Anda di halaman 1dari 44

Lelah dan Lemas yang

Berkepanjangan
Listyani Gunawan
-405090258-
Learning Object
3M eritropoesis(tempat, proses, faktor)
fungsi, struktur eritrosit
3M struktur, jenis, fungsi, biosintesis Hb
3M kelainan eritrosit dan Hb
◦ Anemia(definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi,
pemeriksaan fisik&lab, tatalaksana, epidemiologi)
◦ Hbpati(thalasemia, Hb varian)
◦ Sideroblastik
3M Hub gizi Fe dan anemia
sumber dan peran gizi
tatalaksana anemia-gizi
• Intrameduler  sumsum tulang
• Vertebra, sternum, tulang tengkorak, Dewasa
sakrum&pelvis, ujung tulang panjang
• Ekstra meduler  hati, limpa, RES
S
• Intra meduler  sumsum tulang(semua Post- POIESI
tulang) natal HEMO
• Ekstra meduler  hati dan limpa
• Std. mesoblastik(2-10minggu) yolk sac Pre-Natal
• Std. hepatik(6minggu-6/7bulan) hati&limpa
• Std. meduler(5-9bulan) sumsum tulang
Fungsi Faktor Pertumbuhan
Menyebabkan proliferasi sel
Menstimulasi diferensiasi
Maturasi
Menghambat apoptosis
Mempengaruhi sel matur yang tidak
membelah
Faktor Pertumbuhan Hemopoetik
IL-1
Bekerja pada Stroma
TNF
SCF(Stem Cell Factor)
Bekerja pada sel induk pluripoten
Ligan Flt(Flt-L)
IL-3
GM-CSF
Bekerja pada sel progenitor IL-6
mutipotensial
G-CSF
Trombopoietin
G-CSF
M-CSF
Bekerja pada sel progenitor terikat IL-5(eosinophil-CSF)
Eritropoietin
Trombopoietin
Faktor2
Oksigenasi jaringan
Hormon eritropoietin
AA/protein
Vitamin : B12, B6, as.folat, riboflavin,
as.pantotenat, niasin, vit C
Mineral : Fe, Cu, Zn
Hormon androgen, kortikosteroid, dan
tiroksin
Morfologi Eritrosit Fungsi Eritrosit
 Sel datar  HbMengikat molekul O2
 Membentuk cekungan di
tengah sel(bikonkaf)
  = ±8m Fragilitas osmotik
 Tebal bagian pinggiran sel
±2m
 Tebal bagian tengah sel
±1m
Viskositas dan volume darah

♂ = 5 – 5,5 juta/mm3
♀ = 4,5 – 5 juta/mm3
Membran eritrosit
Lipid bilayer provides a permeability
barrier between the external
environmentand the red cytoplasm
Integral proteins  span the membrane
Membrane sceletone  provides integrity
to the cell
Struktur Hb
Primary structure
Secondary structure
Tertiary structure of  &  chains 2,3
Quarternary structure 1,2
Hb
Heme Globin

4 cincin protoporfirin 2 pasang rantai


+ polipeptida
Fe 2+ (1 psg rantai -globin
dan non -globin)
Jenis Hb  berdasarkan letak
Hb A & Hb A2 : hemoglobin dewasa
normal
Hb F : hemoglobin fetus
Hb S : Hemoglobin pada penyakit sel
sabit
Hb : Memphis
Jenis Hb
Embryonic Hb Gower 1 (22)
Gower 2 (22)
Portland (22)

Fetal Hb Hb F (22)
Adult Hb Hb A (22)
Hb A2 (22)
Hb F (22)
Fungsi Hb
Transport O2 dari paru-paru ke jaringan
Pembuangan CO2
Pemberi warna darah
Lambung + Hcl  Duodenum Fe3+ 
Diet
Fe3+ Fe2+

Sumsum tulang Fe2+


+ protoporfirin Plasma Fe2+ + - Sel mukosa Fe2+
heme globulin  transferin +apoferitin  feritin
Heme+globin Hb

Dekstrusi Hb
Hb
RES
• Enzim
• Feritin
Anemia Bilirubin • Hemosiderin
Eritrosit mikrositik
hipokrom
Anemia
Kadar Hb dalam darah < normal, disertai jumlah eritrosit dan
hematokrit
Penyebab :
◦ Defisiensi nutrisi yang diperlukan untuk eritropoiesis (Nutritional anemia)
◦ Kegagalan sumsum tulang memproduksi eritrosit
◦ Adanya gangguan pada ginjal(Renal anemia)
◦ Kehilangan banyak darah(Hemorrhagic anemia)
◦ Banyaknya hemolisis(Hemolytic anemia)
◦ Genetik (Hbpati, Thalassemia, Enzyme abnormalities of the glycolytic
pathways, Defects of the RBC cytoskeleton, Congenital dyserythropoietic
anemia, Rh null disease, Hereditary xerocytosis, Abetalipoproteinemia, Fanconi
anemia)
◦ Immunologic - Antibody-mediated abnormalities
◦ Physical effectsTrauma(Burns,Frostbite,Prosthetic valves and surfaces)
◦ Drugs and chemicals(Aplastic anemia,Megaloblastic anemia)
◦ Chronic diseases and malignancies(Renal disease,Hepatic disease,Chronic
infections,Neoplasia,Collagen vascular diseases
◦ Infections(Viral - Hepatitis, infectious mononucleosis, cytomegalovirus,Bacterial
- Clostridia, gram-negative sepsis,Protozoal - Malaria, leishmaniasis,
toxoplasmosis
An.
Normositik
normokrom
An.
Morfologi Mikrositik
hipokrom
An.
Makrositer
Kurang bahan
Klasifik Akibat
Fe, B12, as
hemoragik
asi folat Akibat peny
Gangguan Gangguan kronis
Anemia pembentukan penggunaan
eritrosit besi
Sideroblastik
Kerusakan
sumsum
tulang
Etiologi
Membranopati

An. Hemolitik
intrakorpuskul Enzimnopati
Akibat ar
hemolitik An. Hemolitik
ekstrakospuku Hbpati
lar
Idiopatik
Tanda Gejala

 Pucat(bantalan kuku, telapak  Gelisah


tangan, membran mukosa  Napas pendek
mulut, konjungtiva)
 Lemah, pingsan, sakit
 Koilonikia def Fe
kepala
 Ikterus An.
 Letargi
Hemolitik/megaloblastik
 Palpitasi
 Ulkus tungkai  As. Sel
 Angina pektoris
sabit/hemolitik
 Deformitas tulang  Tinitus
thalasemia mayor&An  Diaforesis
hemolitik kongenital yg berat  takikardia

Tanda & Gejala


Anemia Hipokromik Mikrositer

Besi serum

Menurun Normal

TIBC TIBC Feritin normal


Feritin Feritin N /

Besi sumsum Besi sumsum Ring sideroblast


Tulang negatif Tulang positif Elektroforesis Hb
Dalam sumsum
tulang

Hb A2
HbF

Anemia Anemia akibat Anemia


Thalasemia beta
Defisiensi besi Penyakit kronik sideroblastik
An. Def Fe
Penyebab :
Perdarahan kronik
◦ Uterus Menstruasi
◦ GIulkus peptikum, varises esofagus, karsinoma
lambung, dll
◦ Hematuria, Hburia, hemosiderosis pulmonal, kehilangan
darah yang ditimbulkan sendiri
Kebutuhan  prematuritas, pertumbuhan,
kehamilan, terapi eritropoietin
Malabsorpsi
Diet yg buruk
Umum Khas

 Hb <8gr/dL  Koilonychia
 Badan lemah & lesu  Atrofi papila lidah
 Cepat lelah  Stomatitis angularis
 Mata berkunang-kunang  Disfagia
 Tinitus
 Atrofi mukosa gaster
 Konjungtiva tidak anemis
 pagofagia
 Jar. Di bwah kuku pucat
 Pada anak2 : iritabilitas,
fungsi kognitif buruk,
perkemb psikomotor turun

GEJALA
Kegagalan respon thd besi oral
Perdarahan berkelanjutan
Tidak makan tablet
Salah diagnosis
Def campuran(+as folat & B12)
Penyebab anemia laian
Malabsorpsi
Penggunaan preparat lepas lambat
An. Peny kronik
Penyebab :
Peny radang kronik
◦ Infeksi : abses paru, TBC, osteomielitis,
pneumonia,endokarditis bakterialis,dll
◦ Non-infeksi : artritis rematoid, lupus
eritematosus sistemik, peny Chron,dll
Peny keganasan karsinoma, limfoma,
sarkoma
Thalasemia
◦Thalasemia : Terjadi karena produksi Hb yang
tidak adekuat akibat kurang/tidak adanya sintesa
satu atau lebih rantai polipeptida globin
◦Atau kelompok kelainan genetik heterogen, yang
timbul akibat berkurangnya kecepatan sintesis
rantai α atau ß.
PATOFISIOLOGI
 Molekul globin terdiri atas sepasang rantai- dan
sepasang rantai lain yang menentukan jenis Hb. Pada
orang normal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A
(merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari 2 rantai-
 dan 2 rantai- = 22), Hb F (< 2% = 22) dan
HbA2 (< 3% = 22). Kelainan produksi dapat terjadi
pada rantai- (-thalassemia), rantai- (-thalassemia),
rantai- (-thalassemia), rantai- (-thalassemia),
maupun kombinasi kelainan rantai- dan rantai- (-
thalassemia).
PATOFISIOLOGI
 Padathalassemia-, kekurangan produksi rantai beta
menyebabkan kekurangan pembentukan 22 (Hb A);
kelebihan rantai- akan berikatan dengan rantai- yang
secara kompensatoir Hb F meningkat; sisanya dalam
jumlah besar diendapkan pada membran eritrosit
sebagai Heinz bodies dengan akibat eritrosit mudah
rusak (ineffective erythropoesis).
Klasifikasi Thalasemia α
Ekspresi Temuan
Tipe Thalasemia Gambaran Hematologis Ekspresi Klinis
Gen-Globin Hemoglobin

Talasemia α-2 Mikrositosis ringan atau


-α/αα Normal Normal
(silent carier) normal

Bayi baru lahir: Hb


Barts (γ4) 5-10 %
-α/-α Mikrositosis, hipokromia,
Talasemia α-1 --/αα Biasanya normal
anemia ringan
Anak atau dewasa:
normal

Bayi baru lahir :


Mikrositosis, benda inklusi Hb Barts (γ4) 20-30
dengan pengecatan Thalasemia %
Penyakit Hb H -α/--
supravital, anemia sedang- intermedia
berat Anak atau dewasa:
HbH (β4) 4-20%

Hb Barts (γ4) 80-


Anisositosis, poikilositosis, Hidrops fetalis,
Hidrops fetalis --/-- 90% ; tidak ada
anemia berat. biasanya lahir mati.
HbA atau HbF.
Sindrom Thalasemia-α
Dampak :
 Jika tidak terdapat keempat gen globin-α menyebabkan
kematian in-vitro (hidrops fetalis).
 Delesi tiga gen α menyebabkan anemia mikrositik
hipokrom yang cukup berat (hb 7-11 g/dl) disertai
splenomegali.
 Hilangnya satu atau dua gen, menyebabkan MCV dan
MCH berjumlah rendah dan jumlah eritrosit lebih dari
5,5X1012 /l.
Klasifikasi Thalasemia β
Tipe Thalasemia Ekspresi Gambaran Ekspresi Temuan
Gen-Globin Hematologis Klinis Hemoglobin
HbF > 90%
Anemia Tidak ada HbA
Homozigot βo βo / βo Anemiq berat
Cooley HbA2 meningkat
Anisositosis,
β /β
+ +
poikilositosis, Thalasemia Hb A : 20-40 %
Homozigot β+
anemia sedang- Intermedia HbF : 60-80 %
berat.
Mikrositosis, Mungkin
β / βo hipokromia, menderita Peningkatan
Heterozigot β o
HbA2 dan HbF
anemia ringan- splenomegali
sedang , ikterus
Mikrositosis,
β / β+
Heterozigot β+ hipokromia, Normal Normal
anemia ringan
Tipe Ekspresi Gen- Gambaran Temuan
Ekspresi Klinis
Thalasemia Globin Hematologis Hemoglobin
Penyandang
tenang β, β / β+ Normal Normal Normal
heterozigot
Bayi baru lahir:
Mikrositosis, anemia HbF: 5-20 %
Heterozigot δβ δβ / (δβ)o hipokromia, hemolitik HbA2: normal
anemia ringan dengan atau rendah
splenomegali
Bayi baru lahir: Bayi baru lahir:
anemia anemiaa
hemolitik hemolitik
mikrositosis dengan
Heterozigot γδβ γδβ / (γδβ)o normoblastemia splenomegali Normal

Dewasa:serupa Dewasa:serupa
dengan dengan
heterozigot δβ heterozigot
GAMBARAN KLINIS
Thalasemia β-mayor :
1. Anemia berat menjadi nyata pada usia 3-6 bulan setelah
kelahiran ketika seharusnya terjadi pergantian dari produksi
rantai-γ ke rantai-β.
2. Pembesaran hati dan limpa terjadi akibat destruksi
eritrosit yang berlebihan, hemopoeisis ekstramedula, dan
lebih lanjut akibat penimbunan besi.
3. Pelebaran tulang yang disebabkan oleh hiperplasia
sumsum tulang yang hebat menyebabkan terjadinya fasies
thalasemia dan penipisan korteks di banyak tulang,
dengan suatu kecenderungan terjadinya fraktur dan
penonjolan tengkorak dengan suatu gambaran ‘rambut
berdiri (hair-on-end)’ pada foto rontgen
4. Usia pasien dapat diperpanjang dengan pemberian
transfusi darah tetapi penimbunan besi yang
disebabkan oleh transfusi berulang tidak terhindarkan
kecuali bila diberikan terapi khelasi. Besi merusak
hati, organ endokrin dan miokardium.
5. Infeksi dapat terjadi.
6. Osteoporosis dapat terjadi pada pasien yang mendapat
transfusi dengan baik.
Hb varianurutan AA abnormal pada 1
atau lebih rantai polipeptida globin
Hb Struktur formula
Hb-S 226gluval
Hb-C 22 6glulys
Hb-E 22 26lys
Hb-D Punjab 22 121gln

Hb varian rantai  hanya terjadi pada Hb-A saja


Dapat mulai terdeteksi pada fetus

Hb varian rantai  terlibat dalam pembentukan Hb-A, Hb-A2, dan Hb-F


An. Sideroblastik
Anemia refrakter d sel hipokrom dalam
darah tepi dan besi sumsum tulang
meningkat adanya banyak ring
sideroblast
Klasifikasi
Herediter Didapat

 Lbih  Primer
sering terjadi pada
 mielodisplasia
pria
 Sekunder
 Dibawa oleh wanita
 Pembentukan sideroblas cincin
 Jarang terjadi pada wanita
pada:
 Peny keganasan sumsum
tulang
 Obat
 Kondisi jinak spt anemia
hemolitik, megaloblastik,
malabsorpsi, artritis
rematoid
Diagnosa lab anemia hipokrom
Defisiensi besi Radang Pembawa gen Anemia sideroblastik
kronik/keganasan thalasemia (α / β)

MCV Menurun Normal/menurun menurun; sangat Biasanya rendah pd jenis


sebanding dgn sedikit rendah jk dibanding kongenital,tetapi MCV
MCH beratnya derajat anemia seringkali meningkat pd
anemia jenis yg didapat

Besi serum Menurun Menurun Normal Meningkat


TIBC Meningkat Menurun Normal Normal
Reseptor Meningkat Normal/rendah Bervariasi Normal
transferin
serum

Feritin serum Menurun Normal/meningkat Normal Meningkat

Cadangan besi Tidak ada Ada Ada Ada


sumsum tulang

Besi eritroblas Tidak ada Tidak ada Ada Bentuk cincin


Elektroforesi Normal Normal HbA2 meningkat normal
s hemoglobin pd bentuk β
Pemeriksaan An. Def Fe An Sideroblastik Hb-pati
Darah tepi SDM mikrositik SDM normositik & Sel sasaran+
hipokrom mikrositik hipokrom Eritrosit berinti
Anisitosis Sferosit Polikromasi
Poikilositosis Sel sasaran ± Benda inklusi
Sel pensil + Bintik basofil
Kristal HbC
Sumsum tulang Hiperseluler Ringed sideroblast Hperseluler
Eritropoiesis Eritropoiesis
hiperaktif hiperaktif
Banyak metarubrisit Banyak rubrisit
Gangguan Cadangan Fe 
pematangan
sitoplasma
Cadangan Fe (-)
Pemeriksaan lain Serum ion  SI normal SI normal
TIBC  TIBC normal TIBC normal
Saturasi Ferritin Feritin normal
transferin(<5%)
Feritin
Elektroforesa Hb Normal Normal •Thalasemia
Hb F<1% Hb-F<1% Hb F& Hb A2 tgg
Hb A2 < 3,5 % Hb A2< 3,5% • Thalasemia 
Hb A2, Hb F, Hb A

Hub Gizi Fe dan anemia

Heme Mikrositik
Intake Fe (-)
(-) Hb 

Jumlah eritrosit Pengikatan O2 


& Ht  Mudah lisis
Sumber dan peran gizi
Peran
◦ Untuk pertumbuhan dan perkembangan
◦ Berperan dalam pembentukan SDM
◦ Mengikat O2
Sumber Fe
◦ Kadar tinggi(5mg/100g)  hati, jantung, kuning telur,
ragi, kerang, kacang-kacangan, dan buah-buahan kering
tertentu
◦ Kadar sedang(1-5mg/100g)  daging, ikan, unggas,
sayuran hijau, biji-bijian
◦ Kadar rendah(<1mg/100g)  susu dan sayuran kurang
hijau
Tatalaksana
Dietyg mengandung Fedaging merah, kuning telur,
kacang2an, ragi, buah-buahan kering tertentu, sayuran hijau
Farmakologi
◦ Oral

Preparat Tablet(mg) Elemen besi Dosis lazim


tiap tablet dewasa
Fero 325 65 3-4
sulfat(hidrat)
Fero glukonat 325 36 3-4
Fero fumarat 200 66 3-4
Fero fumarat 325 106 2-3

◦ Parenteral
 Iron dextran(imferon)
 Iron-sucrose
 Iron sodium gluconate
Fe
Absorpsi  di duodenum dan jejenum
proksimalFe2+Fe3+ masuk ke plasma lewat
transferin/diubah menjadi feritin
◦ Abs dg bantuan kobal, inosin, etionin, vit C, HCl, suksinat,&
senyawa asam lain (keadaan asam mereduksi Fe3+Fe2+ dan
menghambat terbentuknya kompleks Fe dengan makanan yang tidak
larut)
◦ Abs   bila terdapat fosfat/antasida
 oleh transferin dibawa ke sumsum tulang
Distribusi
Metabolisme
◦ Bila tidak terjadi elektropoesis= Fe+apoferitin feritin, di simpan di sel
mukosa usus halus dan RES
Ekskresi melalui sel epitel kulit dan saluran cerna yg terkelupas,
keringat, urin, feses, kuku dan rambut yang dipotong
Daftar pustaka
http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview
William WJ, Beutler E, Erskev AJ, Lichtman MA,
Hematology, 6th ed. New York:Mc Graw Hill,2001
Hoffbrand AV, Pettit JE., Kapita Selekta Hematologi, edisi 4,
Jakarta,2005
Gunawan SG,Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth, Farmakologi
dan Terapi. Edisi 5,Jakarta:FKUI,2007
Sudoyo AW.Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II, edisi 5. Jakrta: Interna
Publishing,2009
Sherwood L, Human Physiology,7th ed. Canada,2007
Young N, Rodgers G, The Bethesda of Clinical Hematology,
2nd ed.Philadelphia:Wolters Kluwer,2010

Anda mungkin juga menyukai