Urutan teknik pemeriksaan pada abdomen ialah inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Auskultasi dilakukan sebelum kita melakukan palpasi dan perkusi dengan tujuan agar hasil
pemeriksaan auskultasi lebih akurat karena kita belum melakukan manipulasi terhadap abdomen.
AUSKULTASI
Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh
darah. Dilakukan selama 2-3 menit.
- Mendengarkan suara peristaltic usus.
Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian
abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus.
Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi). Bila obstruksi
makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti dentingan
keeping uang logam (metallic-sound).
Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai
hilang.
- Mendengarkan suara pembuluh darah.
Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase. Misalnya pada aneurisma
aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada hipertensi portal, terdengar adanya bising
vena (venous hum) di daerah epigastrium.
PALPASI
Beberapa pedoman untuk melakukan palpasi, ialah:
- Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan tidak buru-buru.
- Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan untuk
menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan penekanan
yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen.
- Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan
nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
- Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk
menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan menekan daerah
muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu
adalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu adalah
spasme sejati.
- Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri berada di
bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian depan dinding
abdomen.
- Pemeriksaan ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites.
Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat
tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau
massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul.
Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana gerakan penekanan pada organ
oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada tangan lainnya.
- Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya,
tepinya, permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya.
Sebaiknya digambarkan skematisnya.
Palpasi hati; dilakukan dengan satu tangan atau bimanual pada kuadran kanan atas. Dilakukan
palpasi dari bawah ke atas pada garis pertengahan antara mid-line & SIAS. Bila perlu pasien
diminta untuk menarik napas dalam, sehingga hati dapat teraba. Pembesaran hati dinyatakan
dengan berapa sentimeter di bawah lengkung costa dan berapa sentimeter di bawah prosesus
xiphoideus
PERKUSI
Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan
besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista),
adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga
abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi
udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).
- Orientasi abdomen secara umum.
Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk mengetahui
distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi usus, pekak hati akan
menghilang.
- Cairan bebas dalam rongga abdomen
Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di
bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness dominant. Karena cairan itu bebas
dalam rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi
terendah. Cara pemeriksaan asites:
Ikterus Fisiologis
Bila penumpukan bilirubin tídak mengganggu
- Tampak pada hari ke 3 – 4
- Bayi tampak normal/sehat
- Kadarnya < 12 mg%
- Menghilang paling lambat 10- 14 hari
- Tidak ada faktor resiko
- Sebab : proses físiologis
Ikterus Patologis
- Biasanya timbul pada bayi umur < 36 jam
- Cepat berkembang
- Bisa disertai lebih lama → > 2 Minggu
- Ada faktor resiko
- Dasar : proses patologis
Pemeriksaan Klinis
Penentuan derajat ikterus menurut pembagian zona tubuh (menurut KRAMER)
Kramer I. Daerah kepala
(Bilirubin total ± 5 – 7 mg)
Kramer II daerah dada – pusat
(Bilirubin total ± 7 – 10 mg%)
Kramer III Perut dibawah pusat s/d lutut
(Bilimbin total ± 10 – 13 mg)
Kramer IV lengan s/d pergelangan tangan tungkai bawah s/d pergelangan kaki
(Bilirubin total ± 13 – 17 mg%)
Kramer V s/d telapak tangan dan telapak kaki
(Bilirubin total >17 mg%).
Etiologi
Penyebab yang sering ditemukan:
- Alkoholisme - Neuroblastoma
- Hepatitits A - Sindroma Reye
- Hepatitis B - Karsinoma hepatoseluler
- Gagal jantung kongestif (CHF, congestive - Penyakit Niemann-Pick
heart failure) - Intoleransi fruktosa bawaan
- Leukemia - Penyakit penimbunan glikogen
- Tumor metastatik - Kolangitis sklerotik
- Sirosis bilier primer - Sindroma hemolitik-uremik.
- Sarkoidosis
Gejala
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya hebat, bisa
menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara
cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
Diagnosa
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan fisik.
Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan oleh
darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu.
Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis.
Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu kanker.
Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya
hati adalah: rontgen perut, CT scan perut, dan tes fungsi hati.
Pembesaran Limpa
Limpa menghasilkan, memantau, menyimpan dan menghancurkan sel darah.
Limpa merupakan organ sebesar kepalan tinju yang lembut dan berongga-rongga, dan berwarna
keunguan.
Limpa terdapat dibagian atas rongga perut, tepat dibawah lengkung tulang iga di sebelah kiri.
Penyebab
GEJALA
Limpa yang membesar tidak menyebabkan banyak gejala, dan tidak satupun gejala yang
menunjukkan penyebab membesarnya limpa.
Limpa yang membesar terletak di dekat lambung dan bisa menekan lambung, sehingga penderita
bisa merasakan perutnya penuh meskipun baru makan sedikit makanan kecil atau bahkan belum
makan apa-apa.
Penderita juga bisa merasakan nyeri perut atau nyeri punggung di daerah limpa, yang bisa
menjalar ke bahu, terutama jika sebagian limpa tidak mendapatkan cukup darah dan mulai mati
DIAGNOSA
Biasanya pada pemeriksaan fisik, seorang dokter dapat merasakan adanya pembesaran limpa.
Pembesaran limpa juga bisa terlihat pada foto rontgen perut.
Kadang diperlukan CT scan untuk menentukan besarnya limpa dan melihat adanya penekanan
terhadap organ di sekitarnya.
MRI scan juga memberikan hasil yang sama dengan CT scan dan juga bisa mengikuti aliran
darah yang melalui limpa.
Pemeriksaan penyaringan lainnya menggunakan partikel radioaktif yang ringan untuk mengukur
besarnya limpa dan fungsinya serta untuk menentukan apakah terdapat penumpukan atau
penghancuran sel darah dalam jumlah besar.
Pemeriksaan darah menunjukkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit.
Pada pemeriksaan dibawah mikroskop, bentuk dan ukuran sel darah bisa memberikan petunjuk
mengenai penyebab membesarnya limpa.
Pemeriksaan sumsum tulang dapat menemukan adanya kanker sel darah (misalnya leukemia atau
limfoma) atau penumpukan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Kadar asam urat (produk sisa yang ditemukan dalam darah dan air kemih) dan kadar alkalin
fosfatase (suatu enzim yang ditemukan pada beberapa sel darah) dalam leukosit, juga diukur
untuk menentukan apakah terdapat leukemia atau limfoma.
PENGOBATAN
Jika memnungkinkan, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan terjadinya
pembesaran limpa.
Pengangkatan limpa melalui pembedahan jarang diperlukan dan bisa menyebabkan masalah,
seperti kepekaan terhadap infeksi yang serius.
Tetapi pada keadaan tertentu resiko ini lebih baik dihadapi, yaitu jika:
- limpa dengan sangat cepat menghancurkan sel darah merah sehingga terjadi anemia yang berat
- cadangan sel darah putih dan trombosit sangat berkurang, sehingga mudah mengalami infeksi
dan perdarahan
- limpa sangat membesar sehingga menyebabkan nyeri atau menekan organ lainnya
- limpa sangat membesar sehingga sebagian dari limpa mengalami perdarahan atau mati.