan
Meningkatkan kinerja Puskesmas dalam pencapaian Desa Siaga dan
pengembangan Poskesdes.
b. Sasaran
Adapun sasaran Pelatihan Poskesdes bagi petugas Puskesmas adalah 25%
Puskesmas, masing-masing Puskesmas berjumlah 1 orang dengan kriteria :
1) Petugas kesehatan yang bekerja di Puskesmas
2) Tidak dipindahtugaskan dalam kurun waktu 3 tahun

4
c. Penggunaan Dana
1) Akomodasi (Panitia, Peserta Puskesmas)
2) Transport (peserta Puskesmas, Pengajar, Panitia, Praktek Kerja
lapangan)
3) Uang saku peserta Puskesmas
4) Honor (Panitia, MOT, Pengajar)
5) Sewa (Ruangan, Alat Peraga)
6) Perlengkapan Peserta
7) Fotokopi

d. Laporan Kegiatan, mencakup :


1) Proses penyelenggaraan pelatihan
2) Peserta
3) Hasil pre-test dan post-test
4) Rencana tindak lanjut

8. Supervisi dan Bimbingan Teknis


a. Tujuan
1) Mengetahui keberhasilan, permasalahan dan inovasi di daerah.
2) Memberikan masukan untuk upaya pemecahan dan pengembangan.
b. Sasaran
Sasaran bimtek adalah seluruh Kabupaten/Kota. Dalam melakukan bimtek ke
Kabupaten/Kota, tim Propinsi bersama dengan Kabupaten/Kota juga
melakukan kunjungan ke Puskesmas dan UKBM sesuai dengan topik/ fokus
bimtek.
c. Penggunaan Dana
1) Biaya Penginapan Tim Propinsi
2) Uang harian Tim Propinsi
3) Transport (Tim Propinsi, Pendamping Kabupaten)
d. Laporan Kegiatan, mencakup :
1) Lokasi Bimtek
2) Topik/ materi Bimtek
3) Hasil
4) Rekomendasi dan Rencana tindaklanjut

9. Konsultasi Teknis ke Pusat


a. Tujuan
1) Mengetahui perkembangan kebijakan dan program di Pusat.
2) Mendapatkankan masukan untuk upaya pemecahan dan
pengembangan di daerah.
b. Sasaran
Sasaran konsultasi adalah penanggung jawab Puskesmas dan/atau UKBM
Dinas Kesehatan Propinsi.
c. Penggunaan Dana
1) Penginapan
2) Uang harian
3) Transport
d. Laporan Kegiatan, meliputi :
1) Pertanggungjawaban, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pelaksanaan konsultasi.

5
KEGIATAN BALAI KESEHATAN PARU

Dukungan kegiatan bagi Balai Kesehatan Paru Masyarakat diperuntukkan bagi BKPM
UPT Propinsi yang berjumlah 20 yaitu:

1) BKPM Banda Aceh – NAD


2) BKPM Medan – Sumatera Utara
3) BKPM Lubuk Alung- Sumatera Barat
4) BKPM Cirebon – Jawa Barat
5) BKPM Pontianak – Kalimantan Barat
6) BKPM Klaten – Jawa Tengah
7) BKPM Pati – Jawa Tengah
8) BKPM Semarang – Jawa Tengah
9) BKPM Magelang – Jawa Tengah
10) BKPM Ambarawa – Jawa Tengah
11) BKPM Yogyakarta – DI Yogyakarta
12) BKPM Bantul – DI Yogyakarta
13) BKPM Kotagede – DI Yogyakarta
14) BKPM Wates – DI Yogyakarta
15) BKPM Sleman – DI Yogyakarta
16) BKPM Madiun – Jawa Timur
17) BKPM Surabaya – Jawa Timur
18) BKPM Pamekasan– Jawa Timur
19) BKPM Ambon – Maluku
20) BP4 Baladewa – DKI Jakarta

Rincian kegiatan dijabarkan pada penjelasan berikut ini :

10. Pertemuan Koordinasi LP/LS Perencanaan/ Evaluasi Balai Kesehatan Paru


Masyarakat - UPT Propinsi
a. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan program pada tahun sebelumnya serta
menyusun perencanaan untuk periode mendatang.
b. Sasaran
Sasaran dari pertemuan ini adalah lintas sektor dan lintas program terkait
dengan program kesehatan Paru di wilayah Kabupaten/Kota lokasi BKPM,
antara lain penanggung jawab:
1) Program Penyakit menular (TBC, HIV-AIDS).
2) Perencanaan
3) Pelayanan kesehatan
4) Organisasi Profesi (PDPI)
5) PPTI – Daerah
6) BKPM
c. Penggunaan Dana
1) Transport
2) Akomodasi
3) Uang Harian
4) Penginapan
5) ATK
6) Fotokopi
7) Sewa Ruangan

6
d. Laporan kegiatan, mencakup :
1) Proses penyelenggaraan
2) Peserta
3) Rekomendasi dan rencana tindaklanjut

11. Supervisi dan Bimbingan Teknis Kegiatan BKPM UPT Propinsi


a. Tujuan
1) Mengetahui keberhasilan, permasalahan dan inovasi di Balai Kesehatan
Paru Masyarakat UPT Kabupaten dan Puskesmas.
2) Memberikan masukan untuk upaya pemecahan dan pengembangan.
b. Sasaran
Sasaran bimtek adalah BKPM UPT Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Dalam
melakukan bimtek ke Kabupaten/Kota, tim Propinsi terdiri dari Dinkes
Propinsi dan BKPM, bersama dengan Kabupaten/Kota juga melakukan
kunjungan ke Puskesmas.
c. Penggunaan dana
1) Uang harian
2) Transport
d. Laporan Kegiatan, mencakup :
1) Lokasi Bimtek
2) Topik/ materi Bimtek
3) Hasil
4) Rekomendasi dan Rencana tindaklanjut

12. Konsultasi Kegiatan BKPM UPT Propinsi ke Pusat


a. Tujuan
1) Mengetahui perkembangan kebijakan dan program di Pusat
2) Mendapatkankan masukan untuk upaya pemecahan dan
pengembangan di daerah.
b. Sasaran
Sasaran konsultasi adalah BKPM.
c. Penggunaan Dana
1) Penginapan
2) Uang harian
3) Transport
d. Laporan Kegiatan, meliputi :
1) Pertanggungjawaban, sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2) Pelaksanaan konsultasi

13. Forum Komunikasi Pengembangan Program Kesehatan Perkotaan


a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan program kesehatan perkotaan yang
terkoordinasikan dengan program lain dalam mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di Puskesmas Perkotaan.
b. Sasaran
1) Instansi terkait : Dinas Kesehatan Propinsi/Kota, Bappeda, DPRD, Dinas
PU, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Puskesmas.
2) Perguruan Tinggi
3) Organisasi profesi
4) Organisasi masyarakat, dll

7
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Transport lokal
d. Laporan Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut

14. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Perkotaan


a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan upaya kesehatan
perkotaan di Puskesmas Perkotaan.
b. Sasaran
1) Instansi terkait : Dinas Kesehatan Propinsi/Kota, Bappeda, DPRD, Dinas
PU, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Puskesmas
2) Perguruan Tinggi
3) Organisasi profesi
4) Penanggung jawab program kesehatan perkotaan di Dinas Kesehatan
Kota
5) Penanggung jawab program kesehatan perkotaan di Puskesmas yang
sudah melaksanakan program kesehatan perkotaan.
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Honor Narasumber
4) Uang harian
5) Biaya penginapan
6) Transport panitia
d. Laporan Kegiatan dan Rencanan Tindak Lanjut

15. Bimbingan Teknis Program Kesehatan Perkotaan


a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan upaya kesehatan
perkotaan yang berkualitas.
b. Sasaran
1) Penanggung jawab program kesehatan perkotaan di Dinas Kesehatan
Propinsi.
2) Pakar kesehatan perkotaan atau profesi lain yang terkait.
c. Penggunaan Dana
1) Uang harian
2) Biaya penginapan
3) Transport
d. Laporan Kegiatan dan Rencana Tindak lanjut

16. Sosialisasi Advokasi Program Kesehatan Perkotaan


a. Tujuan
Meningkatkan pemahaman pelaksana/pelaku pembangunan mengenai
pentingnya upaya kesehatan perkotaan untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas.

8
b. Sasaran
1) Instansi terkait : Dinas Kesehatan Propinsi/Kota, Bappeda, DPRD, Dinas
PU, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Rumah Sakit.
2) Perguruan Tinggi
3) Organisasi Profesi
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Honor : narasumber dan moderator
d. Laporan Kegiatan

17. Forum Komunikasi Pengembangan Program Kesehatan Olahraga


a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan program kesehatan olahraga yang
dikoordininasikan dengan program lain dalam meningkatkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Sasaran
1) Instansi terkait : Dispora, Dinas Pendidikan
2) Perguruan Tinggi : FK, FIK
3) Organisasi profesi : IDI, PPKORI, ISORI, PERWOSI
4) Organisasi olahraga masyarakat : KONI, FOMI, YJI, PORPI, dll
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Transport lokal
d. Laporan Kegiatan

18. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Olahraga


a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan upaya kesehatan
olahraga dalam mewujudkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, Bappeda
2) LP/LS terkait : Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi
3) Penanggung jawab program kesehatan olahraga di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
4) Penanggung jawab program kesehatan olahraga di Puskesmas yang
sudah melaksanakan program kesehatan olahraga.
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Narasumber
4) Uang harian
5) Biaya penginapan
6) Transport panitia
d. Laporan Kegiatan

9
19. Bimbingan Teknis Program Kesehatan Olahraga
a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan upaya kesehatan
olahraga yang berkualitas.
b. Sasaran
1) Penanggung jawab program kesehatan olahraga di Dinas Kesehatan
Propinsi.
2) Pakar kesehatan olahraga atau profesi lain yang terkait.
c. Penggunaan Dana
1) Uang harian
2) Biaya penginapan
3) Transport
d. Laporan Kegiatan

20. Seminar Pemberdayaan Masyarakat agar Bergerak untuk Sehat dan Bugar
a. Tujuan
Meningkatkan budaya hidup beraktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan.
b. Sasaran
1) Dinas Propinsi
2) LP/LS terkait
3) Organisasi olahraga masyarakat : FOMI, Yayasan Jantung Indonesia,
4) Organisasi masyarakat : Forum Nasional Karang Taruna,
5) Organisasi kewanitaan
6) Lembaga swadaya masyarakat
7) Organisasi pelajar dan mahasiswa
8) Media massa
9) Masyarakat umum
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Seminar kit
4) Spanduk
5) Honor : narasumber dan moderator
6) Transport lokal
d. Laporan Kegiatan

21. Workshop Pengembangan Jejaring Aktivitas Fisik Dalam Pencegahan dan


Penanggulangan PTM
a. Tujuan
Meningkatkan budaya masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik/latihan fisik
dan atau olahraga dalam kehidupan sehari-harinya guna mewujudkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi
2) LP/LS terkait
3) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4) Puskesmas

c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Seminar kit
4) Spanduk

10
5) Honor : narasumber dan moderator
6) Transport lokal
d. Laporan Kegiatan

22. Pertemuan Penyusunan Program BKOM


a. Tujuan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan olahraga di BKOM.
b. Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota
2) LP/LS : perguruan tinggi, organisasi profesi terkait
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Honor : narasumber dan moderator
4) Uang harian
5) Biaya penginapan
6) Transport
d. Laporan Kegiatan

23. Seminar Pemanfaatan Upaya Kesehatan Olahraga Bagi Fitness Center dan
Sanggar Senam
a. Tujuan
Meningkatkan budaya masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik/latihan fisik
dan atau olahraga dalam kehidupan sehari-harinya guna mewujudkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat yang setinggi-tingginya.
b. Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3) Puskesmas
4) Instruktur fitness center dan sanggar senam
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Seminar kit
4) Spanduk
5) Honor : narasumber dan moderator
6) Transport lokal
d. Laporan Kegiatan dan Tindak Lanjut

24. Sosialisasi/Advokasi Upaya Kesehatan Olahraga Tingkat Propinsi


a. Tujuan
Meningkatkan komitmen dan dukungan pemerintah daerah dalam
pengembangan dan penyelenggaraan upaya kesehatan olahraga di BKOM.
b. Sasaran
1) Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota
2) Kepala Puskesmas
3) Pemda/Bappeda
4) DPRD
5) Dinas Pendidikan
6) Perguruan tinggi
7) Organisasi profesi
8) Organisasi olahraga masyarakat

11
c. Penggunaan Dana
1) ATK
2) Fotokopi
3) Honor : narasumber dan moderator
4) Transport lokal
d. Laporan Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut

25. Bimbingan Teknis BKOM Program Kesehatan Olahraga


a. Tujuan
Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan upaya kesehatan
olahraga yang berkualitas.
b. Sasaran
1) Pelaksana pelayanan kesehatan olahraga di BKOM.
2) Pakar kesehatan olahraga atau profesi lain yang terkait.
c. Penggunaan dana
1) Uang harian
2) Biaya penginapan
3) Transport
d. Laporan Kegiatan dan Tindak Lanjut

26. Sosialisasi Program Kesehatan Indera (PGPK /PGPKT) ke Kabupaten/Kota di


Provinsi

a. Tujuan
Umum:
Meningkatkan pemahaman Kabupaten/Kota mengenai pentingnya program
kesehatan Indera Penglihatan/Pendengaran untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
Khusus:
1). Tersosialisasinya program kesehatan Indera penglihatan dan
pendengaran kepada Kabupaten/Kota
2). Diperolehnya komitmen/dukungan dari Kabupaten/Kota dalam
pengembangan program kesehatan Indera penglihatan dan
pendengaran.

b. Hasil Yang Diharapkan


Tersosialisasinya Program Kesehatan Indera ke Kabupaten/Kota.
c. Sasaran
Peserta pertemuan terdiri dari peserta propinsi dan peserta kabupaten/kota :
• Peserta propinsi terdiri dari : unsur lintas program, profesi, LSM dan
lintas sektor terkait di tingkat Propinsi
• Peserta kabupaten terdiri dari : pengelola program Dinkes
Kabupaten/Kota dan salah satu puskesmas di Kabupaten/Kota yang
dikembangkan

d. Penggunaan Dana
1). ATK dan foto copy
2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan
panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :


1). Proses Penyelenggaraan
2). Peserta
3). Kesepakatan dan rencana tindak lanjut pertemuan

12
27. Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Indera Di Provinsi

a. Tujuan
Umum:
Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan program kesehatan
Indera penglihatan dan pendengaran di kabupaten/kota dan Puskesmas.
Khusus:
1). Diketahuinya sejauh mana program kesehatan Indera penglihatan dan
pendengaran yang telah dilaksanakan di kabupaten/kota dan Puskesmas
2). Diketahuinya hambatan dalam pelaksanaan program kesehatan Indera
penglihatan dan pendengaran.
3). Disepakatinya kesinambungan pengembangan program kesehatan
Indera penglihatan dan pendengaran di provinsi dan kabupaten/kota.
4). Diperolehnya kesamaan persepsi dalam pengelolaan program Indera
penglihatan dan pendengaran di propinsi, kabupaten/kota dan
puskesmas

b. Hasil Yang Diharapkan


1). Diperolehnya masukan dari daerah tentang pengembangan dan
pengelolaaan program kesehatan indera penglihatan dan pendengaran.
2). Tersusunnya POA program kesehatan indera penglihatan dan
pendengaran di masing-masing Kabupaten/kota

c. Sasaran
Peserta pertemuan koordinasi terdiri dari peserta propinsi dan peserta
kabupaten/kota :
• Peserta propinsi terdiri dari : unsur lintas program, profesi, LSM dan lintas
sektor terkait di tingkat Propinsi
• Peserta kabupaten terdiri dari : pengelola program Dinkes
Kabupaten/Kota dan salah satu puskesmas di Kabupaten/Kota yang
dikembangkan

d. Penggunaan Dana
1) ATK dan foto copy
2) Honor Nara Sumber
3) Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan
panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :

1) Proses Penyelenggaraan
2) Peserta
3) Kesepakatan dan rencana tindak lanjut pertemuan

28. Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Indera dengan LP/LS/LSM


Tingkat Propinsi
a. Tujuan
Umum:
Meningkatnya partisipasi Lintas Program, Lintas Sektor dan LSM dalam
pengembangan program kesehatan Indera sesuai dengan peran dan bidang
masing-masing.

13
Khusus:
1). Tersosialisasinya program kesehatan Indera kepada lintas program,
lintas sektor dan LSM
2). Diketahuinya kegiatan-kegiatan Lintas Program, Lintas Sektor, LSM
dalam menunjang penurunan prevalensi kebutaan dan ketulian di
Provinsi.
3). Diketahuinya masalah dan hambatan dalam pengembangan program
kesehatan Indera Penglihatan dan atau Pendengaran Tingkat Provinsi
4). Adanya kesepakatan kegiatan dalam PGPK dan PGP Ketulian dengan
LP, LS dan LSM tingkat Provinsi

b. Hasil Yang Diharapkan


Diperolehnya kesepakatan dengan LP,LS,LSM tentang pengembangan
program kesehatan indera penglihatan dan pendengaran Tingkat Provinsi.
c. Sasaran
Peserta pertemuan koordinasi terdiri dari :
Lintas program, Lintas Sektor, organisasi profesi terkait dan LSM di tingkat
propinsi

d. Penggunaan Dana
1). ATK dan foto copy
2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan
panitia

e. Laporan kegiatan, meliputi :


1). Proses Penyelenggaraan
2). Peserta
3). Rencana tindak lanjut pelatihan

29. Pelatihan Teknis Nakes (Dokter/Perawat) Untuk Program Kesehatan Indera

a. Tujuan
Umum:
Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta memahami dan mampu
melaksanakan pelayanan kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran
yang berkualitas di Puskesmas
Khusus:
1) Peserta memahami:
a) Kebijakan Kesehatan Indera dan masalahnya.
b) Empat penyakit penyebab gangguan penglihatan (mengenali gejala,
cara pemeriksaan, diagnose dan tatalaksana dll)
c) Empat penyakit penyebab gangguan penglihatan (mengenali gejala,
cara pemeriksaan, diagnose dan tatalaksana dll)
d) Pelayanan kesehatan Indera di dalam dan luar gedung
2) Peserta mampu melakukan pancatatan dan pelaporan mengenai
program kesehatan Indera

b. Hasil yang diharapkan


Meningkatnya kemampuan dokter/perawat mengenai program kesehatan
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran.

14
c. Sasaran
Peserta Pelatihan Teknis Kesehatan Indera untuk dokter/perawat
Puskesmas terdiri dari:
• 1 orang Dokter dan 1 orang perawat/pengelola program kesehatan
Indera dari beberapa Puskesmas yang dikembangkan
Nara Sumber terdiri dari:
• Nara Sumber Provinsi : Lintas program Terkait, Profesi (Dokter Sp Mata
dan Sp THT) dari BKIM/RS

d. Penggunaan Dana
1). ATK dan foto copy
2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan
panitia

e. Laporan kegiatan, meliputi :


1). Proses Penyelenggaraan
2). Peserta
3). Rencana tindak lanjut pelatihan

30. Pelatihan Tenaga Non Nakes (Guru Dan Kader ) Untuk Program Kesehatan
Indera

a. Tujuan
Umum:
Meningkatkan kemampuan kader/guru UKS mengenai program kesehatan
Indera Penglihatan dan Pendengaran sehingga mampu mengenali gangguan
penglihatan dan pendengaran di masyarakat/sekolah
Khusus:
1) Peserta memahami:
a) Kebijakan Program Kesehatan Indera dan masalahnya.
b) Empat penyakit penyebab gangguan penglihatan (mengenali gejala,
cara pemeriksaan sederhana, cara merujuk, pertolongan pertama
yang dapat dilakukan, tindakan yang nanti akan diberikan petugas dll)
c) Empat penyakit penyebab gangguan penglihatan (mengenali gejala,
cara pemeriksaan sederhana, cara merujuk, pertolongan pertama
yang dapat dilakukan, tindakan yang nanti akan diberikan petugas dll)
d) Peran kader/guru UKS dalam PGPK dan PGPKt
2) Peserta mampu melakukan pemeriksaan sederhana mata dan telinga
3) Peserta mampu melakukan pancatatan mengenai program kesehatan
Indera

b. Hasil Yang Diharapkan


Meningkatnya kemampuan kader/guru UKS mengenai program kesehatan
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran.

c. Sasaran
Peserta Pelatihan Teknis Kesehatan Indera untuk dokter/perawat
Puskesmas terdiri dari:
• 1 orang Dokter dan 1 orang perawat/pengelola program kesehatan
Indera dari beberapa Puskesmas yang dikembangkan
Nara Sumber terdiri dari:
• Nara Sumber Provinsi : Lintas program Terkait, Profesi (Dokter Sp Mata
dan Sp THT) dari BKIM/RS

15
d. Penggunaan Dana
1). ATK dan foto copy
2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan
panitia

e. Laporan kegiatan, meliputi :


1). Proses Penyelenggaraan
2). Peserta
3). Rencana tindak lanjut pelatihan

31. Pembinaan, Monitoring Dan Evaluasi Program Kesehatan Indera


a. Tujuan
Umum
Meningkatnya penyelenggaran dan pengembangan Program Kesehatan
Indera di Kabupaten/Kota dan Puskesmas
Khusus
1. Diketahuinya kemajuan-kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil monev
tahun sebelumnya.
2. Teridentifikasinya permasalahan program kesehatan Indera di
Kabupaten/Kota .
3. Diperolehnya perkembangan maping data pelaksanaan program
kesehatan indera mulai dari provinsi sampai ke puskesmas

b. Sasaran
Pelaksana : Pengelola Program Kesehatan Indera Provinsi
c. Penggunaan Dana
Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan panitia

d. Laporan kegiatan, meliputi :


1. Proses Penyelenggaraan dan hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi
2. Rencana tindak lanjut

KEGIATAN BALAI KESEHATAN MATA/INDERA MASYARAKAT (BKMM/BKIM)

Dukungan kegiatan bagi Balai Kesehatan Mata/Indera Masyarakat (BKMM/BKIM)


diperuntukkan bagi UPT Daerah (Provinsi/Kabupaten) yang berjumlah 8 yaitu :
1. BKMM Provinsi Sumatera Utara
2. BKMM Provinsi Sumatera Barat
3. BKIM Provinsi Jawa Tengah
4. BKMM Kabupaten Banyumas
5. BKMM Provinsi Jawa Timur
6. BKMM Provinsi Nusa Tenggara Barat
7. BKMM Provinsi Sulawesi Utara
8. BKMM Provinsi Sumatera Barat

16
Rincian Kegiatan adalah :

32. Pembinaan Teknis Program Kesehatan Indera Oleh Tenaga Kesehatan


BKMM/BKIM Ke Puskesmas

a. Tujuan
Umum:

Terlaksananya transfer ilmu pengetahuan tentang teknis program kesehatan


Indera dari tim teknis BKMM/BKIM ke Puskesmas.
Khusus:

1. Diketahuinya sejauh mana pelaksanaan pelayanan program kesehatan


Indera Penglihatan dan atau Pendengaran telah dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas oleh BKMM/BKIM
2. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan petugas kesehatan
Puskesmas untuk melaksanakan pelayanan kesehatan Indera penglihatan
dan atau Pendengaran di Puskesmas.
3. Terlaksananya pelayanan program kesehatan Indera Penglihatan dan
atau Pendengaran di luar gedung BKMM oleh dokter spesialis
BKMM/BKIM

b. Sasaran

Pelaksana :
• Petugas kesehatan BKMM/BKIM
• Petugas Puskesmas

c. Penggunaan Dana

Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan panitia

d. Laporan kegiatan, meliputi :


1. Proses Penyelenggaraan dan hasil pembinaan teknis
2. Rencana tindak lanjut

33. Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Usia Lanjut (Puskesmas Santun


Usia Lanjut) Di Provinsi

a. Tujuan
Umum:

Meningkatkan penyelenggaraan dan pengembangan program kesehatan Usia


Lanjut dan Puskesmas Santun Usia Lanjut di Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Khusus:
1. Diketahuinya sejauh mana program kesehatan Usia Lanjut (Puskesmas
Santun Usia Lanjut) yang telah dilaksanakan di kabupaten/kota dan
Puskesmas
2. Diketahuinya hambatan dalam pelaksanaan program kesehatan Usia Lanjut.
3. Disepakatinya kesinambungan pengembangan program kesehatan Usia
Lanjut di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Diperolehnya kesamaan persepsi dalam pengelolaan program Kesehatan
Usia Lanjut di propinsi, kabupaten/kota dan puskesmas

17
b. Hasil yang Diharapkan

1. Diperolehnya masukan dari daerah tentang pengembangan dan


pengelolaaan program kesehatan Usia Lanjut (Puskesmas Santun Usia
Lanjut)
2. Tersusunnya POA program kesehatan Usia Lanjut di masing-masing
Kabupaten/kota

c. Sasaran
Peserta pertemuan koordinasi terdiri dari peserta propinsi dan peserta
Kabupaten/Kota :
• Peserta Propinsi terdiri dari : unsur lintas program dan lintas sektor terkait di
tingkat propinsi
• Peserta Kabupaten terdiri dari : pengelola program Dinkes Kabupaten/Kota
dan salah satu Puskesmas di Kabupaten/Kota yang dikembangkan

d. Penggunaan Dana

1. ATK dan foto copy


2. Honor Nara Sumber
3. Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :

1. Proses Penyelenggaraan
2. Peserta
3. Kesepakatan dan rencana tindak lanjut pertemuan

34. Pertemuan Koordinasi Dengan LP/LS/LSM Program Kesehatan Usia Lanjut


Tingkat Propinsi

a. Tujuan
Umum:
Terwujudnya kemitraan dan meningkatnya partisipasi Lintas Program,
Lintas Sektor dan LSM dalam pengembangan program kesehatan Usia
Lanjut sesuai dengan peran dan bidang masing-masing.
Khusus:
1. Tersosialisasinya program kesehatan Usila kepada lintas program, lintas
sektor dan LSM
2. Diketahuinya kegiatan-kegiatan Lintas Program, Lintas Sektor, LSM
dalam menunjang pengembangan program kesehatan usila di Provinsi.
3. Diketahuinya masalah dan hambatan dalam pengembangan program
kesehatan Usila Tingkat Provinsi
4. Adanya kesepakatan kegiatan dalam pengembangan program kesehatan
usila dengan LP, LS dan LSM tingkat Provinsi

b. Hasil Yang Diharapkan

Diperolehnya kesepakatan dengan LP,LS,LSM tentang pengembangan


program kesehatan Usila Tingkat Provinsi.
c. Sasaran
Peserta pertemuan koordinasi terdiri dari unsur:
Lintas Program, Lintas Sektor, organisasi profesi dan LSM terkait di tingkat
Propinsi

18
d. Penggunaan Dana

1). ATK dan foto copy


2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pertemuan dan
panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :


1). Proses Penyelenggaraan
2). Peserta
3). Kesepakatan dan rencana tindak lanjut pertemuan

35. Pelatihan Program Kesehatan Usia Lanjut untuk Pengelola Program di


Kabupaten/Kota

a. Tujuan
Umum:
Meningkatnya pengelolaan dan pengembangan program kesehatan Usia
Lanjut di Kabupaten/Kota

b. Hasil Yang Diharapkan


Meningkatnya kemampuan pengelola program Kesehatan Usia Lanjut di
Kabupaten/Kota
c. Sasaran
Peserta Pelatihan terdiri dari:
Pengelola program Kesehatan Usia Lanjut dari Kabupaten/Kota yang
dikembangkan
Nara Sumber terdiri dari:
Nara Sumber dari Provinsi : Lintas Program terkait dan Profesi (Dokter
spesialis penyakit dalam, khususnya yang sudah mendapat pelatihan
geriatric, dokter spesialis kes. jiwa) dari RS

d. Penggunaan Dana
1). ATK dan foto copy
2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pelatihan dan
panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :


1). Proses Penyelenggaraan
2). Peserta
3). Rencana tindak lanjut pelatihan

36. Pelatihan Teknis Nakes (Dokter/Perawat) Untuk Program Kesehatan Usia


Lanjut (Puskesmas Santun Usia Lanjut)

d. Tujuan
Umum:
Terselenggaranya pelayanan Kesehatan Usia Lanjut yang berkualitas di
Puskesmas khususnya di Puskesmas Santun Usia Lanjut
Khusus:
1) Peserta memahami:
a) Kebijakan Program Kesehatan usia lanjut dan masalahnya.
b) Konsep Puskesmas Santun Usia Lanjut

19
c) Penyakit-penyakit yang sering dialami usia lanjut (mengenali gejala,
cara pemeriksaan, diagnose dan tatalaksana dll)
d) Pelayanan kesehatan usia lanjut di dalam dan luar gedung
2) Peserta mampu menfasilitasi pembentukan kelompok usia lanjut
3) Peserta mampu melakukan pancatatan dan pelaporan mengenai
program kesehatan usia lanjut
e. Hasil Yang Diharapkan
Meningkatnya kemampuan dokter/perawat mengenai program kesehatan
Usia Lanjut.
f. Sasaran
Peserta Pelatihan Teknis Kesehatan Usia Lanjut untuk dokter/perawat
Puskesmas terdiri dari:
• 1 orang Dokter dan 1 orang perawat/pengelola program Kesehatan Usia
Lanjut dari beberapa Puskesmas yang dikembangkan
Nara Sumber terdiri dari:
Nara Sumber dari Provinsi : Lintas Program terkait dan Profesi (Dokter
spesialis penyakit dalam, khususnya yang sudah mendapat pelatihan
geriatric, dokter spesialis kes. jiwa) dari RS

d. Penggunaan Dana
4). ATK dan foto copy
5). Honor Nara Sumber
6). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pelatihan dan
panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :


4). Proses Penyelenggaraan
5). Peserta
6). Rencana tindak lanjut pelatihan

37. Pelatihan Tenaga Non Nakes (Kader ) Untuk Program Kesehatan Usia Lanjut

a. Tujuan
Umum:
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader mengenai mengenai
program kesehatan usia lanjut sehingga dapat membantu pengembangan
kesehatan usia lanjut di masyarakat, khususnya di kelompok usia lanjut

Khusus:
1) Peserta memahami:
a) Kebijakan Program Kesehatan usia lanjut dan masalahnya.
b) Penyakit-penyakit yang sering dialami usia lanjut (mengenali gejala,
cara pemeriksaan sederhana, cara merujuk, pertolongan pertama
yang dapat dilakukan, tindakan yang nanti akan diberikan petugas
dll)
c) Peran kader dalam pengembangan program kesehatan usia lanjut
2) Peserta mampu meningkatkan kegiatan kelompok usia lanjut
3) Peserta mampu melakukan pancatatan mengenai program kesehatan
usia lanjut di kelompok usia lanjut

b. Hasil Yang Diharapkan


Meningkatnya kemampuan kader mengenai program kesehatan Usia Lanjut.

20
c. Sasaran
Peserta tenaga non nakes untuk program Kesehatan Usila terdiri dari:
• Kader dari Kelompok Usila di beberapa Puskesmas yang dikembangkan

d. Penggunaan Dana
1). ATK dan foto copy
2). Honor Nara Sumber
3). Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pelatihan dan
panitia

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :


1. Proses Penyelenggaraan Pelatihan
2. Peserta
3. Rencana tindak lanjut pelatihan

38. Pembinaan, Monitoring Dan Evaluasi Program Kesehatan Usia Lanjut

a. Tujuan
Meningkatnya penyelenggaran dan pengembangan Program Kesehatan Usia
Lanjut di Kabupaten/Kota dan Puskesmas

b. Hasil Yang Diharapkan


1. Diketahuinya kemajuan-kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil monev
tahun sebelumnya.
2. Teridentifikasinya permasalahan program kesehatan Usila di
Kabupaten/Kota .
3. Diperolehnya perkembangan maping data pelaksanaan Program
Kesehatan Usia Lanjut mulai dari Provinsi sampai ke Puskesmas

c. Sasaran
Pelaksana : Pengelola Program Kesehatan Usia Lanjut Provinsi

d. Penggunaan Dana
Uang harian, transport dan biaya penginapan pelaksana

e. Laporan Kegiatan, Meliputi :


1). Proses penyelenggaraan dan hasil pembinaan, monitoring dan evaluasi
2). Rencana tindak lanjut

39. Pertemuan Koordinasi LP/LS dalam rangka Pengembangan Program


Kesehatan Tradisional
a. Tujuan
Meningkatnya peran Lintas Program dan Lintas Sektor di daerah dalam
rangka pengembangan program kesehatan tradisional.
b. Sasaran
Penanggungjawab kegiatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

c. Penggunaan Dana
Penggunaan dana untuk belanja bahan, sewa ruangan, sewa profesi, dan
biaya perjalanan.

d. Laporan Kegiatan

21
40. Operasional SP3T/BKTM
a. Tujuan
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan administratif, rapat koordinasi
dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan LS terkait bimbingan teknis ke
Kabupaten/Kota binaan.
b. Sasaran
1) Pelaksana kegiatan di SP3T dan UT-SP3T
2) Pengelola Program Kesehatan Tradisional di Dinas Kesehatan Provinsi
3) Lintas Sektor terkait
c. Penggunaan Dana
(ATK, fotokopi), transport peserta rapat dan transport bimbingan teknis ke
Kabupaten/Kota binaan.

d. Laporan Kegiatan

41. Bimbingan Teknis Pengelola Program Kestrad Propinsi ke Kabupaten/Kota


Binaan
a. Tujuan
Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman pengelola program kesehatan
tradisional di Kabupaten/Kota binaan sehingga mereka mampu
mengindentifikasi dan menginventarisasi hal-hal yang terkait dengan
pengembangan program pelayanan kesehatan tradisional di wilayah masing-
masing.
b. Sasaran : Kabupaten/Kota dan Puskesmas binaan.
c. Penggunaan Dana
Penggunaan dana untuk biaya perjalanan sampai ke sarana Battra di wilayah
kerja Puskesmas.
d. Laporan Kegiatan

42. Orientasi Selfcare Batantra dalam pelaksanaan TOGA dan Akupunktur bagi
Petugas Puskesmas.
a. Tujuan
Terlaksananya pelayanan kesehatan tradisional melalui tenaga pelaksana
program kesehatan tradisional yang terampil di Puskesmas binaan.

b. Sasaran :
Pemegang program Kesehatan Tradisional di Puskesmas binaan.

c. Penggunaan Dana
1) Honor Nara Sumber (SP3T dan Asosiasi Profesi)
2) ATK dan foto copy
3) Sewa Ruang
4) Uang harian, transport dan biaya penginapan peserta pelatihan dan
panitia

d. Laporan kegiatan, meliputi :


1) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
2) Pelaksanaan Kegiatan
3) Laporan Pelaksanaan kegiatan

22
43. Monev Pengobatan Tradisional Asing

a. Tujuan
Meningkatnya peran LP dan LS terkait di Provinsi dalam melakukan
pembinaan & pengawasan Pengobat Tradisional Asing yang bekerja sebagai
konsultan di wilayah kerjanya.

b. Sasaran
Para pengobat Tradisional asing yang bekerja sebagai konsultan

c. Penggunaan Dana
Penggunaan dana untuk transport ke lokasi kegiatan Pengobat Tradisional
Asing.

d. Laporan kegiatan
1) Proses penyelenggaraan dan hasil monitoring dan evaluasi
2) Rencana tindak lanjut

44. Pertemuan Koordinasi Program Kesehatan Tradisional di Provinsi

a. Tujuan
Untuk melaksanakan koordinasi dan Evaluasi terhadap pengembangan
program kesehatan tradisional di daerah binaan serta melakukan konsultasi
ke Pusat tentang permasalahan yang dihadapi.

b. Sasaran
1) LP & LS di tingkat Provinsi
2) Penanggungjawab program di Dinkes Kab/Kota
3) Puskesmas binaan

c. Penggunaan Dana
Penggunaan dana untuk belanja bahan, ATK, penggandaan fotocopy dan
transport/biaya perjalanan narasumber dan peserta.

d. Laporan kegiatan

23
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A. Latar Belakang
Upaya penyediaan data dan informasi, baik ditingkat pusat, Propinsi maupun
kabupaten / kota, masih mengalami beberapa hambatan dalam alur pencatatan
dan pelaporannya. Hal ini ditandai dengan tidak jelasnya kebutuhan jenis
indikator dan data pendukung yang diperlukan di masing–masing tingkat
administrasi, ketidakjelasan penanggung jawab data dan informasi Puskesmas
di tingkat Propinsi dan kabupaten / kota serta ketidakjelasan mekanisme dan
pembiayaan dalam pengelolaan data dan informasi.
Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah guna terselenggaranya Sistem
Informasi Manajemen yang baik antara lain : Pembentukan Tim Pengelola Data
dan Informasi Puskesmas di Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota melalui
koordinasi teknis dan pemutakhiran data, pengumpulan dan penyajian serta
pendistribusian data dan informasi Puskesmas
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diselenggarakan Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen dalam upaya penyediaan data dan informasi
Puskesmas.

B. Tujuan
Tersedianya data dan informasi program, SP2TPT/SP3 dan data dasar
Puskesmas secara periodik dan berkesinambungan di setiap tingkatan
administrasi.

C. Sasaran
Tim Pengelola data dan informasi Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota dan Propinsi.

D. Luaran
1. Laporan Program, SP2TP/SP3 secara periodik
a. Puskesmas ke kabupaten
b. Kabupaten/Kota ke Propinsi
c. Propinsi ke pusat
2. Tersedianya data dasar Puskesmas yang dimutahirkan setiap 6 (enam)
bulan sekali.

E. Kegiatan-Kegiatan

1. Koordinasi Teknis dan Pemutakhiran Data Puskesmas


a. Tujuan
Teridentifikasinya kebutuhan data di tingkat Propinsi dan Kabupaten /
Kota serta ter-updatenya data dasar dan data Program Puskesmas.
b. Sasaran
Pengelola Data dan Informasi Puskesmas di Kabupaten / Kota.
c. Jenis Kegiatan : Pertemuan
d. Uraian Pembiayaan
1) Transport
2) Biaya Penginapan
3) Uang Harian
4) ATK

24
e. Luaran
Data dasar dan data program Puskesmas yang telah dimutakhirkan.
f. Laporan Kegiatan

2. Supervisi dan Bimbingan Teknis


a. Tujuan
Mengidentifikasi masalah penyediaan data Puskesmas di tingkat
Kabupaten/Kota.
b. Sasaran
Pengelola Data dan Informasi Puskesmas di Kabupaten / Kota.
c. Jenis Kegiatan
Perjalanan Pengelola Data dan Informasi Propinsi ke Kabupaten/Kota.
d. Uraian Pembiayaan
Transport petugas Propinsi.
e. Luaran
Teridentifikasinya masalah penyediaan data Puskesmas di Kabupaten /
Kota.
f. Laporan Kegiatan Perjalanan Dinas

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data


a. Tujuan
Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi Puskesmas.
b. Sasaran
Pengelola Data dan Informasi Puskesmas di Propinsi dan
Kabupaten/Kota.
c. Jenis Kegiatan
Pengumpulan dan Pengolahan Data Puskesmas.
d. Uraian Pembiayaan
1) Transport Petugas Propinsi
2) Transport Petugas Kabupaten / Kota
e. Luaran
Data dasar dan data program Puskesmas.
f. Laporan Kegiatan
Dokumen data dan informasi Puskesmas.

4. Pengadaan ATK dan Komputer Supply


a. Tujuan
Melengkapi kebutuhan sarana penunjang pengelolaan data.
b. Sasaran
Pengelola Data dan Informasi Puskesmas di Propinsi dan Kabupaten /
Kota.
c. Jenis Kegiatan
Penyediaan ATK dan Komputer Supply.
d. Uraian Pembiayaan
Komputer Supply Propinsi dan Kabupaten / Kota ATK Propinsi dan
Kabupaten / Kota.

25
e. Luaran
Terpenuhinya kebutuhan sarana penunjang pengelolaan data.
f. Laporan kegiatan

Pengelola Data dan Informasi Kabupaten Wajib Mengirim


Laporan Rekap Program, SP2TP/SP3 ke Propinsi, selanjutnya
Propinsi ke Pusat sebagai Bentuk Pertanggungjawaban setiap
Pencairan Dana

26
BAB V
KEGIATAN BINA KESEHATAN KERJA

A. Latar Belakang

Perkembangan IPTEK dan industrialisasi memberikan dampak positif maupun negatif.


Dampak positif adalah tersedianya lapangan kerja, sedangkan dampak negatif adalah
timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan maupun lingkugannya.
Selain itu dalam era globalisasi, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi setiap tempat kerja.

Jumlah angkatan kerja di Indonesia semakin meningkat, dari data BPS tahun 2008
diketahui bahwa jumlah angkatan kerja sebanyak 111,48 juta pekerja, sebagian besar
dari jumlah tersebut bekerja di sektor informal (56.35%) dan 43.65% sektor formal yang
tersebar pada berbagai lapangan pekerjaan.

Masalah kesehatan dan keselamatan kerja, perlu mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah, pengusaha, dan pekerja karena merupakan salah satu pra syarat dalam
hubungan ekonomi antar negara. Seperti dalam perdagangan dunia yang
mensyaratkan perusahan telah mendapat sertifikat ISO 14000 (Lingkungan) dan
OSHAS 18001 (Kesehatan dan Keselamatan kerja). Disamping itu jumlah kerugian
yang ditimbulkan akibat gangguan kesehatan dan keselamatan kerja jumlahnya sangat
besar. PT Jamsostek (2008) yang memiliki anggota sebesar 26,3 juta pekerja formal,
terpaksa membayar klaim asuransi sebesar Rp. 565 Milliar, yang terdiri dari
pembayaran klaim kecelakaan dan penyakit sebesar Rp. 292,1 Milliar dan klaim
kematian kepada anggota aktifnya sebesar Rp. 272,9 Milliar. Jika dilihat persentase
anggota kepesertaan Jamsostek yang hanya 23,59 % dari seluruh pekerja di
Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa kerugian akibat kecelakaan, gangguan
kesehatan, dan kematian akibat kerja, akan mengeluarkan biaya yang cukup besar,
bisa melebihi Rp 2 triliun sedangkan berdasarkan data DK3N biaya yang dikeluarkan
untuk 50 trilyun kerugian akibat kecelakaan, gangguan kesehatan, dan kematian akibat
kerja.

Saat ini, pekerja Indonesia masih menghadapi penyakit menular yang cenderung
meningkat, penyakit degeneratif, dan news-emerging disease termasuk penyakit akibat
kerja sebagai dampak dari berbagai bahaya potensial di tempat kerja. Di masa depan,
beban pekerja semakin berat, mengingat pertumbuhan dan perkembangan industri
berteknologi maju berlangsung sangat pesat. Begitu pula penggunaan bahan-bahan
kimia dalam proses produksi semakin meningkat juga, baik dari segi jumlah maupun
jenisnya.

Menurut profil masalah kesehatan pekerja di Indonesia tahun 2005 diketahui 40,5%
pekerja mengalami gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Keluhan tersebut antara lain 16% musculo-skeletal disorders, 8% kardiovaskuler, 6%
gangguan syaraf, 3% gangguan saluran pernapasan, 2,5% gangguan THT dan 1,3%
gangguan kulit. Faktor risiko pekerjaan memberi kontribusi terhadap Global Burden
Disease sebanyak 800 ribu dari 2,2 juta kematian setiap tahun adalah disebabkan oleh
bahan-bahan kimia karsinogenik, partikulat yang ada di udara (airborne particulates),
kebisingan, risiko ergonomik (misalnya, back pain), risiko dari luka traumatik, penyakit
infeksi seperti HIV/AIDS, TBC dan lain lain. Faktor risiko Global Illness and Injury
adalah 37% akibat back pain, 16% hearing loss, 13% COPD, 11% asma, 9% infeksi
trachea, bronkus, dan kanker paru-paru, 8% luka-luka dan 2% leukemia.

Meskipun demikian, tingkat cakupan layanan kesehatan kerja telah mengalami sedikit
perubahan pada beberapa dekade terakhkir. Akses ke pelayanan kesehatan masih
terbilang rendah bagi sebagian besar pekerja, khususnya di Negara-negara
berkembang. ILO memperkirakan bahwa cakupan layanan kesehatan kerja untuk
keseluruhan tenaga kerja di Negara berkembang hanya mencapai sekitar 5% - 10%.

1
Padahal, meskipun di Negara berkembang, dengan sedikit pengecualian, cakupan
yang seharusnya adalah 20% - 50%. (Regional Framework for Action for Occupational
Health 2006-2010, WHO 2006)

Dengan berbagai masalah yang terjadi dan tantangan yang dihadapi, maka perlu
dilakukan peningkatan Upaya Kesehatan Kerja melalui penguatan program kesehatan
kerja di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas dan tempat kerja serta
peningkatan kualitas SDM maupun dalam pelayanan kesehatan kerja.

B. Tujuan

Menurunnya angka kesakitan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga pekerja
dapat terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan sehingga pekerja sehat dan produktif.

C. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan cakupan Puskesmas di daerah industri yang melaksanakan Upaya


Kesehatan Kerja menjadi 60% pada tahun 2009.
2. Meningkatkan cakupan tempat kerja (formal) yang menerapkan Kesehatan Kerja
menjadi 50% pada tahun 2009.

2
D. Sasaran

1. Pengelola Program Kesehatan Kerja di Propinsi, Kabupaten/Kota


2. Penanggung Jawab kesehatan Kerja di Tempat Kerja
3. Sarana Kesehatan
4. Puskesmas Kawasan Industri dan Klinik Perusahaan
5. Lintas Sektor dan Lintas Program
6. Masyarakat Pekerja
7. Praktisi dan LSM

E. Kegiatan-Kegiatan

1. Peningkatan Kapasitas/Pelatihan SDM Kesehatan Kerja di Propinsi,


Kabupaten/ Kota dan Puskesmas.
a. Tujuan
Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan kerja baik di Puskesmas,
Kabupaten/Kota dan Propinsi dalam melaksanakan upaya kesehatan kerja.
b. Sasaran
Penanggungjawab Program Kesehatan Kerja di Propinsi, Kabupaten/Kota,
dan Puskesmas. Untuk pelatihan Dokter dalam Diagnosis PAK sasarannya
adalah Dokter Puskesmas, Dokter Rumah Sakit.
c. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan dalam Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan Kerja di
Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Propinsi meliputi :
1) Orientasi Kesehatan Kerja Bagi Petugas dan Kepala Puskesmas di
Kawasan/Sentra Industri
2) Pelatihan Petugas Kesehatan Kaupaten/Kota
3) Pelatihan Teknis Kesehatan Kerja bagi PetugasKabupaten/Kota dan
Puskesmas.
4) Pelatihan Dokter dalam Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK).
5) Pelatihan tanggap darurat (emergency respons) di tempat kerja
d. Penggunaan Dana
1) Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output kegiatan dapat dipakai
untuk membiayai honor pengarah kegiatan.
2) Belanja Bahan meliputi ATK: dapat dipakai untuk pembelian alat tulis
kantor yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan, belanja bahan
meliputi ATK : dapat dipakai untuk pembelian alat tulis kantor yang
mendukung dalam pelaksanaan kegiatan.
3) Belanja Barang Non Operasional Lainnya, digunakan untuk rapat
persiapan di Propinsi..
4) Belanja Jasa Lainnya dipakai untuk membiayai rapat persiapan di
daerah dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan.
5) Belanja Perjalanan Lainnya : dipakai untuk transport, uang harian dan
biaya penginapan bagi narasumber pusat, narasumber
Propinsi/Kabupaten/Kota, panitia dan peserta.
e. Laporan Kegiatan

2. Pengembangan Jejaring, Kelembagaan dan organisasi Kesehatan Kerja

2.a Pemberdayaan Klinik Perusahaan (Pelatihan Peningkatan Petugas Klinik


Perusahaan, sosialisasi sistim pelaporan, mapping kelompok kerja dan
klinik perusahaan)
a. Tujuan
Diperolehnya mekanisme kerjasama, jejaring dalam pelayanan kesehatan
kerja antara Klinik Perusahaan, Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

3
b. Sasaran
Sasaran dalam Pemberdayaan Klinik perusahaan adalah :
1) Dinas Kesehatan Propinsi (PJ. Kesehatan Kerja dan Subdin Yankes).
2) Dinas kesehatan Kabupaten/Kota (Kesehatan Kerja dan Subdin
Yankes).
3) Puskesmas yang mempunyai Klinik Perusahaan di wilayah kerjanya.
4) Klinik Perusahaan.
c. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan dalam Pemberdayaan Klinik Perusahaan adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan Tingkat Propinsi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk Identifikasi Klinik Perusahaan yang ada di Kabupaten/Kota dan
membahas tentang pembinaan yang telah dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta permasalahan dan hambatan yang
ditemui (kerjasama dengan subdin Yankes).
2) Pertemuan Sinkronisasi di Tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota dengan
Klinik Perusahaan, manajemen perusahaan, dan Puskesmas serta
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mempunyai klinik perusahaan di
wilayah kerjanya (kerjasama dengan Subdin Yankes)
3) Sosialisasi sistim pelaporan,maping kelompok kerja dan klinik
perusahaan.
d. Penggunaan Dana
1) Belanja Bahan, digunakan untuk membiayai kelengkapan ATK kegiatan
dan penggandaan/fotokopi bahan-bahan pelatihan.
2) Belanja Barang Non Operasional Lainnya, digunakan untuk membiayai
rapat persiapan di Propinsi.
3) Belanja Perjalanan Dinas Lainnya, digunakan untuk membiayai transport
lokal pertemuan tingkat Propinsi dalam rangka mengidentifikasi klinik
perusahaan, dan pertemuan sinkronisasi di tingkat Propinsi / Kabupaten
/ Kota digunakan untuk transport, uang harian dan biaya penginapan
bagi narasumber pusat, narasumber daerah, panitia dan peserta.
e. Laporan Kegiatan

2.b. Pemberdayaan Masyarakat Pekerja Untuk mendukung Desa Siaga


a. Tujuan
Meningkatnya kesadaran masyarakat pekerja untuk hidup sehat melalui
pelatihan petugas kesehatan di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan
Puskesmas serta kader Pos UKK untuk mendukung Desa Siaga.
b. Sasaran
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan Kader.
c. Lingkup Kegiatan
1) Survey Mawas Diri (SMD)
2) Advokasi/Sosialisasi lintas sektor Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
masyarakat pekerja untuk mendukung Desa Siaga
3) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
4) Pelatihan Tingkat Kabupaten/Kota untuk Petugas Puskesmas
3) Pelatihan Kader
5) Intervensi (stimulan)
6) Pembinaan
d. Penggunaan Dana
Dana yang ada digunakan untuk melaksanakan pelatihan petugas
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan kader. Adapun Jenis Belanja yang
digunakan meliputi: Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output kegiatan,
Belanja Bahan, Belanja Sewa, Barang Non-Opersaional Lainnya dan Belanja
Perjalanan Dinas Lainnya.
e. Laporan Kegiatan

4
2. c Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan kerja (Spesifik Daerah)
a. Tujuan
Meningkatnya kualitas upaya kesehatan pada pekerja sesuai dengan spesifik
daerah (daerah industri, atau kelompok pekerja tertentu).
b. Sasaran
Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
c. Lingkup Kegiatan
1) Pertemuan Sosialisasi K3 dan Pelayanan Kesehatan Kerja Pos UKK di
tempat kerja
2) Fasilitasi/Pembinaan dan evaluasi Puskesmas pada kawasan/sentra
industri
3) Pemberian stimulan/intervensi untuk Puskesmas Percontohan.
4) Pengembangan SIM Kesehatan Kerja
5) Pengukuran tingkat paparan pestisida
6) Validasi data program kesehatan kerja di Perusahaan
7) Peningkatan kapasitas RR Puskesmas dan kab/kota dalam pengelolaan
data kesehatan kerja
d. Penggunaan Dana
Dana yang tersedia meliputi: Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output
kegiatan, Belanja Bahan, Belanja Barang Non Operasional Lainnya, Belanja
Jasa Profesi dan Belanja Perjalanan Lainnya.
e. Laporan Kegiatan

2.d. Pengembangan Balai Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM)


a. Tujuan
Tersedianya informasi yang mendukung pembentukan dan pengembangan
BKKM.
b. Sasaran
Penanggungjawab Program Kesehatan Kerja di Propinsi, Kabupaten/Kota dan
BKKM
c. Lingkup Kegiatan
- Pengkajian lapangan untuk BKKM
- Peningkatan kapasitas SDM BKKM
- Seminar hasil survei di 2 kab/kota
- Pertemuan dalam rangka sistim pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja
bagi 3 BKKM dan Puskesmas
d. Penggunaan Dana
1) Belanja Bahan digunakan untuk mebiayai ATK dan fotokopi kegiatan.
2) Belanja Perjalanan Dinas Lainnya digunakan untuk mebiayai trasnport,
uang harian dan biaya penginapan petugas.
e. Laporan Kegiatan

2.e. Mendukung Pembentukan Kab/Kota Percontohan


a. Tujuan
Mendukung terselenggaranya Kesehatan Kerja Paripurna di Kab/Kota
Percontohan
b. Sasaran
Kabupaten/Kota Percontohan, Sarana Kesehatan, Dan Tempat Kerja
c. Lingkup Kegiatan
Koordinasi dan pengorganisasian Kesehatan Kerja di Tingkat administrasi
1) Pembentukan Forum Komunikasi
2) Rapat Lintas sektor lintas program
d. Penggunaan Dana
Dana yang tersedia meliputi: Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output
kegiatan, Belanja Bahan, Belanja Barang Non Operasional Lainnya, Belanja
Jasa Profesi dan Belanja Perjalanan Lainnya.
e. Laporan Kegiatan

5
2.f. Forum Komunikasi/koordinasi/sinkronisasi kesehatan kerja Lintas Sektor
a. Tujuan
1) Tersusunnya Kesepakatan dan Rencana Kerja oleh seluruh lintas sektor
terkait.
2) Tersosialisasi program dan kegiatan kesehatan kerja
b. Sasaran
Lintas sektor yang terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian,
Pemda, Dinas pertanian, Dinas Perikanan dan lain-lain.
c. Lingkup Kegiatan
1) Rapat Persiapan
2) Pertemuan Pelaksanaan Forum Koordinasi
3) Laporan pelaksanaan
d. Penggunaan Dana
Dana yang tersedia meliputi: Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output
kegiatan, Belanja Bahan, Belanja Barang Non Operasional Lainnya, Belanja Jasa
Profesi dan Belanja Perjalanan Lainnya
e. Laporan Kegiatan

3. Penyusunan data dan informasi kesehatan kerja

3.1. Survei Cepat/Pemetaan Data Kesehatan Kerja/Risk Assesment di


Puskesmas, Kabupaten/ Kota dan Propinsi
a. Tujuan
Tersedianya data tentang kondisi kesehatan pada pekerja di wilayah kerja
(Puskesmas, Kabupaten/Kota, dan Propinsi).
b. Sasaran
Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
c. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan dalam survei cepat meliputi tahapan sebagai berikut :
1) Rapat Persiapan
2) Penjajagan Lapangan
3) Pelatihan Pewawancara
4) Uji Coba Kuesioner
5) Pengumpulan Data
6) Seminar Hasil
d. Penggunaan Dana
1) Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output kegiatan digunakan
untuk membiayai tenaga peneliti, pengumpul dan pengolah data.
2) Belanja Bahan digunakan untuk membiayai ATK, fotokopi, dan
konsumsi.
3) Belanja Jasa Profesi digunakan untuk membiayai pengajar, pembicara
dan moderator.
4) Belanja Perjalanan Dinas Lainnya digunakan untuk transport, uang
harian dan biaya penginapan petugas penjajagan lapangan, pelatihan
pewawancara, uji coba kuesioner dan pengumpul data serta seminar
hasil.
e. Laporan Kegiatan

4. Koordinasi, Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Kerja


& Pembinaan ke Kabupaten/Kota dan konsultasi ke pusat
a. Tujuan
Tersusunnya rencana kerja program kesehatan kerja di tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota serta dengan lintas sektor dan lintas program secara terpadu
dan berkesinambungan.
b. Sasaran
Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota.
c. Lingkup Kegiatan

6
Kegiatan koordinasi, perencanaan dan evaluasi dilaksanakan di tingkat
Propinsi
Koordinasi perencanaan dan evaluasi di Pusat dan di Propinsi, yang
kegiatannya meliputi :
1) Rapat Persiapan
2) Pertemuan Perencanaan
3) Bimbingan teknis
4) Mengikuti pertemuan Konsultasi Regional
5) Pertemuan Evaluasi
6) Konsultasi ke Pusat
7) Penyusunan RKKAL
d. Penggunaan Dana
Dana yang tersedia digunakan untuk kegiatan perencanaan, koordinasi,
pembinaan dan evaluasi program. Adapun jenis belanja yang digunakan
meliputi: Belanja Uang Honor Yang terkait dengan output kegiatan/Belanja
Jasa Profesi, Belanja Bahan, Belanja Perjalanan Dinas Lainnya.
e. Laporan Kegiatan

5. Penunjang Operasional Kegiatan di Propinsi

o Administrasi Kegiatan
o Belanja Uang Honor yang terkait dengan output kegiatan
o Honor Pejabat Pembuat Komitmen
o Honor Bendahara/Pemegang Uang Muka Kerja
o Honor Staf Administrasi
o Belanja Bahan (ATK dan Fotokopi)
o Belanja Perjalanan Dinas Lainnya.
o Pencetakan/penggandaan buku pedoman kesehatan kerja

7
BAB VI
KEGIATAN BINA GIZI MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG

Program perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang ditandai dengan menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi
setinggi-tingginya 20%, tidak ada kasus kretin baru dan tidak ada kasus xeroftalmia pada balita.
Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya pada tahun 2010, maka
didalam dokumen Rencana Strategi Departemen Kesehatan 2006-2010, upaya perbaikan gizi
diarahkan pada pencapaian sasaran antara yaitu seluruh Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).

Ada 4 (empat) strategi utama untuk mencapai Kadarzi yaitu: (1). Menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat, (2). Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang
berkualitas, (3). Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, (4).
Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di daerah mengacu pada Undang-undang no.
32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan no.33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
dan Sistem Penyelenggaraan Keuangan Negara. Sumber dana untuk pelaksanaan program
perbaikan gizi masyarakat diperoleh dari APBN, APBD dan sumber-sumber lain yang tidak
mengikat.

B. TUJUAN

Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat pada
ibu hamil, bayi dan balita, serta kelompok usia produktif.

C. SASARAN

Cakupan balita yang ditimbang menjadi 75 %


1. Cakupan bayi dan balita dapat kapsul vitamin A menjadi 80%
2. Cakupan ibu hamil dapat tablet Fe 90 tablet menjadi 60%
3. Cakupan bayi umur 6 bulan dapat ASI secara eksklusif menjadi 63%
4. Cakupan balita BGM umur 6-24 bulan GAKIN dapat MP-ASI menjadi 100 %
5. Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan menjadi 100 %
6. Persentase desa dengan garam beryodium baik 65%
7. Cakupan kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi (PWS, PSG, SKD-KLB, dan SKPG)
menjadi 100 %

D. LINGKUP KEGIATAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI

a. Administrasi Kegiatan

1) Tujuan
Tujuan administrasi kegiatan adalah untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan
dan pengelolaan manajemen program dari aspek administratif.

2) Pelaksana
Penanggungjawab dan Pelaksana Anggaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat di
tingkat provinsi

1
3) Penggunaan Anggaran
Anggaran Administrasi Kegiatan digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah
diberlakukan oleh Pemerintah, yang diperuntukkan:
a) Honorarium Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran, Penguji SPP,
Penandatangan SPM, PUMK, dan Staf Pelaksana
b) Biaya fotokopi, penggandaan dokumen, surat-menyurat, dan komunikasi cepat.
c) Pemeliharaan dan kelengkapan komputer
d) Belanja Bahan Alat Tulis Kantor (ATK).
e) Biaya Pengumuman Pengadaan Barang dan Jasa.
f) Biaya Penyelenggaraan Pengadaan Barang dan Jasa

4) Laporan Kegiatan
a) Laporan Hasil Kegiatan dibuat secara periodik yang sudah termasuk dalam
laporan SAI.
b) Penanggungjawab dan pelaksana program gizi melaporkan realisasi keuangan
kegiatan program perbaikan gizi ke Direktorat Bina Gizi Masyarakat melalui
email www.info@gizi.net

b. Konsultasi Program Perbaikan Gizi Provinsi ke Pusat

1) Tujuan
Tujuan kegiatan konsultasi Program adalah untuk menyelaraskan antara kebijakan
program perbaikan gizi masyarakat dari Pusat dengan kesiapan Daerah dalam
pelaksanaan program.

2) Pelaksana
Penanggungjawab dan Pelaksana program perbaikan gizi di tingkat provinsi

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran Konsultasi digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah diberlakukan
oleh Pemerintah, yang diperuntukkan:
a) Biaya Transportasi
b) Biaya Penginapan
c) Uang Harian

4) Laporan Kegiatan
Laporan Hasil Konsultasi dibuat dengan memuat : Tanggal, Tujuan, Hasil Konsultasi,
dan Rencana Tindak-Lanjut, diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

c. Konsultasi Program Perbaikan Gizi Kabupaten/Kota ke Propinsi

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyelaraskan kebijakan program perbaikan gizi
masyarakat antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota sehingga menjadi lebih
harmonis.

2) Pelaksana
Penanggungjawab dan Pelaksana program perbaikan gizi di tingkat kabupaten/kota

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran konsultasi ini digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah diberlakukan
oleh Pemerintah, yang diperuntukkan:
a) Biaya Transportasi (peserta, panitia, narasumber, pengajar)
b) Biaya Penginapan (peserta, panitia, pengajar, narasumber)
c) Uang Harian (peserta, panitia, pengajar, narasumber)
d) Biaya ATK, fotokopi, dan kelengkapan peserta
e) Dokumentasi, publikasi/spanduk, dll.
f) Biaya sewa gedung pertemuan.

2
4) Laporan Kegiatan
Laporan Hasil Konsultasi dibuat dengan memuat : Tanggal, Tujuan, Hasil Konsultasi,
dan Rencana Tindak-Lanjut, dikirimkan kepada Kadinkes Kabupaten/Kota dengan
tembusan kepada Kadinkes Provinsi.

d. Pertemuan Evaluasi Program Perbaikan Gizi

1) Tujuan
Evaluasi kinerja dan pencapaian target sasaran program perbaikan gizi secara
nasional.

2) Peserta
Peserta pertemuan ini meliputi penanggungjawab dan pelaksana program gizi di
Dinas Kesehatan Provinsi, unsur lintas program dan lintas sektor terkait gizi sesuai
dengan kebutuhan daerah.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran yang tersedia diperuntukkan:
1. Biaya Transportasi
2. Biaya Penginapan
3. Uang Harian

4) Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan dibuat dengan mengikuti format yang lazim dipakai, sesuai dengan
Kerangka Acuan, disertai Rencana Tindak-Lanjut hasil pertemuan nasional.

e. Pertemuan Perencanaan, Pemantapan dan Evaluasi Program Perbaikan Gizi di


Provinsi

1) Tujuan
Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan manajemen pengelolaan program
perbaikan gizi masyarakat di provinsi dan kabupaten/kota.

2) Peserta
Peserta pertemuan ini terdiri dari penanggungjawab dan pelaksana program gizi di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, unsur lintas program, serta unsur lintas sektor
terkait sesuai dengan kebutuhan daerah.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran yang tersedia diperuntukkan:
1. Biaya Transportasi (peserta, panitia, narasumber, pengajar)
2. Biaya Penginapan (peserta, panitia, pengajar, narasumber)
3. Uang Harian (peserta, panitia, pengajar, narasumber)
4. Honorarium Pengajar, Narasumber, dan biaya makalah.
5. Biaya ATK, fotokopi, dan kelengkapan peserta
6. Dokumentasi, publikasi/spanduk, dll.
7. Biaya sewa gedung pertemuan.

4) Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan dibuat dengan mengikuti format yang lazim dipakai, sesuai dengan
Kerangka Acuan, disertai Rencana Tindak-Lanjut, dikirimkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.

f. Kursus Penyegaran Ilmu Gizi

1) Tujuan
Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan gizi mutakhir bagi ahli gizi di tingkat
provinsi.

3
2) Pelaksana
Penanggungjawab/pelaksana program gizi dan ahli gizi dan organisasi profesi gizi
(PERSAGI) di Provinsi.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran yang tersedia diperuntukkan:
1. Biaya Transportasi
2. Biaya Penginapan
3. Uang Harian

4) Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan dibuat dengan mengikuti format yang lazim dipakai, sesuai dengan
Kerangka Acuan, disertai Rencana Tindak-Lanjut hasil kursus penyegar ilmu gizi
nasional.

g. Sosialisasi Respon Cepat dan Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyelaraskan kebijakan daerah dalam mendukung
program perbaikan gizi masyarakat, antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait
lainnya serta pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) di
Provinsi atau Kabupaten/Kota, sehingga menjadi lebih terarah.

2) Sasaran
Lembaga legislatif daerah, pimpinan instansi pemerintah dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang terkait sebagai pendukung program perbaikan gizi di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran yang tersedia dapat digunakan sesuai dengan ketentuan yang telah
diberlakukan oleh Pemerintah, yang diperuntukkan:
a) Biaya Transportasi (peserta, panitia, narasumber, pengajar)
b) Biaya Penginapan (peserta, panitia, pengajar, narasumber)
c) Uang Harian (peserta, panitia, pengajar, narasumber)
d) Honorarium Pengajar, Narasumber, dan biaya makalah.
e) Biaya ATK, fotokopi, dan kelengkapan peserta
f) Biaya dokumentasi, publikasi/spanduk, dll.
g) Biaya sewa gedung pertemuan.

4) Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan dibuat dengan mengikuti format yang lazim dipakai, sesuai dengan
Kerangka Acuan, disertai Rencana Tindak-Lanjut, dikirimkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan.

h. Peningkatan Kapasitas Dalam Deteksi Dini Kasus Kurang Gizi

1) Tujuan
Tujuan kegiatan adalah ditemukannya kasus kurang gizi dengan faktor penyebab
timbulnya masalah, serta menindak lanjuti melalui koordinasi dengan program terkait
oleh pengelola program perbaikan gizi di kabupaten/kota dan Puskesmas

2) Pelaksana
a. Pengelola program gizi kabupaten/kota
b. Petugas gizi Puskesmas

4
3) Penggunaan Dana
a. Belanja uang honor tidak tetap, meliputi :
- Honor makalah, honor panitia, dan pengajar
b. Belanja bahan : Bahan ATK, fotocopy, dan konsumsi
c. Belanja perjalanan lainnya
- Transport peserta, transport lokal pengajar, dan transport lokal panitia (sesuai
dengan daerah masing-masing)
- Uang harian
- Uang penginapan

4) Laporan Kegiatan
a. Laporan pelaksanaan pelatihan deteksi dini kasus kurang gizi
b. Ada data kasus kurang gizi yang diketemukan

i. Peningkatan Kapasitas Pengelola Program Perbaikan Gizi


Kabupaten/Kota/Puskesmas

1) Tujuan
Meningkatkan kapasitas teknis dan administrasi pengelola program perbaikan gizi di
Kabupaten/Kota/Puskesmas.

2) Sasaran
a. Pengelola program gizi kabupaten/kota
b. Petugas gizi Puskesmas

3) Penggunaan Dana
a. Belanja uang honor tidak tetap, meliputi :
- Honor makalah, Panitia dan pengajar
b. Belanja bahan : Bahan ATK, Foto Copy, Konsumsi
c. Belanja perjalanan lainnya
- Transport peserta, transport lokal pengajar, dan transport lokal panitia (sesuai
dengan daerah masing-masing)
- Uang harian
- Uang penginapan

4) Laporan Kegiatan
Dokumen laporan pertemuan.

j. Peningkatan Kapasitas Tatalaksana Gizi Buruk bagi Tim Asuhan Gizi Rumah Sakit.

1) Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tim asuhan gizi rumah sakit dalam
pelayanan anak gizi buruk sesuai standar.

2) Peserta
a. Tim Asuhan Gizi Rumah Sakit (dokter, ahli gizi, perawat/bidan)
b. Pengelola program gizi Dinkes Kabupaten/Kota

3) Penggunaan dana

5
a) Belanja honor tidak tetap meliputi Honor pengajar dan Honor panitia;
b) Belanja bahan meliputi bahan ATK dan komputer;
c) Perjalanan : Transport peserta/panitia, Uang harian, Biaya penginapan
d) Lain-lain : Surat menyurat, foto copy, Sewa kendaraan roda empat, Bahan
praktek, Home economic set, Sewa ruangan

4) Laporan Kegiatan
- Laporan kegiatan peningkatan kapasitas tatalaksana gizi buruk tim asuhan gizi di
RS.
- Laporan monitoring paska pelatihan untuk mengetahui pelaksanaan tatalaksana
gizi buruk di Rumah Sakit.

k. Peningkatan Kapasitas Konselor Menyusui.

1) Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tim Konselor ASI.

2) Peserta
- Pengelola program gizi Dinkes Kabupaten/Kota
- Tenaga Gizi Puskesmas

3) Penggunaan dana
1. Belanja honor tidak tetap meliputi Honor pengajar dan Honor panitia;
2. Belanja bahan meliputi bahan ATK dan komputer;
3. Perjalanan : Transport narasumber, peserta/panitia, Uang harian, Biaya
penginapan
4. Lain-lain : Surat menyurat, foto copy, Sewa kendaraan roda empat, Bahan
praktek, Sewa ruangan.

4) Laporan Kegiatan
ƒ Laporan kegiatan peningkatan kapasitas konselor ASI.
ƒ Laporan monitoring paska pelatihan untuk mengetahui pelaksanaan konseling
ASI di RS dan Puskesmas.

l. Peningkatan Kapasitas Tim Asuhan Gizi Puskesmas Dalam Rangka Penanganan Gizi
Buruk

1) Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tim asuhan gizi Puskesmas dalam
pelayanan kasus gizi buruk

2) Peserta
- Tim asuhan gizi Puskesmas (dokter, ahli gizi, perawat/bidan)
- Pengelola program gizi Dinkes Kab/Kota

3) Penggunaan dana
a) Belanja honor tidak tetap meliputi Honor pengajar dan Honor panitia
b) Belanja bahan meliputi Bahan ATK dan komputer
c) Perjalanan : Transport peserta/panitia, Uang harian, Biaya penginapan
d) Lain-lain : Surat menyurat, foto copy, Sewa kendaraan, Bahan praktek, bahan
kontak, home economic set, Sewa ruangan.

4) Laporan Kegiatan
- Laporan kegiatan peningkatan kapasitas tim asuhan gizi Puskesmas dalam
rangka penanganan gizi buruk
- Laporan monitoring pasca pelatihan

6
m. Pemantauan dan Pembinaan Program Perbaikan Gizi

1) Tujuan
Meningkatkan kinerja pengelola program perbaikan gizi di tingkat kabupaten/kota
melalui pembinaan teknis dan evaluasi pelaksanaan program gizi

2) Sasaran
Pelaksana dan penanggung jawab program perbaikan gizi di kabupaten/kota

3) Penggunaan dana
Belanja perjalanan : Transport, Uang harian, Uang penginapan

4) Laporan Kegiatan
a. Laporan kegiatan Bintek
- Laporan evaluasi hasil bintek sebagai bahan perencanaan program

n. Pemantauan status gizi (PSG-KADARZI)

1) Tujuan
Terlaksananya PSG-Kadarzi dan tersedianya informasi status gizi balita dan norma
keluarga sadar gizi (KADARZI) secara berkala, cepat, tepat dan akurat.

2) Pelaksana
• Penanggung jawab dan pelaksana program perbaikan gizi Provinsi dan
Kabupaten/Kota
• Petugas gizi Puskesmas

Pelaksanaan PSG :
Pelaksanaan kegiatan Pemantauan Status Gizi dan KADARZI harus mengacu pada
petunjuk teknis Pemantauan Status Gizi dan KADARZI yang dikeluarkan oleh
Direktorat Bina Gizi Masyarakat tahun 2009

3) Penggunaan dana
a) Biaya transport pengambilan sampel
b) Biaya transportasi : disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan kondisi
setempat (disesuaikan dengan MAK yang tersedia).
c) Uang Harian dan uang penginapan diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Foto copy, ATK dan penggandaan formulir PSG
e) Biaya entry data

4) Laporan Kegiatan
Laporan hasil pelaksanaan PSG KADARZI dikirim ke Direktorat Bina Gizi Masyarakat
melalui Pos dan email ke www.info@gizi.net .

o. Pemantauan dan Pembinaan dana Bantuan Sosial Gizi ke Kabupaten/Kota

1) Tujuan
Meningkatkan kinerja Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan dana bantuan sosial program gizi (Operasional Posyandu, Pengiriman dan
penyimpanan MP-ASI, pengiriman dan penyimpanan susu cair dan dukungan
operasaional pengelola bansos Kabupaten/Kota) .

2) Sasaran
Penanggung jawab dan pelaksana program gizi kabupaten/kota

7
3) Penggunaan dana
Belanja perjalanan : Transport, Uang harian, Uang penginapan

4) Laporan Kegiatan
a) Laporan kegiatan Bintek bantuan sosial
b) Laporan evaluasi hasil bintek bantuan sosial sebagai bahan perencanaan
program
c) Laporan tahunan pelaksanaan bansos Kabupaten/Kota meliputi laporan
keuangan, kegiatan dan hambatan/masalah Bansos

p. Penerbitan Majalah/Buletin gizi

1) Tujuan
Tersedianya media informasi dan komunikasi tentang perkembangan program gizi
untuk berbagai kalangan.

2) Pelaksana
a) Pelaku dan pemerhati masalah gizi
b) Lintas sektor dan lintas program terkait dengan program gizi

3) Penggunaan dana
a) Belanja uang honor tidak tetap :
- Honor tim teknis
- Honor sekretariat
b) Belanja bahan : Bahan ATK, komputer, foto copy dan penggandaan bulletin JIPG.
c) Belanja jasa profesi : honor penulis buletin

4) Laporan Kegiatan
a) Laporan kegiatan penerbitan majalah/buletin

q. Pelacakan Kasus Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas

1) Tujuan
Menemukan dan mengidentifikasi secara dini kasus gizi buruk dalam rangka
menetapkan pemberian intervensi bagi penderita secara tepat dan cepat

2) Pelaksana
a) Penanggung jawab dan pelaksana program gizi Kabupaten/Kota
b) Petugas gizi Puskesmas

3) Penggunaan dana
a) Biaya transportasi : disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan kondisi
setempat (disesuaikan dengan MAK yang tersedia).
b) Uang Harian dan uang penginapan diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.

4) Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan pelacakan kasus.

8
BAB VII
KEGIATAN PROYEK PHLN

I. KEGIATAN DHS-2

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan, telah menerima pinjaman dari ADB
untuk membiayai proyek DHS2 dan sejak 29 Maret 2005 proyek dinyatakan efektif serta
akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.

Proyek ini akan membantu meningkatkan status kesehatan masyarakat pada lokasi proyek,
yang kinerjanya diukur dari indikator-indikator dari MDG’s, melalui peningkatan pelayanan
dasar (PHC), dengan memberikan penekanan pada kebutuhan wanita, bayi, anak-anak dan
keluarga miskin.

Wilayah kerja proyek meliputi 90 kabupaten/kota yang berada di 9 provinsi (Sumatera


Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Tumur).

Pembiayaan dari kegiatan ini berasal dari dana pinjaman ADB (Loan 2074, 2075-INO) dan
dana APBN (RMP dan RM), dengan pengaturan penggunaan berdasarkan Peraturan
Dirjen Perbendaharaan Depkeu yang diterbitkan untuk kepentingan tersebut.
Pada tahun anggaran 2009 kegiatan ini merupakan tahun ke 5, dengan pagu untuk
keseluruhan 9 provinsi sejumlah Rp. 96.621.522.000,00, yang dibiayai dari dana pinjaman
ADB sebesar Rp.69.674.585.000,00, dan dana APBN sebesar Rp.26.946.937.000,00.

B. Tujuan
Meningkatkan status kesehatan masyarakat di lokasi proyek, yang diukur dengan indikator
kesehatan terkait dengan MDGs, difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan Ibu,
Bayi, Anak, dan Kelompok Miskin.

Secara khusus Proyek bertujuan:


1. Meningkatkan kapasitas daerah dalam menjamin kualitas pelayanan kesehatan dan KB
2. Meningkatkan Pemerataan, Kualitas dan Sustainabilitas Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Daerah
3. Meningkatkan kapasitas Depkes dan BKKBN dlm mendukung pemerintah daerah dlm
penyelenggaraan pelayanan kesehatan

C. Komponen kegiatan
1. Komponen I:
ƒ Penguatan pelayanan kesehatan ibu dan anak

2. Komponen II:
ƒ Pemberdayaan masyarakat. dalam pelaksanaan Model Operasional Desa Siaga
ƒ Dukungan sektor swasta bekerjasama dengan masyarakat untuk pencapaian target
MDG’s

3. Komponen III:
ƒ Revitalisasi Program KB

4. Komponen IV:
ƒ Peningkatan kapasitas kabupaten/kota dalam desentralisasi
5. Komponen V:
ƒ Peningkatan peranan pusat untuk mendukung desentralisasi pelayanan kesehatan

D. Kegiatan-kegiatan

a. Administrasi Kegiatan (0002)


1) Tujuan
Tujuan administrasi kegiatan adalah untuk terlaksana dan lancarnya Pengelolaan
Proyek DHS2, mempercepat jalannya komunikasi, onitoring dan evaluasi Proyek
DHS2 di Kab/Kota Se Kalimantan Selatan, tersedianya sarana operasional
pelaksanaan kegiatan Proyek DHS2.

2) Sasaran
Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan DHS-II ADB di tingkat provinsi dan
kabupaten /kota.
3) Penggunaan Anggaran
a) Honorarium yang terkait dengan operasional Satker.
b) Honorarium yang terkait dengan output kegiatan.
c) Biaya jasa listrik,

4) Laporan Kegiatan
Laporan hasil kegiatan dibuat secara periodik yang sudah termasuk dalam
laporan SAI, satu eksemplar dikirim ke Sekretariat Proyek Pusat untuk
dikompilasi bersama laporan dari Propinsi lainnya.

b. Pendidikan dan Pelatihan Teknis (0012)


1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan/ kemampuan/
ketrampilan para tenaga kesehatan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Sasaran
Tenaga kesehatan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.
3) Penggunaan Anggaran
a) Biaya bahan: ATK, fotokopi, supply komputer
b) Biaya honor narasumber/pengajar/instruktur,
c) Biaya lain-lain: konsumsi, penggandaan,
d) Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya menginap.

d. Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan segera disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi selaku
Manajer Proyek DHS-2 Provinsi oleh Panitia Pelaksana Pelatihan.

2
c. Penyusunan Program & Rencana Kerja/Teknis/Program (0051)

1) Rapat Koordinasi Dewan Kesehatan Kab/Kota

a) Tujuan
Untuk mendapat masukan dari kab/kota tentang pembiayaan kesehatan di
daerah masing – masing

b) Sasaran
Anggota Dewan Kesehatan Kabupaten/Kota

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya operasional: fotocopy, pelaporan, komunikasi cepat, dll
ƒ Biaya sewa: ruang pertemuan
ƒ Biaya perjalanan: uang harian peserta pertemuan

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

2) Sinkronisasi Kegiatan Proyek Tahun 2009 & Perencanaan Tahun 2010

a) Tujuan
Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada kabupaten tentang program
dan kegiatan di provinsi.

b) Sasaran
Sekretariat proyek tk. Provinsi, kabupaten/kota, TRT

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, komputer suplly, spanduk
ƒ Biaya operasional lain: penggandaan, pelaporan, dll
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan.

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

3) Sosialisasi Model Operasional Desa Siaga

a) Tujuan
Menumbuhkan kemitraan dan partisipasi aktif masyarakat, lembaga sosial
desa, TP-PKK, sektoral, dan kelompok potensial, guna mewujudkan desa
siaga.
b) Sasaran
Masyarakat, lembaga sosial desa, TP-PKK, sektoral, keompok potensial
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan:ATK, spanduk, fotocopy, penggandaan & pelaporan,
konsumsi, dll
ƒ Biaya sewa: gedung
ƒ Biaya perjalanan: transport.
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

3
4) Pertemuan Evaluasi Akhir Tahun Proyek

a) Tujuan
Mengevaluasi dan membahas masalah dan kendala kegiatan Proyek dan
jalan kelaurnya.
b) Sasaran
Pelaksana kegiatan proyek.
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, komputer supply, spanduk, fotocopy, penggandaan,
komunikasi cepat, dokumentasi & pelaporan, dll
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya penginapan
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

5) Konsinyasi Review Annual Plan tahun 2010 (TRT & PPIU)


a) Tujuan
Menyusun annual plan tahun 2010
b) Sasaran
Anggota TRT dan Sekretariat Proyek Provinsi

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, komputer suplly, spanduk
ƒ Biaya operasional lain: penggandaan, pelaporan, dll
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan.

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

6) Pertemuan Antenatal Care Integrasi


a) Tujuan
Meningkatkan pemahaman mengenai program ACT kepada pemegang
program terkait.
b) Sasaran
Tenaga kesehatan yang bertugas dibidang terkait.

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, komputer suplly, spanduk
ƒ Biaya operasional lain: penggandaan, pelaporan, dll
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan.

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

7) Pertemuan Koordinasi LP/LS di Kabupaten

a) Tujuan
Meningkatkan koordinasi antar lintas program/lintas sektor di tk. Kabupaten/
kota
b) Sasaran
Lembaga/instansi LP/LS.
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, komputer suplly, spanduk
ƒ Biaya operasional lain: penggandaan, pelaporan, dll
4
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan.

d) Laporan Kegiatan

8) Pengembangan DHA
a) Tujuan
Mengembangan kemampuan tenaga kesehatan dibidang penyusunan
anggaran kesehatan daerah
b) Sasaran
Tenaga perencanaan di kabupaten/kota
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya lain-lain: penyusunan pelaporan, dll
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya penginapan.
d) Laporan Kegiatan

9) Pertemuan Kemitraan Bidan & Dukun


a) Tujuan
Meningkatkan mutu yankes ibu hamil, meningkatkan cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, dan menurunnya kejadian
kematian ibu maternal dan kematian bayi
b) Sasaran
Dukun beranak/dukun bayi
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK
ƒ Biaya honor Nara sumber
ƒ Biaya lain-lain: Fotocopy, penggandaan, komunikasi cepat, dokumentasi
& pelaporan, spanduk, dll
ƒ Biaya sewa: ruang pertemuan
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya penginapan.
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

d. Bantuan Beasiswa (0079)


a) Tujuan
Tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan dengan jumlah kwantity
sesuai kebutuhan ketenagaan di Provinsi dan kabupaten/kota guna mempercepat
terlaksananya pembangunan di bidang kesehatan di provinsi/kabupaten/kota

b) Sasaran
Tenaga kesehatan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.
c) Penggunaan Anggaran
Dana bantuan sosial diberikan untuk: ATK, transport lokal, tunjangan buku &
referensi, tunjangan biaya hidup, transport & uang harian pada awal & akhir
program, SPP, biaya riset, biaya matrikulasi, biaya praktek, dll
d) Laporan Kegiatan
Laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sesuai jadwal
pendidikan (semester) kepada Kepala Dinas Provinsi selaku Manajer Proyek
DHS-2 Provinsi oleh peserta tubel ybs.

5
e. Kesekretariatan dan Kerja Sama Luar Negeri (0104)
1) Sekretariat di provinsi
a) Tujuan
• Melaksanakan kegiatan administrasi kesekretariatan Proyek DHS2.
• Mempercepat jalannya komunikasi, konsultasi, Monitoring dan Evaluasi
Proyek DHS2 di provinsi.
• Menyediakan sarana operasional pelaksanaan kegiatan Proyek DHS2
• Memantau kemajuan pelaksanaan kegiatan secara periodik

b) Sasaran
Sekretariat Proyek DHS-2 Provinsi

c) Penggunaan Dana
ƒ Biaya bahan: ATK, fotokopi, supply komputer
ƒ Biaya operasional: Penggandaan, penyusunan laporan,dokumentasi,
surat menyurat, kegiatan pelelangan, dll
ƒ Biaya jasa Konsultan: Honor Pengelola Proyek Tk. Provinsi
ƒ Biaya jasa lainnya: telepon/fax, berlangganan fasilitas operasional
internet.
ƒ Biaya langganan & jasa: listrik, dan telepon.
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya menginap, dalam rangka
konsultasi ke Pusat dan supervisi ke kabupaten/kota.

d) Laporan Kegiatan

2) Sekretariat di kabupaten/kota
a) Tujuan
ƒ Melaksanakan kegiatan administrasi kesekretariatan Proyek DHS2.
ƒ Memantau kemajuan pelaksanaan kegiatan secara periodik

b) Sasaran
Sekretariat Proyek DHS-2 kabupaten/kota

c) Penggunaan Dana
ƒ Biaya bahan: ATK, fotokopi, supply komputer
ƒ Biaya operasional: Penggandaan, penyusunan laporan,dokumentasi,
surat menyurat, dll
ƒ Biaya jasa Konsultan: Honor Pengelola Proyek Tk. Kabupaten/Kota.
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya menginap, dalam rangka
konsultasi ke provinsi dan supervise/bintek ke desa siaga.

d) Laporan Kegiatan

6
3) Koordinasi DHC kabupaten/kota
a) Tujuan
Melaksanakan pertemuan koordinasi DHC di kabupaten/kota
b) Sasaran
Anggota DHC kabupaten/kota
c) Penggunaan Dana
ƒ Biaya pertemuan
d) Laporan Kegiatan

4) Koordinasi JHC & TRT provinsi


a) Tujuan
Melaksanakan pertemuan koordinasi antara JHC dengan TRT
b) Sasaran
Anggota JHC dan TRT provinsi

c) Penggunaan Dana
ƒ Biaya bahan: ATK, dll
ƒ Biaya operasional: bantuan uang saku peserta, konsumsi

d) Laporan Kegiatan

f. Survey kesehatan (0143)


a) Tujuan
Memperoleh lebih banyak jumlah penderita malaria yang terjaring di sarana
kesehatan.
b) Sasaran
Masyarakat pada daerah endemis..
c) Penggunaan Dana
Biaya jasa lainnya untuk pelaksanaan survey.

d) Laporan Kegiatan

g. Pembangunan Gedung (0164)


a) Tujuan
Mendirikan bangunan gedung sebagai tempat/ sarana pelayanan kesehatan
b) Sasaran
Terbangunnya bangunan gedung sebagai sarana kesehatan.
c) Penggunaan Dana
Biaya pembangunan sarana kesehatan.

d) Laporan Kegiatan

7
h. Pelayanan kesehatan/perbaikan gizi ibu/anak & KB (0232)
a) Tujuan
Menyediakan sarana/fsilitas pelayanan penulihan gizi buruk bagi bayi dan balita,
dengan melaksanakan tata laksana Gizi Buruk Bayi dan Balita.
b) Sasaran
Bayi dan balita yang menderita gizi buruk..
c) Penggunaan Dana:

ƒ Biaya bahan: ATK, komputer suplly, spanduk


ƒ Biaya operasional lain: penggandaan, pelaporan, dll
ƒ Biaya perjalanan : transport, uang harian, uang penginapan.
ƒ Biaya pembangunan untuk gedung dan peralatan.
ƒ Biaya lain-lain: penyelenggaraan pertemuan, bahan makanan, susu
energy tinggi, kelengkapan anak dan orangtua, dll.

d) Laporan Kegiatan

i. Pengadaan Meubelair (0273)


a) Tujuan
Mengadakan meubelair untuk kelancaran administrasi dan operasional bagi
sekretariat dan satker DHS-2 Provinsi.
b) Sasaran
Tersedianya filling cabinet/ lemari arsip, dan meja kursi setengah biro.

c) Penggunaan Dana

Biaya pengadaan meubelair.

d) Laporan Kegiatan

j. Pengadaan Alat Pendidikan (0274)


a) Tujuan
Melaksanakan pengadaan peralatan dimaksudkan untuk memberikan bantuan
berupa peralatan pendidikan bagi tenaga-tenaga kesehatan yang dilatih di
Bapelkes
b) Sasaran
Terselenggaranya mekanisme pengadaan peralatan pendidikan yang sesuai
dengan rambu – rambu ADB dan ketentuan pemerintah
c) Penggunaan Dana
Biaya pengadaan peralatan pendidikan.
d) Laporan Kegiatan

k. Pengadaan Alat Kedokteran, Kesehatan dan KB (0275)


a) Tujuan
Mengadakan peralatan kesehatan untuk dipergunakan di sarana pelayanan
kesehatan.
b) Sasaran
Terselenggaranya mekanisme pengadaan peralatan kesehatan yang sesuai
dengan rambu – rambu ADB dan ketentuan pemerintah.

8
c) Penggunaan Dana
Biaya pengadaan peralatan kesehatan
d) Laporan Kegiatan
l. Pengadaan Alat Pengolah Data (0277)
a) Tujuan

Untuk memenuhi sarana dan prasarana administrasi dan pelaporan baik oleh
manajemen proyek maupun fasilitator desa siaga. Sehingga kegiatan maupun
pelaporan kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

b) Sasaran

Terpenuhinya alat pengolah data dan alat penunjang lainya untuk sekretariat
DHS2 maupun fasilitator desa siaga.

c) Penggunaan Dana
Biaya pengadaan peralatan pengolah data
d) Laporan Kegiatan

m. Pengadaan Kendaraan Khusus (0291)


a) Tujuan

Untuk mendukung dalam rangka meningkatkan akses pelayanan kesehatan


terutama di daerah sulit atau terpencil.

b) Sasaran

Terdapatnya kendaraan roda 4 sebagai pendukung kelancaran akses pelayanan


kesehatan daerah sulit / terpencil.

c) Penggunaan Dana

Biaya pengadaan kendaraanroda 4.


d) Laporan Kegiatan

n. Pengadaan Alat Angkutan Air (0294)


a) Tujuan
Agar mampu menjangkau daearah-daerah yang masih tergolong sangat terpencil
sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta lebih optimal.
b) Sasaran
Adanya kendaraan untuk menunjang jangkauan pelayanan kesehatan
c) Penggunaan dana
Biaya modal & peralatan mesin: Pengadaan kendaraan air.
d) Laporan Kegiatan
Dokumen laporan kegiatan yang dilengkapi dengan hasil kerja panitia
pengadaan, hasil kerja panitia penerimaan.

9
o. Pengembangan Sistem Informasi (0656)
a) Tujuan
Menyediakan jaringan utnuk pengembangan SIK.
b) Sasaran
Paket jaringan untuk mendukung SIK
c) Penggunaan dana
Biaya pengadaan paket jaringan
d) Laporan Kegiatan
Dokumen laporan kegiatan yang dilengkapi dengan hasil kerja panitia
pengadaan, hasil kerja panitia penerimaan.

p. Penyelenggaraan Sosialisasi/Workshop/Diseminasi/Seminar/Publikasi (0728)


1. Sosialisasi konsep DHA
a) Tujuan
Mensosialisasikan kecukupan belanja kesehatan, besarnya alokasi dan
realisasi pembiayaan kesehatan.

b) Sasaran
Petugas kesehatan di tk. Provinsi, kabupaten, dan kota

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, fotocopy, pelaporan, dll
ƒ Biaya lain-lain: Penggandaan, pelaporan, komsumsi peserta lokal
ƒ Biaya sewa: ruang pertemuan
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

2. Workshop entry dan analisa data DHA


a) Tujuan
Memberikan kemampuan tentang tata cara entri dan analisa DHA

b) Sasaran
Petugas kesehatan tk. Provinsi, kabupaten, kota
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, fotocopy, pelaporan
ƒ Biaya operasional: konsumsi peserta lokal
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

3. Sosialisasi kemitraan bidan dan dukun


a) Tujuan
Meningkatkan jalinan kemitraan bidan desa dan dukun bayi di wilayah
kerjanya dalam pelaksanaan yankes ibu dan anak.

b) Sasaran
Bidan desa dan dukun bayi
10
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK,
ƒ Biaya operasional: pelaporan, penggandaan, dll
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

4. Pertemuan Lintas Sektoral

a) Tujuan
Untuk mendapat dukungan dari lintas sektor demi terlaksananya tujuan
proyek.

b) Sasaran
Lintas sektor & program di tk. Provinsi

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya operasional: fotocopy, pelaporan, komunikasi cepat, dll
ƒ Biaya sewa: ruang pertemuan
ƒ Biaya perjalanan: uang harian peserta pertemuan

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

q. Monitoring dan Evaluasi (0967)


d) Tujuan
Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program.
e) Sasaran
Pelaksana program
f) Penggunaan Dana
ƒ Biaya bahan: ATK, komputer supply, fotocopi, penggandaan, komunikasi
cepat, dokumentasi & pelaporan, dll
ƒ Biaya honor nara sumber
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian.
g) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut

11
r. Pengadaan Peralatan Penunjang Operasional (1008)
a) Tujuan
Menyediakan sarana kesehatan agar SIKDA berfungsi sesuai peruntukannya,
berupa pembangkit tenaga listrik/genset.
b) Sasaran
SIKDA.
c) Penggunaan dana
Biaya pengadaan genset..
d) Laporan Kegiatan

s. Dukungan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan (1035)


1. Pengadaan peralatan kesehatan untuk Poskesdes
a) Tujuan
Mengadakan peralatan kesehatan untuk Poskesdes dalam kegiatan Model
Operasional Desa Siaga.
b) Sasaran
Poskesdes yang dibangun dalam rangka Model Operasional Desa Siaga.
c) Penggunaan Anggaran
Biaya bantuan sosial untuk pengadaan peralatan kesehatan

d) Laporan Kegiatan
Dokumen laporan kegiatan yang dilengkapi dengan hasil kerja panitia
pengadaan, hasil kerja panitia penerimaan..

2. Pengadaan obat-obatan untuk Poskesdes


a) Tujuan
Mengadakan obat-obatan untuk Poskesdes dalam kegiatan Model
Operasional Desa Siaga.

b) Sasaran
Poskesdes yang dibangun dalam rangka Model Operasional Desa Siaga
c) Penggunaan Anggaran
Biaya bantuan sosial untuk pengadaan obat-obatan.

d) Laporan Kegiatan
Dokumen laporan kegiatan yang dilengkapi dengan hasil kerja panitia
pengadaan, hasil kerja panitia penerimaan..

3. Pelatihan Bidan Desa


a) Tujuan
Untuk menambah ketrampilan Bidan Desa yang bertugas di Poskesdes
Model Opeaional Desa SIaga, dibidang teknis maupujn adiminisrasi..

b) Sasaran
Bidan Desa yang bertugas di Model Operasional Desa Siaga,

c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, fotocopy, pelaporan
ƒ Biaya operasional: konsumsi peserta lokal, panitia & nara sumber provinsi
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, uang penginapan

12
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut.

t. Sosialisasi dan Koordinasi Upaya Kesehatan (1037)


a) Tujuan
Untuk mendapatkan dukungan dari stake-holder dalam mendukung pelaksanaan
desa siaga.
b) Sasaran
Pemerintah Daerah

c) Penggunaan dana
ƒ Biaya bahan: ATK
ƒ Biaya honor untuk nara sumber
ƒ Biaya lain-lain: fotokopi, penggandaan, komunikasi cepat, dokumentasi &
pelaporan, spanduk, dll
ƒ Biaya sewa: ruang pertemuan
ƒ Biaya perjalanan: Transport, uang harian, biaya penginapan.
.
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut

u. Rehabilitasi Gedung (1139)


a) Tujuan
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
melakukan rehabilitasi sarana gedung kesehatan
b) Sasaran
Puskesmas dan RS yang perlu dilakukan rehabilitasi
c) Penggunaan dana
Biaya rehabilitasi untuk Puskesmas PONED dan RS
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan pengadaan paket feeding center.

v. Revitalisasi Puskesmas (4642)


1. Refreshing kapasitas Tim Feeding center Puskesmas
a) Tujuan
Menyiapkan tenag kesehatan lini terdepan agar mampu menangani
permalahan gizi bagi bumil dan balita.
b) Sasaran
Tenaga kesehatan di Puskesmas.
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, tas peserta, bahan praktek
ƒ Biaya honor pengarah, panitia, fasilitator

13
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut

2. Revitalisasi sarana/fasilitas Feeding Center

a) Tujuan
Meningkatkan pelayanan gizi di Puskesmas melalui panti pemulihan gizi/
feeding center.
b) Sasaran
Paket feeding center
c) Penggunaan Anggaran
Biaya pengadaan paket feeding center
d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan pengadaan paket feeding center.

3. Operasional kegiatan
a) Tujuan
Meningkatkan status gizi bumil KEK dan balita kurang gizi
b) Sasaran
Terlaksananya operasional feeding center.
c) Penggunaan Anggaran
ƒ Biaya bahan: ATK, tas & seragam peserta
ƒ Biaya sewa: ruang pertemuan, kendaraan R4
ƒ Biaya honor nara sumber
ƒ Biaya jasa: pembuatan spanduk
ƒ Biaya perjalanan: transport, uang harian, biaya penginapan

d) Laporan Kegiatan
Berupa dokumen laporan kegiatan dilampiri dengan TOR, jadwal, proses
kegiatan, dokumen penyajian, realisasi pembiayaan, dan tindak lanjut

II. KEGIATAN NICE PROJECT


A. Latar Belakang
Proyek NICE diharapkan mencakup lebih kurang 4053 desa miskin di 24 kabupaten/kota,
termasuk kelurahan di 6 kota di 6 propinsi: Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten dan kota yang berpartisipasi dipilih dan disetujui bersama antara Pemerintah
dan ADB berdasarkan pada kriteria-kriteria: (i) prevalensi gizi kurang, (ii) insiden
kemiskinan and (iii) komitmen dari pemerintah setempat untuk kontribusi biaya. Proyek
diharapkan mempunyai suatu efek demontrasi, yang dapat menyebabkan perluasan
intervensi gizi ke propinsi-propinsi lainnya.

Proyek akan mendukung kegiatan Pemerintah untuk mengurangi kekurangan gizi mikro
seperti kurang zat gizi besi dan kurang vitamin A diantara 500.000 ibu hamil dan
menyusui. Pengurangan prevalensi 1,48 juta anak balita dengan berat badan rendah dari
28% pada tahun 2005 menjadi di bawah 20% pada tahun 2009. Suatu daftar dari
kontribusi-kontribusi gizi untuk pencapaian “Millennium Development Goals” seperti pada
Lampiran 1.

Manfaat-manfaat proyek yang penting termasuk pengurangan gizi kurang diantara anak-
anak muda dan wanita, peningkatan akses pada zat gizi mikro dan penurunan dari
penyakit infeksi yang berkaitan dengan gizi dan penurunan kurang darah dan kurang
energi kronis pada wanita umur produktif, yang menuju pada hidup lebih produktif dan
sehat. Hal ini akan mewujudkan manfaat sosial ekonomi yang positif, termasuk akan
terhindar dari biaya yang terkait dengan kehilangan kesadaran dan produktivitas rendah,
angka kesakitan dan kematian.

14
B. Tujuan
Proyek NICE didisain untuk mencapai 5 (lima) tujuan yaitu:
(i) memperkuat kapasitas untuk pengembangan kebijakan, program dan survailans gizi;
(ii) peningkatan kualitas dan pelayanan gizi terpadu untuk ibu-ibu dan anak-anak di
daerah proyek;
(iii) meningkatkan kemampuan masyarakat untuk upaya peningkatan gizi dan intervensi
kebersihan perorangan;
(iv) memperluas program-program fortifikasi dan memperkuat komunikasi gizi dan
(v) meningkatkan kapasitas pengelolaan proyek termasuk perencanaan, monitoring
dan evaluasi dari program gizi.

C. Sasaran
Total sasaran yang akan dicakup oleh Proyek NICE adalah sebagai berikut:

No Sasaran Jumlah
1. Anak balita 1.480.000
2. Ibu hamil/menyusui 500.000
3. SD/Madrasah 1.800
4. Puskesmas 468
5. Tenaga Kesehatan ± 5.000
6. Desa 4.053
7. Desa penerima paket 1.800
8. Kelompok Gizi Masyarakat 1.800
9. Fasilitator Gizi Masyarakat 900
10. Posyandu 13.656
11. Kader posyandu 40.974

D. Ruang Lingkup Kegiatan NICE

a. Pelatihan Pelatih Fasilitator Masyarakat (TOT)

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah menyediakan Pelatih Fasilitator Masyarakat di setiap
kabupaten/koat yang handal sebagai pelatih fasilitator yang akan diadakan di setiap
kabupaten/kota

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksanakan Pelatihan Pelatih Fasilitator Masyarakat adalah
Dinas Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi Dinas Kesehatan Propinsi atau Pelaksana
Program Perbaikan Gizi Masyarakat di Dinas Kesehatan Propinsi

3) Peserta
Peserta TOT adalah masing-masing 5 orang dari setiap kabupate/kota yang berasal dari
Tim Teknis Kabupaten/Kota, dan atau Lintas sektor yang terkait.

4) Pelatih
Narasumber pelatihan tenaga konsultan, dan CPMU dari Depkes, serta tenaga
professional sesuai dengan keahlian yang diperlukan dari Propinsi.

15
5) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Pelatihan Pelatih Fasilitator Masyarakat yang tersedia digunakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
1) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy, dokumentasi, konsumsi rapat persiapan, surat
menyurat dll
2) Honor yang terkait dengan output kegiatan: Berupa honor narasumber untuk
narasumber dari luar (bukan berasal dari Satker Dinas Kesehatan,
Propinsi/Kabupaten), honor Panitia yang berasal dari Dinas Kesehatan Propinsi
sebagai tim pelaksana
3) Biaya transport: untuk narasumber dari pusat, peserta pelatihan, panitia
4) Transport local rapat persiapan
5) Uang harian untuk narasumber dari pusat, peserta pelatihan, panitia
6) Uang penginapan untuk narasumber dari pusat, peserta pelatihan, panitia
7) Sewa ruang pertemuan

6) Laporan Kegiatan
Laporan Pelatihan Pelatih Fasilitator Masyarakat harus dibuat oleh Panitia Pelaksana
yang berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan modul pelatihan, hasil
pelatihan, dan peserta yang mengikuti pelatihan. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

b. Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat

1) Tujuan :
Tujuan kegiatan ini adalah menyediakan Fasilitator Masyarakat yang handal sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan setiapmkabupaten/kota untuk memfasilitasi Kelompok
Gizi Masyarakat dalam menyusun, melaksanakan dan melaporkan Paket Gizi
Masyarakat.

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksanakan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat
adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana
Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Peserta:
Peserta Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masayarakat adalah fasilitator/calon fasilitator
yang telah diseleksi oleh masing-masing Dinkes Kabupaten/Kota serta tenaga pelaksana
gizi dari puskesmas masing-masing 1 orang.

4) Pelatih:
Pelatih adalah Tim Teknis dari masing-masing kabupaten/kota sebagai TOT dan pelati
yang professional sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Narasumber dari Dinas
Kesehatan Propinsi dan atau Depkes.

5) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat yang tersedia digunakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy, dokumentasi, konsumsi rapat persiapan, surat
menyurat dll
b) Honor yang terkait dengan output kegiatan: Berupa honor narasumber untuk
narasumber dari luar (bukan berasal dari Satker Dinas Kesehatan,
Propinsi/Kabupaten), honor Panitia yang berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Propinsi sebagai tim pelaksana
c) Biaya transport: untuk narasumber dari pusat, peserta pelatihan, panitia
d) Transport local rapat persiapan
e) Uang harian untuk narasumber dari pusat, peserta pelatihan, panitia

16
f) Uang penginapan untuk narasumber dari pusat, peserta pelatihan, panitia
g) Sewa ruang pertemuan

6) Laporan Kegiatan
Laporan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat harus dibuat oleh Panitia
Pelaksana yang berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan modul
pelatihan, hasil pelatihan, dan peserta yang mengikuti pelatihan. Laporan ini dikirimkan
ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola
Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

c. Pelatihan Review Proposal Kelompok Gizi Masyarakat

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah menyediakan Tim yang nanti bertugas untuk mereview dan
menilai proposal Paket Gizi Masyarakat yang diusulkan Kelompok Gizi Masyarakat.

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksanakan Pelatihan Review Proposal Kelompok Gizi
Masyarakat adalah Dinas Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program
Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Peserta
Peserta Pelatihan Review Proposal Kelompok Gizi Masyarakat adalah Tim Teknis Dinkes
Kabupaten/Kota berjumlah masing-masing 10 orang

4) Pelatih
Pelatih adalah Tim Teknis dari masing-masing kabupaten/kota sebagai TOT dan pelati
yang professional sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Narasumber dari Dinas
Kesehatan Propinsi dan atau Depkes.

5) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Pelatihan Review Proposal Kelompok Gizi Masyarakat tersedia
digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan
diperuntukkan:
1) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy, dokumentasi, konsumsi rapat persiapan, surat
menyurat dll
2) Honor yang terkait dengan output kegiatan: Berupa honor narasumber untuk
narasumber dari luar (bukan berasal dari Satker Dinas Kesehatan,
Propinsi/Kabupaten), honor Panitia yang berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Propinsi sebagai tim pelaksana
3) Biaya transport peserta, propinsi, narasumber dari pusat dan panitia
4) Uang harian untuk narasumber dari pusat, propinsi dan peserta pelatihan, panitia
5) Uang penginapan untuk narasumber dari pusat, propinsi peserta pelatihan, panitia
6) Sewa ruang pertemuan

6) Laporan Kegiatan
Laporan Pelatihan Review Proposal Kelompok Gizi Masyarakat dibuat oleh Panitia
Pelaksana yang berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan modul
pelatihan, hasil pelatihan, dan peserta yang mengikuti pelatihan. Laporan ini dikirimkan
ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola
Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

d. Peningkatan Kapasitas Kelompok Gizi Masyarakat (KGM)

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah mempersiapkan anggota KGM yang ada di setiap desa untuk
menyusun proposal, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan Paket Gizi Masyarakat
yang diusulkan KGM.

17
2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksanakan Peningkatan Kapasitas KGM adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.

3) Peserta
Peserta Peningkatan Kapasitas KGM adalah semua anggota KGM yang berjumlah 10
orang dari setiap desa terpilih yang akan mendapatkan Paket Gizi Masyarakat.

4) Pelatih
Pelatih Peningkatan Kapasitas KGM adalah tenaga pelaksana gizi dari setiap
puskesmas yang telah mendapat pelatihan Fasilitator Masyarakat, dan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota.

5) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Peningkatan Kapasitas KGM yang tersedia digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
1) Belanja bahan untuk ATK, konsumsi pertemuan
2) Biaya transport petugas puskesmas, peserta desa
3) Uang harian untuk petugas puskesmas

6) Laporan Kegiatan
Laporan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat harus dibuat oleh Panitia
Pelaksana yang berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan modul
pelatihan, hasil pelatihan, dan peserta yang mengikuti pelatihan. Laporan ini dikirimkan
ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi
(Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

e. Administrasi/Persiapan Bantuan Teknik Luar Negeri.

1) Tujuan
Tujuan administrasi/Persiapan Bantuan Teknik Luar Negeri adalah intuk mendukung
kelancaran penyelenggaraan dan pengelolaan Proyek NICE dari aspek administrasi

2) Pelaksana
Penanggung Jawab dan Pelaksana kegiatan adalah masing-masing Dinas Kesehatan
Propinsi dan Kabupaten/Kota

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk administrasi/Persiapan Bantuan Teknik Luar Negeri tersedia digunakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:

Tenaga Full Time Proyek NICE


1) Paket konsultan untuk 3 orang staf PPCU
2) Paket konsultan untuk 4 DPIU masing-masing 3 orang

Pengelolaan Proyek NICE


1) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy, dokumentasi, surat menyurat dll
2) Honor yang terkait dengan output kegiatan: untuk koordinator, manajer dan staff full time
di propinsi dan 4 kabupaten/kota dan Tim Teknis Kabupaten/Kota
3) Biaya konsultasi dari pripinsi ke pusat, konsultasi dari kabupaten ke propinsi dan pusat
4) Biaya fasilitasi teknis dan manajemen ke kab, puskesmas.

4) Laporan Kegiatan
Laporan administrasi/Persiapan Bantuan Teknik Luar Negeri harus dibuat oleh
Pelaksana yang berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal hasil kegiatan,
dan peserta. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip
yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk
keperluan auditing.

18
f. Peningkatan Cakupan Posyandu

1) Tujuan
Menyediakan biaya operasional bagi posyandu terpilih di daerah NICE sehingga
cakupan posyandu meningkat

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksanakan Peningkatan Cakupan Posyandu adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Peningakatan Cakupan Posyandu tersedia digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah sebagai belanja Lembaga Sosial
lainnya.

4) Laporan Kegiatan
Laporan Peningkatan Cakupan Posyandu dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan
pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

g. Pengadaan Kendaraan Roda 2

1) Tujuan
Menyediakan kendaraan operasional roda 2 untuk puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten di daerah NICE

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksanakan Pengadaan Kendaraan Roda 2 adalah Dinas
Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Pengadaan Kendaraan Roda 2 adalah berupa belanja modal peralatan
dan mesin digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan
Pemerintah.

4) Laporan Kegiatan
Laporan Pengadaan Kendaraan Roda 2 dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan
pengadaan, tanggal pelaksanaan dan jumlah dan distribusi. Laporan ini dikirimkan ke
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola
Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

h. Pengadaan Kendaraan Khusus Roda 4

1) Tujuan
Menyediakan kendaraan khusus roda 4 untuk DPIU dan PPCU di daerah NICE

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksanakan Pengadaan Kendaraan Khusus Roda 4 adalah
Dinas Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Pengadaan Kendaraan Khusus Roda 4 adalah berupa belanja modal
peralatan dan mesin digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan
Pemerintah.

19
4) Laporan Kegiatan
Laporan Pengadaan Kendaraan Khusus Roda 4 dibuat oleh Pelaksana yang berisikan
tujuan pengadaan, tanggal pelaksanaan dan jumlah dan distribusi. Laporan ini
dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi
Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

i. Pengadaan Fasilitator Masyarakat

1) Tujuan
Menyeleksi dan merekrut tenaga fasilitator masyarakat yang akan memfasilitasi KGM

2) Pelaksana:
Mengingat proses rekruitmen ini menggunakan metode Qyality and Cost based
selection (QCBS), dan telah mendapat persetujuan ADB, kegiatan ini akan
dilaksanakan oleh Dit. Bina Gizi Masyarakat.

j. Review Kegiatan NICE Propinsi

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah membahas pelaksanaan Proyek NICE tahun 2008 di propinsi
dan masalah-masalah yang dihadapi

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksanakan Review Kegiatan NICE Propinsi adalah Dinas
Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Peserta
Peserta Review Kegiatan NICE Propinsi adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(DPIU), Dinas Kesehatan Propinsi (PPCU) dengan narasumber dari Dit. Bina Gizi
Masyarakat Depkes

4) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Review Kegiatan NICE Propinsi tersedia digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy, dokumentasi, surat menyurat dll
b) Biaya transport peserta kabupaten/kota, propinsi, dan narasumber pusat
c) Uang harian untuk kabupaten/kota, propinsi, dan narasumber pusat
d) Uang penginapan untuk kabupaten/kota, propinsi, dan narasumber pusat

5) Laporan Kegiatan
Laporan Review Kegiatan NICE Propinsi dibuat oleh Panitia Pelaksana yang berisikan
tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan acara, hasil pertemuan dan peserta.
Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan
oleh Seksi Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan
auditing.

k. Review Kegiatan NICE Kabupaten/Kota

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah membahas pelaksanaan Proyek NICE tahun 2008 di
kabupaten/kota dan masalah-masalah yang dihadapi

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksanakan Review Kegiatan NICE Kabupaten/Kota adalah
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan
Gizi Masyarakat.

20
3) Peserta
Peserta Review Kegiatan NICE Kabupaten/Kota adalah Puskesmas, fasilitator
masyarakat, dan propinsi

4) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Review Kegiatan NICE Kabupaten/Kota tersedia digunakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy, dokumentasi, surat menyurat dll
b) Biaya transport peserta puskesmas, kabupaten propinsi, dan fasilitator
masyarakat
c) Uang harian untuk puskesmas, kabupaten propinsi, dan fasilitator masyarakat
d) Uang penginapan untuk puskesmas, kabupaten propinsi, dan fasilitator
masyarakat

5) Laporan Kegiatan
Laporan Review Kegiatan NICE Kabupaten dibuat oleh Panitia Pelaksana yang
berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan acara, hasil pertemuan
dan peserta. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip
yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk
keperluan auditing.

l. Pembinaan Kelompok Gizi Masyarakat

1) Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan supervisi dan membina Kelompok Gizi
Masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Paket Gizi Masyarakat

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksanakan Pembinaan Kelompok Gizi Masyarakat adalah
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan
Gizi Masyarakat.

3) Peserta
Peserta Pembinaan Kelompok Gizi Masyarakat adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas

4) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Pembinaan Kelompok Gizi Masyarakat yang tersedia digunakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, pelapora dan fotocopy, dan konsumsi KGM dll
b) Biaya transport peserta puskesmas, kabupaten ke lokasi
c) Uang harian untuk puskesmas, kabupaten ke lokasi

5) Laporan Kegiatan
Laporan Pembinaan Kelompok Gizi Masyarakat dibuat oleh Panitia Pelaksana yang
berisikan tujuan pelatihan tanggal pelaksanaan, jadwal dan acara, hasil pertemuan dan
peserta. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang
disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk
keperluan auditing.

21
m. Pembuatan Formulir, Leaflet dan Poster

1) Tujuan
Menyediakan formulir pencatatan dan pelaporan Proyek NICE dan bahan-bahan
penyuluhan

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksanakan Pengadaan Formulir, Leaftlet, Poster dll adalah
Dinas Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Pengadaan Formulir, Leaftlet, Poster dll berupa belanja bahan yang
akan digunakan untuk pencetakan digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yang ditetapkan Pemerintah.

4) Laporan Kegiatan
Laporan Pengadaan Formulir, Leaftlet, Poster dll dibuat oleh Pelaksana yang berisikan
tujuan pengadaan, tanggal pelaksanaan dan jumlah dan distribusi. Laporan ini
dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi
Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

n. Review Proposal KGM

1) Tujuan
Mereview dan menilai Proposal KGM yang masuk di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan mengusulkan ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota layak atau tidaknya
proposal tersebut.

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksana Review Proposal KGM adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi Masyarakat.
Kegiatan akan dilaksanakan sebanyak 3 kali @ 3 hari.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Review Proposal KGM yang tersedia digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, surat menyurat dan konsumsi peserta dll
b) Uang harian peserta
c) Sewa ruangan

4) Laporan Kegiatan
Laporan Review Proposal KGM dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan pengadaan,
tanggal pelaksanaan dan jumlah dan distribusi. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

o. Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010 Tingkat Propinsi

1) Tujuan
Menghimpun usulan-usulan kegiatan Proyek NICE tingkat Propinsi dan
mengkonsolidasikan dalam satu usulan kegiatan Proyek NICE 2010 untuk propinsi

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksana Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010
Tingkat Propinsi adalah Dinas Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana
Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

22
3) Penggunaan Anggaran:
Anggaran untuk Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010 Tingkat Propinsi
yang tersedia digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan
Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, surat menyurat dll
b) Sewa ruangan
c) Transport narasumber pusat, peserta kabupaten dan propinsi
d) Uang harian narasumber pusat, peserta kabupaten dan propinsi

4) Laporan Kegiatan
Laporan Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010 Tingkat Propinsi dibuat
oleh Pelaksana yang berisikan tujuan pertemuan, tanggal dan tempat pelaksanaan,
peserta dan hasil pertemuan. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi
Masyarakat) untuk keperluan auditing.

p. Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010 Tingkat Kabupaten/Kota

1) Tujuan
Menghimpun usulan-usulan kegiatan Proyek NICE tingkat Kabupaten/Kotai dan
mengkonsolidasikan dalam satu usulan kegiatan Proyek NICE 2010 untuk
kabupaten/kota

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksana Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010
Tingkat Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota cq. Seksi Gizi atau
Pelaksana Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010 Tingkat
Kabupaten/Kota yang tersedia digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang
ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, surat menyurat dan konsumsi peserta kabupaten dll
b) Sewa ruangan
c) Transport puskesmas, narasumber propinsi,
d) Uang harian narasumber propinsi, peserta puskesmas dan kabupaten/kota

4) Laporan Kegiatan
Laporan Penyusunan Perencanaan Proyek NICE Tahun 2010 Tingkat Kabupaten/ Kota
dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan pertemuan, tanggal dan tempat
pelaksanaan, peserta dan hasil pertemuan. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.
q. Konsolidasi dan Koordinasi Propinsi

1) Tujuan
Melakukan konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE di tingkat propinsi
sehingga kegiatan Proyek NICE dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan
rencana

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksana konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE
di tingkat propinsi adalah Dinas Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana
Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE di tingkat
propinsi yang tersedia digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan
Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, surat menyurat dan konsumsi peserta kabupaten dll
23
b) Transport lokal,

4) Laporan Kegiatan
Laporan konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE di tingkat propinsi
dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan pertemuan, tanggal dan tempat
pelaksanaan, peserta dan hasil pertemuan. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

r. Konsolidasi dan Koordinasi Kabupaten

1) Tujuan
Melakukan konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE di tingkat kabupaten
sehingga kegiatan Proyek NICE dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan
rencana

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksana konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek
NICE di tingkat kabupaten adalah Dinas Kesehatan Kabupaten cq. Seksi Gizi atau
Pelaksana Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE di tingkat
kabupaten yang tersedia digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang
ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, surat menyurat dan konsumsi peserta dll
b) Transport local peserta,

4) Laporan Kegiatan
Laporan konsolidasi dan koordinasi antar pelaksana Proyek NICE di tingkat kabupaten
dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan pertemuan, tanggal dan tempat
pelaksanaan, peserta dan hasil pertemuan. Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi (Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.

s. Rakontek NICE Propinsi

1) Tujuan
Melakukan rapat koordinasi teknis propinsi pada awal tahun anggaran untuk persamaa
persepsi dan dan pelaksanaan Proyek NICE di tingkat propinsi sehingga kegiatan Proyek
NICE dapat segera dilaksanakan sesuai jadwal

2) Pelaksana
Penangungjawab dan pelaksana rapat koordinasi teknis propinsi adalah Dinas
Kesehatan Propinsi cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

3) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk rapat koordinasi teknis propinsi yang tersedia digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy dan surat menyurat dll
b) Sewa ruang pertemuan
c) Transport peserta kab, propinsi dan narasumber pusat
d) Uang harian peserta kab, propinsi dan narasumber pusat

4) Laporan Kegiatan
Laporan rapat koordinasi teknis propinsi dibuat oleh Pelaksana yang berisikan tujuan
pertemuan, tanggal dan tempat pelaksanaan, peserta dan hasil pertemuan. Laporan ini
dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan oleh Seksi Gizi
(Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan auditing.
24
t. Rakontek NICE Kabupaten/Kota

1) Tujuan
Melakukan rapat koordinasi teknis propinsi pada awal tahun anggaran untuk persamaa
persepsi dan dan pelaksanaan Proyek NICE di tingkat kabupaten/kota sehingga kegiatan
Proyek NICE dapat segera dilaksanakan sesuai jadwal

2) Pelaksana:
Penangungjawab dan pelaksana rapat koordinasi teknis kabupaten adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota cq. Seksi Gizi atau Pelaksana Program Perbaikan Gizi
Masyarakat.

4) Penggunaan Anggaran
Anggaran untuk rapat koordinasi teknis kabupaten/kotai yang tersedia digunakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan Pemerintah, dan diperuntukkan:
a) Belanja bahan untuk ATK, fotocopy dan surat menyurat dll
b) Transport peserta puskesmas, kabupaten dan propinsi
c) Uang harian peserta puskesmas, kabupaten dan propinsi

4) Laporan Kegiatan
Laporan rapat koordinasi teknis kabupaten/kota dibuat oleh Pelaksana yang berisikan
tujuan pertemuan, tanggal dan tempat pelaksanaan, peserta dan hasil pertemuan.
Laporan ini dikirimkan ke Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan arsip yang disimpan
oleh Seksi Gizi (Pengelola Program Perbaikan Gizi Masyarakat) untuk keperluan
auditing.

u. Pengembangan dan Penyiaran Kampanye

1) Tujuan :
Menyeleksi dan merekrut Perusahaan yang akan melaksanakan pengembangan materi
mass campaign dan menyiarkan melalui TV, Radio dan surat kabar

2) Pelaksana:
Mengingat proses rekruitmen ini menggunakan metode Qyality and Cost based
selection (QCBS), dan telah mendapat persetujuan ADB, kegiatan ini akan dilaksanakan
oleh Dit. Bina Gizi Masyarakat.

25
III. KEGIATAN PROYEK SECTOR PROGRAMME HEALTH (SPH)
A. LATAR BELAKANG

Keberadaan Project Sector Programme (SPH) di Indonesia berdasarkan Financing Agreement


(Kerjasama Keuangan) antara Republik Federasi Jerman melalui KfW dengan Pemerintah
Republik Indonesia tanggal 19 Januari 2005 No. 2003.66.401 dan Perjanjian Terpisah ( Separate
Agreement) tanggal 19 Januari 2005.

Bantuan hibah dari Pemerintah Jerman ini berjumlah € 9,000,000. Sedangkan kontribusi dari
Pemerintah Indonesia yang diminta sebesar € 1,350,000. Kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh
bantuan hibah ini berupa pengadaan peralatan untuk Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di
Propinsi NTT dan NTB, Pelatihan Computer Based Inventory System (CBIS) dan Physical Asset
Management ( Pusat-pusat perbaikan/bengkel alat kesehatan).

Dalam Pasal 4 Perjanjian terpisah tentang Kesepakatan Khusus antara lain dinyatakan bahwa
Project Ecxecuting Agency (PEA) dalam hal ini Departemen Kesehatan mempunyai kewajiban :
• Memberikan biaya pendamping untuk pelaksanaan program (logistic, biaya transportasi local
untuk distribusi peralatan, biaya operasional CPCU, PPCU dan PIU, per diem untuk peserta
pelatihan, dan sebagainya)
• Depkes akan menandatangani suatu perjanjian dengan Pemerintah Daerah (Provinsi dan
Kabupaten) yang mendapat bantuan program. Perjanjian ini harus termasuk spesifikasi dan
kerjasama umum , kontribusi pendamping, pembentukan CPCU di tingkat pusat, PPCU di
tingkat propinsi dan PIU di tingkat kabupaten/kota, kemauan menjalankan perbaikan dan
sebagainya.

Pemerintah telah membentuk CPCU di tingkat Pusat, PPCU di tingkat Propinsi dan PIU di tingkat
Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah proyek. Sedangkan kerjasama dengan Pemerintah
Daerah telah ditandatangani Perjanjian Kesepakatan Pelaksanaan Proyek antara Pemerintah
Pusat dengan Gubernur dan Bupati/Walikota se Propinsi NTT dan NTB. Isi kesepakatan antara
lain adalah Pemerintah Daerah akan memenuhi kewajiban sebagaimana dipersyaratkan dalam
Separate Agreement antara lain, penyediaan biaya pemeliharaan Alat Kesehatan dan biaya
operasional lainnya yang terkait dengan proyek SPH/HSSP.

B. TUJUAN

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas/Puskesmas Pembantu di


Propinsi NTT dan NTB dengan menyediakan peralatan Kesehatan Dasar
2. Meningkatkan kemampuan Petugas Puskesmas dan Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan inventarisasi peralatan kesehatan
3. Meningkatkan kemampuan Petugas PAM tingkat Kabupaten untuk dapat melaksanakan
pemeliharaan peralatan kesehatan.

C. SASARAN PROGRAM

1. Seluruh Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Propinsi Nusa Tenggara Timur


2. Seluruh Puskesmas di Propinsi Nusa Tenggara Barat
3. Seluruh Petugas Puskesmas di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
4. Seluruh Masyarakat di Propinsi NTB dan NTT terutama Masyarakat Miskin, Ibu dan
Anak-anak

26
D. KEGIATAN-KEGIATAN

a. Administrasi Kegiatan

1) Tujuan
Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Proyek SPH/HSSP yang
meliputi proyek SPH, Siskes Plus dan HRD dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

2) Sasaran
Provincial Project Coordination Unit (PPCU) dan Dinas Kesehatan Propinsi sebagai
penanggung jawab kegiatan.

3) Penggunaan Dana
1) Pembayaran Honorarium
a) Honorarium Manajer Proyek
b) Honorarium Sekretaris PPCU HSSP
c) Tim Teknis Propinsi
d) Koordinator Proyek tingkat Kab/Kota
e) Sekretaris Proyek Tingkat Kab/Kota
f) Staf Proyek tingkat Kab/Kota
2) Belanja Bahan untuk ATK, penggandaan laporan dan pengiriman surat/dokumen
3) Belanja Modal Peralatan dan Mesin (Propinsi NTB) yaitu pembelian 1 (satu) unit
LCD Proyektor

b. Pendidikan dan Pelatihan Teknis

a) Pelatihan Lanjutan CBIS bagi Petugas Propinsi dan Kabupaten/Kota

1) Tujuan
• Menindak lanjuti Training of Trainer (ToT) yang telah dilaksanakan sebelumnya
• Membekali petugas Propinsi dan Kab/Kota dengan pengetahuan teknis dalam
mengimplementasikan CBIS tingkat Kab/Kota dan Propinsi
• Petugas Kab/kota mampu menganalisis data-data hasil input data di Puskesmas.

2) Sasaran
• Staf Dinas Kesehatan Propinsi yang menangani inventarisasi barang
• Staf dari Dinas Kesehatan Kab/Kota yang bertanggung jawab terhadap
inventarisasi peralatan kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

3) Penggunaan Dana :
• Belanja Bahan untuk membeli ATK dan fotocopy modul
• Belanja Barang Non Operasional lainnya untuk biaya konsumsi peserta latih dari
propinsi dan kabupaten/kota dengan perjalanan kurang dari 8 jam
• Belanja sewa untuk pembiayaan sewa tempat dan sewa computer dalam rangka
pelaksanaan pelatihan
• Belanja perjalanan untuk membiayai transport peserta dari Kab/Kota ke Propinsi,
Transport local peserta propinsi dan Kab/Kota yang dekat dengan propinsi serta
untuk membiayai uang harian serta penginapan peserta dari Kab/Kota.

b) Pelatihan Lanjutan CBIS bagi Petugas Puskesmas

1) Tujuan
• Menindak lanjuti Training of User (ToU) yang telah dilaksanakan sebelumnya
• Membekali petugas Puskesmas dengan pengetahuan teknis dalam
mengimplementasikan CBIS tingkat Puskesmas
• Petugas Puskesmas mampu melakukan input data dengan menggunakan
Software yang disediakan serta dapat membuat laporan inventarisasi peralatan
kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu serta Polindes/Poskesdes
27
2) Sasaran
• Petugas Puskesmas yang menangani inventarisasi barang
• Petugas Puskesmas yang bertanggung jawab terhadap inventarisasi peralatan
kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dan Polindes/Poskesdes

3) Penggunaan Dana :
• Belanja Bahan untuk membeli ATK dan fotocopy modul
• Belanja Barang Non Operasional lainnya untuk biaya konsumsi pelatih dari
kabupaten/kota
• Belanja sewa untuk pembiayaan sewa tempat dan sewa computer dalam rangka
pelaksanaan pelatihan
• Belanja perjalanan untuk membiayai transport petugas dari Propinsi, Transport
local pelatih dari Kab/Kota yang serta untuk membiayai uang harian serta
penginapan peserta dan pelatih dari Kab/Kota dan Propinsi

c) On The Job Training PAM ke Puskesmas

1) Tujuan
Terlatihnya petugas Puskesmas dalam pemeliharaan dan perbaikan asset fisik
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

2) Sasaran
Petugas Puskesmas yang menangani peralatan Puskesmas/Puskesmas
Pembantu

3) Penggunaan Dana
Belanja Perjalanan Lainnya. Petuga PAM Center diberikan uang harian untuk
melalukan pelatihan pemeliharaan kesehatan di Puskesmas serta memperbaiki
peralatan yang perlu diperbaiki di Puskesmas/Pustu.

c. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program

a) Rapat Koordinasi Tingkat Propinsi


1) Tujuan
• Diperolehnya masukkan dan saran tentang pelaksanaan dan perkembangan
proyek
• Teridentifikasinya permasalahan dan dirumuskannya solusi dalam mengatasi
berbagai permasalahan
• Adanya dukungan dari semua fihak terkait dalam aspek pendanaan (dana
pendamping APBD) dan aspek pelaksanaan program.

2) Sasaran
• Dinas Kesehatan Propinsi
• Konsultan EPOS
• Pemda Propinsi dan
• Lintas Program/sector terkait.

3) Penggunaan Dana
• Belanja Bahan, digunakan untuk membeli Alat Tulis Kantor, Penggandaan serta
untuk laporan kegiatan
• Belanja perjalanan lainnya, digunakan untuk membayar transport lokal peserta
yang mengikuti rapat koordinasi

28
b) Konsultasi Program HSSP ke Pusat

1) Tujuan
Mendapatkan kejelasan dan solusi berbagai masalah yang timbul dalam
pelaksanaan kegiatan proyek serta memperoleh masukkan, saran dan perbaikan
secara tepat dan cepat dari tingkat pusat

2) Sasaran
Koordinator Pelaksana PPCU dan Kepala Sub Dinas terkait dengan program

3) Penggunaan Dana
Belanja perjalanan digunakan untuk membiayai transport, uang harian dan biaya
penginapan petugas yang melaksanakan konsultasi ke Jakarta.

d. Pemantauan Dan Evaluasi

a)Supervisi Kegiatan HSSP ke Kab/Kota

1) Tujuan
Memantau pelaksanaan kegiatan proyek dan melakukan bimbingan teknis
maupun administrative yang dianggap perlu dalam rangka pembinaan proyek
secara keseluruhan.

2) Sasaran
• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Puskesmas dan Jaringannya

3) Penggunaan Dana
Biaya Perjalanan digunakan oleh pelaksana Supervisi untuk membiayai transport
dari Propinsi ke Kab/Kota, uang harian serta uang penginapan petugas.

e. Project Management / C&S

1) Tujuan
Untuk mendukung kelancaran kegiatan proyek SPH/HSSP secara keseluruhan,
mengelola dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek HSSP yang meliputi
proyek SPH, Siskes Plus dan HRD dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
Masyarajkat terutama masuyarakat miskin.

2) Sasaran
Petugas yang dikontrak oleh Dinas Kesehatan Propinsi untuk mengelola Proyek
SPH/HSSP secara professional.

3) Penggunaan Dana
Belanja Jasa Konsultan, digunakan untuk membiayai gaji pegawai yang dikontrak
oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota. Pembayaran gaji
dilaksanakan berdasarkan kontrak yang dibuat antara Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/kota dengan pegawai non PNS yang professional. Pembayaran
dilaksanakan bila yang bersangkutan telah menyerahlan laporan pekerjaannya
kepada pemberi kontrak.

29
BAB VIII
MANAJEMEN PENGELOLAAN ANGGARAN

Pada tahun ini Departemen Kesehatan mengalokasikan dana Kementerian Kesehatan


untuk kegiatan yang dilaksanakan di tingkat Propinsi, salah satu di antaranya adalah untuk
Program UKM dan Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang dilaksanakan di seluruh
Propinsi diperuntukkan bagi pembiayaan kegiatan-kegiatan non fisik sampai ke tingkat
Kabupaten/Kota dan Puskesmas.
Untuk melaksanakan kegiatan dan pembiayaan penggunaan anggaran Kementerian
Kesehatan di Tingkat Propinsi perlu ditetapkan penanggung jawab dan pengelola kegiatan
Kesehatan Ibu dan Anak, kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat, kegiatan Pelayanan
Kesehatan Dasar dan kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat.

A. Organisasi

Pengelolaan keuangan negara secara umum di Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota


dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Direktur Jenderal Perbandaharaan
No.PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pengelolaan keuangan negara di Tingkat Propinsi untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan program pembangunan kesehatan, telah ditetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor : 1160 / MENKES / SK / XII / 2008, tanggal 15 Desember 2008
tentang Pelimpahan Wewenang Penetapan Pejabat yang diberi Wewenang dan
Tanggung Jawab Untuk Atas Nama Menteri Kesehatan selaku Pengguna
Anggaran/Barang dalam Pengelolaan Anggaran Kementerian Kesehatan yang
dilaksanakan di tingkat Propinsi Tahun Anggaran 2009, yaitu Gubernur Kepala Daerah
Propinsi untuk atas nama Menteri Kesehatan RI selaku Pengguna Anggaran / Barang
menandatangani Surat Keputusan Penetapan Pejabat Pengelolaan Anggaran
Kementerian Kesehatan (dekonsentrasi) di tingkat Propinsi;
Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, pasal 17 ayat (1) – (3) yang mengatur :
(1) Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Pemerintah,
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah melakukan :
a. Sinkronisasi dengan penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah;
b. Penyiapan perangkat daerah yang akan melaksanakan program dan
kegiatan Dekonsentrasi;
c. Koordinasi, pengendalian, pembinaan, pengawasan dan pelaporan.
(2) Gubernur membentuk Tim Koordinasi yang ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur yang berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri berkaitan
dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud ayat (1).
(3) Gubernur memberitahukan kepada DPRD terkait dengan penyelenggaraan
urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

A. Penetapan Pejabat Pengelola Anggaran Kementrian Kesehatan

Gubernur Kepala Daerah Propinsi penerima dana Dekonsentrasi dan Tugas


Pembantuan untuk atas nama Menteri Kesehatan RI selaku Pengguna Anggaran /
Barang menandatangani Surat Keputusan Penetapan Pejabat Pengelolaan Anggaran
Kementerian Kesehatan di tingkat Propinsi.

1
Gubernur Kepala Daerah Propinsi menetapkan :
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
2. Unit akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA-W)

Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam pengelolaan keuangan negara dapat
menunjuk dan menetapkan :
1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
2. Penandatangan SPM
3. Penguji Tagihan
4. Bendahara Pengeluaran
5. Panitia/Pengadaan dan Panitia Pemeriksaan /Penerimaan Barang / Jasa;
6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran / Barang (SAK/SIMAK-BMN).
7. Pemegang Uang Muka Kerja (PUM) / Pembantu Bendahara Pengeluaran
Propinsi.

B. Tugas Dan Wewenang Pejabat Pengelola Keuangan Negara

1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

KPA adalah Penanggung Jawab pelaksana program dan pengelola anggaran


pada Satker yang dipimpinnya. Pada Satker Dinas Kesehatan Propinsi, adalah
Kepala Dinas Kesehatan.
Tugas-tugas KPA, antara lain :
a. Membina PPK dalam pelaksanaan program dan anggaran;
b. Mengesahkan POK dan RPK, yang dibuat oleh PPK;
c. Melakukan koordinasi dengan para penanggung jawab lintas program terkait;
d. Melakukan pemantauan/pengendalian pelaksanaan program dan anggaran
serta pengadaan barang dan jasa;
e. Mengusulkan revisi RKAKL / DIPA bila diperlukan;
f. Menetapkan Panitia / Pejabat Pengadaan dan Panitia Pemeriksaan /
Penerimaan Barang / Jasa;
g. Menetapkan Petugas Pengelola dan Penanggungj Jawab Sistem Akuntansi
Instansi (SAI), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan
Sistem Informasi Manajemen & Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN);
h. Membentuk Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran / Barang (UAKPA/B);
i. Mengangkat PUM bila diperlukan.

2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja. Dalam satu satuan kerja PPK,
dapat ditunjuk lebih dari satu PPK, sesuai dengan kebutuhan program. Bila PPK
lebih dari satu, agar ditunjuk satu orang PPK sebagai koordinator.

2
PPK mempunyai tugas :
a. Menyusun POK dan RPK.
b. Melakukan koordinasi dengan para Pelaksana / Penanggung jawab kegiatan
terkait;
c. Melakukan koordinasi dengan panitia pengadaan barang / jasa serta panitia
pemeriksa / penerima barang dalam hal :
1) Menyusun rencana pelaksanaan pengadaan barang / jasa;
2) Menelaah dan mengesahkan spesifikasi yang telah dibuat/disetujui oleh
penanggung jawab program / kegiatan;
3) Menelaah dan mengesahkan dokumen pelelangan/RKS yang telah
disusun oleh panitia pengadaan barang / jasa;
4) Menelaah draft kontrak yang akan dilampirkan dalam dokumen
pelelangan;
5) Menelaah dan mengesahkan HPS/OE yang telah disusun oleh panitia
barang / jasa.
d. Mengajukan SPP-UP; TUP; LS; GU; GUP kepada Pejabat Penandatangan
SPM dalam rangka tindakan yang menyebabkan pengeluaran anggaran
belanja negara;
e. Mengajukan surat permohonan persetujuan UP dan TUP kepada Kanwil
Perbendaharaan Departemen Keuangan.
f. Menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran berupa laporan
bulanan (SAI), semesteran dan tahunan atas pelaksanaan kegiatan dan hasil
yang dicapai baik fisik dan keuangan kepada KPA dengan tembusan kepada
Dirjen Bina Kesmas.
g. Melakukan pemantauan atas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan
anggaran yang dipimpinnya serta pengadaan barang/jasa dengan
menyiapkan kartu kendali.
h. Menandatangani dokumen pelelangan dan kontrak.
i. Mempertanggungjawabkan atas kebenaran materiil dan akibat yang timbul
dari kontrak / keputusan yang dibuat.
j. Mengesahkan penutupan buku kas umum pada setiap akhir bulan;
melakukan pemeriksaan kas intern Bendahara Pengeluaran dan membuat
berita acara sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.
k. Melaporkan pelaksanaan pengadaan barang / jasa kepada KPA pada akhir
tahun anggaran, untuk diteruskan kepada Gubernur.

3. Penandatangan SPM
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Melakukan dan atau mendelegasikan pengujian SPP.
b. Menandatangani SPM untuk pengajuan pencairan dana ke KPPN.
c. Mengembalikan/Retur SPP bila ditemukan kekurangan atau kesalahan.

4. Penguji SPP
Mempunyai tugas membantu Penandatangan SPM dalam :
a. Mengisi check list kelengkapan berkas SPP.
b. Mencatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP.

3
c. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
d. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh
keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.
e. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan atau kelayakan hasil kerja yang
dicapai dengan indikator kinerja.
f. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut:
1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang /
perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank);
2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan / atau kelayakannya
dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang
tercantum dalam kontrak berkenaan);
3) Jadwal waktu pembayaran.
g. Memeriksa pencapaian tujuan dan atau sasaran kegiatan sesuai dengan
indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak

5. Bendahara Pengeluaran
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas kebendaharaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Menyetorkan pungutan pajak-pajak ke Kantor Kas Negara.
c. Membuat laporan keadaan kas bulanan untuk disahkan PPK dan mengirim
ke KPA u/p Bagian Keuangan/Bagian Tata Usaha.
d. Memberi copy dokumen SPM dan SP2D kepada Petugas Unit Akuntansi
KPA (UAKPA) dan SIMAK-BMN.

6. Pemegang Uang Muka ( PUM )


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran terhadap uang yang
dikelolanya kedalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu (Buku Pajak).
Pembukuan menggunakan Bentuk I agar dapat diketahui secara cepat saldo
tunai.
b. Mempertanggungjawabkan uang muka yang diterima dalam waktu selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sejak penyelenggaraan kegiatan selesai
dilaksanakan dengan menyerahkan bukti-bukti pengeluaran, laporan
penyelenggaraan, termasuk jumlah anggaran dan biaya yang digunakan
dalam kegiatan dimaksud serta pengembalian sisa uang muka yang tidak
digunakan (bila ada).
c. Membuat laporan pada akhir bulan sebagai pertanggungjawaban atas Surat
Keputusan sebagai PUM yang diterimanya.

7. Panitia Pengadaan & Penerimaan / Pemeriksaan Barang / Jasa


Mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Panitia Pengadaan Barang / Jasa


1) Ketua Panitia agar menyusun rincian pekerjaan masing-masing anggota

4
2) Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi
pengadaan;
3) Menyusun dan menyiapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
4) Menyiapkan dokumen pengadaan;
5) Mengumumkan pengadaan barang / jasa melalui media cetak dan
papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan jika
memungkinkan melalui media elektronik;
6) Menilai kualifikasi penyedia melalui pasca kualifikasi atau prakualifikasi;
7) Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;
8) Mengusulkan calon pemenang;
9) Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada
pengguna barang / jasa;
10) Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan
barang / jasa;
11) Membuat laporan pada akhir tahun sebagai pertanggungjawaban atas
Surat Keputusan sebagai panitia yang diterimanya.

b. Panitia Penerimaan dan Pemeriksaan Barang / Jasa


1) Melakukan pemeriksaan / penerimaan barang dan jasa yang diserahkan
oleh penyedia berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam kontrak
serta dokumen lain yang berlaku;
2) Membuat Berita Acara hasil pemeriksaan / penerimaan barang / jasa
yang diserahkan oleh penyedia dengan melampirkan :
a) Laporan pemeriksaan fisik barang (tahap-I);
b) Laporan pemeriksaan pemasangan dan uji fungsi barang (tahap-II
bila diminta dalam kontrak);
c) Laporan hasil pelatihan operator/user dengan dilengkapi surat
pernyataan dari operator bahwa telah mengikuti pelatihan dan
diketahui Kepala Satker (bila diminta dalam kontrak).
3) Membuat laporan pertanggungjawaban mengenai hasil pemeriksaan /
penerimaan barang / jasa kepada pengguna barang / jasa;
4) Membuat laporan pada akhir tahun sebagai pertanggungjawaban atas
Surat Keputusan sebagai panitia yang diterimanya.

8. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (SAK / SIMAK-BMN)


Mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan barang;
b. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dan barang secara berkala
(bulanan dan semesteran);
c. Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan dan barang;
d. Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan SAK dan barang berdasarkan
target yang ditetapkan;
e. Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana SAK dan
barang di lingkungannya;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang
dengan Laporan Keuangan;

5
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan;
h. Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
i. Meneliti dan menganalisis laporan keuangan dan barang yang akan
didistribusikan;
j. Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
k. Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA dan ADK ke KPPN dan UAPPA-
W/E1;
l. Menerima data SIMAK-BMN dari petugas akuntansi barang;
m. Menyusun Laporan keuangan tingkat UAKPA Semester I dan II.

Bagan 1
Struktur Organisasi Pelaksana Anggaran
Satker Dinas Kesehatan Propinsi (03) TA.2008

DIREKTUR
JENDERAL

K.P.A
Sesditjen / Direktur

Penandatangan SPM
Penguji Tagihan
Panitia Pengadaan dan PEJABAT
Panitia Penerimaan/ PEMBUAT
Pemeriksaan KOMITMEN
Penanggung
Jawab Kegiatan

Unit Akuntansi BENDAHARA


Kuasa Pengguna PENGELUARAN
Anggaran / Barang
(UAKPA/B)

PUM

C. Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Dan Pembayaran

1. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara (APBN) pada Satuan Kerja T.A 2008

Berdasar SK Menkes No.1160 / MENKES / SK / XII / 2008 tanggal 15 Desember


2008; Peraturan Menteri Keuangan No.134/PKM.06/2005 dan Peraturan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan RI No.PER-
66/PB/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, maka
mekanisme pelaksanaan anggaran pada Satuan Kerja Dekonsentrasi di Tingkat
Propinsi, adalah sebagai berikut :

6
a. Gubernur Kepala Daerah Propinsi
1) Menetapkan dengan Surat Keputusan Penunjukan KPA, PPK,
Penandatangan SPM, Penguji SPP, Bendahara Pengeluaran, Panitia
Pengadaan dan Panitia Penerimaan / Pemeriksaan Barang / Jasa;
2) Menyerahkan DIPA kepada para Kepala Satker (KPA)

b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


1) Menyampaikan Surat Keputusan yang berkaitan dengan pelaksana
anggaran sebagaimana tersebut dalam butir 2 diatas kepada Kepala
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Departemen Keuangan;
2) Mengajukan permohonan dispensasi TUP kepada Kanwil Direktorat
Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan;
3) Mengajukan dispensasi perubahan UP ke Kanwil Direktorat Jenderal
Jenderal Perbendaharaan dan dispensasi pem-bayaran UP diatas Rp.
10 juta (untuk hal-hal tertentu);
4) Mengajukan revisi / perubahan DIPA / RKAKL sesuai dengan ketentuan
yang berlaku

c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


1) Mengajukan usulan permohonan dispensasi TUP, perubahan UP dan
pembayaran UP diatas Rp.1 milyar kepada KPA;
2) Mengajukan SPP- UP, TUP, GUP dan LS kepada Pejabat
Penandatangan SPM.

d. Penandatangan SPM
Menerbitkan SPP- UP, TUP, GUP dan LS setelah dilakukan pengujian oleh
penguji SPP.

e. Bendahara Pengeluaran
Setelah diterbitkannya SP2D oleh KPPN, Bendahara Pengeluaran
menindaklanjuti sesuai dengan tugas-tugas perbendaharaan :
1) Menerima, menyimpan dan membayar uang sesuai persetujuan PPK.
2) Melakukan pencatatan / pembukuan kedalam BKU dan BKP sesuai
mutasi keuangan yang di-laksanakan.
3) Melakukan pungutan, penunjukan dan menyetor-kan pajak-pajak atas
pembebanan yang dikenai pajak-pajak.
4) Mengeluarkan dana ke PUM (bila ada PUM)

f. Pemegang Uang Muka (PUM)


1) Menerima uang dari Bendahara Pengeluaran, membayar, mencatat /
membukukan, mempertanggung-jawabkan;
2) Tata cara dan syarat pengajuan Uang Muka
a) Menyampaikan rencana kegiatan dengan melampirkan Kerangka
Acuan Kerja/TOR beserta rincian biaya kepada Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen Induk untuk pengajuan
Tambahan Uang Persediaan (TUP) ke DJPBN/Kanwil
Perbendaharaan/ KPPN.

7
b) Dalam pengajuan uang muka Atasan Langsung PUM dalam hal ini
Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan surat permohonan uang
muka kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen Induk dengan melampirkan Kerangka Acuan Kerja atau
TOR.
c) Uang muka yang diberikan hanya bersifat untuk membiayai
kegiatan bukan untuk keperluan sehari-hari.
d) Uang muka diberikan kepada PUM paling cepat 2 (dua) hari
sebelum kegiatan dimulai.

Untuk lebih jelas dan rinci dapat dilihat pada alur berikut :

Bagan 2

Alur Mekanisme Hubungan Kerja Pelaksanaan Anggaran pada Satuan Kerja Dinas
Kesehatan Propinsi (03) Tahun Anggaran 2008

Dirjen DJP
K.P.A Kanwil DJP

SPM
Penandatangan SPM KPPN
Penguji SPP Setuju
3 4

PEJABAT SPP Tidak Setuju


PEMBUAT
KOMITMEN

2
SP2D 5
BENDAHARA
PENGELUARAN

PUM & P’Jwb


Kegiatan Bagian

2. Mekanisme Usulan Revisi Anggaran


Berdasarkan surat Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan No.
PR.01.5J.1.0078 tanggal 14 Januari 2008 tentang Surat Edaran Mekanisme
Pencairan Bintang dan Revisi RKAKL, DIPA dan POK Tahun 2008 dengan
mekanisme sebagai berikut :
a. Revisi DIPA /POK diusulkan oleh Kepala Satuan Kerja (Satker Kantor Pusat,
Kantor Daerah/UPT Vertikal Pusat dan SKPD) kepada Pejabat Eselon I
bidang terkait dengan tembusan Sekretaris Ditjen, Bagian Program &
Informasi dan Bagian Keuangan.
b. Berdasarkan usulan Satker, revisi DIPA oleh Pejabat Eselon I diusulkan
kepada Sekretaris jenderal dengan tembusan Biro Perencanaan & Anggaran

8
Setjen. Depkes dan Ditjen. Anggaran Depkeu serta Satker yang
bersangkutan.
c. Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dapat dijawab langsung oleh
Pejabat Eselon I terkait dengan tembusan ke Biro Perencanaan & Anggaran
Setjen. Depkes, Ditjen. Anggaran Depkeu, Bagian Keuangan dan Bagian
Program & Informasi.

3. Mekanisme Pembayaran Pelaksanaan APBN T.A 2008

a. Penggunaan Rekening Pemerintah


Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.05/2007 dan No.
58/PKM.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga, maka diatur sebagai berikut :
1) PPK bersama Bendahara pengeluaran membuka rekening denggan
mengajukan persetujuan kepada KPPN setempat.
2) Dalam 1 (satu) satuan kerja hanya terdapat 1 (satu) rekening.
3) Setelah akhir tahun anggaran dilakukan penutupan rekening dan saldo
disetor ke kas negara.
4) Bila rekening tersebut masih dipergunakan pada tahun anggaran
berikutnya, harus dimintakan persetujuan KPPN setempat.
5) Untuk menampung dana non DIPA (bantuan / hibah) pembukaan
rekening harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Perbendaharaan.

b. Melalui Uang Persediaan (UP) dan Tambahan UP (TUP)


1) PPK mengajukan SPP-UP untuk keperluan kegiatan sehari-hari dan
operasional. Bila UP tidak mencukupi, maka para Penanggungjawab
Kegiatan mengajukan usulan pembiayaan disertai Kerangka Acuan dan
Rencana Anggaran Biaya kepada PPK guna pengajuan TUP ke DJPBN
/ Kanwil DJPBN.
2) Selanjutnya Dirjen Perbendaharaan mengeluarkan Surat Persetujuan /
rekomendasi Uang Persediaan / TUP yang ditujukan kepada PPK.
3) Atas dasar Surat Persetujuan tersebut, PPK mengajukan SPP guna
penerbitan SPM-UP / TUP.
4) Pejabat Penandatangan SPM menyampaikan SPM-UP / TUP ke KPPN
untuk penerbitan SP2D.
5) SP2D ditujukan ke Bendahara Pengeluaran untuk selanjutnya diproses
pencairannya setelah proses transfer ke Bank Bendahara Pengeluaran.
6) Penanggungjawab Kegiatan mengajukan permintaan Uang Muka (TU /
Persediaan) kepada PPK sesuai kebutuhan yang diajukan.
7) Setelah Uang Muka disetujui, PPK memerintahkan Bendahara
Pengeluaran untuk membayar Uang Muka kepada Pemegang Uang
Muka (PUM). Pembayaran dilakukan paling cepat 1 (satu) hari sebelum
kegiatan dilaksanakan.
8) PUM diwajibkan melakukan penyimpanan atas uang yang diterima
ditempat yang dianggap aman di brankas sendiri dan atau menitipkan di
brankas Bendahara Pengeluaran dengan dilengkapi BA Penitipan Uang.
9) Batas waktu pertanggungjawaban UP dan TUP, maksimal diselesaikan
dalam waktu 1 bulan sejak diterimanya SP2D dan tidak menutup
kemungkinan diselesaikan lebih cepat (< 1 bulan) untuk diproses lebih
lanjut guna pengajuan GU dan TU berikutnya.

9
10) Dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran agar tetap memperhatikan
prinsip-prinsip hemat, efisiensi, disiplin dan tidak mewah.

c. Penggantian Uang Persediaan (GU)


1) Pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh
penanggung-jawab kegiatan kepada PPK untuk mendapatkan
persetujuan pembebanan dan pembayaran. Dokumen
pertanggungjawaban terlebih dahulu dilakukan verifikasi oleh Pejabat /
Petugas yang ditunjuk.
2) Dokumen pertanggungjawaban yang telah disetujui pembebanannya
dengan cara membubuhkan tandatangan setuju dibayar pada kuitansi,
diteruskan ke Bendahara Pengeluaran untuk:
a) Dicatat selanjutnya dibukukan dan dilakukan pembayaran oleh
Bendahara Pengeluaran;
b) Kompilasi / rekap pertanggungjawaban untuk draft SPP
3) Draft SPP tersebut disampaikan kepada Penguji SPP, untuk diuji
meliputi
a) Keabsahan dokumen pendukung SPP
b) Ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA
c) Kesesuaian rencana kerja / kelayakan hasil kerja yang dicapai
dengan indikator kinerja
d) Kebenaran atas hak tagih, antara lain pihak yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran
e) Pencapaian tujuan atau sasaran sesuai dengan indikator kinerja
atau spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam kontrak.
4) Bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka SPP akan dikembalikan
kepada PPK untuk diperbaiki. Bila SPP memenuhi syarat, maka
berdasar SPP dibuat SPM.
5) SPM yang telah ditandatangani kemudian dikirim ke KPPN untuk
penerbitan SP2D.
6) SP2D ditujukan ke Bendahara Pengeluaran untuk selanjutnya diproses
pencairannya setelah proses transfer ke Bank Bendahara Pengeluaran.
7) Copy SP2D agar dikirim kepada Bagian Keuangan sebagai bahan
Perhitungan Anggaran dan Sistem Akuntansi Instansi
8) PPK memberitahukan kepada Penanggungjawab kegiatan untuk
mengajukan Uang Muka sesuai kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan
di unit kerja masing-masing untuk satu bulan berikutnya.
9) Penanggungjawab kegiatan mengajukan UMK kepada PPK sesuai
dengan kebutuhan.
10) PPK memerintahkan Bendahara Pengeluaran untuk membayar Uang
Muka kepada PUM sebesar nilai yang disetujui PPK
11) Batas waktu pertanggungjawaban GU isi, maksimal diselesaikan dalam
waktu 1 bulan sejak diterimanya SP2D dan tidak menutup kemungkinan
diselesaikan lebih cepat (< 1 bulan) dan demikian seterusnya untuk
pengajuan GU berikutnya.
12) Dalam pelaksanaan kegiatan agar tetap mem-perhatikan prinsip-prinsip
hemat, efisiensi, disiplin dan tidak mewah.

10
d. Pembayaran Langsung (LS)

1) Belanja Pegawai
a) Petugas pembuat daftar gaji/honor menyampai-kan daftar penerima
gaji/honor pegawai kepada PPK.
b) PPK membuat SPP-LS serta dokumen pendukungnya dan
menyampaikannya kepada Penguji SPP.
c) Penguji SPP melakukan pengujian dan diteruskan ke Pejabat
Penandatangan SPM untuk diterbitkan SPM-LS serta dikirimkan ke
KPPN guna penerbitan SP2D.

2) Belanja Non-Pegawai
a) Perjalanan Dinas
(1) Penanggungjawab kegiatan menyampaikan kerangka acuan,
Surat tugas peserta dan daftar normatif yang berisi rincian
biaya perjalanan dinas kepada PPK.
(2) PPK membuat SPP LS dan menyampaikannya kepada Penguji
SPP.
(3) Penguji SPP melakukan pengujian dan diteruskan ke Pejabat
Penandatangan SPM untuk diterbitkan SPM-LS serta
dikirimkan ke KPPN guna penerbitan SP2D.
b) Pengadaan Barang/Jasa
(1) Setelah diterimanya DIPA oleh KPA / PPK, selanjutnya
dilakukan koordinasi dengan para Penanggungjawab kegiatan
atas pelaksanaan anggaran.
(2) PPK menyampaikan POK dan RPK yang dirinci menurut
kegiatan, jadual pengadaan barang/jasa untuk diproses
pelaksanaannya oleh Panitia Pengadaan.
(3) Setelah proses pengadaan dilaksanakan oleh pihak penyedia
atas dasar tagihan pihak penyedia, PPK membuat SPP-LS
dilengkapi dengan resume kontrak dan bukti tagihan yang
diajukan pihak penyedia dan menyampaikannya kepada
Penguji SPP.
(4) Penguji SPP melakukan pengujian dan diteruskan ke Pejabat
Penandatangan SPM untuk diterbitkan SPM-LS serta
dikirimkan ke KPPN guna penerbitan SP2D.
(5) Pencairan dana langsung masuk ke rekening pihak ketiga dan
tembusan SP2D diterima oleh Bendahara Pengeluaran untuk
dicatat dalam pembukuan. Selanjutnya Bendahara
Pengeluaran menyampaikan copy SP2D ke Kepala Bagian
Keuangan atau Kepala Bagian Tata Usaha guna perhitungan
anggaran SAAT dan SAPP.

Alur Mekanisme Pembayaran Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2008 dapat dilihat
pada bagan 3 dan 4

11
Bagan 3
Uang Persediaan, Tambahan UP dan GU-UP

DJPBN
SP2D
Kanwil DJPBN
KPPN

SPM
Rekomendasi
bilamana Penandatangan
perlu /Penerbit SPM

Bendahara
PPK Pengeluaran

Verifikasi SPP

Penguji SPP
SPP

Pertanggungjawaban P.Jawab Kegiatan


/ PUM
Ditolak / diperbaiki

Bagan 4
Pembayaran Langsung (LS)

PPK

Tagihan

Pihak
Penyedia

SP2D
Tembusan
SP2D
Tidak
KPPN

Bendahara
SPM Pengeluaran

Penandatangan Penguji
SPM* Ya
SPP

Copy
SP2D

Bag.Keuangan
u.p
Bag.Verifikasi

12
Pada saat pengajuan SPM ke KPPN tidak perlu dilampirkan SPP dan dokumen
lainnya (Kontrak) tetapi dilampiri resume kontrak, SPTB dan SSP. SPP termasuk
dokumen lampirannya disimpan pada Penandatangan / Penerbit SPM.

E. Pertanggungjawaban Penggunaan Dana


Dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja, Bendahara Pengeluaran di masing-
masing satuan kerja wajib membuat pembukuan semua transaksi keuangan yang
dilaksanakan oleh satuan kerja dan berkewajiban pula menginventarisasi dokumen
atas pelaksanaan seluruh kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Sedangkan
Pejabat Pembuat komitmen bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan di tingkat
Propinsi, Kabupaten / Kota sebagai berikut :
1. Rapat bentuk pertanggungjawabannya berupa kwintansi dengan lampiran surat
undangan, daftar hadir, bukti biaya konsumsi, daftar penerimaan transpotasi dan
notulen rapat.
2. Pertemuan bentuk pertanggungjawabannya berupa kwintansi, surat undangan
peserta, notulen rapat, kerangka acuan, jadual kegiatan, daftar penerimaan uang
harian, penerimaan biaya transpotasi.
3. Uang harian, honorarium, transportasi narasumber dan fasilitator bentuk
pertanggungjawabannya berupa kwintansi dengan lampiran daftar penerimaan
transportasi.
4. Akomodasi hotel, sewa ruang pertemuan, sewa komputer & LCD bentuk
pertanggungjawabannya berupa kuitansi dengan melampirkan kontrak / SPK.
5. Alat tulis kantor dan fotokopi bentuk pertanggungjawabannya berupa kwintansi
dengan melampirkan faktur barang.
6. Monitoring dan Evaluasi.
7. Bentuk pertanggungjawabannya berupa kuitansi atau surat pernyataan biaya riil
dengan lampiran surat tugas, SPPD, dan laporan monev.
8. Pelatihan.
9. Bentuk pertanggungjawabannya berupa kuitansi dengan lampiran kerangka acuan
(TOR), bukti-bukti pengeluaran (honorarium, bahan, penggandaan, sewa gedung,
jadual pelatihan, daftar hadir peserta) laporan pelatihan.

Pertanggungjawaban uang dan barang agar dicatat dan disimpan secara


tertib administrasi guna keperluan pemeriksaan oleh Aparat Pengawas
Internal maupun Eksternal

F. Pelaporan
Setiap Satuan Kerja Kuasa Pengguna Anggaran wajib membuat laporan sebagai
berikut:
1. Laporan Setiap Kegiatan
Pada setiap pelaksanaan kegiatan agar dibuat laporan dengan berpedoman pada
format, sebagai berikut :
a. Format Laporan Perjalanan Dinas (lampiran 1)
b. Format Laporan Rapat (lampiran 2)
c. Format Laporan Penyelenggaraan Pertemuan (lampiran 3)
d. Format Laporan Tahunan (lampiran 4)
Laporan disimpan pada setiap pelaksana program (Propinsi) untuk kepentingan
monitoring penanggungjawab program (Pusat) dan Auditor.

13
2. Laporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan
Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan
Kepmenkes No.565/Menkes/ SK/VI/2007 tentang Pedoman Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan.
Mekanisme Pelaporan Dana Dekon antara UKM & Perbaikan Gizi sebagai berikut:
a. Pejabat Pembuat Komitmen (PK) / Penanggung-jawab kegiatan Satker
Dekonsentrasi Program UKM & Perbaikan Gizi di lingkungan Dinkes Propinsi
menyampaikan laporan pemantauan pelaksanaan DIPA Dekonsentrasi
Program UKM & Perbaikan Gizi dengan menyampaikan formulir A kepada
Kepala Unit Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran setiap 5 (lima) hari kerja
setelah triwulan berakhir.
b. Kepala Unit Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Evapor di
Dinkes Propinsi melakukan rekapitulasi formulir A dengan menggunakan
formulir B selanjutnya menyampaikan laporan pelaksanaan DIPA Dekon
UKM & Perbaikan Gizi formulir A dan formulir B kepada Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat paling lambat tanggal 10 (sepuluh) hari kerja setelah
triwulan berakhir c.q. Kepala Bagian Program & Informasi Setditjen Bina
Kesmas.
Bagan 5
Mekanisme Pelaporan Sesuai PP 39

Dirjen Bina Kesmas


C.q. Kepala Bagian Program &
Informasi
Sesditjen Bina Kesmas

Formulir A & B (10 hr kerja stlh triwulan berakhir)

Kepala Unit Kerja/KPA


(oleh Pejabat Evapor Dinkes
Propinsi)

Formulir A (5 hr kerja stlh triwulan berakhir)

Penanggung-jawab kegiatan/PK
Formulir A

Alamat Pengiriman :
Kepala Bagian Program & Informasi
Setditjen Bina Kesmas (Blok B Ruang No 807)
Jln. H.R Rasuna Said Blok X5 Kavling No. 4-9 Jakarta 12950
Telp/Fax : (021) 5279216
Email : 1. evaporkesmas@gmail.com
2. pikesmas@yahoo.com

14
3. Laporan Realisasi Anggaran
a. Laporan Realisasi Anggaran Secara Manual
Dalam rangka pemantauan pelaksanaan anggaran satker secara tepat waktu,
masing-masing satker menyampaikan laporan realisasi fisik dan keuangan
sebagaimana format laporan di bawah ini :

Tabel 1
Realisasi Anggaran APBN yang di Daerahkan di Propinsi Tahun 2008

Program :
Propinsi :
Bulan :

Realisasi
No Kegiatan Alokasi Keuangan Fisik
Rupiah % (%)
1 2 3 4 5 6

b. Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistem


Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistim Informasi Manajemen & Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)
Satuan kerja sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (Propinsi dan
Kabupaten / Kota) wajib menyampaikan laporan Realisasi Anggaran dan
Neraca setelah melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setempat setiap bulan
selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya, sesuai dengan Sistim
Akuntansi Instansi yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI
No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor : PER-
51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian /
Lembaga.

15
Bagan 6
Mekanisme Pelaporan SAI (SAK dan SIMAK-BMN)

TINGKAT KEMENTERIAN
UNIT AKUNTANSI PENGGUNA
ANGGARAN/BARANG
( UAPA / B )

TINGKAT ESELON-I
ADK & Laporan UNIT AKUNTANSI PEMBANTU
PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
ESELON-I (UAPPA/B-E1)

TINGKAT WILAYAH
Tembusan

UNIT AKUNTANSI PEMBANTU


PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
WILAYAH (UAPPA/B-W)

TINGKAT SATKER
REKONSILIASI
UNIT AKUNTANSI KUASA DENGAN KPPN
PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
WILAYAH (UAKPA/B)

Keterangan :
UAKPA/B menyampaikan Laporan secara berjenjang
UAKPA/B dapat menyampaikan tembusan laporan langsung ke UAPA/B Tingkat
Kementerian

c. Penyampaian / pengiriman laporan akan dilakukan sebagai berikut :

T Semua satker akan dihubungi melalui telepon


a 1 dan SMS
n
Semua satker akan diingatkan kembali
g 4 mengenai laporan
g
a
l
5 Laporan dikirim ke Pusat

Butir 3.a. dan 3.b. setelah diisi dan dikirimkan ke :


Sekretariat Ditjen. Bina Kesmas c/q Bag. Keuangan,
Jl. HR Rasuna Said Kav. 4-9 Blok X5, Jakarta Selatan 12950
Lantai 8 Blok C Ruang 813
Telp / Fax : (021) 5277211
email : keuangan_binkesmas@yahoo.com
Setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.

16

Anda mungkin juga menyukai