Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN TUTORIAL

Skenario I GIPSUM

Blok Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi

TUTOR

Drg.Rudy Joelijanto, M. Biomed.

Disusun Oleh Kelompok Tutorial 8:

1. Nur Pradana A (091610101020)


2. Dian Bunga L (091610101022)
3. Irma Setyorini (091610101042)
4. Heppy Livia A (091610101071)
5. Vinandita Nabilla K (091610101024)
6. Febriana Tria N (091610101033)
7. Nindya Laksmi A (091610101043)
8. Ichdanisa F (091610101053)
9. Kumala Diyan S (091610101063)
10. Rio Jeffri S (091610101075)
11. Adi Setyawan (091610101096)
12. Kristian Satrio (091610101098)
13. Ririh Daru K (0916101010100)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2010

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan laporan tutorial scenario satu pada Blok Bahan dan Teknologi Kedokteran
Gigi I (BTKG I) yang berjudul gypsum.

Banyak hal yang harus diketahui dari untuk itu di dalam penyusunan laporan ini
akan membahas tentang judul sesuai scenario sehubungan dengan gypsum.

Harapan kami dalam penyusunan laporan ini yaitu agar laporan tutorial yang kami
buat dengan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang terkait, terutama
pada saudara – saudara yang berkecimpung dalam bidang kesehatan dan pihak lain serta yang
membaca dan masyarakat pada umumnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada tutor pembimbing kami dan teman – teman yang
telah menyumbangkan ide, pikiran, dan tenaganya dalam pembuatan laporan tutorial ini serta
tidak lupa kami memohon maaf sebesar – besarnyaapabila terdapat kata – kata yang kurang
berkenan dihati para pembaca.

Jember, 5 April 2010

penyusun

2
DAFTAR ISI

I. Halaman Judul ……………………………………………………………………1

II. Kata Pengantar ……………………………………………………………………2

III. Daftar Isi ………………………………………………………………………….3

IV. Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………...

a. Latar Belakang ………………………………………………………………..4

b. Rumusan Masalah ………………………………………………………….....5

c. Tujuan ………………………………………………………………………... 5

V. Bab II Tinjauan Pustaka …………………………………………………………6

VI. Bab III Pembahasan …………………………………………………………….

1. Pengertian, sifat, dan syarat gypsum ………………………………………..12

2. Komposisi gypsum ………………………………………………………….13

3. Fungsi gypsum …………………………………………………………….. 14

4. Jenis/ tipe gypsum ………………………………………………………… 14

5. Proses Manipulasi gypsum ………………………………………………….16

6. Faktor yang mempengaruhi setting time & manipulasi …………………….18

VII. Bab IV Kesimpulan …………………………………………………………….22

VIII. Daftar Pustaka ……………………………………………………………….23

IX. Lampiran ……………………………………………………………………….24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O)
murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama beberapa abad
untuk tujuan konstruksi.

Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari
rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan
laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai jenis
plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi
kedokteran gigi dibuat.

Penggunaan gipsum dalam kedokteran gigi telah meluas. Penggunaan bahan


tersebut dapat diperlihatkan dalam membuat model untuk gigi tiruan. Misalnya,
campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada
jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter
gigi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut.
Bila jenis plaster lain yang dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air,
dituang ke dalam cetakan, dan dibiarkan mengeras, cetakan plaster yang mengeras
tersebut berfungsi sebagai mold untuk membentuk model positif, atau model plaster.
Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa diperlukan kehadiran pasien.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari gypsum?

2. Apa saja Komposisi gypsum?

3. Apa Fungsi gypsum?

4. Apa saja Macam & sifat dari masing-masing tipe gypsum?

5. Bagaimana cara Pengolahan/ Manipulasi gypsum?

6. Faktor yang mempengaruhi hasil pengolahan gypsum:

 Manipulasi

 Setting time

1.3 Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui pengertian gipsum.
2. Agar kita dapat mengetahui komposisi gipsum.
3. Agar kita dapat mengetahui fungsi gipsum di kedokteran gigi.
4. Agar kita dapat mengetahui jenis dan sifat gipsum.
5. Agar kita dapat mengetahui cara memanipulasi gipsum yang baik.
6. Agar kita dapat mengatahui proses setting gipsum beserta dengan reaksi yang terjadi.
7. Agar kita dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi setting time &
manipulasi

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Gypsum merupakan mineral yang ditambang dari belahan dunia. Gypsum juga
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi gypsum yang
ditujukan untuk kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO 4. 2H2O) murni.
( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Gypsum sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis gypsum dental secara umum sebelum
diklasifikasikan yaitu : Plaster dan stone gigi. Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah
kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2. H2O atau CaSO4. ½ H2O. bergantung pada metode
pengapuran bentuk hemihidrat yang berbeda dapat diperoleh. Bentuk ini disebut α-hemihidrat
dan β-hemihidrat. Adanya penulisan α-hemihidrat dan β-hemihidratini menurut kandungan
mineral yang ada didalamnya. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat
model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk
pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Berbagai
jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi
kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan bahan tanam
gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor restorasi gigi
dengan logam yang dicairkan. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat diperlihatkan dalam membuat
gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air ditempatkan dalam sendok cetak dan
ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan.
Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative dari jaringan yang dibentuk tersebut yang
dibuat dalam rongga mulut. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan
air sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi
lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakann plaster yang mengeras tersebut menjadi mold
untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa
kehadiran pasien. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155).

6
Sedangkan perbedaaan dari α-hemihidrat dan β-hemihidrat adalah perbedaan hasil
dalam ukuran kristal, daerah permukaan, dan derajat kesempurnaan kisi-kisi. Sebenarnya,
bentuk β merupakan agregasi fibrus dari kristal halus dengan pori kapiler, sementara bentuk α
terdiri dari fragmen dan kristal yang mengelupas dalam bentuk tongkat atau prisma.
( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Bila gypsum dipanaskan sampai temperature seperti yang ditunjukan pada bagian
pertama reaksi 1 dalam suatu ketel, tong, atau pembakaran kapur terbuka akan terbentuk
kristal hemihidrat. Kristal β-hemihidrat memiliki ciri-ciri bentuk spons dan tidak teratur.
Berbeda dengan kristal-kristal β-hemihidrat (batu), α- hemihidrat lebih padat dan mempunyai
bentuk prismatik. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 156).

Prosedur yang berbeda juga digunakan untuk memperoleh hemihidrat. Produk dari
proses-proses ini merupakan konstituen utama dari stone gigi, dari mana pengecoran atau
model gigi dibuat. Bila α-hemihidrat dicampur dengan air maka reaksi pertama akan terbalik
dan produk yang diperoleh lebih kuat dan lebih kuat jika dibandingkan dengan produk dari β-
hemihidrat. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

Alasan utama pada perbedaan α-hemihidrat dengan β-hemihidrat adalah bahwa


bubuk α-hemihidrat memerlukan lebih sedikit air bila dicampur bila dibandingkan dengan
yang dibutuhkan β-hemihidrat. β-hemihidrat memerlukan lebih banyak air untuk
mengembangkan partikel bubuknya sehingga dapat diaduk, karena kristal-kristalnya lebih
teratur bentuknya dan bersifat porus. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

Meskipun ukuran partikel dan total daerah permukaan adalah factor utama dalam
mengukur air, penyebaran partikel juga memegang peran utama. Produk gypsum komersial
yaitu berbagai macam stone dan plaster tersedia di pasaran, terdiri dari 1 bentuk hemihidrat.
Meskipun merupakan produk yang diproses, bahan-bahan tersebut mengandung sedikit
komponen lain, heksagonal yang tidak berubah atau anhidrat ortorombik. Tambahan gypsum
dan garam lain juga ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan serta ekspansi.
( Kenneth J. Anusavice, 2004 : 157).

7
Struktur kimia gips
Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya
cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat
hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana
bertikut;

o
Gibs sampai 130 CaSO4.2H2O

o
Hemihidrat sampai 200 (CaSO4)2.H2O

Anhidrat CaSo4

(Richard dkk,2002)

Klasifikasi gips
1.Impression plaster ( tipe I )

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditamahkan untuk mengatur waktu
pengerasana dan ekspansi pengerasan. Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam
bidang kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan
material elastik impression

2.Model plaster (tipe II)

Plaster model ini sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila
ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup. Biasanya berwarna putih alami,
jadi terlihat kontras dengan stone yang pada umumnya berwarna

3.Dental stone (tipe III)

Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan
lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau putih

4.Dental stone,high strength (tipe IV)

Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola
dari malam dalam cast restoration. Untuk memeroleh sifat ini, digunakandari jenis densite
serta daerah permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan
pengentalan adukan.

8
5.High strength, high expansion dental stone (tipe V)

Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk
memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental
stone. Material ini berwarna biru atau hijau,dan paling banyak membutuhkan biaya
dibandingkan semua produk gips.
(Anusaice,2004)
Sifat –sifat
a. Ketepatan
- Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus
- Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil
- Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut
- Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada
sedikit kontraksi karena pengeringan
- Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi
b. Sifat sifat lainnya
- Bahan cetak gips bersifat nontoksis
- Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang tepat
(Combe,1992)

Manipulasi
Plaster atau gips hendaknya dicampur dengan air atau larutan PE dengan
perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung
udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan dan dapat
menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe,1992)

Untuk lebih detailnya, manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :

- Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.

- Perbandingan ( rasio air/bubuk)

9
Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan juga
setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu setting
akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak.

- Pengadukan
Pengadukan sebaiknya dilakukan 1 menit sampai halus dan homogen

- Initial setting time-working time


Setelah dicampur selama 1 menit,working time dimulai.Selama viscositas dari campuran
bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti
campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahan
menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau
adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 –10 menit mulai dari awal
pengadukan

- Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan
resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat
disentuh.Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa
dengan aman dilepas dari cetakan
- Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan.Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber
air akan berpengaruh buruk pada powdernya..Hal ini akan mempengruhi waktu setting,
sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup.

- Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu
setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera
dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahn lain.

(Hatrich dkk,2003)

- Pemberian bahan separator


Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi seperti
Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun tidak
boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak

10
- Hindari terjebaknya udara
Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan porositas pada
hasil akhir dari gips. Sehingga terlebih dulu menuangkan air ke dalam wadah setelah itu
memasukkan powder

Pengendalian waktu pengerasan

1. kelarutan hemihidrat dapat ditingkatkan atau dikurangi. Misalnya, bila kelarutan


hemihidrat ditingkatkan, kejenuhan kalsium sulfatakan lebih besar. Kecepatan
deposisi kristalin juga ditingkatkan
2. jumlah nucleus kristalisasi dapat ditingkatkan atau dikurangi. Semakin besar jumlah
nucleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gips dan semakin cepat pula
pengerasan massa yang terjadi karena terbentuk jalinan ikatan kristalin
3. bila kecepatan pertumbuhan kristal dapat ditingkatkan atau dikurangi, begitu pula
waktu pengerasan dapat dipercepat atau diperlambat

reaksi pengerasan

1. ketika hemihidrat diaduk dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat
dimanipulasi
2. hemihidrat melarut sampai terbentuk larutan jenuh
3. larutan jenih hemihidrat ini amat jenuhdengan dihidrat sehingga dihidrat mengendap
4. begitu dihidrat mengendap, larutan tidak jenuh lagi dengan hemihidrat
(Anusavice,2004)

11
BAB III

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN GYPSUM

Gypsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia, merupakan produk
samping dari beerapa proses kimia. Secara kimiawi, gypsum yang dihasilkan untuk tujuan
kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat. Gypsum pada kedokteran gigi digunakan
untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai
piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan
protesa gigi. Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana
suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium
sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi.

1.a. Sifat-sifat gypsum :

1. Kekuatan kompresi (paling umum digunakan untuk mengukur kekuatan gips) yang
baik. Besarnya Kekuatan kompresi dari beberapa produk gipsum berkisar (12 MPa-
38 MPa).
2. Kekuatan tarik, tergantung pada penggunaan.
Bila digunakan untuk membuat piranti restorasi maka dibutuhkan kekuatan
tarik yang lebih besar diubanding bila digunakan untuk model studi.
3. Kekerasan dan ketahanan abrasi.
Kekerasan dan ketahanan abrasi permukaan gipsum harus baik.
4. Produksi detail permukaan.
Dapat memberikan detail permukaan yang tajam.

1.b. Syarat-syarat gypsum :


1. Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak atau tergores
selama proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam, dll.
2. Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.
3. Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yang
sangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).

12
4. Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan
dengan permukaan model, die.
5. Murah dan mudah dipergunakan.

KOMPOSISI GIPSUM

KOMPOSISI DARI GYPSUM ADALAH :

1. Calcium sulfate hemihydrat merupakan konstitusi utama dari gypsum yang


digunakan di kedokteran gigi
2. Gypsum cetak sama seperti di atas dengan bahan tambahan seperti natrium
sulphate,borax,dan zat pewarna
3. Hexagonal calcium sulphate,bila terdapat,akan mengalami hydrasi dengan cepat
4. Orthorhombic calcium sulphate,yang dapat dihasilkan dari gypsum yang terlalu
banyak overheating sewaktu pembuatan,bereaksi sangat lambat dengan air (dikenal
dengan gypsum gosong atau “dead burnt” plaster)
5. Adanya impurity lain,baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun yang
terjadi selama proses pembuatan
6. Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan
 Akselerator (bisa mempercepat waktu setting)
Contoh:
 Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat
pembentukan larutan kalsium sulfat hemihydrat
 Retardus (bisa memperlambat waktu setting)
Contoh :
 Natrium citrate,bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan hemihydrat
dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga “meracuni” inti
dan menyebabkannya tidak efektif

13
Fungsi gypsum di kedokteran gigi

Untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai
piranti untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa dan
restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica, dikenal sebagai bahan
tanam gigi. Bahan tanam tersebut dibuat untuk membuat mold guna mengecor restorasi gigi
dengan logam yang dicairkan. Untuk membuat model studi, model analisa, model diagnose,
model anatomis, biasanya model-model tersebut digunakan gypsum tipe Plaster/β-
Hemihidrat. Sedangkan untuk membuat model kerja dan die biasanya digunakan gypsum tipe
α-Hemihidrat. Secara umum fungsi gips adalah untuk membuat suatu model dan die,
mounting, bahan tanam, packing akrilik, bahan cetak.

Jenis Produk Gipsum

Kriteria pemilihan produk gipsum tergantung pada penggunaannya serta sifat fisik
tertentu penggunaan tertentu. Misalnya, stone kedokteran gigi merupakan materi yang buruk
untuk digunakan sebagai bahan cetak, karena apabila ada gigi-geligi tidaklah mungkin,
mengeluarkan cetakan melalui undercut pada gigi tanpa melukainya dikarenakan kekuatan
stone (α-hemihidrat).

Sebaliknya, bila hasil cor yang kuat dibutuhkan untuk membuat protesa, kita tidak
boleh memilih plaster yang lemah (β-hemihidrat). Dengan kata lain, tidak ada produk gipsum
gigi yang dapat digunakan untuk semua tujuan.

Ada 5 jenis gypsum yang terdaftar oleh spesifikasi ADA No.25 yaitu :

1. Plaster cetak ( type I )

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk
mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster jenis ini jarang digunakan
lagi dalam Kedokteran Gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti
hidrokoloid dan elastomer. Plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir, atau wash ,
dalam pembuatan gigi tiruan penuh. Plaster cetak ( type I ) ini memiliki kekuatan
kompresi 580 + 290 psi.

14
2. Plaster model ( type II )

Plaster model ini atau plaster laboratorium tipe II sekarang digunakan untuk mengisi
kuvet dalam pembuatan protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan
cukup. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan stone
yang umumnya berwarna. Plaster model ( type II ) ini memiliki kekuatan kompresi 1300
psi.

3. Stone gigi ( type III )

Stone type III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa (3000 psi),
tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000psi). Bahan ini ditujukan untuk pengecoran dalam
membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan lunak. Stone ini lebih disukai
untuk pembuatan model yang digunakan pada konstruksi protesa, karena stone tersebut
memiliki kekuatan yang cukup untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan
setelah proses selesai.

4. Stone gigi, kekuatan tinggi ( IV )

Persyaratan utama bagi bahan stone untuk pembuatan die adalah kekuatan,
kekerasan, dan ekspansi pengerasan minimal. Untuk memperoleh sifat ini, digunakan α-
hemihidrat dari jenis “Densite”. Partikel partikel berbentuk kuboidal serta daerah
permukaan yang lebih kecil menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan
adukan. Type IV ini memiliki kekuatan konpresi 5000psi. Kekerasan permukaan
meningkat lebih cepat bila dibandingkan dengan kekuatan kompresi, karena permukaan
lebih cepat mengering. Ini merupakan keunggulan nyataa, dimana permukaannya tahan
terhadap abrasi sementara inti die cukup liat dan kurang terpaparkan terhadap patah tanpa
disengaja.
5. Stone gigi, kekuatan tinggi ekspansi tinggi ( V )

Ini merupakan produk gypsum yang dibuat akhir akhir ini, dan memiliki kekuatan
kolpresi yang lebih tinggi dibandingkan stone gigi type IV, kekuatan kompresi type V ini
sekitar 7000psi. Kekuatan yang ditingkatkan ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh
rasio W:P. Ekspansi pengerasan ditingkatkan dari maksimal 0,10% - 0,30%. Alasan
peningkatan batasan ekspansi pengerasan disebabkan karena logam campur yang baru,

15
seperti basis logam, memiliki pengerutan pengecoran yang lebih besardibandingkan
logam campur mulia konvensional. Jadi, dibutuhkan ekspansi lebih tinggi pada stone
yang digunakan untuk die untuk mengimbangi pengerutan pemadatan logam campur.

PENGOLAHAN GYPSUM

Manipulasi Gypsum

1. Penyimpanan
Untuk mencegah terjadinya reaksi dengan kelembaban atmosfer yang dapat
mempercepat setting time, sehingga kekuatan gypsum berkurang.

2. Kontaminasi
Untuk mencegah agar tidak bercampur dengan bekas-bekas gypsum yang
telah diset atau bahan impurity lainnya.

3. Rasio air dan powder yang tepat (penakaran)


W:P optimal ditentukan, takaran yang sama harus selalu digunakan. Air dan
powder harus diukur dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang akurat
dan menimbang kesetaraannya untuk powder.

4. Mencegah tersentaknya udara di dalam campuran


Masukkan powder ke dalam air dan diaduk sedemikian rupa agar udara jangan
terperangkap ke dalam bahan. Untuk mencegah terjadinya porous.

5. Cara pengadukan dan waktu pengadukan


Terjebaknya udara ke dalam adonan harus dihindari untuk mencegah porous
yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Pengadukan
harus terus berlangsung sampai diperoleh adonan yang halus, biasanya dalam 1 menit.
Semakin lama waktu pengadukan berarti mengurangi waktu kerja, khususnya untuk
menuang model.

16
6. Vibrator
Untuk membantu mengalirkan adonan ke dalam cetakan dan mempermudah
terlepasnya gelembung udara. Vibrasi hendaknya jangan sampai berlebih, untuk
mencegah ditorsinya bahan cetak.

REAKSI SETTING

(Ca SO4) 2 H2O + 3H2O → 2CaSO4 2H2O + panas

Setting time→ waktu yang diperlukan bahan untuk setting sampai menjadi rigid

PROSES SETTING

1. Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk Kalsium
sulfat dihidrat .

2. Terjadi presipitasi kristal kalsium sulfat dihidrat→ bahan menjadi kaku tetapi
tidak keras, dapat diukir tetapi tdk dapat dibentuk, ekspansi thermis dan
panas masih berlangsung→ INITIAL SETTING

3. Bahan keras,kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir→ FINAL


SETTING

17
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SETTING TIME

Faktor-faktor setting time, antara lain yaitu:

1. Komposisi gips atau stone, sebagaimana yang telah disediakan oleh pabrik:

a. Gypsum

Bila terdapat (misalnya, disebabkan karena adanya dehydrasi yang tidak sempurna
sewaktu proses pembuatan) akan mempercepat setting time.

b. Hexagonal calcium sulphate

Bila terdapat hexagonal calcium sulphate akan mengalami hydrasi dengan cepat.

c. Orthorombic calcium sulphate

Orthorombic calcium sulphate, yang dapat dihasilkan dari gypsum yang terlalu banyak
overheating sewaktu pembuatan, bereaksi sangat lambat dengan air (dikenal dengan gips
gosong atau ‘dead burnt’ plaster).

d. Adanya impurity lain

Adanya impurity lain, baik yang didapati dari bahan baku gypsum maupun yang terjadi
selama proses pembuatan.

e. Bahan akselerator dan retardus

Bahan akselerator dan retardus yang ditambahkan, yaitu:

i. Bahan akselerator

Contoh:

1. Natrium sulfat bertindak sebagai akselerator dengan cara mempercepat pembentukan


larutan kalsium sulfat hemihydrat.

2. Gypsum mempersiapkan inti bagi pertumbuhan Kristal dihydrate yang terbentuk lebih
lanjut.

18
ii. Bahan retardus

Contoh: Natrium citrate dan borax, bahan ini mengurangi kecepatan pelarutan
hemihydrate dan juga terabsorbsi ke dalam inti kristalisasi sehingga ‘meracuni’ inti dan
menyebabkannya tidak efektif.

2. Bentuk fisis dari gips atau stone

Bentuk fisis dari gips atau stone, sewaktu pembuatan sering dilakukan penumbukan
setelah proses dehydrasi. Ini mempercepat waktu setting:

i. Karena sebagian dari kristal yang ditumbuk dapat menjadi inti pertumbuhan kristal
sewaktu setting.

ii. Dilakukannya penumbukan menambah luas permukaan hemihydrate yang terbuka ke air
sehingga mempercepat laju pelarutan hemihydrate.

3. Suhu dan konsentrasi

Suhu pencampuran, suhu sampai 50oC mempunyai pengaruh sangat kecil, misalnya seperti
pada hasil pengujian satu batch dental stone. Ini berbeda dengan kebanyakan reaksi kimia
yang umumnya dipercepat oleh adanya kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan dengan
asumsi bahwa laju reaksi tergantung pada kecepatan difusi random ion Ca 2+ dan SO42- ke
Kristal-kristal dehydrate yang terbentuk. Kecepatan difusi ion-ion dalam larutan
tergantung tidak hanya pada bentuk ion tetapi juga pada suhu dan konsentrasi ion.

i. Suhu

Suhu, dapat diperlihatkan bahwa kecepatan diffusi ion-ion Ca2+ dan SO4 2- pada suhu 50oC
adalah kira-kira dua kali lipat kecepatan diffuse pada suhu 5oC.

ii. Konsentrasi

Kecepatan diffusi ion-ion berbanding lurus dengan konsentrasinya. Kelarutan hemihydrate


pada suhu 5oC adalah 0,8% sedangkan pada suhu 50oC menjadi sebesar 0,4%. Jadi pada
suhu yang lebih tinggi kecepatan diffusi semakin lambat disebabkan oleh karena
menurunnya konsentrasi.

Faktor (i) dan (ii) diatas berlawanan satu dengan lainnya kira-kira serupa sehingga antara
suhu 5oC sampai 50oC. Faktor suhu hanya member pengaruh yang relative kecil terhadap

19
kecepatan reaksi. Pada suhu yang lebih tinggi terjadi retardasi hydrasi, dan pada suhu
100oC sama sekali tidak terjadi dehydrasi, pada suhu sekitar ini hemihydrate dan dihydrate
mempunyai daya larut yang sama.

4. Perbandingan air/puder

Perbandingan air/puder ini mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap laju hydrasi
hemihydrate, meskipun peningkatan jumlah air dalam adonan menghasilkan waktu setting
lebih lambat sebagaimana hasil pengujian dengan jarum Vicat dan Gillmore. Hal ini
disebabkan karena pada bahan dengan perbandingan air/puder yang lebih tinggi terdapat
lebih sedikit pertumbuhan kristal dehydrate per satuan volume adonan. Jadi pada adonan
yang lebih encer perlu terjadi lebih banyak pertumbuhan kristal sampai terdapat cukup
banyak kristal yang berkontak sehingga bahan menjadi cukup kaku untuk sanggup
menahan penetrasi jarum pengukur pada waktu setting.

5. Waktu pengadonan

Peningkatan waktu pengadonan dapat mempercepat terjadinya set. Pengadonan dapat


merusak sebagian Kristal dihydrate yang gtelah terbentuk sehingga menghasilkan lebih
banyak inti kristalisasi.

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROSES MANIPULASI

manipulasi dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut :

- Pemilihan
Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.

- Perbandingan ( rasio air/bubuk)


Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi dan juga
setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka waktu setting
akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak.

- Pengadukan
Pengadukan sebaiknya dilakukan 1 menit sampai halus dan homogen

20
- Initial setting time-working time
Setelah dicampur selama 1 menit,working time dimulai.Selama viscositas dari campuran
bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh berarti
campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana bahan
menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau
adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 –10 menit mulai dari awal
pengadukan

- Finnal setting
Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki kekuatan dan
resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa dingin saat
disentuh.Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan bisa
dengan aman dilepas dari cetakan
- Penyimpanan
Gips dapat menyerap air dari lingkungan.Kelembaban dan tempat yang delat dengan sumber
air akan berpengaruh buruk pada powdernya..Hal ini akan mempengruhi waktu setting,
sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup.

- Kebersihan
Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas waktu
setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus segera
dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahn lain.

(Hatrich dkk,2003)

- Pemberian bahan separator


Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi seperti
Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun tidak
boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak

- Hindari terjebaknya udara


Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan porositas pada
hasil akhir dari gips. Sehingga terlebih dulu menuangkan air ke dalam wadah setelah itu
memasukkan powder

21
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dihasilkan yaitu :

1. Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O)
murni. Berbagai bentuk gipsum yang berbeda telah digunakan selama beberapa abad
untuk tujuan konstruksi.

2. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral
evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu
gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk
endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen.

3. Dalam manipulasi, hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu penakaran (rasio W:P), bahan
separasi, waktu pengadukan dan proses pengadukan, kontaminasi, dan penyimpanan.
Selain itu, perlu diperhatikan setting time, yaitu waktu yang diperlukan gypsum dari
mulai pengadukan sampai menjadi rigid (keras)

4. Adapun hal – hal yang mempengaruhi setting time yaitu Kehalusan semakin halus
ukuran partikel hemihidrat, semakin cepat adukan mengeras, Rasio W:P semakin banyak
air yang digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus pada unit volume,
Perlambatan dan percepatan metode yang paling efektif dan praktis untuk
mengendalikan waktu pengerasan adalah penambahan bahan kimia tertentu pada adukan
plaster atau stone gigi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J.2003.Philips:buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi.Jakarta:EGC

Combe, EC.1992.Sari DentaL MateriaL.Penerjemah:Slamet Tarigan.Jakarta:Balai Pustaka

Harty, F.J dan R. Ogston.1995.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC

23
LAMPIRAN

STEP 1

1. Porus : suatu lubang atau celah yang disebabkan karena terbentuknya udara akibat
dari pengadukan pada gips.
2. Gypsum:  suatu mineral yang digunakan untuk membuat model pada bidang
kedokteran gigi.

 Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia.


Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia.
Secara kimiawi, gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi
adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4 . 2H2O) murni.

3. Dental Stone High Strength :


 Jenis gipsum yang mempunyai kekuatan tinggi.
 Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk
pembuatan pola dari malam dalam cast restoration. Untuk memeroleh sifat ini,
digunakandari jenis densite serta daerah permukaan yang lebih kecil
menghasilkan sifat tersebut tanpa menyebabkan pengentalan adukan.
4. Plaster of Paris :
 Jenis gipsum yang disebut juga gipsum β-hemihidrat.
 CaSO4.2H2O dipanaskan pada ketel (tempat terbuka) dgn suhu 110 0C-
1200C→ß Hemihydrat
 Material yg dihasilkan→ partikel besar, porus, irregular digunakan untuk
Model studi, model analisa, model diagnosis, model anatomis.
5. Setting time: waktu yang diperlukan untuk mengeraskan campuran bahan sampai
menjadi keras atau kaku.
6. Manipulasi: suatu keterampilan tangan untuk mencampur bahan dalam
proses pengadukan, penakaran, vibrasi.

24
STEP 2
1. Apa saja Macam-macam dan sifat gypsum?

2. Apa saja Syarat-syarat gypsum?

3. Bagaimana cara me-manipulasi gypsum?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi setting time?

5. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya porus dan cara mengatasi?

6. Apa perbedaan gypsum Plaster of Paris dengan gypsum Dental Stone High Strength?

STEP 3
1. Macam-macam gypsum

a) Gipsum lunak
1) Plaster cetak (tipe I)
Plaster ini sudah jarang digunakan lagi untuk mencetak dalam
kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang kaku seperti
hidrokoloid atau elastomer. Plaster ini digunakan untuk cetakan akhir, atau
wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh. Kekuatan kompresi 580 ± 290 Psi.
2) Plaster model (tipe II)
Plaster tipe ini digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan
protesa bila ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup.
Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat kontras dengan
stone yang umumnya berwarna. Kekuatan kompresi 1300 Psi.
b) Gipsum keras
1) Dental Stone (tipe III)/ Stone Kelas 1/ α-Hemihidrat
Memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam sebesar 20,7 MPa (3000
psi), tetapi tidak melebihi 34,5 MPa (5000psi). bahan ditujukan untuk
pengecoran dalam membentuk gigi tiruan penuh yang cocok dengan jaringan
lunak. Stone tipe III lebih disukai untuk pembuatan model yang digunakan
pada konstruksi protesa, karena stone ini memiliki kekuatan yang cukup
untuk tujuan itu serta protesa lebih mudah dikeluarkan setelah proses selesai.

25
2) Stone gigi, kekuatan tinggi (tipe IV)/ Dental Stone High Strength/Kelas 2
Pada stone ini memiliki kekutan serta kekerasan yang tinggi dan
ekspensi pengerasan yang minimal. Partikel-partikel pembentuk stone ini
berbentuk kuboidal serta daerah pemukaan yang lebih kecil. Stone ini
digunakan untuk pembuatan die, karena rata-rata kekerasan permukaan
kering dari stone tipe IV ini kurang lebih 92(kekerasan Rockwell).
Kekurangan dari die yang terbuat dari stone ini adalah kepekaannya terhadap
abrasi pada saat pembuatan model malam. Kekuatan kompresi 5000 Psi.

3) Stone gigi, kekuatan tinggi, ekspansi tinggi (tipe V)


Stone ini merupakan produk baru, perbaikan dari stone tipe IV. Stone
ini memiliki kekutan kompersi yang lebih tinggi. Kekuatan yang ditingkatkan
ini diperoleh dengan menurunkan lebih jauh rasio W:P. sebagai tambahan,
ekspansi pengerasan ditingkatkan menjadi 0,3%. Sama seperti stone tipe IV,
stone ini digunakan dalam pembuatan die. Kekuatan kompresi 7000 Psi.

2. Syarat-syarat gypsum
 Sifat mekanis baik, artinya harus kuat sehingga tidak mudah rusak/tergores selama
proses pembuatan piranti restorasi atau saat ukir malam dll.
 Dapat mereproduksi detail yang halus dengan batas yang tajam.
 Memiliki stabilitas dimensional yang baik (menunjukkan perubahan dimensi yang
sangat kecil saat setting dan hendaknya cukup stabil).
 Kompatibel dengan bahan cetak, tidak terjadi interaksi antara permukaan cetakan
dengan permukaan model, die.
 Murah dan mudah dipergunakan.

3. Cara Manipulasi Gipsum


 Penyimpanan→ harus tertutup rapat utk menghindari kelembaban
udara→dapat menyebabkan terbentuknya hidrat→ mempercepat setting time.
 Hindari kontaminasi→kotoran,gips yg sdh setting atau impurity lain.
 Cara mencampur→siapkan air sesuai kebutuhan dalam bowl, kemudian tuang
bubuk/powder gips,aduk ± 60 kali per menit di atas vibrator.

26
Tindakan salah adalah: Bubuk dulu kemudian air→ a. banyak udara terjebak →
porus → model tidak akurat.
b. kontak permukaan partikel bubuk gips dg air tdk sama → reaksi kristalisasi
tdk sama → thermal expantion tidak sama
 W/P rasio : plaster of paris (50-60ml/100gr), Dental Stone (22-35ml/100gr)

4. Factor yang mempengaruhi Setting Time


 Rasio W:P (Water: Powder). Semakin besar rasio, semakin menghambat setting
time.
 Suhu: semakin tinggi suhu lingkungan semakin cepat proses setting time
 Cara Pengadukan: semakin cepat & lama pengeadukan maka semakin cepat
setting time.
 Kemurnian gips
 Bentuk Fisis: semakin halus semakin cepat.

5. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya porus dan cara mengatasi


 Komposisi, Rasio W:P (Water: Powder).
 Pengadukan dan vibrasi, jika pengadukan tidak berlangsung lama maka akan
menyebabkan porus
Cara mengatasinya adalah dengan melakukan manipulasi yang benar:
 Hendaknya komposisi, rasio W:P harus seimbang dan disesuikan dengan jenis
gypsum, missal W/P rasio : plaster of paris (50-60ml/100gr), Dental Stone (22-
35ml/100gr).
 Cara mencampur→siapkan air sesuai kebutuhan dalam bowl, kemudian tuang
bubuk/powder gips,aduk ± 60 kali per menit di atas vibrator.

BAHAN ADDITIVE, fungsi untuk mempercepat atau memperlambat proses setting


1. Setting Time→ a. Akselerator
Na2SO4→mempercepat pembentukan kalsium sulfat hemihidrat
K2SO4→menambah kecepatan larutnya kalsium sulfat hemihidrat
b. Retardus → Na sitrat, borak, Kalium sitrat→ Bahan ini
diserap oleh inti kristal sehingga dpt meracuni inti kristal akibatnya kelarutan tdk
sempurna→mengurangi kecepatan kelarutan hemihidrat

27
2. Setting expantion→a. Memperbesar sett expantion
Kalsium asetat→1% setting expantion linier untuk kompensasi pengkerutan
logam saat dingin.
b. Memperkecil setting expantion
Natrium sulfat→mengurangi setting expantion 0,05%.

3. Kekuatan→Penambahan bahan additive dapat mengurang kekuatan gips

6. Perbedaan gypsum Plaster of Paris dengan gypsum Dental Stone High Strength
a. Plaster Of Paris:
 Material yang dihasilkan→ partikel besar, porus, irreguler.
 Model studi, model analisa, model diagnosis, model anatomis
 Kekuatan kompresi 580 ± 290 Psi 8,8 Mpa
 Ketahanan abrasi rendah
 Setting ekspansi tinggi
 Daya serap terhadap air tinggi
 W:P rasio: 50-60ml dlm 100 gr bubuk
 Cara pembuatan pada ketel atau tempat terbuka
b. Dental Stone High Strength
 Material yang dihasilkan kuat, halus, tidak berporus, reguler.
 Digunakan untuk model kerja & die
 Kekuatan kompresi 5000 Psi
 Ketahanan terhadap abrasi kuat/tinggi
 Setting ekspansi rendah
 Daya serap terhadap air rendah
 W:P rasio: 22-35ml dlm 100 gr bubuk
 Cara pembuatan pada autoclave

28
STEP 4
MAPPING

Gipsum

KOMPOSISI
PENGOLAHA
N
JENIS FUNGSI

STEP 5 Learning Object /LO


1. Gypsum

1. Pengertian

2. Komposisi

3. Macam

4. Fungsi

5. Pengolahan/ Manipulasi

6. Faktor yang mempengaruhi proses:

 Manipulasi

 Setting time

29

Anda mungkin juga menyukai