Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Psikologi

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata Yunani ‘psyche’ yang berarti jiwa
dan ogos’ yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Namun
pengertian jiwa tidak pernah ada kesepakatan dari sejak dahulu. Di antara
pendapat para ahli, jiwa bisa berarti ide, karakter atau fungsi mengingat, persepsi
akal atau kesadaran. Psikologi adalah ilmu yang sedang berkembang dan pada
hakikatnya psikologi dapat diterapkan pada setiap bidang dan segi kehidupan.
Oleh karena itu cabang cabang psikologi bertambah dengan pesat, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan aktivitas kehidupan. Cabang cabang
psikologi dapat digolongkan berdasarkan kekhususan bidang studinya, baik ilmu
dasar (teoritis), maupun yang bersifat terapan (praktis). Penerapan psikologi
berkembang ke berbagai aspek kehidupan manusia, demikian juga titik singgung
dengan ilmu ilmu lain juga semakin banyak, misalnya dengan ilmu manajemen,
ilmu ekonomi, ilmu perpustakaan, ilmu sosial dan sebagainya

Sejarah Perkembangan Psikologi

Di zaman Yunani Kuno para ahli falsafat mencoba mempelajari jiwa, seperti Plato
menyebut jiwa sebagai ide, Aristoteles menyebut jiwa sebagai fungsi mengingat.
Pada abad 17 filsuf Perancis Rene Descartes berpendapat bahwa jiwa adalah akal
.atau kesadaran, sedangkan John Locke (dari Inggris) beranggapan bahwa jiwa
adalah kumpulan idea yang disatukan melalui asosiasi. Sedangkan ilmuwan lain
pada abad 18 mengaitkan jiwa dengan ilmu pengetahuan (faal), mereka
berpendapat dengan jiwa yang dikaitkan dengan proses sensoris/motoris, yaitu
pemrosesan rangsangan yang diterima oleh syaraf-syaraf indera (sensoris) di otak
sampai terjadinya reaksi berupa gerak otot-otot (motorik).
MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA

Mengenal Manusia

Tidaklah mudah untuk memahami pengertian manusia. Dari aspek biologis


manusia adalah makhluk mamalia yang tergolong dalam kelompok primata.
Namun ternyata bahwa manusia bukan sekedar salah satu jenis hewan tertentu,
melainkan mempunyai ciri-ciri khas manusia yang tidak dimiliki oleh hewan. Oleh
karena itu kita akan salah kalau meninjau definisi manusia hanya dari aspek
biologis saja. Hal ini mengharuskan pada kita untuk memahami manusia dari
aspek agama. Salah satu pengertian manusia dari aspek agama, menyebutkan
bahwa manusia adalah makhluk yang terpilih dan dilengkapi dengan akal dan
kekuatan untuk membuat pilihan. Karena manusia memiliki kekuatan akal dan
kekuatan untuk bisa menentukan pilihan, maka ia ditunjuk untuk patuh kepada
kehendak-kehendak Allah serta patuh kepada hukum-hukum-Nya. Dengan akal
yang merupakan hidayah Allah, manusia dapat memilih apakah ia akan terbuai
dalam lumpur endapan yang terdapat dalam dirinya ataukah ia akan
meningkatkan dirinya menuju ke kutub mulia yakni menyerahkan diri kepada
Allah. Dalam menentukan kehendak itu, terjadilah pertarungan terus-menerus
dalam diri manusia.

Memahami Kepribadian Manusia

Untuk dapat memahami kepribadian tidak mudah karena kepribadian merupakan


masalah yang kompleks. Kepribadian itu sendiri bukan hanya melekat pada diri
seseorang, tetapi lebih merupakan hasil suatu pertumbuhan yang lama dalam
suatu lingkungan budaya. Para ahli menyebutkan bahwa kepribadian adalah kesan
yang ditimbulkan oleh sifat-sifat lahiriah seseorang, seperti cara berpakaian, sifat
jasmaniah, daya pikat dan sebagainya. Disebutkan juga bahwa kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai makhluk yang bersifat psikofisik yang
menentukan penyesuaian dirinya secara unik terhadap lingkungan. Ahli lain
mengklasifikasikan seluruh ranah kepribadian dalam enam tipe yang sangat
menonjol, yaitu tipe realistik, tipe penyelidik atau investigatif, tipe artistik, tipe
sosial, tipe perintis atau enterpristing dan tipe konvensional. Kepribadian
seseorang akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengalaman pribadi
masing-masing. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
antara lain: perasaan bersalah, benci, cemas, kepercayaan yang diemban, harapan
yang dicamkan dan kasih sayang yang diterima dari lingkungan. Dengan kita
mencoba mengenal dan kemudian memahami istilah kepribadian, maka kemudian
diharapkan akan mempermudah mengenal diri sendiri, baik kekuatan atau
kelemahan yang ada. Dengan kita sudah mengenal diri sendiri akan sangat
bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan, terutama memperlancar tugas
profesional kita.

PERSEPSI DAN INTERAKSI SOSIAL

Pemahaman Tentang Persepsi

Persepsi mempunyai dua pengertian, yaitu menunjuk kepada proses dan mengacu
pada hasil proses itu sendiri. Persepsi bermula dari penginderaan, diolah ke alam
pikiran dan berakhir dengan penafsiran. Persepsi dibedakan atas persepsi tentang
benda dan persepsi sosial. Persepsi sosial banyak mengandung unsur-unsur
subjektif. Persepsi diri berhubungan dengan konsepsi diri, harga diri, dan
kepercayaan diri seseorang. Penilaian terhadap diri sendiri sangat menentukan
sikap dan perilaku individu. Untuk membangun konsep diri yang positif dan harga
diri yang kuat perlu pengenalan dan pengembangan diri.

Interaksi Sosial
Faktor penting yang menentukan terjadinya interaksi sosial adalah persepsi kita
terhadap diri kita sendiri dan lingkungan. Daya tarik antarpribadi menjadi faktor
yang menentukan juga untuk terwujudnya interaksi sosial. Yang mempengaruhi
daya tarik antarpribadi, di antaranya ialah kesempatan untuk berinteraksi, baik
yang berhubungan jarak fisik maupun jarak psikologis. Pendekatan untuk
mengetahui daya tarik antar- pribadi, dapat dilakukan melalui pendekatan kognitif
dan pendekatan formulasi pada hukum-hukum belajar.

MEMAHAMI MOTIVASI KERJA

Teori Kebutuhan dan Motivasi

Kebutuhan dan motivasi manusia sangat berpengaruh terhadap produktivitas


manusia tersebut. Menurut Maslow kebutuhan manusia, diklasifikasikan ke dalam
lima tingkat yang berbeda yaitu:

1. Fisiologis
2. Keamanan
3. Sosial
4. Ego/harga diri
5. Perwujudan diri

Dengan mengetahui tingkat-tingkat kebutuhan tersebut maka seorang pemimpin


suatu lembaga dapat memotivasi bawahannya berdasarkan tingkat kebutuhan
karyawan yang bersangkutan secara individual.

Motivasi sendiri mempunyai pengertian suatu dorongan psikologis dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan ia berperilaku secara tertentu terutama di dalam
lingkungan ia bekerja.

Dikenal ada tiga model motivasi yaitu:


1. model tradisional
2. model hubungan manusia
3. model sumber daya manusia

Masalah Insentif

Insentif merupakan salah satu hal yang dapat menggerakkan karyawan. Insentif
sendiri dapat berbentuk bermacam-macam, namun yang paling populer dan
paling banyak digunakan adalah berbentuk uang atau materi.

Memimpin merupakan tugas yang cukup kompleks karena seorang pemimpin


bertugas mempengaruhi para karyawan agar mereka mau melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan kepadanya secara efisien dan efektif sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai.

Salah satu faktor yang mempengaruhi maju mundurnya suatu organisasi atau
lembaga adalah kualitas pemimpinnya. Pemimpin disini didefinisikan sebagai
seorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya mengarahkan
bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahannya.

Ada tiga tipe kepemimpinan yaitu:

1. kepemimpinan otoriter
2. kepemimpinan partisipatif
3. kepemimpinan delegatif

Konflik biasanya muncul bila dua orang/kelompok atau lebih saling berinteraksi.
Konflik biasanya muncul dari faktor individu, dari faktor interaksi itu sendiri, dan
faktor kondisi organisasi.
Dalam menghadapi konflik maka ada tiga sikap yang dapat kita lakukan yaitu:
bersikap pasif, bersikap menekan, dan mengatur atau memanajemeni konflik
tersebut.

MEMAHAMI PERANAN KOMUNIKASI DALAM PERPUSTAKAAN

Dasar-dasar Komunikasi Untuk Perpustakaan

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal
terjadi, kalau tidak ada sumber (penyampai atau komunikator) berita (pesan)
menyampaikan secara tepat dan penerima berita (komunikan) menerimanya tidak
dalam bentuk yang salah karena adanya gangguan. Namun demikian, komunikasi
dalam kenyataannya tidak seperti yang dikatakan itu. Masih terdapat sejumlah
kemungkinan penghalang, dan penyaring di dalam saluran komunikasi. Pengirim
(komunikator) mencoba untuk mengkodekan berita, pesan atau buah pikirannya
kedalam suatu bentuk yang dianggapnya paling tepat. Kemudian kode-kode
tersebut dikirimkan, dan penerima (komunikan) berusaha memahami kode
tersebut. Tetapi di dalam proses perjalanan berita tadi banyak terdapat
serangkaian persepsi atau gangguan yang dapat mengurangi kejelasan dan
ketepatan pesan atau berita. Halangan paling besar untuk mencapai komunikasi
yang efektif adalah jika terjadi aneka macam persepsi atau gangguan. Misalnya,
komunikator menyampaikan pesan dengan tidak jelas dan menggunakan saluran
transmisi yang salah mungkin si komunikan sedang memikirkan hal lain pada saat
ia harus menerima pesan tersebut. Dalam kondisi seperti itu ia hanya mendengar
tetapi mungkin tidak tahu tentang isi pesannya.

Peranan Komunikasi dalam Perpustakaan


Termasuk dalam manusia berorganisasi seperti di lingkungan perpustakaan. Lewat
komunikasi manusia dapat menyampaikan keinginan cita-cita, perencanaan pada
orang lain. Makin jelas dan efektif berlangsungnya komunikasi makin banyak pula
informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu keberadaan perpustakaan sebagai unit
pengelola informasi sangat penting untuk mendukung terjadinya komunikasi yang
efektif di masyarakat.

Komunikasi memainkan peranan yang sangat penting sebagai sarana hubungan


antar- individu dan kelompok masyarakat untuk mengembangkan saling
pengertian dan kerja sama antarmanusia yang lebih baik.

Kemajuan pada bidang informasi dan komunikasi tidak hanya disebabkan oleh
adanya penemuan-penemuan teknologi baru, namun juga disebabkan oleh
semakin tumbuhnya kesadaran orang atau individu dan bangsa akan adanya
kesempatan dan kebutuhan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, termasuk
kebutuhan akan adanya informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa informasi
merupakan bagian dari komunikasi. Tanpa informasi proses komunikasi tidak
akan bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian maka kehadiran perpustakaan
sebagai pengelola informasi menjadi pendukung dan pelancar proses komunikasi.
Demikian pula sebaliknya bahwa perpustakaan sebagai organisasi membutuhkan
bentuk komunikasi yang efektif dan efisien untuk berjalannya organisasi tersebut
dengan baik.

MASYARAKAT INFORMASI DAN PROFESIONALITAS PUSTAKAWAN

Memahami Masyarakat Informasi

Kalau kita amati dengan cermat, maka untuk dapat hidup efektif, harus hidup
dengan cukup informasi. Oleh karena itu komunikasi dan informasi merupakan
bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena manusia merupakan
bagian dari masyarakat. Kenyataan seperti ini tidak dapat diingkari kebenarannya.
Sebab hanya orang, masyarakat atau bangsa yang mempunyai banyak informasi
yang dapat berkembang pesat. Dengan informasi orang dapat mengetahui apa
yang telah, sedang, dan akan terjadi. Dan dengan informasi pula orang dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya. Revolusi
industri ditandai oleh adanya perkembangan yang pesat di bidang Iptek. Dan
dengan teknologi manusia menciptakan sarana informasi yang sifatnya elektronis,
seperti radio, televisi, film, video, penerbitan, dan teknologi informasi yang lain.
Setelah lewat masa perkembangan era industri kemudian berkembang era pasca
industri. Era pasca industri inilah yang dikenal dengan era informasi, atau era
globlisasi informasi, yang ditandai dengan makin berperannya informasi di hampir
semua sektor kehidupan masyarakat.

Sekarang ini banyak orang berbicara tentang globalisasi informasi ataupun ciri-ciri
masyarakat informasi, baik dalam bentuk seminar atau diskusi yang membahas
masalah ini. Globalisasi ini menunjukan pada pengertian pembauran atau
kesamaan dalam hampir segala aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang
Iptek, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Pendekatan Psikologis Dalam Peningkatan Pelayanan Perpustakaan

Menjadi seorang yang profesional bukanlah sesuatu yang mudah. Kita dilahirkan
tidak dengan menyandang predikat profesional. Oleh karena itu kita semua ingin
sukses dalam berkarier atau bekerja. Kita perlu ketekunan dan terus-menerus
bekerja keras untuk dapat berhasil atau sukses dalam bekerja.

Untuk mengembangkan layanan perpustakaan dituntut adanya sikap profesional


dari petugas perpustakaan atau pustakawan. Tanpa sikap profesional
bagaimanapun modern, lengkap dan canggihnya perpustakaan tersebut akan
kurang berarti. Sehingga perlu dikembangkan dengan baik upaya-upaya
peningkatan profesionalitas pustakawan dalam rangka peningkatan layanan
perpustakaan.

Sumber Buku Psikologi Perpustakaan Karya Toha Nursalam

DIarsipkan di bawah: Pembinaan Perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai