Mengetahui dan menyetujui Laporin Praktek Kerja Industri yang telah dilaksanakan di
LEMBAR PENGESAHAN
DARI
Disetujui oleh :
Sudayat
NIP. 7609089
i
KATA PENGANTAR
Bissmillahirohmannirohim,
Dengan mengucap Puji syukur kehadirat Allah SWT, pnyusunan Laporan
Praktek Kerja Industri ini telah selesai, adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah
untuk memenuhi syarat mengakhiri Praktek Kerja Industri Sekolah Menengah
Kejuruan Program Keahlian Tekhnik Audio/Video Tahun Pelajaran 2010-2011.
Penyusun Menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktek Kerja Industri ini
masih jauh dari sempurna karena keterbasan pengetahuan dan pengalaman dari
penyusun. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Kusnadi Nadimin yang memberikan kesempatan kepada saya
untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. INTI (Persero), serta kepada Bapak
Heri Sapari yang telah memberikan penjelasan dan bimbingannya selama Prakerin,
serta seluruh staf dan karyawan PT. INTI di divisi Prod. Dan Purju. Prod.
Saya Menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,maka dari itu
saya mengharap kritik dan saran yang membangun, serta tanggapan dari pembaca.
Semoga dapat menambah wawasan dan kebaikan saya untuk masa yang akan dating.
Wassalamu`Alaikum Wr`Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………………….. i
KATA PENGNTAR………………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………… 1
1.3 Pembatasan Masalah……………………………………………………………. 2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan…………………………………………… 2
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar SLMA COS
Gambar SLMA COS 02
Gambar SLMA CM 16
Gambar SLMA CMRL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek Kerja Industri atau (Prakerin) dibuat melalui keja sama antara
Departemen Pendidikan Nasional Dengan Dunia Usaha/Dunia Industri yang diwakili
oleh Kamar Dagang dan Industri (Industri Chamber Of Comere and Industry)
dengan dasar hukum keputusan bersama Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
Kejuruan Republik Indonesia dan Kamar Dagang Industri No. 0267.4/U/1994 dan
No. 84/RU/X/1994 tanggal 17 Oktober 1994 dengan dibentuk Majelis Pendidikan
Kejuruan Nasional (MPKN) untuk Tingkat Pusat, Majelis Pendidikan Kejuruan
Propinsi (MPKP) untuk Tingkat Kabupaten dan Kota serta Majelis Sekolah (MS)
untuk setiap Sekolah Menengah Kejuruan. Majelis tersebut bertugas untuk
membantu mengkoordinasi lancarnya Prakerin SMK dengan Dunia Usaha/Dunia
Industri sehingga ada Link dan Match sera memiliki Dasar aturan yang jelas guna
menciiptakan lulusan SMK yang mempunyai keahlian.
v
1.3 Pembatasan masalah
Adapun bahasan yang akan penulis dibahas adalah terbatas pada ulasan
sekilas tentang STDI, DLU, sebagai sunsistem didalamnya dan pada modul
SLMA COS sebagai modul yang berfungsi untuk koneksi 8 pelanggan pada DLU
dan STDI.
Kerja Praktek Ini dilaksanakan pada Divisi Produksi dan Purna Jual
Produksi (Prod. Dan Purju Prod.) PT. INTI (Persero) Jl. Moch. Tohha No. 77
Bandung Bandung, dan dilaksanakan mulai dari tanggal 01 Juli 2010 sampai
dengan 31 Agustus 2010.
vi
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
Milik Negara (BUMN) yang berferk di bidang Industri Telekomunikasi, yang
berada di lingkungan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS). Tahapan
perkembangan PT. INTI (Persero) Bandung adalah sebagai berikut :
Sejarah PT. INTI (Persero) dimulai pada tahun 1926 dngan didirikannya
Laboratorium Pos Telepon Dan Telegraf (PTT) didaerah Tega lega, sekarang
jalan Moch. Tohha Bandung. Sebagai pengembangan dari Laboratorium ini,
maka pada tahun 1929 didirikan LaboratoriumRadio serta Pusat Perlengkapan
Radio dilokasi yang sama. Kemudian Laboratorium ini menjadi bagian
terpenting untuk penelitin dan pengembangan telekomunikasidi Indonesia.
vii
berpangkal pada pabrik telepon, dan diresmikan pembukaannya oleh Menteri
Ekonomi Keuangan dan industry (EKUIN) pada saat itu, yaitu Sri Sultan
Hamengkubuwono IX.
viii
a. Bentuk usaha dan bentuk hukum, badan-badan usaha perindustrian
telekomunikasi yang diperlukan.
b. Peraturan-peraturan tentang pemisahan atau penyesuaian material dan
fasilitas dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan
Telekomunikasi untukdimanfaatkan oleh badan usaha perindustrian
telekomunikasi yang bersangkutan.
c. Tata cara dan prosedur pendirian badan hukum perusahaan perindustrian
telekomunikasi dengan kemungkinan mengikutsertakan modal dari dalam
atau luar negeri yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, kemudian
dari Pertauran Pemerintah Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan
perseroan di bidang industry telekomunikasi.
Agar pelaksanaan kegiatan produksi tersebut dapat berjalan dengan
lancar, maka dipandang perlu untuk menentukan bentuk usaha yang sesuai
dengan sifat dan bidangnya, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero). Dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep 117/MK/IV/12/1974
dan melalui ake notais Abdul Latief No. 332, ditetapkan proyek Industri
Telekomunikasi diubah menjadi PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(Persero) sejak tanggal 30 Desember 1974.
ix
2.1.7 Periode Tahun 1990-Sekarang
Masih merupakan rencana dimana PT. INTI (Persero) bersama
dengan Industri dalam negeri lainnya harus mampu untuk tumbuh dan
berkembang secara mandiri. Hal ini karena usaha pencapaian teknologi
merupakan dasar bagi pencapaian sasaran tersebut. PT. INTI (Persero)
merupakan BUMN yang bergerak di bidang pertelekomunikasianyang menjadi
basis atau tulang punggung dari kemampuan nasional dan memenuhi
kebutuhan dalam bidang telekomunikasi dan alat elektronika professional.
BAB 3
x
TEORI DASAR
xi
STDI sangat menguntungkan bagi seluruh jenis sentral tanpa memandang
ukuran sentral maupun kondisi lokasi sekitarnya sehingga pelayanan ang ddapat
diberikan berupa : sentral local, sentral transit, sentral kombinasi, sentral
internasional dan sentral rural.
xii
- Memproses dan mengubah informasi sinyal suara dan Signalling dari
maksimum 2000 pelanggan atau dari 120 saluran dengan maksimum
kapasitas trafik 100 erlang.
3. Switching Network (SN)
- Menghubungkan Speech Channel antar LTG secara elektronis dan langsung
dengan nilai kegagalan kurang dari 5 x 0,00001.
- Menghubungkan message channel antara LTG dan CP
4. Coordination Processor (CP)
- Mengontrol call processing, memproses tugas-tugas administrative dan
tugas-tugas penunjang, dan menjamin keadaan pusat sinkronisasi sentral.
Tugas-tugas tersebut diatas adalah tugas setiap subsystem secara umum.
Tugas-tugas yang lebih spesifik dapat melputi fungsi-fungsi subsistem
dalam melaksanalan penyambungan dan pengoperasian serta
pemeliharaan (operation and maintenance)dan safeguarding.
xiii
Mengamati kelancaran hubungan.
Coordination Processor (CP)
Memonitor dan menyimpan data pengukuran hubungan.
Menyimpan data-data biaya.
Mengatur kelancaran pelayanan-pelayanan khusus untuk pelanggan.
Melaksanakan tugas pengoperasian dan perawatan.
Membuat statistic.
Mengatur administrasi data.
- Menganalisis kerusakan-kerusakan
Untuk lebih jelasnya, mengenai subsisem dalam STDI dapat dilihat pada gambar
berikut :
AccessL L Switching
D TL
L GT
U DG
U C
L
SN
Common CH.
SignallingC CC
NC
C
CoordinationS
SY
CP P
M
S M
BC
CC
GC
xiv
Digital Line Unit diginakan untuk menghubungkan group-group terisolir dari
pelanggan-pelanggan baru ke jaringan digital pelayanan terbaru ISDN ke suatu
system STDI. Suatu DLU dapat dihubungkan dengan maksimal 952 pelanggan.
Sentral STDI
CP MB
B
DLU LTG B
DLU LTG B
DLU LTG B
xv
Subscriber Line Module Analog (SLMA)
Menjadi Interface untuk maksimal 8 pelanggan.
Menyalurkan ring current dan pulsa biaya.
Mengisolasi subscriber loop untuk tujuan pengetesan.
Mengubah sinyal-sinyal control dari pelanggan.
Subscriber Line Module Digital (SLMD)
Sama dengan SLMA dengan perbedaan yaitu SLMD melayani
maksimum 8 pelanggan ISDN.
Ring Generator dan Metering Generator (RGMG)
Memebangkitkanring current dan metering voltage
Digital Interface Unit DLU (DIUD)
Menyalurkan Sinyal-sinyal suara melalui 2 suara saluran PCM-30
Membangkitkan nada-nada dan melaksanakan penyambungan internal
(antara pelanggan-pelanggan satu DLU) pada waktu DLU dalam
keadaan emergency.
Test Unit (TU)
Membangkitkan dan menyalurkan sinyal-sinyal pengeesan pada saluran
pelanggan untuk keperluan pengetesan / pengukuran yang dilakukan,
pengukuran / pengetesan yang dilakukan antara lain : Pengukurn
tahanan, pengukuran kapasitansi pengukuran AC/DC, dan pengukuran
frekuensi.
Emergency Modul For Pushbutton Subscriber (EMSP)
Mengubah sinyal DTMF menjadi sinyal dekadik pada saat emergency.
External Alarm Set (ALEX)
Sebagai Phsyical interface untuk maksimum 16 external alarm untuk
tujuan service.
Pada satu DLU terdapat maksimum 7 shelf, dan tiap shelf terdapat modul-
modul yang telah menduduki posisi yang pasti. Kedudukan Modul tersebut
dtentukan melalui program yang dimasukkan. Gambar fisik Digital Line Unit dapat
dilihat pada lembar lampiran.
xvi
(Gambar 3.3 Konfigurasi Modul-Modul DLU)
xvii
- Memutuskan dial tone mengikuti pendeteksian dari digit terpanggil
pertama atau terbukanya loop pelanggan.
- Memilih dan menyalurkan slot waktu kanal bicara apabila pelanggan B
(yang dipanggil) bebas.
- Menghubungkan nada sibuk ketika pelanggan B sedang sibuk.
- Memutuskan nada sibuk ketika pembukaan loop pelanggan A.
- Menghubungkan nada bebas ketika pemilihan berhasil.
- Memutuskan nada bebas ketika pelanggan B memberikan jawaban
atau pembukaan loop pelanggan A.
2. Pada sisi pelanggan B (sebagai terpanggil)
- Menghubungkan tegangan Bell dengan pola dering sesuai kendali LTG B.
- Memutuskan dering saat penutupan loop pelanggan.
- Mentransmisikan pesan respektifke LTG B ketika penutupan dan
pembukaan loop pelanggan (menjawab dan melepaskan).
BAB 4
xviii
Subscriber Line Module Analog (SLMA)
4.1 Subscriber Line Module Analog COS
Subscriber Line Module Analog for Digital Concentrator for Ordinary Subscriber
(SLMA COS) digunakan sebagai koneksi 8 buah pelanggan ke DLU dalam system
STDI. Setiap modul berisi 8 buah sirkuit untk jalur analog untuk pelanggan disebut
Subscriber Line Circuits Analog for Digital Concentrator.
SLMA COS mempunyai antarmuka seprti terlihat pada gambar 3.4 berikut :
xix
(Gambar 3.4 Antarmuka SLMA COS)
xx
c. Antarrmuka Kendali J3
Digunakan untuk penerapan signal PRS dan SYNRING ke modul SLMA COS. Sinyal
SYNRING digunakkan untuk melaksanakan dua fungsi sebagai berikut :
Hubungan Relay Ringring
Untuk mendukung pelayanan dan relay ringring yang diperlukan, maka perlu
untuk menghubungkan dan memutuskan relay-R hanya ketika terjadi
tegangan crossover.
Mereset SLMCP
SLMCP direset dengan sinyal SYNRING setelah terjadi suatu kegagalan atau
setelah kenaikan daya.
xxi
Gambar 3.5 Group-group fungsi pada modul SLMA COS
Pada dasarnya modul SLMA COS terdiri dari 2 fungsional groupyaitu SLCA:C
dan Controller. Jumlah SLCA:C terdiri dari delpan buah dengan identifikasi yaitu
SLCA:C0 sampai SLCA:C7. Controller dibagi dua yaitu control Unit dan Control for
Speech Interface, dimana controller ini mengendalikan kedelapan sirkit SLCA:C
tersebut.
Pada SLCA:C dapat tersambung dengan pelanggan analog jenis rotary dialing
maupun pushbutton. SLCA:C dapat merubah sinyal pembicaraan analog dari
pelanggan ke dalam sinyal digital dan diteruskan ke DLUC melalui Speech higway
(SH). Pada arah berlawanan sinyal informasi pembicaraan digital dari SH dirubah
menjadi signal analog dan diteruskan ke pelanggn. Masing-masing SLCA dilengkapi
dengan Test Switch dan indikasi sirkuit untuk mendeteksi kondisi loop dan fungsi
pengetesan.
Control Unit berfungsi mengontrol command & message antara SLCA:C dan
DLUC dan sebaliknya. Serta mengendalikan SLCA antar nol sampai dengan tujuh
yang terhubung ke Speech Highway pada waktu yang ditentukan. Control Unit juga
berfungsi untuk supervise terhadap rangkaian modul SLMA COS.
xxii
4.1.2 Subscriber Line Circuit Analog (SLCA)
Setiap port yang terdapat pada SLMA COS disebut dengan SubscriberLine
Circuit Analog (SLCA). Setiap SLCA mempunyai komposisi rangkaian sebgai berikut :
Tes Akses
Digunakan untuk pengetesan pada dua sisi pelanggan arah keluar
sirkuit SLCA:C arah kedalam.
Jaringan suplay dan indicator dengan rangkaian evaluasi
Pelanggan dicatu dari tegangan sentral melalui bagian ini, baik dalam
kondisi bebas dimana impedansinya besar maupun kondisi pengabelan
dimana impedansinya rendah.
Rangkaian Hybrid
Sebagai penyesuai tegangan dan arus pada trafo.
Relay
Untuk monitor kondisi pelanggan, sebagai jalur untuk ringring.
Coslac
Sebagai A/D dan D/A konverter.
xxiii
dalam hal ini OMT dalam bentuk personal Computer (PC). OMT memeriksa
acknowledgment yang diterima dan menunjukan port yang mengakibatkan
kesalahan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Modul SLMA COS berfungsi sebagai subsistem pada STDI
xxiv
Modul SLMA COS digunakan sebagai pengkoneksi 8 buah pelanggan ke
DLU dalam STDI, pada setiap modul berisi 8 buah sirkuit untuk jalur
analog untuk pelanggan.
Digital Line Unit (DLU) digunakan untuk menghubungkan group-group
terisolir dari pelnggan-pelanggan baru ke jaringan digital pelayanan
terbari ISDN ke suatu system STDI. Suatu DLU dapat dihubungkan
dengan maksimal 952 pelanggan.
Test Uji kesalahan melalui Operation and Maintenance Terminal
berguna untuk mempermudah mencari letak kesalahan pada modul.
Subscriber Line Module Analog for Gigital Concentrator for Ordinary
Subscriber (SLMA COS) adalah salah satu modul penyusun dari Digital
Line Unit (DLU) yang merupakan salah satu subsistem dari STDI.
Pada STDI Terdiri dari beberapa subsistem utama yaitu DLU (Digital Line
Unit), LTG(Line Trunk Group), SN(Switching Network), CP (Coordination
Procecor).
5.2 Saran
Kami selaku pelajar yang masih perlu banyak belajar dan menambah
ilmu diharapkan agar dapat menerima kritik dan saran yang membengun dari
para pembaca.
xxv