Anda di halaman 1dari 4

c  

  

     

  !"#!"#$

%Y &
Pembelajaran yang efektif manakala ada dua unsur yang berinteraksi dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) berlangsung yaitu unsur guru dan unsur siswa. Pertama, unsur
guru membantu siswa alam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), memberi umpan
balik dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang sifatnya menantang, bisa membuat
situasi kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan kondusif. Tugas guru di
sekolah bukan hanya sebagai fasilitator ilmu pelajaran saja di dalam kelas, tetapi juga
sebagai pendidik agar mental dan perilaku siswa dapat menjadi orang yang benar-benar
mempunyai sikap terpelajar dan berpendidikan.
Oleh karena itulah observasi ini dilakukan supaya mahasiswa dapat mengetahui
secara nyata bagaimana guru mengajar di sekolah dan mendidik para siswanya agar
semua perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh guru tercapai.

%Y
'()
Mengobservasi guru mengajar kelas X-III di SMAN 1 MARGAHAYU dalam proses
proses pembelajaran pada materi mengukur besaran fisika dan melakukan penjumlahan
vektor

ÿ%Y *()
Hal- hal penting yang akan di observasi,
-Y Model pembelajaran yang apa yang di pakai oleh guru pada saat proses pembelajaran?
-Y Adakah Media pembelajaran yang di pakai oleh guru pada saat proses pembelajaran?
-Y Adakah alat peraga yang di pakai oleh guru pada saat proses pembelajaran?
-Y Evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan
seperti apa?
-Y Apakah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan RPP
yang telah dibuat?
D%Y +()
Setelah kosultasi kepada pihak sekolah dan guru kelas X SMAN 1 MARGAHAYU,
akhirnya saya diijinkan untuk melaksanakan observasi pada hari dan jam berikut,

Hari/Tanggal : rabu / 29 September 2010


Kelas X-2
Waktu observasi dimulai : 12.15
Waktu observasi diakhiri : 13.00
Dan
Kelas X-3
Waktu observasi dimulai : 09.15
Waktu observasi di akhiri : 10.00

Guru yang di observasi : Dian, S.Pd


Banyaknya siswa dalam kelas : 38 siswa
Materi : Besaran dan Satuan
Vektor dan Operasi vektor
Untuk pelaksanaan observasi ini, saya mengambil tempat duduk di belakang anak-
anak dengan posisi di tengah-tengah.

%Y D+,()
Hari pertama (29 September 2010)
Kelas X-2
Model pembelajaran yang dipakai : Model Pembelajaran Klasikal
Alat peraga yang dipakai : Tidak ada
Media yang dipakai : Papan tulis
Evaluasi yang di pakai : Tanya jawab, pemberian soal-soal tugas
Materi : Besaran dan Satuan, Vektor dan Operasi
Vektor

Guru datang ke kelas, kemudian siswa mengucapkan salam. Karena menjelang UTS,
sehingga pembelajaran hanya disekitar pembahasan soal saja. Disini guru membahas
soal-soal yang ada di LKS dan secara bergilir siswa menjawab soal-soal tersebut. Jenis
soal yang di bahas adalah pilihan berganda dan essay. Untuk pilihan berganda,
sistematika pembahasan soalnya siswa hanya menyamakan jawaban dengan jawaban
guru. Ketika ada jawaban yang kurang tepat, guru langsung memberikan jawaban yang
sebenarnya berikut alasannya. Dan untuk soal jenis essay, guru menuliskan jawaban
secara penuh di papan tulis kemudian membahasnya bersama siswa. Kondisi kelas bisa
dikatakan kurang kondusif sebab banyaknya siswa yang mengobrol di bagian bangku
belakang. Sayangnya, guru kurang tegas mengingatkan para siswa yang mengobrol
sesekali. Akibatnya, beberapa saat ketika sudah diingatkan pun, siswa masih asyik dengan
kegiatannya sendiri yaitu mengobrol.

Hari kedua (30 September 2010)


Kelas X-3
Model pembelajaran yang dipakai : Model Pembelajaran Klasikal
Alat peraga yang dipakai : Tidak ada
Media yang dipakai : Papan tulis
Evaluasi yang di pakai : Tanya jawab, pemberian soal-soal tugas
Materi : Besaran dan Satuan, Vektor dan Operasi
Vektor

Pada prinsipnya, sistematika pembahasan soal sama seperti di kelas sebelumnya.


Hanya berbeda pada suasana kelasnya saja. Untuk di kelas X-3 ini, sekitar jam pertama
siswa aktif menjawab serta menganalisis soal dan jawabannya yang serta di bahas.
Bahkan siswa tak sungkan untuk bertanya bahkan berdebat ketika ada soal yang tidak di
mengerti. Disini guru hanya sebagai fasilitator saja, tidak seperti pada kelas sebelumnya.
Pada saat jam kedua dimulai, siswa mulai gaduh dari mulai bangku yang paling depan
sekalipun, terutama jajaran belakang semuanya mengobrol. Dan sayangnya guru hanya
sekali mengingatkan siswa yang mengobrol. Pada akhirnya kondisi kelasnya jauh tidak
kondusif dibandingkan hari pertama saya observasi.
Mungkin tidak bisa disalahkan kepada siswanya juga banyak yang lebih senang
mengobrol ketimbang memperhatikan gurunya di depan. Monotonnya cara guru mengajar
bisa menjadi salah satu sebab siswa menjadi bosan, karena siswa tidak sepenuhnya ikut
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran klasikal atapun metoda pengajaran yang
selalu ceramah pun bisa menjadi penyebabnya.
Setelah berdiskusi banyak dengan guru di sekolah, masalah pembelajaran fisika itu
begitu banyak. Alasan mengapa banyak guru yang pada akhirnya terpaksa memakai
metoda pengajaran ceramah adalah ketidaksinkronannya waktu yang didapat dengan
banyaknya target materi yang harus dicapai. ³Mungkin bisa dicapai apabila siswa hanya
belajar fisika saja, tetapi di sekolah siswa tidak hanya belajar fisika saja. Ada mata
pelajaran lain juga, yang pada akhirnya sudah materi fisika itu banyak tapi waktunya
sedikit sedangkan target pencapaian materi harus terpenuhi, jadi terpaksa ceramah
menjadi andalan solusi pada akhirnya´ begitu pendapat dari guru yang saya observasi.

Anda mungkin juga menyukai