Anda di halaman 1dari 4

Nama : Andi Shannaz F.

NIM : C2C007008

S1 Akuntansi regular

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengantar

1. Urgensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

SEJARAH perjuangan bangsa Indonesia telah menempuh erjalanan panjang, dimulai dari masa
sebelum dan sesudah penjajahan, dilanjutkan dengan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan
hingga mengisi kemerdekaan. Masing-masing taha tersebut melahirkan tantangan jaman yang berbeda-
beda sesuai dengan kondisi dan tuntutan jaman.

Di era revolusi fisik, semangat juang bangsa yang tidak kenal menyerah, yang hakikatnya merupakan
kekuatan mental bangsa telah melahirkan perilaku heroic dan patriotic, serta menumbuhkan kekuatan,
kesanggupan dan kemauan yang luar biasa.

Seperti diketahui usai perang dunia II (1939-1945) dunia diwarnai oleh suasana cold war antara blok
barat yang dipelopori Amerika Serikat (AS) dan blok timur yang dipelopori Uni Sovyet (US), dan situasi
berlangsung hamper setengah abad. Menjelang akhir abad 20 situasi politik dunia berubah secara drastis.
Tahun 1989 dengan runtuhnya tembok berlin pemisah antara jerman barat dan timur disertai bubarnya
Uni Sovyet maka berakhir pula perang dingin.

Perubahan begitu mendadak membuat Washington terjebak pada situasi kehilangan pegangan dan
pedoman dalam mengarahkan perubahan mondialnya. Untuk merubah dari strategi konfrontasi ke
rekonsiliasi bukanlah hal yang mudah dan tidakdapat dilakukan dalam waktu singkat, sementara tuntutan
dunia terhadap adanya tata dunia bar uterus mendesak. AS menganggap dengan runtuhnya tembok berlin
sebagai pertanda bahwa dunia tidak lagi bersekat. Di sisi lain dunia juga dilanda oleh gejala meluasnya
nilai-nilai bercirikan global.

Proses yang mengandung ciri penduniaan itu hakikatnya telah melanda dunia jauh sebelum perang
dingin usai. Hanya saja, selama ini para pengamat tidak menaruh perhatian karena dianggap bukan
sebagai gejala yang penting. Gejala awal globalisasi dapat dilihat dengan mendunianya penyebaran jenis-
jenis makanan tertentu, gaya hidup orang-orang perkotaan (metropolitan) dan meluasnya penerimaan
terhadap mode. Pakaian dan tata rias.

Cepatnya komunikasi lewat teknologi elektronika membuat penyebaran informasi berjalan singkat
dan mampu melampaui batas Negara. Orang pun mulai merasa bahwa dunia semakin “sempit”. Kemajuan
IPTEK bagian informasi, komunikasi dan transportasi telah membuat dunia menjadi semakin transparan.
Namun demikian, hinggasedemikian jauh orang belum berbicara tentang globalisasi. Istilah “Globalisasi”
baru muncul setelah perang dingin berakhir.

2. Pendidikan Kewarganegaraan : Belajar dari Banyak Negara

Pendidikan Kewarganegaraan sesungguhnya bukanlah agenda baru dimuka bumi. Hanya saja, proses
globalisasiyang melanda dunia pada decade akhir abad 20 telah mendorong munculnya pemikiran baru
tentang kewarganegaraan di berbagai Negara. Di Eropa, Dewan Eropa telah memprakarsai proyek
demokratisasi untuk menopang pengembangan kurikulum pendidikan kewarganegaraan.

Di Ameri Serikat, pendidikan kewarganegaraan diatur dalam kurikulum social selama satu tahun,
yang pelaksanaannya diserahkan pada Negara bagian. Di Negara-negara Asia, jepang misalnya, materi
pendidikan kewarganegaraan ditekankan pada Japanese history, ethic dan philosophy. Di Filipina materi
difokuskan pada : philiino, familyplanning, taxation dan landerform.

B. Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

1. Pengantar kewarganegaraan

UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional Pasal 39 Ayat (2) menyatakan bahwa
setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan di Indonesia wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Materi Pokok

Seperti diketahui materi pokok kuliah kewiraan ialah wawasan nusantara, ketahanan social, olitik dan
strategi Nasional (Polstranas), olitik dan Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional
(Polstrahankamnas), yang lebih dititikberatkan pada PPBN.
3. Landasan Hukum

a) UUD 1945

b) Ketetapan MPR No. II/MPR/1999

c) Undang-undang No. 20/Tahun 1982

d) Undang-Undang No.2 Tahun 1989

e) Keputusan DIRJEN Pendidikan tinggi No. 267/DIKTI/KEP/2000

f) Keputusan Dirjen Dikti N0. 38/Dikti/2002

g) Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006

4. Tujuan

Tujuan endidikan Kewarganegaraan mencakup 2 hal, yaitu :

a. Tujuan Umum

Memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan
antara warganegar dengan Negara dan PBBN, agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan
oleh bangsa dan Negara

b. Tujuan Khusus

1) Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun

2) Agar mahasiswa memahami dan menguasai berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat

3) Agar mahasiswa memiliki sika dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,
cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa, bangsa dan Negara.

5. Kompetensi yang Diharapkan


Bagi bangsa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan sudah demikian mendesak untuk dilakukan,
mengingat masa transisi masyarakat menuju demokrasi saat ini di masyarakat banyak ditemukan
berbagao patologi social yang sering kali produktif dengan upaya penegakan semokrasi itu sendiri.

Adapun Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan antara lain :

a. Agar mahasiswa mampu menjadi warga Negara yang memiliki pilihan pandangan dan komitmen
terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM

b. Agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai
tindakan kekerasan dengan cara cerdas dan damai

c. Agar mahasiswa memiliki kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya menyelesaikan
konflik masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral, agam dan nilai universal.

d. Agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan obyektif terhadap persoalan keanekaragaman, HAM
dan demokrasi

e. Agar mahasiswa mampu memnberikan kontribusi terhadap persoalan kebijakan publik

f. Agar mahasiswa mampu meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak (berkeadaban)

(Sobirin Malian, 2003)

Dari uraian diatas terlihat betapa pentingnya pemahaman tentang masalah Civics Education. Terlebih
lagi di saat Negara-negara dihadapkan pada tantangan globalisasi, maka Negara sangat membutuhkan
adanya sikap patriotic, jiwa nasionalistik dan kesadaran bela Negara dari segenap warganegaranya.

Anda mungkin juga menyukai