Anda di halaman 1dari 23

Kode : KKN PPM - UGM - 16

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(Individu)

KULIAH KERJA NYATA


PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN : 2008

SUB UNIT : KARANGGAYAM


UNIT : 29 (PIYUNGAN C)
KECAMATAN : PIYUNGAN
KABUPATEN : BANTUL
PROVINSI : DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Amir Faisal
Nomor Mahasiswa : 05/186877/TK/30966

BIDANG PENGELOLAAN KKN DAN PEMBERDAYAAN UKM


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
I. 1. Rekapitulasi Pelaksanaan Program KKN PPM

No. Nama Sumber


No. Bidang Bahan Volume
Sektor Program dana
1. 07.2.3.01 ST-T 04 Pengadaan Kaleng, pipa 1 unit Fakultas
kompor biogas tembaga, katup, Teknik
di dusun Pager dan lem besi UGM
Gunung I
2. 07.2.3.01 ST-T 14 Pengadaan Bambu, paku, Unit Fakultas
bambu untuk palu, gergaji, Teknik
pembuatan dan golok UGM
papan poster
biogas
3. 07.2.3.01 ST-T 30 Transfer Sekop, cangkul, 0,6 m3 Fakultas
kotoran sarung tangan, Teknik
biodigester sepatu boot, UGM
Karanggayam masker, ember,
dan air
4 15.1.3.07 ST 106 Pembuatan Base beton 2 unit Swadaya
tempat
pembuangan
sampah umum
sementara
5. 15.1.2.17 ST 104 Pengecatan Cat, kuas, 28 m2 Swadaya,
bangunan TK ember, dan air Mahasiswa
Karanggayam
6. 07.2.3.01 ST-T 39 Pembuatan Pipa, shock, lem 1 unit Fakultas
saluran gas pipa, katup Teknik
biodigester output, UGM
Karanggayam pencengkram
pipa, paku, dan
palu
7. 02.3.9.55 AG-T 27 Pengenalan LCD projector, 43 Mahasiswa
konstruksi kertas, dan tinta Orang
biodigester
kepada
kelompok
ternak sapi
8. 11.1.1.02 SH 112 Pengenalan Komputer 71 Mahasiswa
komputer untuk Siswa
siswa kelas 1
dan 2 SD
Karanggayam
9. 15.1.1.02 SH 113 Pembelajaran LCD projector, 41 Mahasiswa
budi pekerti CD film, dan Siswa
(akhlak islam) layar.
melalui media
film di TPA
Karanggayam
10. 19.2.1.02 SH 114 Penanaman LCD projector, 105 Mahasiswa
sadar CD film, dan Siswa
pendidikan layar
semenjak dini
melalui media
film
I. 2. Uraian dan Pembahasan Kegiatan
1. Pengadaan Kompor Biogas untuk Pager Gunung I.

Pengadaan kompor biogas diperlukan agar masyarakat dapat memanfaatkan dapur


umum biodigester dusun Pager Gunung 1 secara berkelanjutan untuk kegiatan memasak atau
lainnya. Untuk tahapan selanjutnya, jika masyarakat secara mandiri memasukkan kotoran ke
dalam biodigester sehingga gas dapat dihasilkan secara terus menerus dan jika masyarakat
antusias memanfaatkan dapur umum biodigester, maka dapur umum biodigester sebenarnya
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dusun Pager Gunung 1 untuk membuat emping, kripik,
atau makanan lainnya yang dapat dijual. Sehingga biodigester Pager Gunung 1 selain
merupakan laboratorium bagi civitas akademika UGM, dapur umumnya juga dapat
dimanfaatkan untuk pembentukkan UKM masyarakat sekitar.
Pelaksanaan pengadaan (pembuatan) kompor biogas ini dimulai dengan pencarian
materi mengenai konstruksi kompor gas/biogas melalui internet. Setelah pembelajaran
materi, diputuskan untuk membeli kompor gas elpiji dan membuat kompor biogas. Namun,
setelah uji coba dilakukan, kompor gas elpiji tidak cocok untuk digunakan sebagai kompor
biogas. Setelah uji coba dilakukan dapat disimpulkan bahwa tekanan gas elpiji lebih besar
dari pada gas yang dihasilkan oleh penguraian kotoran sapi yang terjadi di dalam digester
(tabung reaktor). Oleh karena gas elpiji (liquid petroleum gas) merupakan gas yang
dimampatkan tekanannya sehingga berubah fase menjadi cair dan tentu saja memiliki tekanan
yang besar. Dari beberapa sumber yang didapat dari internet, kompor biogas dapat dibuat
secara sederhana dengan bahan kaleng, pipa tembaga, pipa karet, dan lem besi. Pada
pembuatan konstruksi kompor biogas tahap I, dilakukan pembuatan kompor dengan
konstruksi sama seperti konstruksi yang didapat dari sumber internet, bentuknya seperti gelas
yang disambung dengan pipa tembaga untuk saluran gasnya. Namun setelah dilakukan uji
coba penyalaan kompor biogas, bentuk konstruksi tersebut tidak efektif dan efisien karena
gas akan cepat habis terbakar menjadi api dan api yang dihasilkan hanya memusat di satu
titik (tidak menyebar). Oleh karenanya dilakukan pembuatan konstruksi kompor biogas tahap
II. Dengan menggunakan bahan yang sama dan cara yang sederhana seperti pembuatan
konstruksi kompor biogas tahap I, dilakukan beberapa modifikasi dari konstruksi kompor
yang didapat dari sumber internet. Sehingga didapatkan konstruksi kompor biogas yang
menghasilkan api secara efisien, efektif, dan api yang dihasilkan tidak memusat di satu titik
(menyebar). Dengan menyebarnya api diharapkan kompor dapat lebih cepat panas dengan
pemakaian gas dapat efektif dan efisien.
Gambar 1. 1. Konstruksi Kompor Biogas Tahap II

Untuk dudukan peralatan masak, seperti wajan dan panci dibuat menggunakan batu
bata yang disusun kemudian direkatkan menggunakan semen.
Uji coba penggunaan kompor juga telah dilakukan untuk merebus air dan mie instan.
Sampai pada saat uji coba ini belum ada kecelakan berbahaya yang diakibatkan kompor
biogas ini. Uji coba penggunaan kompor juga dilakukan untuk menggoreng, mengukus, dan
merebus. Pada uji coba tersebut sekaligus dilakukan demo memasak bersama masyarakat
sekitar. Pada kegiatan ini, bidang Sains Teknik bekerja sama dengan bidang Agronomi untuk
pembuatan nugget, bakso, dan bolu kukus-nya. Pembuatan nugget, bakso, dan bolu kukus
dilakukan oleh bidang Agronomi dihadapan masyarakat. Begitu juga proses penggorengan,
pengukusan, perebusan dilakukan dihadapan masyarakat di dapur umum biodigester.
Kegiatan ini berjalan lancar, tidak ada kecelakaan berbahaya yang terjadi pada kegiatan ini,
khususnya yang diakibatkan oleh penggunaan kompor biogas, dan semua masakan dapat
disajikan untuk dikonsumsi bersama masyarakat.
Gambar 1. 2. Uji coba penggunaan kompor untuk demo memasak menggoreng nugget,
mengukus bolu kukus, dan merebus bakso

Dari kegiatan ini diharapkan kepercayaan tumbuh dari masyarakat sekitar bahwa
biogas tidak berbahaya dan tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap untuk pemanfaatan
masak memasak sehingga masyarakat antusias untuk memanfaatkan biogas secara mandiri
dan berkelanjutan. Dan juga tumbuh kesadaran akan potensi terkait bidang energi yang
dimiliki lingkungan sekitarnya. Apalagi saat ini dunia sedang mengalami krisis energi, harga
bahan bakar fosil meningkat, khususnya di Indonesia belakangan ini. Ibarat gelas berisi air,
jika air terus diminum maka suatu saat air dalam gelas akan habis. Begitu pula cadangan
bahan bakar fosil dalam perut bumi pada suatu saat akan habis karena terus menerus
digunakan dan juga proses pembentukan bahan bakar fosil dari tumbuhan dan jasad renik
berlangsung jutaan tahun sedangkan usia manusia hanya mencapai rata-rata 60 tahun, oleh
karena proses pembentukannya berlangsung cukup lama jika dibandingkan dengan lama rata-
rata manusia hidup di dunia. Dengan semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil akan
mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar fosil tersebut. Tetapi, akan berbeda jika
biogas yang merupakan potensi lingkungan sekitar digunakan sebagai pengganti bahan bakar
fosil. Karena bahan yang digunakan untuk mengasilkan gas yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan memasak adalah kotoran sapi yang jika tidak dimanfaatkan
hanya akan menimbulkan bau tidak sedap dan sumber penyakit. Namun jika dimanfaatkan
akan didapatkan manfaat yang banyak, selain gas yang dihasilkan berasal dari kotoran yang
tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkannya, juga setelah proses penguraian
menghasilkan gas akan didapatkan residu kotoran (slurry) untuk pembuatan pupuk cair yang
kualitasnya lebih bagusnya dari pupuk lainnya dan jika dijual harganya pun lebih mahal dari
pupuk lainnya. Tidak seperti bahan bakar fosil yang semakin menipis dan proses
pembentukannya kembali menghabiskan waktu jutaan tahun. Kotoran bisa didapatkan secara
terus menerus dan berkelanjutan karena dihasilkan oleh hewan secara terus menerus dan
berkelanjutan. Dan merupakan ciri makhluk hidup untuk berkembang biak maka kotoran
untuk biogas sebagai bahan bakar alternatif pengganti fosil dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi secara terus menerus dan berkelanjutan (sustainable energy) sampai hari
kiamat nanti.
2. Pengadaan Bambu Untuk Pembuatan Papan Poster Biogas.
Pengadaan bambu untuk pembuatan papan poster biogas ini diperlukan sebagai sarana
pengetahuan mengenai biogas dan biodigester bagi masyarakat sekitar. Papan poster ini
diharapkan berisi desain konstruksi biodigester, sekilas mengenai biogas, cara perawatan dan
penggunaan biodigester misalnya cara pemasukkan kotoran yang baik, kotoran yang seperti
apa yang baik untuk dimasukan ke dalam biodigester, serta berbagai pengetahuan teknis
terkait biodigester. Pembuatan papan poster selanjutnya merupakan program anggota bidang
Sains Teknik yang lain.

Gambar 2.1. Kerja bakti penebangan pohon bambu


bersama masyarakat dusun Pager Gunung
Pelaksanaan program pengadaan bambu ini dimulai dengan survei tempat penebangan
pohon bambu, meminta izin kepada masyarakat sekitar untuk menebang pohon bambu,
kemudian pelaksanaan kerja bakti penebangan bambu yang dilakukan bersama warga sekitar
dusun Pager Gunung II dan beberapa orang tim KKN PPM UGM 2008. Pengadaan bambu ini
dapat berjalan lancar dan selesai dengan baik. Kesuksekan ini juga berkat bantuan
masyarakat atas izin dan bantuannya dalam pelaksanaan penebangan bambu.
3. Transfer Kotoran Biodigester Karanggayam.
Setelah pembuatan konstruksi biodigester selesai dilakukan di kandang kelompok
Gayam Makmur dusun Karanggayam selanjutnya diperlukan pemasukan kotoran ke dalam
digester (tabung reaksi) agar kotoran tersebut mengalami proses fermentasi dan menghasilkan
gas yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak.
Pelaksanaan program ini dimulai dengan sosialisasi untuk mengajak bapak-bapak
kelompok ternak sapi Gayam Makmur untuk memasukan kotoran ke dalam biodigester
bersama bapak-bapak pada acara pertemuan bulanan setiap sabtu malam minggu kliwon.
Tujuan sosialisasi ini adalah agar masyarakat mampu secara mandiri menggunakan
biodigester, khususnya memasukan kotoran dengan yang baik. Pada sosialisasi tersebut
disampaikan kepada kelompok ternak sapi beberapa pengetahuan teknis untuk pemasukan
kotoran ke dalam biodigester, misalnya perbandingan campuran antara kotoran dan air adalah
1:1 (jika kotoran satu ember maka air juga satu ember), kotoran dan air harus dicampur
terlebih dahulu pada bak pencampur agar kotoran dan air tercampur merata, jika kotoran dan
air tidak dicampur merata kotoran akan mengendap di dalam digester dan pada outlet hanya
akan keluar air yang belum tercampur, hal ini akan menghambat proses fermentasi, dan
kotoran yang masuk ke dalam digester tidak boleh bercampur dengan jerami karena akan
menghambat proses fermentasi dalam digester.
Selanjutnya pelaksanaan program ini dilakukan dengan meminta izin kepada pemilik
kandang di kandang kelompok Gayam Makmur untuk mengambil kotoran dan
memasukannya ke dalam digester. Untuk pelaksanaan pemasukan kotoran terlebih dahulu
disiapkan peralatan dan bahan untuk pemasukan kotoran seperti sekop, ember, dan pembelian
bakteri starter. Pelaksanaan pemasukan kotoran dilakukan beberapa orang bidang Sains Tek
dan pada hari-hari tertentu dibantu oleh pemilik kandang. Oleh karena hanya didapatkan 2
ember kotoran per kandang maka setiap hari pelaksanaan kotoran diambil dari 5 kandang.
Agar proses penguraian campuran kotoran dan air menjadi gas dapat berlangsung dengan
baik diperlukan pencampuran kotoran dengan bakteri starter. Volume tabung reaksi (digester)
adalah 0,8 m3 sedangkan pemasukan kotoran dilakukan sampai 0,6 m3 campuran air dan
kotoran terpenuhi. ¾ bagian volume digester diisi oleh campuran kotoran dan ¼ bagiannya
digunakan untuk penampungan gas. Jika pipa inlet dan outlet telah tertutupi oleh kotoran, gas
akan dihasilkan di dalam digester oleh proses fermentasi dan akan keluar melalui saluran gas
yang selanjutnya disambung dengan kompor biogas dan tidak akan keluar melalui inlet atau
outlet karena kedua lubang tersebut telah tertutupi kotoran. Jika pemasukan kotoran telah
dilakukan secara berkala dan terus menerus, pada outlet akan keluar residu (slurry) yang
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair. Setelah pelaksanaan pemasukan kotoran ini
volumenya terpenuhi, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu untuk menunggu proses
fermentasi agar dihasilkan biogas.

4. Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Umum Sementara Di Dusun


Karanggayam.
Pembuatan tempat sampah umum sementara ini diperlukan karena setelah dilakukan
pengamatan di lingkungan sekitar dusun Karanggyam, sampah hanya dikumpulkan di
sembarang tempat kemudian dibakar. Oleh karenanya timbul rencana untuk pembuatan
tempat sampah umum sementara dengan pemisahan sampah anorganik dan organik. Dengan
dilakukannya pemisahan sampah organik dan anorganik diharapkan sampah dapat diolah
menjadi pupuk atau bahan daur ulang lainnya yang dapat berguna dan mempunyai nilai jual.
Untuk tahapan selanjutnya diharapkan masyarakat sekitar dapat memanfaatkan dan mengolah
sampah melalui pemisahan sampah organik dan anorganik secara mandiri dan menjadikannya
sebagai UKM. Pemanfaatan dan pengolahan sampah juga dapat meningkatkan kualitas hidup
karena memanfaatkan sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang berguna dan
mengurangi tumpukan sampah. Sehingga menghasilkan pemanfaatan dan pengolahan sumber
daya alam secara berkelanjutan (sustainable resource).
Program pembuatan tempat pembuangan sampah umum sementara di dusun
Karanggayam tidak dapat dilakukan. Untuk pelaksanaan program ini, sebelumnya
direncanakan pembuatan tempat sampah umum sementara dengan menggunakan 2 bis beton
berukuran diameter dalam 80 cm dan diameter luar 100 cm untuk pemisahan sampah organik
dan anorganik. Sedangkan dusun Karanggayam mempunyai cakupan wilayah yang cukup
besar sehingga tempah sampah umum sementara dengan menggunakan 2 bis beton tersebut
tidak akan cukup untuk menampung sampah sementara dusun Karanggayam. Sedangkan
untuk pembangunan tempat pembuangan sampah menggunakan bangunan yang cukup besar
untuk menampungnya dibutuhkan dana pembangunan yang sangat besar. Jika program
tersebut dilaksanakan hanya di RT 01 (tempat pondokan mahasiswa) dikhawatirkan akan
timbul kecemburuan sosial antar RT di dusun Karanggayam. Apabila program ini
dilaksanakan di masing-masing RT (RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5, RT 6, dan RT 7) di
Karanggayam, dana untuk pengadaan bis beton tidak mencukupi. Kendala lain yang dihadapi
adalah tidak adanya petugas sampah yang bertugas mengangkut sampah dari tempat
penampungan sampah umum sementara menuju tempat pembuangan sampah akhir jika
sampah tidak dimanfaatkan untuk daur ulang atau pupuk.
Selanjutnya timbul ide untuk melaksanakan program pengadaan tempah sampah
organik dan anorganik di SD Karanggayam. Dengan harapan pemisahan sampah tersebut
dapat berguna bagi kegiatan belajar mengajar. Sampah plastik, kaleng, atau kertas dapat
digunakan untuk bahan pelajaran keterampilan. Misalnya sampah plastik dapat dijadikan
kertas daur ulang dan bahan keterampilan kertas lipat, kaleng dan plastik digunakan untuk
berbagai macam bahan kerajinan tangan, dan berbagai jenis pemanfaatan lainnya. Namun,
ternyata pengadaan tempat sampah telah dilakukan oleh SD tersebut. Setiap kelas mempunyai
2 buah tempat sampah kecil untuk pemisahan sampah anorganik dan organik. Dari sampah
setiap kelas tersebut kemudian ditampung dalam 2 buah bis beton untuk pemisahan sampah
anorganik dan organik. Bahkan SD ini telah menjuarai sebuah kategori lomba dikarenakan
memiliki tempat sampah organik dan anorganik. Meskipun pengadaan tempat sampah dengan
pemisahan sampah organik dan anorganik telah dilakukan namun pemanfaatan dan
pengolahan sampah organik dan anorganik ini belum dilakukan. Pemisahan sampah organik
dan anorganik merupakan langkah awal yang baik dan perlu ditindaklanjuti. Oleh karenanya
ide mengenai pemanfaatan dan pengolahan sampah anorganik dan organik untuk kegunaan
kegiatan belajar mengajar, khususnya pelajaran keterampilan telah disampaikan kepada pihak
pengajar (guru) dan juga kepala sekolah SD Karanggayam untuk selanjutnya ditindaklanjuti.

Gambar 4. 1. Tempat pembuangan sampah pada setiap kelas (plastik) dan


tempat penampungan sampah sementara (bis beton) di SD Karanggayam
5. Pengecatan Bangunan TK Karanggayam (TK Pertiwi 29).
Program ini bermula ketika kami tim KKN PPM UGM 2008 berkunjung untuk
memperkenalkan diri bahwa dalam 2 bulan ini kami akan melaksanakan KKN-PPM (Kuliah
Kerja Nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat) di dusun Karanggayam. Dari
pembicaraan yang dilakukan bersama pengajar dan kepala TK Pertiwi 29 muncul ide untuk
melaksanakan program pengecatan bangunan TK ini. Keinginan untuk melaksanakan
program ini juga merupakan sebuah wujud kontribusi nyata dalam dunia pendidikan.
Pengecatan ini dimaksudkan untuk memperindah bangunan TK agar suasana menjadi lebih
ceria dan anak-anak menjadi lebih gembira karena anak-anak cenderung menyenangi warna-
warni pada objek di sekitarnya. Pengecatan ini juga diperlukan untuk keperluan akreditasi TK
yang dilaksanakan pada 22 agustus. Sehingga program pengecatan ini dapat berguna bagi
peningkatan kualitas yang dinilai lewat peringkat akreditasi dan juga bagi kegiatan belajar
mengajar, karena dengan keindahan ruangan yang terjaga diharapkan mampu meningkatkan
semangat siswa dan pengajar TK dalam proses belajar mengajar.
Kemudian dilakukan survei cat dinding untuk mengetahui jenis, merk, harga, dan
kualitas bermacam-macam cat. Pengadaan cat dan kuas dilakukan setelah kegiatan survey
dilakukan. Pada pelaksanaan pengecatan tahap pertama, yaitu pengecatan dinding ruangan
dilakukan dengan bantuan 1 orang pemuda dusun Karanggayam. Untuk pengecatan tahap
pertama ini dilakukan dua kali. Pengecatan ini dapat berjalan dengan lancar karena bahan,
peralatan, keperluan lainnya juga telah terpenuhi. Pengalaman teknis untuk pengecatan pun
telah dimiliki sehingga pada pelaksaannya tidak ada hambatan apapun dan juga bantuan
pemuda dusun Karanggayam sangat membantu dalam penyelesaian pengecatan ruangan TK
ini. Untuk pelaksanaan pengecatan tahap kedua, yaitu pengecatan pagar, pot tanaman, bak
penampung air dan pasir, dan tempat sampah dilaksanakan 2 kali. Pada pelaksanaan
pengecatan yang pertama dilakukan pengecatan untuk pagar, pot tanaman, bak penampung
air dan pasir yang dibantu oleh 4 orang pemuda Karanggayam. Sedangkan pada pelaksanaan
yang kedua hanya dilakukan pengecatan tempat sampah yang dibantu oleh 1 orang pemuda
dusun Karanggayam. Pelaksanaan pengecatan ini dapat berjalan dengan lancar dan bantuan
pemuda dusun Karanggayam sangat membantu dalam penyelesaian pengecatan ini.
Gambar 5. 1. Pengecatan dinding ruangan, pagar, pot tanaman, tempat sampah, dan
penampungan air dan pasir

6. Pembuatan Saluran Gas Biodigester Karanggayam.


Pembuatan saluran gas diperlukan untuk menyalurkan gas dari tabung reaksi
(digester) menuju kompor. Pelaksanaan program ini dimulai dengan perencanaan pembuatan
saluran gas dengan berdiskusi bersama beberapa anggota bidang Sains Teknik terlebih
dahulu. Dilanjutkan dengan pengukuran dimensi pipa yang akan dibuat pada biodigester
Karanggayam. Setelah dimensi saluran gas diukur dan ditentukan, selanjutnya dilakukan
pengadaan bahan-bahan seperti shock keluaran, shock, pencengkram pipa, paku baja, pipa
output, dan lem pipa. Kemudian dilakukan pemasangan pipa dan bahan-bahan lainnya untuk
pembuatan saluran gas dari tabung reaksi (digester) menuju kompor dengan membuat lubang
terlebih dahulu pada bis beton digester. Pipa, shock, shock keluaran, pipa output dirangkai
dan selanjutnya dilem. Agar lebih kokoh dan tahan guncangan pada pipa saluran gas dipasang
pencengkram pipa. Pembuatan saluran gas biodigester terlah berjalan dan selesai
dilaksanakan dengan baik. Hal terwujud atas bantuan anggota bidang Sains Teknik atas
diskusi perencanaan dan bantuan pelaksanaannya.

7. Pengenalan Konstruksi Biodigester kepada Kelompok Ternak Sapi.


Program pengenalan konstruksi biodigester kepada kelompok ternak sapi dilakukan
sebagai salah satu bentuk laporan kepada masyarakat dusun Karanggayam atas pembangunan
biodigester di dusun tersebut sehingga masyarakat sekitar diharapkan memiliki pengetahuan
teknis dan non teknis mengenai biodigester dan desain konstruksi, khususnya pada
biodigester yang dibangun di Karanggayam agar masyarakat dapat memanfaatkan biodigester
tersebut.

Gambar 7. 1. Suasana penyuluhan di Kelompok Ternak Sapi RT 4 dan RT 5


dusun Karanggayam

Program ini dimulai dengan melakukan perencanaan kegiatan melalui diskusi


bersama anggota bidang Sains Teknik dan Agronomi. Pencarian dan pembelajaran materi
juga dilakukan untuk persiapan penyuluhan yang lebih baik dan untuk penyusunan leaflet
sebagai materi pembelajaran bagi masyarakat. Program ini dilakukan pertama kali dengan
mengadakan penyuluhan di perkumpulan kelompok ternak sapi RT 4 dan RT 5 dusun
Karanggayam. Setelah mengurus izin kepada aparat desa setempat, yaitu kepada Bapak
Pringgo maka acara penyuluhan ini dilakukan bersamaan dengan perkumpulan yang
dilakukan rutin setiap bulan oleh kelompok ternak sapi RT 4 dan RT 5 dusun Karanggayam
bertempat di pos kandang kelompok bertepatan pada tanggal 1 Agustus 2008. Penyuluhan ini
selain disampaikan secara lisan juga digunakan leaflet sebagai media pembelajaran yang
dibagikan kepada yang hadir pada acara ini dan dilakukan interaksi tanya jawab kepada
bapak-bapak kelompok ternak agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan
tidak ada keraguan mengenai materi yang telah disampaikan.
Penyuluhan yang kedua dilakukan di kelompok ternak sapi Gayam Makmur (RT 1,
RT 2, dan RT 3) dusun Karanggayam. Penyuluhan mengenai pengenalan konstruksi
biodigester ini lebih ditekankan untuk dilakukan di perkumpulan kelompok ternak sapi
Gayam Makmur karena pembuatan proyek percontohan biodigester KKN PPM UGM 2008
dilaksanakan di kandang kelompok ini. Berbagai penyampaian materi mengenai pengetahuan
teknis dan non teknis berkaitan biodigester dan desain konstruksi biodigester, khususnya
konstruksi yang dibangun di dusun Karanggayam diperlukan agar masyarakat dapat
memanfaatkan biodigester yang telah dibangun secara mandiri. Pemanfaatan, penggunaan,
dan perawatan terkait biodigester diharapkan mampu dilakukan oleh masyarakat secara
mandiri.

Gambar 7. 2. Suasana penyuluhan di Kelompok Ternak Sapi Gayam Makmur


(RT 1, RT 2, dan RT 3) dusun Karanggayam

Setelah meminta izin kepada kepala kelompok ternak, Bapak Muh. Zahid untuk
mengadakan penyuluhan dan akhirnya disepakati bersama bahwa penyuluhan dilaksanakan
bersamaan dengan pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap bulan oleh kelompok ternak
tersebut pada sabtu malam minggu kliwon, yaitu bertepatan dengan hari sabtu tanggal 9
Agustus 2008 bertempat di salah satu anggota kelompok ternak sapi Gayam Makmur.
Penyuluhan dilakukan menggunakan materi presentasi (powerpoint) menggunakan LCD
projector agar dapat dilihat secara jelas oleh banyak orang. Selain disampaikan materi
presentasi, agar materi penyuluahn dapat dipelajari kembali dan sebagai media pembelajaran,
leaflet juga dibagikan kepada semua peserta penyuluhan. Setelah presentasi selesai dilakukan,
bapak-bapak kumpulan ternak dipersilahkan mengajukan pertanyaan agar materi presentasi
yang telah disampaikan dapat diterima dengan baik dan tidak ada keraguan dan kebingungan
dari peserta penyuluhan. Dari interaksi tanya jawab ini terlihat bahwa respon dan perhatian
peserta penyuluhan sangat baik, terlihat dari antusiasnya peserta penyuluhan untuk
mengajukan pertanyaan.

8. Pengenalan Komputer Untuk Siswa Kelas 1 dan 2 SD Karanggayam.


Program pengenalan komputer ini muncul ketika beberapa hari setelah penerjunan
menuju lokasi kami tim KKN PPM UGM 2008 memperkenalkan diri kepada pihak SD
Karanggayam bahwa tim ini akan melaksanakan KKN PPM selama 2 bulan. Dari
perbincangan bersama pengajar dan kepala sekolah muncul ide untuk melaksanakan program
mengajar pelajaran tambahan sains (ilmu pengetahuan alam), bahasa inggris, matematika,
dan pelajaran keterampilan komputer bagi siswa kelas 3, 4, 5, dan 6 SD Karanggayam.
Namun pada perbincangan selanjutnya kepala sekolah meminta untuk diberikannya materi
perkenalan komputer khususnya bagi siswa kelas 1 dan 2 SD Karanggayam. Pengenalan
komputer ini sangat dibutuhkan, terutama untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar
dan pendidikan. Dengan dimilikinya keterampilan komputer ini diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuannya untuk mempermudah kegiatannya belajarnya. Apalagi saat
ini merupakan zamannya teknologi informasi, segala informasi dan berbagai kebutuhan dapat
diakses melalui komputer, misalnya buku pegangan sekolah saat ini bisa diunduh (download)
dari situs internet milik pemerintah dan tentunya akan mempermudah kegiatan belajar
mengajar. Pemberian pelajaran keterampilan komputer ini juga merupakan perwujudan
komitmen untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Diharapkan generasi penerus yang masih muda dapat meningkatkan
kemampuannya secara mandiri untuk memajukan dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi di Indonesia melalui kemampuannya dalam teknologi informasi. Setelah
perencanaan kegiatan di SD Karanggayam ini disusun bersama pengajar (guru) dan kepala
sekolah agar administrasi dan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan baik maka disusunlah jadwal pelajaran keterampilan komputer dan absensi
(kehadiran) siswa kelas 1 dan 2 SD. Pemberian pelajaran keterampilan komputer bagi siswa
kelas 1 dan 2 ini dilaksanakan setiap hari senin dan rabu pada jam 10.00-11.00 bagi siswa
kelas 1 dan jam 11.00-12.00 bagi siswa kelas 2. Agar siswa dapat mengikuti pelajaran
keterampilan komputer dengan baik dan informasi diadakannya pelajaran ketrampilan
komputer bagi siswa kelas 1 dan 2 tersampaikan dengan baik maka jadwal pelajaran
keterampilan komputer diberikan dan diumumkan kepada seluruh siswa.

Gambar 8. 1. Suasana kegiatan belajar mengajar pelajaran keterampilan komputer


untuk murid kelas 1 dan 2 SD Karanggayam di ruang komputer

Sebelum proses belajar mengajar, terlebih dahulu dilakukan penyusunan materi yang
akan disampaikan agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
Materi yang disampaikan untuk pengenalan komputer untuk siswa kelas 1 dan 2 ini adalah
perkenalan apa itu komputer dan komponen-komponennya, bagaimana cara untuk
menghidupkan dan mematikan komputer, cara menggunakan mouse (tetikus) dan keyboard,
menggambar di komputer dengan menggunakan program Paint dan dasar-dasar mengetik
menggunakan program Microsoft Word pada Sistem Operasi Windows XP. Respon dan
perhatian yang ditunjukan siswa kelas 1 dan 2 ini sangat baik. Setiap kali pelajaran akan
dimulai mereka begitu semangat menanti dimulainya pelajaran ini. Pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar mereka begitu antusias untuk mempelajari pelajaran komputer ini,
terlihat oleh pertanyaan yang sering diajukan siswa pertanda besarnya rasa ingin tahu yang
mereka miliki.

Gambar 8. 2. Beberapa hasil gambar siswa menggunakan program menggambar Paint


menggunakan sistem operasi Windows XP

9. Pembelajaran Budi Pekerti (Akhlak Islam) Melalui Media Film Di TPA (Taman
Pendidikan Al Quran) Karanggayam.

Ide untuk melaksanakan program ini muncul ketika berbincang-bincang bersama


pengajar TPA, yaitu Mas Wiwin. TPA ini bertempat persis di depan pondokan mahasiswa
(rumah kepala dukuh Karanggayam) sehingga mempermudah proses perencanaan dan
pelaksaan kegiatan. Dari perbincangan tersebut muncul ide untuk melaksanakan program
pemutaran film islami yang bertujuan untuk menanam budi pekerti (akhlak-akhlak terpuji)
dengan mencontoh perilaku tokoh-tokoh atau melalui cerita yang terpuji melalui media film,
sesuai dengan nama programnya, yaitu pembelajaran budi pekerti (akhlak islam) melalui
media film di TPA Karanggayam. Film yang diputar telah dipilih yang dapat menarik
perhatian anak agar tidak cepat bosan menonton film dalam waktu cukup lama. Film yang
dipilih adalah film kartun islami berbahasa Indonesia tanpa teks subtitle untuk mempermudah
pencernaan isi film oleh anak. Dipilih film kartun adalah untuk menarik perhatian anak-anak
sehingga maksud dari film dapat tersampaikan dengan baik. Jika film tidak berbahasa
Indonesia dan menggunakan subtitle dikhawatirkan isi film (maksud yang ingin disampaikan)
tidak tersampaikan. Untuk pelaksanaan pemutaran film diperlukan LCD projector (viewer)
karena siswa TPA cukup banyak, yaitu 26 siswa dan jika pemutaran film hanya
menggunakan layar 15 inchi dikhawatirkan gambar film tidak jelas ditonton oleh anak-anak.
LCD projector dipinjam dari LPPM UGM dengan syarat membuat surat rekomendasi DPL
untuk peminjaman LCD projector dan membayar biaya perawatan sebesar Rp. 25.000,00 per
hari.
Ada 4 film yang diputar pada acara pemutaran film ini. Pada hari pertama diputar film
dengan judul ‘Qabil dan Habil’ dan ‘Amazing Child’. Film ‘Qabil dan Habil’ berkisah
tentang dua anak yang memiliki kepribadian berbeda. Qabil yang mempunyai sifat yang tidak
terpuji, yaitu iri, pemarah, tidak sabar, suka berburuk sangka, dan sebagainya. Sedangkan
Habil memiliki sifat yang baik untuk menjadi contoh atau teladan yang baik, seperti
penyabar, pemaaf, selalu berbaik sangka, dan sebagainya. Setelah pemutaran film selesai
kemudian cerita film sedikit diulas dan menyampaikan kembali bahwa Qabil mempunyai
sifat yang tidak baik untuk diikuti/ditiru dan Habil mempunyai sifat yang baik untuk menjadi
teladan dan ditiru. Dari respon dan informasi yang anak-anak sampaikan saat cerita film itu
diulas kembali terlihat bahwa mereka dapat menangkap maksud dari film tersebut. Amazing
Child merupakan film dokumenter bercerita mengenai kisah nyata seorang anak kecil telah
mampu menghafal al qur’an beserta makna terjemahannya. Dalam film itu dilakukan
beberapa tes untuk menguji kemampuannya menghapal Al-Qur’an beserta terjemahannya.
Tes tersebut dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada
anak tersebut. Pemutaran film ini dimaksudkan untuk memberi semangat dan dorongan untuk
menghapal dan sekaligus mengetahui terjemahannya sehingga Al-Qur’an dapat dimengerti
dan perintah-perintah dan nasihatnya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 9. 1. Suasana pemutaran film di TPA Karanggayam

Pada hari kedua dilaksanakan pemutaran film dengan judul ‘Surga di bawah Telapak
Kaki Ibu’ dan ‘Kelembutan Hati Sang Khalifah’. Film ‘Surga di telapak kaki ibu’ bercerita
mengenai kisah Alqomah, istri, dan ibunya. Pada suatu ketika Alqomah sakit dan sekarat
namun ibunya tidak mau menjenguk anaknya. Kemudian rasulullah mendengar kabar
mengenai Alqomah tersebut dan meminta sahabat untuk menemui ibunya dan menyampaikan
bahwa alqomah sakit dan sekarat. Tetapi ketika kabar tersebut disampaikan, ibunya tidak mau
menjenguk Alqomah. Beberapa waktu kemudian sahabat mengunjungi ibunya dan
menyampaikan bahwa Alqomah akan dibakar hidup-hidup di dunia dari pada nanti dibakar
oleh api neraka. Akhirnya ibunya mau menjenguknya dan menceritakan kenapa ia tidak mau
menjenguk dan marah kepada alqomah. Ternyata ibunya marah karena perasaannya
tersinggung oleh perbuatan Alqomah. Pada pemutaran film suasana menjadi hening, anak-
anak menjadi terenyuh dan tersentuh oleh cerita film tersebut. Ada juga beberapa anak yang
meneteskan air mata. Setelah pemutaran film, cerita film tersebut diulas kembali agar maksud
cerita film tersebut tersampaikan dengan baik. Selanjutnya diputar film berjudul ‘Kelembutan
hati sang khalifah’. Film ini berkisah tentang seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak
tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dia hanya mampu merebus batu dan
membuat agar anak-anaknya lama menunggu sampai anaknya mengantuk dan terlelap tidur.
Kejadian ini terjadi berulang-ulang selama beberapa hari. Sampai suatu saat karena telah larut
malam dalam perjalanan, Khalifah Umar bin Khatab dan seorang pengikutnya mampir
mengunjungi rumah ibu dan 2 anak tersebut untuk beristirahat sejenak. Khalifah Umar
melihat kejadian bahwa ibu tersebut hanya merebus batu dan menanyakan kenapa ia
melakukan hal tersebut. Sang ibu menceritakan apa yang dilakukannya beberapa hari terakhir
ini dan berkata bahwa apakah Khalifah Umar merasa tenang dengan semua kemewahan dan
kekuasaan yang ia miliki sedangkan ada rakyatnya yang menderita seperti ini. Sang ibu
bercerita tanpa mengetahui bahwa yang berkunjung adalah Khalifah Umar. Kemudian setelah
Khalifah umar mendengar cerita sang ibu ia langsung berpamitan untuk meninggalkan rumah
tersebut dan mengambil beberapa makanan secukupnya di rumahnya untuk diberikan kepada
sang ibu. Sang ibu merasa senang dan mendoakan agar ia dibalas kebaikannya oleh tuhan
atas perbuatan baiknya tersebut. Sampai Khalifah Umar berpamitan pulang, sang ibu belum
mengetahui bahwa yang berkunjung itu adalah Khalifah Umar. Setelah film selesai diputar,
kembali diulas cerita film tersebut dengan maksud agar maksud dan kisah keteladanan dari
cerita film tersebut dapat tersampaikan kepada anak-anak.
Sebenarnya banyak media untuk menyampaikan sesuatu dan yang paling penting
adalah maksudnya dapat tersampaikan dengan baik. Melalui media film ini diharapkan anak-
anak dengan usia dini dapat mencerna beberapa kisah keteladanan dan tentunya menjadi
pedoman hidupnya dalam menjalani hidup di dunia agar setiap perbuatanya diridhai Allah
SWT. Melalui film kartun islami ini, diamksudkan agar anak-anak merasa tertarik sehingga
maksud dan beberapa kisah keteladanan dapat disampaikan dengan baik melalui pemutaran
film ini.

10. Penanaman Sadar Pendidikan Semenjak Dini Melalui Media Film


Program penanaman sadar pendidikan semenjak dini melalui media film ini
dimaksudkan agar pada diri masing-masing siswa tertanam kesadaran untuk selalu menuntut
ilmu. Bahkan menuntut ilmu merupakan kewajiban manusia dari semenjak lahir hingga
sebelum masuk lubang lahat. Dengan tertanamnya kesadaran tersebut, siswa mengetahui
bahwa pendidikan merupakan salah satu cara untuk menuntut ilmu dan siswa tidak hanya
merasa cukup belajar di sekolah tetapi selalu ingin menambah wawasan dan kemampuannya
melalui pengembangan diri sendiri dan dilakukan secara mandiri. Untuk lebih lanjut setelah
kesadaran tertanam pada masing-masing siswa diharapkan dunia pendidikan Indonesia
menjadi lebih baik dan selalu terus lebih baik. Mudah-mudah hal ini dapat terwujud dari
penanaman kesadaran siswa semenjak dini.
Pada pelaksanaan program ini tidak ada hambatan yang berarti karena hubungan
dengan pihak SD Karanggayam telah dibangun semenjak awal. Selain program ini juga telah
dilaksanakan program pengenalan komputer untuk murid kelas 1 dan 2 SD Karanggayam.
Untuk masalah perizinan dan tempat telah dilaksanakan dengan baik. Acara pemutaran film
ini bertempat di kelas 2 dan 3, dua kelas ini dapat digabung sehingga cukup luas untuk
menampung seluruh siswa SD Karanggayam. Untuk peralatan dan bahan pemutaran film
hanya dibutuhkan LCD projector, CD film, notebook, speaker, dan layar. LCD projector
didapatkan dengan cara meminjam kepada LPPM UGM dengan persyaratan mengajukan
surat rekomendasi DPL untuk peminjaman LCD projector dan membayar biaya perawatan
sebesar Rp. 25.000,00 per hari. CD film didapatkan dengan cara menyewa di tempat
persewaan CD. Bahan dan peralatan lainnya dapat terpenuhi dengan meminjam teman dan
menggunakan fasilitas SD karanggayam.

Gambar 10. 1. Suasana pemutaran film di SD Karanggayam


Pada pelaksanaan pemutaran film acaranya dapat berjalan dengan baik. Sebelum
pemutaran film, seluruh siswa mendapatkan pengarahan dari kepala sekolah di lapangan SD
agar pelaksanaan berjalan dengan dan tidak ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi.
Film yang diputar berjudul ‘Denias-Senandung di atas Awan’. Film ini berkisah tentang
perjuangan seorang anak agar dapat mengenyam pendidikan di tanah Papua. Cerita ini
merupakan kisah nyata dengan latar pulau irian yang masih jauh tertinggal. Dalam film
diceritakan betapa besar perjuangan dan semangat anak bernama denias untuk mengenyam
pendidikan walaupun banyak cobaan, halangan, dan tantangan yang terus menghadang. Pada
akhirnya ia mampu mengenyam pendidikan dasar bahkan hingga perguruan tinggi.
Diharapkan perjuangan dan semangat yang diceritakan pada film dapat menyemangati
seluruh siswa untuk terus menimba ilmu dan salah satu caranya adalah dengan cara
mengenyam pendidikan dasar, menengah pertama, menengah akhir, hingga perguruan tinggi.
Semoga hal ini dapat menyumbang pada kemajuan pendidikan di Indonesia.
II. KESIMPULAN
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-
PPM) UGM 2008 dengan tema pokok “Optimalisasi Energi Alternatif (Biogas)” dapat
berjalan dengan baik. Mulai dari penerjunan mahasiswa menuju lokasi Sub unit
Karanggayam, Unit 29/Piyungan C, Kabupaten Bantul, perkenalan dan adaptasi dengan
lingkungan masyarakat, mengidentifikasi masalah, perencanaan, hingga pelaksanaan program
KKN di unit 29/Piyungan C dapat dilaksanakan berkat kerjasama yang baik dalam lingkup
mahasiswa KKN maupun dengan warga setempat. Beberapa hambatan dan halangan dapat
diatasi karena sebelumnya dilakukan perencanaan yang baik sehingga pelaksanaan program
dapat selesai dilaksanakan dengan baik.
Pada awal perkenalan dan adaptasi dengan lingkungan dilakukan sosialisasi dengan
mengunjungi beberapa aparat desa terkait. Dengan mengunjungi aparat desa setempat dapat
sekaligus dilakukan identifikasi permasalahan untuk selanjutnya dilakukan perencanaan dan
pelaksanaan program dalam lingkup sub unit maupun unit. Apresiasi masyarakat dusun
karanggayam terhadap energi alternatif biogas sangat baik bahkan mereka menginginkan
pembangunan konstruksi biodigester di kandang kelompok ternak sebagai proyek
percontohan di dusun Karanggayam. Terdorong keinginan masyarakat tersebut kami
membangun biodigester di dusun Karanggayam. Setelah beberapa program untuk
pembangunan biodigester dilaksanakan, dilakukan juga program penyuluhan pengenalan
konstruksi biodigester dan pengetahuan teknis dan non teknis terkait biodigester. Penyuluhan
ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memanfaatkan biodigester dengan baik dan mandiri
untuk pemanfaatan yang bersifat terus menerus dan berkelanjutan.
Program non tema yang dilaksanakan adalah berdasarkan keinginan untuk
memberikan kontribusi pada dunia pendidikan. Mulai dari program yang berhubungan
dengan pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah, pemberian pelajaran
keterampilan komputer, penanaman sadar pendidikan pada siswa sekolah dasar, dan
pembelajaran budi pekerti (akhlak islam) yang dilaksanakan di TPA (Taman Pendidikan Al-
Quran) Karanggayam. Beberapa program tersebut mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
pengembangan diri semenjak dini untuk kehidupan yang lebih baik melalui dunia pendidikan.
III. SARAN

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan KKN PPM UGM 2008 di Sub Unit
Karanggayam, Unit 29/Piyungan C, Kabupaten Bantul ada beberapa saran yang perlu
disampaikan kepada beberapa pihak, antara lain :
1. Pembekalan KKN PPM oleh pihak LPPM UGM perlu diberikan secara lebih baik
agar perencanaan, pelaksanaan, penyusunan laporan, dan beberapa urusan
administrasi KKN PPM dapat terlaksana lebih baik.
2. Kerja sama, profesionalitas, dan koordinasi dalam lingkup mahasiswa perlu
ditingkatkan agar kegiatan KKN PPM dapat memberikan hasil yang baik bagi
mahasiswa tersebut maupun warga setempat.
3. Partisipasi, bantuan, sikap ramah, dan kerjasama masyarakat sangat bermanfaat bagi
kami dalam melaksanakan KKN PPM ini sehingga untuk ke depannya mahasiswa dan
masyarakat dapat saling menjalin kerja sama agar program-program KKN PPM yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan semoga pelaksanaan program tersebut
bermanfaat bagi kedua pihak.

IV. LAMPIRAN
K1, K2, K3, dan R2

Anda mungkin juga menyukai