Anda di halaman 1dari 12

CATATAN AKUNTANSI

INTERMEDIT

Perlakuan Transaksi Mata Uang Asing

Indonesia menganut sistem nilai tukar bebas dalam sistem moneternya. Sistem ini
berdampak pada transaksi dalam mata uang asing karena kursnya berdasarkan pasar. Hal
ini menimbulkan selisih kurs.
Akuntansi selisih kurs menurut PSAK hanya digunakan untuk transaksi pos-pos moneter
dan transaksi lindung nilai (hedge). Sedangkan untuk transaksi nonmoneter tidak boleh
digunakan dan harus dijabarkan dengan kurs historisnya. Pos moneter yaitu kas dan
setara kas, aset, dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti.

Dalam kondisi normal pengakuan selisih kurs dibebankan saat tanggal neraca dan kurs
yang berlaku pada saat itu, baik kurs yang berlaku bank yang bersangkutan maupun
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Selisih diakui sebagai kerugian atau laba pada
tahun yang bersangkutan.

Dalam keadaan yang luar biasa, yaitu terjadi devaluasi atau depresi rupiah diperbolehkan
menggunakan alternatif pelaporan yang tercantum dalam PSAK No. 10, yaitu :
”Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresi luar biasa suatu
mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas lindung nilai dan menimbulkan
kewajiban yang tak terselesaikan akibat perolehan aset yang baru saja dilakukan dan
harus dilunasi dalam mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai
nilai tercatat (carrying amount) aset tersebut sepanjang nilai tercatat aset yang telah
disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost)
dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau
penggunaan aset tersebut”.
Dalam hal terjadi devaluasi atau depresi luar biasa kerugian selisih kurs tersebut
dikapitalisasi sepanjang tidak melebhi jumlah terendah nilai ganti dan jumlah yang bida
diperoleh kembali. Risiko pembiayaan dalam mata uang asing biasanya dilindungi nilai.
Karenanya, jika terjadi devaluasi atau depresi luar biasa dan fasilitas lindung nilai masih
ada dan penghitungan selisih hanya dapa lindung nilai.

Penjelasan di atas berdasarkan pada akuntansi konvensional sedangkan sesuai akuntansi


pajak dengan mengacu apda Undang-undang pajak penghasilan menyatakan bahwa
kerugian selisih kurs mata uang asing diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan
bruto. Apabila mengacu pada surat edaran No. SE. 24/199 mengatur bahwa sistem
pembukuan yang diperkenankan digunakan Wajib pajak untuk mencatat selisih kurs yaitu
: (1) Kurs Tetap, pembebanan selisih kurs dilakukan pada saat validasi. (2) Kurs tengah
Bank Indonesia, kurs yang benar-benar berlaku pada akhir tahun menurut Bank
Indonesia.
Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-
surat berharga yaitu saham dan obligasi. Pencatatan investasi jangka pendek berdasarkan
nilai perolehannya yaitu harga pembelian ditambah biaya yang dikeluarkan pada saat
pembelian.

Kriteria investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga adalah :

• Surat-surat berharga itu dapat segera dijual kembali dengan harga yang berlaku di
pasaran pada tanggal penjualan.

• Penjualan kembali oleh perusahaan dimaksudkan untuk untuk memenuhi kebutuhan


perusahaan.

Investasi jangka pendek dalam neraca termasuk dalam aktiva lancar. Saham-saham yang
dibeli untuk investasi jangka pendek dapat dikategorikan menjadi saham biasa (common
stock) atau saham preferen (preferren stock).

Apabila surat berharga yang dibeli berupa obligasi, misalkan ada bunga berjalannya,
maka pembayaran bunga berjalan tersebut bukan termasuk dalam harga perolehan.

Contoh : pada tanggal 1 juni 2009 PT. G membeli obligasi 1000 lembar @ Rp 5.000,
obligasi ini berbunga 10% per tahun dan dibayarkan tiap 1 januari dan 1 juli. Untuk
membeli obligasi tersebut perusahaan harus membayar materai tempel sebesar Rp 18.000

Buatlah jurnal untuk transaksi investasi di atas?

Jawab :

Harga Perolahan Obligasi

Harga Obligasi = Rp 5.000.000

(1.000 lbr X Rp 5.000 = Rp 5.000.000)

Biaya materai = Rp 18.000

= Rp 5.018.000

Bunga berjalan :

tanggal bunga terakhir = 1 januari 2009

tanggal pembelian = 1 juni 2009


periode bunga berjalan = 5 bulan (5/12 X 10% X Rp 5.000.000 = 20.833)

Jurnalnya :

Surat berharga-PT. K Rp 5.018.000

Pendapatan Bunga Rp 20.833

Kas Rp 5.038.833

Dalam jurnal di atas rekening pendapatan bunga di debet untuk mencatat bunga berjalan
yang dibayar. Penggunaan rekening ini akan mempengaruhi jurnal pencatatan
penerimaan bunga pada tanggal 1 juli 2009. Semua penerimaan bunga akan dikreditkan
ke rekening pendapatan bunga.

Jurnal tanggal 1 juli 2009 :

Kas Rp 250.000

Pendapatan Bunga Rp 250.000*


*
perhitungan :

Periode bunga : 1 januari s/d 1 juli 2009 = 6 bulan

: 6/12 x 1% x Rp 5.000.000 = 250.000

Surat Berharga

Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal indonesia dalam bentuk surat berharga
yaitu :

1. Saham
Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas atau emiten.
Terdapat dua jenis saham yaitu, saham atas nama dan saham atas unjuk. Yang biasa
diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama. Nama orang yang memilikinya
tertera di dalam saham.

2. Obligasi
Obligasi merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diberikan kepada
perusahaan penerbit obligasi. Jangka waktu obligasi ini terbatas yaitu ditetapkan yang
disertai imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditetapkan dalam
perjanjian. Obligasi dapat diterbitkan oleh badan usaha milik negara, swasta, pemerintah
pusat, atau pemerintah daerah.

3. Derivatif dari efek


Pengertian efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right (klaim), waran, opsi, atau setiap
derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.

a. Right (Klaim)
adalah sebagai bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham yang
memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan
perusahaan sebelum ditawarkan ke pihak lain. Apabila pemegang saham tidak
menggunakan haknya maka bukti right yang dimilikinya dapat diperjualbelikan di bursa.

b. Waran
waran ini seperti right namun dengan jangka waktu tertentu. Waran umumnya berjangka
panjang, antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun.

c. saham deviden
Keuntungan yang diberika kepada pemegang saham biasanya dalam bentuk deviden.
Deviden tersebut biasanya tidak dibagi dalam bentuk tunai tapi dalam bentuk saham baru.

d. Saham bonus
saham bonus biasanya diberikan kepada pemegang saham lama.

e. Obligasi Konvertibel (convertible bond)


obligasi Konvertibel adalah obligasi yang dapat ditentukan dengan saham perusahaan
emiten apabila obligasi tersebut setelah melewati jangka waktu tertentu atau masa
tertentu dengan perbandingan atau harga tertentu

f. Reksadana
Reksadana atau mutual fund merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal yang diinvestasikan dalam portofolio oleh manager investasi.
Reksadana berbentuk sertifikat sebagai penjelasan bahwa pemodal menitipkan uang
kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar
modal maupun di pasar uang.

Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan Diterima Dimuka

Perusahaan kadang menerima pembayaran untuk barang atau jasa yang belum
diberikan. Untuk penerimaan jenis ini, perusahaan harus memasukkannya ke dalam pos
utang, karena perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan barang atau jasa di
waktu yang akan datang.
Contoh : PT. D menerima pembayaran Rp 50 juta untuk barang dagangan yang dipesan
konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim akhir bulan depan.

• Jurnal untuk mencatat penerimaan kas :

Kas Rp. 50.000.000

>>>Pendapatan diterima dimuka Rp 50.000.000

• Jurnal pada saat menyerahkan barang dagangan :

Pendapatan diterima dimuka Rp 50.000.000

>>>Penjualan Rp 50.000.000

Utang Pajak

Utang pajak biasanya timbul karena pajak untuk bulan ini dibayar bulan depan
atau kekurangan pajak tahun ini baru dibayar tahun depan. Misal pada bulan ini
melakukan penjualan barang kena PPN, biasanya PPN yang kita pungut baru kita
setorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, pajak penghasilan (Pph) untuk bulan
ini biasanya baru kita bayar paling lambat tanggal 10 bulan depan.

Contoh : Selama bulan januari 2009 PT. D Menjual barang dagangan kena PPN sebesar
Rp 100 juta

• Jurnal penjualan selama bulan januari :

Piutang Usaha Rp 110.000.000

>>>Penjualan Rp 100.000.000

>>>PPN Keluaran Rp 10.000.000 3)


3. 100.000.000 X 10% = Rp 10.000.000

• Jurnal Penyesuaian pada akhir bulan januari :

PPN Keluaran Rp 10.000.000

>>>Utang Pajak Rp 10.000.000


Utang Wesel

Utang wesel adalah utang yang berbentuk bukti tertulis formal, yang isinya
tertulis kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu. Orang atau perusahaan yang
mempunyai tagihan biasanya lebih menyukai jenis ini karena ada bukti yang kuat untuk
menagih, apalagi jika urusannya dengan pengadilan.

Wesel digolongkan menjadi dua jenis yaitu :

1. Wesel berbunga

Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain


membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati.

Contoh : bank A pada tanggal 1 oktober 2008 setuju memberikan pinjaman kepada
PT. B sebesar Rp. 5000.000; untuk itu PT. B harus menandatangani promes dengan
bunga 10% yang berjangka waktu 5 bulan.

• Jurnal penerimaan kas oleh PT. B :

Kas Rp 6.000.000

>>>Utang wesel Rp 6.000.000

Saat tutup tahun, 31 desember 2008, PT. B membuat jurnal penyesuaian untuk biaya
bunga selama tiga bulan (okt-des)

Biaya bunga Rp 150.000

>>>Utang bunga Rp 150.0001

1. Rp 6.000.000 X 10% X 3/12 = Rp 150.000

Jurnal saat pembayaran utang wesel, 1 maret 2009 :

Utang wesel Rp 6.000.000

Utang bunga Rp 150.000

Biaya bunga Rp 100.000

>>>Kas Rp 6.250.000
Keterangan :

• utang biaya Rp 150.000 telah dibebankan pada tahun 2008


• biaya bunga Rp 100.000, biaya bunga untuk bunga bulan januari dan februari
2009

Contoh 2 : pada tanggal 3 desember 2008 PT. C menarik wesel sebesar Rp


12.000.000 dengan bunga 10% dan jangka waktu 2 bulan untuk menggantikan utang
yang telah jatuh tempo

• jurnal saat penggantian utang :

Utang dagang Rp 12.000.000

>>>Wesel bayar Rp 12.000.000

• jurnal saat pembayaran/ pelunasan

wesel bayar Rp 12.000.000

bunga Rp 200.0002

>>>Kas Rp 12.200.000

2) Rp 12.000.000 X 10% X 2/12 = Rp 200.000

2. Wesel tidak berbunga

Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan
tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.

Sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar
lebih besar daripada pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima
dengan yang harus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas
sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value).

Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh
tempo dikurangi bunga/ diskonto yang dibebankan.

Contoh : PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 9.300.000, jangka


waktu 3 bulan tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 9.000.000.

Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan PT. C adalah :


Kas Rp 9.000.000

Diskonto utang wesel Rp 300.000

>>>Utang wesel Rp 9.300.000

Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap
rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap rekening
utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu utang wesel.

Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto utang wesel :

Biaya bunga Rp 300.000

>>>Diskonto utang wesel Rp 300.000

Perbandingan Akuntansi Komersial dengan Fiskal

Ini aku dapat pertanyaan dari seseorang. Aku posting ke blog karena biar semua tahu dan
bisa menambah pengetahuan tentang perbedaan akuntansi komersial dengan fiskal

Pada tanggal 15/01/09, yuli chani menulis:


> Pak / Bu aku minta bantuan untuk menjawab pertanyaan paper kuliah aku
> mengenai akuntansi.
> * Perbandingan laporan akuntansi komersial dengan laporan akuntansi
> Non-komersial ? *
>
> sebelum dan sesudahnya aku berterima kasih dan tolong pertanyaan saya
> dijawab ya pak / bu ?
>
>
Jawaban :
Perbandingan akuntansi komersial dengan non komersial

- akuntansi komersial biasanya untuk laporan intern perusahaan, sedangkan akuntansi


non komersial untuk laporan pajak, atau sering disebut laporan fiskal.
- menurut akuntansi komersial semua pendapatan deviden merupakan pendapatan/
penghasilan perusahaan, sedang menurut akuntansi non komersil (fiskal) jika perusahaan
mempunyai saham lebih dari 25% di perusahaan lain maka deviden yg diterimanya bukan
termasuk penghasilan kena pajak.
- menurut akuntansi komersial : semua biaya bisa dikurangkan sebagai beban
operasional. Sedangkan menurut akuntansi fiskal, ada biaya2 yang tidak boleh
dikurangkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, seperti : biaya natuna (beras,
gula, minyak) dan kenikmatan (by. pengobatan karyawan, by. rekreasi karyawan), biaya
sumbangan juga tidak boleh dikurangkan sebagai biaya.
- Menurut akuntansi komersial, setiap perusahaan boleh menggunakan metode penilaian
persediaan (FIFO, LIFO, rata2, dll) apa saja yang disukai asal konsisten. Sedangkan
untuk akuntansi fiskal, metode penilaian persediaan yang boleh digunakan adalah metode
FIFO dan rata-rata.
- Menurut akuntansi komersial, perusahaan boleh menggunakan metode penyusutan
aktiva apa saja. Sedangkan untuk akuntansi fiskal, metode penyusutan aktiva tetap yang
boleh digunakan adalah metode garis lurus dan metode menurun

Utang

Utang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena transaksi waktu yang lalu dan
harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada waktu yang akan datang. Utang
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Utang Jangka Panjang/ Kewajiban Lancar

Utang jangka pendek adalah utang yang diharapkan harus dibayar dalam jangka
waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.

Utang jangka pendek terdiri dari :

• Utang dagang
• Utang wesel
• Pendapatan diterima di muka
• Utang gaji
• Utang pajak
• Utang bunga

Perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada utang jangka pendek ini.
Jika utang jangka pendek/ kewajiban lancer lebih besar dari pada aktiva lancer maka
perusahaan berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Ini berarti perusahaan
tidak bisa membayar seluruh utang jangka pendeknya.

2. Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang adalah utang yang pembayarannya lebih dari satu tahun.

Yang termasuk utang jangka panjang yaitu :

• Utang obligasi
• Utang wesel jangka panjang
• Utang hipotik
• Uang muka dari perusahaan afiliasi
• Utang kredit bank jangka panjang

Utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan untuk membeli aktiva,
menambah modal perusahaan, investasi, atau mungkin juga untuk melunasi utang.

Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehannya meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan


aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan

Tanah
Harga perolehan tanah meliputi harga beli tunai tanah, biaya balik nama, komisi
perantara, dan pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli. Semua pengeluaran
lain yang diperlukan agar tanah siap untuk digunakan yang bersifat perbaikan permanen
di debet ke rekening tanah.
Seandainya tanah yang dibeli tidak rata, berbatu dan penuh tanaman liar maka harga
perolehan juga termasuk pengeluaran untuk pembersihan dan perataan tanah.

Gedung / Bangunan
Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian atau pembangunan sebuah
gedung harus dibebankan pada rekening gedung. Apabila gedung dimiliki melalui
pembelian maka harga perolehannya meliputi harga beli, biaya notaris dan komisi
perantara. Apabila gedung dibangun sendiri maka harga perolehannya meliputi semua
pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk pembuatan saluran listrik dan air.

Mesin dan Peralatan


Harga perolehannya terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan dan biaya asuransi
selama dalam pengangkutan, yang dibayar oleh pembeli, termasuk pula biaya perakitan,
pemasangan dan pengujian peralatan yang dibeli.
Apabila dalam pemasangan terjadi kesalahan dan harus dikeluarkan uang lagi untuk
memperbaiki kesalahan pemasangan maka biaya tersebut tidak dimasukkan sebagai biaya
perolehan. jurnalnya yaitu :
Mesin 60.000.000
Kerugian pemasangan mesin 500.000
>>>>Kas 60.500.000

Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun (PSAK No. 16 tahun 2007)
Masa manfaat adalah periode aktiva tetap diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan,
atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan perusahaan
Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap berdasarkan
ketentuan akuntansi komersial yaitu :
1. Manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut
yang kemungkinan akan diperoleh perusahaan
2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dari barang dagangan adalah bahwa aktiva
tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedangkan barang dagangan untuk dijual.
Contoh : komputer pada toko komputer adalah barang dagangan, karena perusahaan
membeli komputer untuk dijual kembali. Sekarang bagaimana kalau tabung gas elpiji
pada toko pengecer gas elpiji? Kalau yang dijual gasnya saja maka tabungnya adalah
aktiva tetap milik toko tersebut, tapi jika toko tersebut menjual gas + tabungnya maka
tabungnya termasuk barang dagangan.
Tanah yang dibeli perusahaan dan tidak langsung digunakan untuk operasional
perusahaan, ada rencana menggunakan tapi tidak dalam waktu dekat maka tanah tersebut
bukanlah aktiva tetap tapi investasi jangka panjang.
Aktiva tetap diakui / dicatat sebesar harga atau biaya perolehan. Harga ini terdiri dari
harga beli, termasuk bea impor, PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya
lain yang dapat diatribusikan secara langsung sampai aktiva tersebut siap dipakai.
Biaya yang dapat diatribusikan contohnya adalah biaya persiapan tempat, pengiriman
awal (initial delivery), penyimpanan, bongkar muat, pemasangan dan biaya profesional
(arsitek/ insinyur).

Pajak Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Dalam pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh mengatakan, Piutang yang nyata-nyata tak
tertagih dapat dibebankan sebagai biaya dengan syarat :
Telah dibebankan sebagai biaya pada laporan laba rugi komersial
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang
dan Lelang Negara (PBULN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang atau pembebasan utang antara kreditor dan debitor yang bersangkutan. Tindakan
tersebut sebagai upaya penagihan yang maksimal dan terakhir.
Telah dipublikasikan dalam pnerbitan umum dan khusus, dan penerbitan dimaksud tidak
berarti penerbitan berskala.
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat
Jenderal Pajak.
Catatan :
Piutang Tak Tertagih yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah Piutang Tak Tertagih yang
timbul di bidang usaha bank, lembaga pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya.
Piutang Tak Tertagih yang dapat dihapuskan adalah piutang usaha sesuai dengan bidang usaha
wajib pajak yang bersangkutan.
http://catatan-akt.blogspot.com/search/label/Akuntansi%20intermediate

Anda mungkin juga menyukai