Anda di halaman 1dari 3

METODE ILMIAH

Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang
benar.

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.

Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.

Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang
cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang
dinamakan metode ilmiah. ( Jujun S. Suriasumantri, Hal : 119 )

Metode, menurut Senn merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu.

Proses kegiatan ilmiah menurut Ritci Calder, dimulai ketika manusia mengamati
sesuatu

( objek ). Dari pengamatan ini timbul permasalahan. Ada masalah maka proses berpikir
dimulai.Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapinya

Karena masalah yang dihadapinya adalah masalah nyata maka ilmu mencari jawabannya
pada dunia nyata pula. Ilmu dimulai dengan fakta maka diakhiri dengan fakta pula.

Teori merupakan suatu abstrak intlektual yaitu pendekatan rasional digabungkan dengan
pengalaman empiris.Artinya teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang
berkesesuaian dengan objekyang dijelaskannya. Suatu penjelasan harus didukung oleh
fakta emfiris untuk dapat dinyatakan benar. Inilah yang disebut dengan metode ilmiah. .

( Jujun S. Suriasumantri, Hal : 121 )

Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan komulatif


sedangkan secara emfiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta
dan yang tidak.

a.Syarat Teori Ilmiah

Teori ilmiah harus memenuhi syarat utama :

1) Harus konsisten dengan teori –teori sebelumnya.

2) Harus cocok dengan fakta-fakta emfiris.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ilmiah:


1) Perumusan Masalah .

Perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas


batas-batasnya serta dapat di identifikasikan faktor-faktor yang terkait
didalamnya.

2) Penyusunan kerangkah berpikir dalam pengajuan hipotesa.

Penyusunan kerangkah ini merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan


yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan
membentuk kontelasi permasalahan. Kerangkah berpikir ini disusun secara
rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan
memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.

3) Perumusan Hipotesis.

Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap


pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangkah
berpikir yang dikembangkan.

4) Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan


hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

5) Penarikan kesimpulan.

Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis diajukan itu


ditolak atau diterima.Seandainya hipotesis itu didukung oleh fakta yang cukup
maka hipotesis itu diterima. Sebaliknya dalam pengujian hipotesis itu tidak
didukung oleh fakta yang cukup maka hipotesis itu ditolak.Hipotesis yang
diterimah dianggap pengetahuan ilmiah ebab telah memenuhi persyaratan
keilmuan.

( Jujun S. Suriasumantri, Hal : 127 - 128 )

Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelitian disebut ilmiah.

Metode ilmiah adalah penting bukan saja dalam proses penemuan pengetahuan
namun

lebih-lebih lagi dalam mengkomunikasihkan penemuan ilmiah tersebut kepada

masyarakat ilmuan.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun
secara

konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.

Anda mungkin juga menyukai