Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sebelum kita membicarakan tentang perilaku kesehatan, terlebih
dahulu akan dibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari
pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal
activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku
manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku
adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara
langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini
merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari pada pembuatan makalah ini antara lain :
o Memahami determinan prilaku
o Mengetahui beberapa teori yang berhubungan dengan determinan
perilaku
o Mengetahui factor yang mempengaruhi prilaku seseorang maupun
masyarakat
o Menjelaskan tentang teori perubahan prilaku.

BAB II
DETERMINAN PERILAKU
1. Konsep Umum
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal
activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa
yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung
atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada
kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan)
dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan
lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk
perilaku manusia.
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni :
• aspek fisik
• aspek psikis
• aspek social.
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan
sebagainya.
Gejala kejiwaan ditentukan oleh berbagai factor diantaranya :
• factor prngalaman
• keyakinan
• sarana fisik
• sosio budaya masyarakat.

2. Teori yang berhubungan dengan determinan perilaku.


1. Teori Laurence Green
Green menganalisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Menurut
Green kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Factor perilaku (behaviour cause)
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)
yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-
alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Model ini dapat digambar sebagai berikut :
B = f (PF,EF,RF)
Dimana :
B = behaviour
PF = predisposing factors
EF = enebling factors
RF = reinforcing factors
f = fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari
orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas,
sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi
bagi anaknya. (predisposing factor)
Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas
tempat mengimunisasikan anaknya ( enebling factor).
Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat
lain disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factors).

Anda mungkin juga menyukai