Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PELAKSANAAN DAN
PEMELIHARAAN JALAN

Disusun Oleh :

RIO BAGUS LIBRANY


03071001044

Dosen Pengasuh :
MIRKA PATARAS, ST. MT.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
JALAN
Sesuai UU tentang jalan, No. 13 tahun 1980 dan PP No. 26 tahun
1985, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan atas sistem
jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

 Sistem Jaringan Jalan Primer


Adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi
untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua
simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota. Ini berarti sistem
jaringan jalan primer menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi
sebagai berikut:
a. Dalam satu satuan wilayah pengembangan menghubungkan secara
menerus kota jenjang kesatu (ibukota provinsi), kota jenjang kedua
(ibukota kabupaten, kotamadya), kota jenjang ketiga (kecamatan),
dan kota jenjang di bawahnya sampai persil.
b. Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu
antar satuan wilayah pengembangan.

 Sistem Jaringan Jalan Sekunder


Adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi
untuk masyarakat dalam kota, ini berarti sistem jaringan jalan sekunder
disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang
menghubungkan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer,
fungsi sekunder kesatu. Fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga
dan seterusnya sampai ke perumahan.
Berdasarkan fungsi jalan, jalan dibedakan atas:

 Jalan Arteri
Adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan cirri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien.

Jalan arteri primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang


kesatu yang terletak berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan kota jenjang kedua. Persyaratan yang harus dipenuhi
adalah:
 Kecepatan rencana > 60 km/jam
 Lebar badan jalan > 8 m
 Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata
 Jalan masuk dibatasi secara efisien sehingga kecepatan rencana dan
kapasitas jalan dapat tercapai
 Tidak boleh terganggu oleh kegiatan local, lalu lintas local, lalu
lintas bolak-balik
 Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota
 Tingkat kenyamanan dan keamanan yang dinyatakan dengan indeks
permukaan tidak kurang dari 2

Jalan arteri sekunder, adalah jalan yang meghubungkan kawasan primer


dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Persyaratan
jalan arteri sekunder yaitu:
 Kecepatan rencana > 30 km/jam
 Lebar badan jalan > 8 m
 Kapasitas jalan sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata
 Tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lambat
 Indeks permukaan tidak kurang dari 1.5

 Jalan Kolektor
Adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian
dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi.

Jalan kolektor primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang


kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang
kedua dengan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. Persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu:
 Kecepatan rencana > 40 km/jam
 Lebar badan jalan > 7 m
 Kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas
rata-rata
 Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki daerah
kota
 Jalan masuk dibatasi sehingga kecepatan rencana dan kapasitas jalan
tidak terganggu
 Indeks permukaan tidak kurang dari 2

Jalan kolektor sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan


sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan
kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Persyaratan
jalan kolektor sekunder yaitu:
 Kecepatan rencana 20 km/jam
 Lebar badan jalan > 7 m
 Indeks permukaan tidak kurang dari 1.5

 Jalan Lokal
Adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

Jalan local primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang


kesatu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan
ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang di bawahnya, kota
jenjang ketiga dengan persil, atau kota di bawah jenjang ketiga sampai
persil. Persyaratan jalan local primer yaitu:
 Kecepatan rencana > 20 km/jam
 Lebar badan jalan > 6m
 Jalan local primer tidak terputus walaupun memasuki desa
 Indeks permukaan tidak kurang dari 1.5
Jalan local sekunder, adalah jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder kesatu dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder
kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
sampai ke perumahan. Persyaratan jalan local sekunder yaitu:
 Kecepatan rencana > 10 km/jam
 Lebar badan jalan > 5m
 Indeks permukaan tidak kurang dari 1.0

Anda mungkin juga menyukai