Oleh:
Contoh penggunaan benda tajam medis adalah untuk menangani kondisi medis di
rumah seperti berikut:
• Infertilitas
• Diabetes
• HIV/AIDS
Sebagian pengguna benda tajam medis ini membuang limbahnya begitu saja bersama
dengan sampah rumah tangga biasa. Limbah benda – benda tajam medis ini kemudian
tercampur dengan sampah rumah tangga lainnya dan dapat melukai petugas
kebersihan, anak – anak dan juga binatang. Akibat dari tertusuk limbah medis yang
berupa benda tajam ini adalah sebagai berikut :
• Dapat melukai orang lain
• Menyebabkan penyebaran kuman penyakit
• Menyebarluaskan penyakit seperti HIV/AIDS, hepatitis, tetanus dan
sipilis
Oleh karena itu pemerintah Amerika Serikat mengadakan beberapa program
pembuangan limbah benda tajam medis yang aman, yaitu dengan :
o Menyediakan lokasi pengumpulan limbah benda tajam medis,
misalnya di rumah sakit, klinik ataupun apotek
o Menyediakan lokasi pengumpulan limbah B3 perumahan, tempat
ini biasanya menerima juga limbah B3 perumahan lain seperti cat dan oli
motor
o Pelayanan penjemputan limbah perumahan yang spesifik
o Program Mail – Back, setelah limbah benda tajam medis
diletakkan pada suatu kontainer khusus, lalu dikirimkan melalui layanan Pos
Amerika Serikat ke tempat pengumpulan yang memenuhi syarat
o Program penukaran syringe, pengguna benda tajam medis dapat
menukar jarum dan syringe bekas pakainya dengan yang baru melalui
organisasi masyarakat yang tersedia
o Alat penghancur jarum, berbagai produk yang dapat memotong
atau melelehkan jarum sehingga memenuhi syarat untuk dibuang ke tempat
sampah.
Di Indonesia, limbah penyebab infeksi diatur dalam PP No. 18 tahun 1999 tentang
pengelolaan limbah B3. Pada penjelasan PP No. 18 tahun 1999 pasal 8 ayat 1 bagian e
disebutkan bahwa limbah yang menyebabkan infeksi adalah bagian tubuh manusia yang
diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah laboratorium atau
limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah ini
berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang
ditularkan pada pekerja, pembersih jalan dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan
limbah. Dengan pengertian di atas, maka yang dapat digolongkan dalam limbah medis
penyebab infeksi adalah :
o Limbah benda tajam yang terkontaminasi darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif, yang berpotensi
menularkan penyakit jika berasal dari pengobatan pasien berpenyakit
menular
o Limbah infectious, misalnya limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang isolasi;
jaringan tubuh yang berupa organ, darah dan cairan tubuh saat
pembedahan atau autopsi; darah dan cairan tubuh manusia
o Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang kemungkinan terkontaminasi
obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
lainnya
Alat
Cara Kerja Keuntungan Kerugian
Pengontrol
Gas dialirkan pada Dapat mengurangi butuh operator
materi yang dapat partikulat dengan yang ahli
baik hingga 0.01
mengadsorbsi gas gr/ft
asam dan produk
Dry Scrubber hasil
reaksinya Belum
dikumpulkan Dapat mengurangi digunakan
pada alat
pengumpul gas asam dengan secara luas pada
materi partikulat baik hingga 90% insinerator
rumah sakit
Tidak memakan
tempat
padatan yang
dikurangi kering
biaya operasi
sedang
Tabel 2. Perbandingan Dry scrubber dan Wet scrubber
Keuntungan memakai sistem pengontrol polusi udara adalah sebagai
berikut :
o Mengurangi emisi partikulat antara (0.01 – 0.03 gr/ft3)
o Mengurangi emisi asam (HCl)
o Mengurangi udara beracun
o Mengurangi pathogen
Gambar 5. Controlled Air Incinerator dengan Waste Heat Boiler dan Alat
Pengontrol Polusi Udara
5. Kesimpulan
• Alat suntik yang banyak digunakan di rumah untuk mengatasi berbagai masalah
medis tergolong ke dalam limbah penyebab infeksi karena dapat terkontaminasi
penyakit menular seperti HIV/AIDS dan Hepatitis
• Teknologi yang biasa digunakan untuk pengolahan limbah adalah insinerator
yaitu controlled air incinerator , yang merupakan pengolahan secara termal
• Walaupun banyak teknologi lain, namun insinerator adalah yang paling umum
dipakai karena berbagai kelebihannya, yaitu dapat digunakan untuk semua limbah
penyebab infeksi dan kemampuan destruksi limbahnya
• Penggunaan insinerator limbah penyebab infeksi cukup rumit. Mulai dari
penimbangan dan pendataan limbah hingga prosedur operasinya harus tepat,
sehingga emisi udara yang dihasilkan bisa dibawah standar dan limbah dapat diolah
dengan sempurna. Karena itu dibutuhkan operator yang terlatih dengan baik
• Insinerator menyebabkan masalah pencemaran udara, karena itu kita dapat
menerapkan teknologi pengontrol pencemaran udara seperti dry scrubber atau wet
scrubber.
Daftar Pustaka