Anda di halaman 1dari 24

1.

Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikansecara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

1. Menurut T.M.A. Ari Samadhi


Tend to Remember
about:
Level of Involvement
10% Reading
Verbal
20% Hearing Words Receiving
30% Looking at Pictures

PASSIVE
Watching a Video

Looking at an Exhibit
50% Visual
Watching a Demonstration Receiving

Seeing it Done on Location

Participating in a Discussion
70% Participating
Giving a Talk

Doing a Dramatic Presentation ACTIVE


90% Simulating the Real Experience Doing
Doing the Real Thing

Gambar 1. Efektifitas Model Pembelajaran

Gambaran di atas menunjukkan dua kelompok model pembelajaran yaitu


pembelajaran Pasif dan Pembelajaran Aktif. Gambaran tersebut juga
menunjukkan bahwa kelompok pembelajaran aktif cenderung membuat
mahasiswa lebih mengingat (retention rate of knowledge) materi kuliah. Oleh
sebab itu dalam pembelajaran engineering model pembelajaran aktif ini
merupakan alternatif yang harus diperhatikan jika kualitas lulusan ingin
diperebaiki. Penggunaan cara-cara pembelajaran aktif baik sepenuhnya atau
sebagai pelengkap cara-cara belajar tradisional akan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
A. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan mahasiswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran
itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar mahasiswa maupun mahasiswa
dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut:
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh
pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis
dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
2. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi kuliah,
4. Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi,
5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
B. Beberapa Teknik Pembelajaran Aktif
Ada banyak teknik pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana – yang
tidak memerlukan persiapan lama dan rumit serta dapat dilaksanakan relatif
dengan mudah -- sampai dengan yang rumit – yaitu yang memerlukan
persiapan lama dan pelaksanaan cukup rumit. Beberapa jenis teknik
pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1. Think-Pair-Share
Dengan cara ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkan
sendiri kurang lebih 2-5 menit (think), kemudian mahasiswa diminta untuk
mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan teman yang duduk di
sebelahnya (pair). Setelah itu pengajar dapat menunjuk satu atau lebih
mahasiswa untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu
bagi seluruh kelas (share).
Teknik ini dapat dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik,
misalkan setelah 10-20 menit kuliah biasa. Setelah selesai kemudian
dilanjutkan dengan membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan
cara ini kembali setelah topik tersebut selesai dijelaskan.
2. Collaborative Learning Groups
Dibentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 mahasiswa yang dapat bersifat
tetap sepanjang semester atau bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan
kuliah. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua kelompok dan penulis.
Kelompok diberikan tugas untuk dibahas bersama dimana seringkali tugas ini
berupa pekerjaan rumah yang diberikan sebelum kuliah dimulai. Tugas yang
diberikan kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentuk makalah maupun
catatan singkat.

3.3 Student-led Review Session


Jika teknik ini digunakan, peran pengajar diberikan kepada mahasiswa.
Pengajar hanya bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Teknik ini
misalkan dapat digunakan pada sesi review terhadap materi kuliah. Pada
bagian pertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa diminta
untuk mediskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi
tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lain
menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah
satu mahasiswa dalam kelompok tersebut memberikan ilustrasi bagaimana
suatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada bagian kedua kegiatan
ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses ini dipimpin oleh mahasiswa dan
pengajar lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan
dalam proses pembelajaran tersebut.
4. Student Debate
Diskusi dalam bentuk debat dilakukan dengan memberikan suatu isu
yang sedapat mungkin kontroversial sehingga akan terjadi pendapat-pendapat
yang berbeda dari mahasiswa. Dalam mengemukakan pendapat mahasiswa
dituntut untuk menggunakan argumentasi yang kuat yang bersumber pada
materi-materi kelas. Pengajar harus dapat mengarahkan debat ini pada inti
materi kuliah yang ingin dicapai pemahamannya.
5. Exam questions writting
Untuk mengetahui apakah mahasiswa sudah menguasai materi kuliah
tidak hanya diperoleh dengan memberikan ujian atau tes. Meminta setiap
mahasiswa untuk membuat soal ujian atau tes yang baik dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa mencerna materi kuliah yang telah diberikan
sebelumnya. Pengajar secara langsung bisa membahas dan memberi
komentar atas beberapa soal yang dibuat oleh mahasiswa di depan kelas
dan/atau memberikan umpan balik kemudian.
6. Class Research Symposium
Cara pembelajaran aktif jenis ini bisa diberikan untuk sebuah tugas
perancangan atau proyek kelas yang cukup besar. Tugas atau proyek kelas ini
diberikan mungkin pada awal kuliah dan mahasiswa mengerjakannya dalam
waktu yang cukup panjang termasuk kemungkinan untuk mengumpulkan
data atau melakukan pengukuran-pengukuran. Kemudian pada saatnya
dilakukan simposium atau seminar kelas dengan tata cara simposium atau
seminar yang biasa dilakukan pada kelompok ilmiah.
7. Analyze Case Studies
Model seperti ini banyak diberikan pada kuliah-kuliah bisnis. Dengan
cara ini pengajar memberikan suatu studi kasus yang dapat diberikan
sebelum kuliah atau pada saat kuliah. Selama proses pembelajaran, kasus ini
dibahas setelah terlebih dahulu mahasiswa mempelajarinya. Sebagai contoh
dapat diberikan suatu studi kasus produk rancangan engineering yang
ternyata gagal atau salah, kemudian mahasiswa diminta untuk membahas apa
kesalahannya, mengapa sampai terjadi dan bagaimana seharusnya perbaikan
rancangan dilakukan.
A. Model pembelajaran Induktif dan Deduktif
1. Pendekatan Induktif
Pendekatan ini dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang
menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang
kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung
hasil simpulan. Langkah-langkah yang harus Anda tempuh dalam model
pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu: (1) guru memilih konsep,
prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif (2) guru
menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan
siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh, (3) guru
menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
mengangkat perkiraan, (4) menyimpulkan, memberi penegasan dari
beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak
lanjut.
2. Pendekatan Dekduktif
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan
penalaran dari umum ke khusus. Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh
dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai
berikut (1) guru memilih konsep, prinsip, Langkah-langkah yang ditempuh
dalam model pembelajaran keterhubungan sebagai berikut : (1) Guru
menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus, (2)Guru mencari tema
yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain, (3) Tema-tema
tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar diatas yang
cakupannya lebih luas, (4) Guru menjelaskan materi yang terdiri dari
beberapa tema diatas, (5) Guru mengadakan tanya jawab tentang materi
yang diajarkan, (6) Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok
kecil, (7) Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan
pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari
guru, (7) Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis
dan sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun
portofolio dan dikumpulkan minggu depan.
2. Pembelajaran Terpadu Model Webbed
Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau
hampir sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran
atau pada bidang Langkah langkah pembelajaran terpadu model integrated
sebagai berikut: (1) guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran
PKn yang akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain, (2)
guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki makna
yang sama, (3) guru memadukan tema-tema dari beberapa matapelajaran
yang dikemas menjadi satu tema besar, (4) guru menyusun RPP yang terdiri
dari gabungan konsep-konsep beberapa mata-pelajaran, (5) guru
menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya
memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.
3. Model Pembelajaran menurut Hiryanto, M.Si
a. Kelompok model Pengelolahan Informasi (The Information Processing
model).
Pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat
dorongan internal manusia untuk memahami dunia dengan cara
menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan
mengupayakan jalan pemecahannya serta menggembangkan bahasa
untuk mengungkapkannya.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
1. Pencapaian konsep (Concept Attainment)
2. Berpikir induktif (Inductive thinking)
3. Latihan penelitian (Inquiry Training)
4. Pemandu awal (Advance Organizer)
5. Memorisasi (Memorization)
6. Pengembangan intelek (Developing Intellect)
7. Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry)
b. Kelompok model personal (The personal models)
Memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha
menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi
semakin sadar diri dan bertanggungjawab atau tujuannya.
Model yang termasuk dalam kelompok ini:
1. Pengajaran tanpa arahan (Non Directive Teaching)
2. Sinektiks (Synectics Model)
3. Latihan kesadaran (Awarenes Training)
4. Pertemuan Kelas (Classroom Meeting)
c. Kelompok model sosial (the social models)
Model ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama
Model dalam kelompok ini terdiri dari:
1. Investigasi kelompok (Group invetigation)
2. Bermain peran (Role Playing)
3. Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry)
4. Latihan Laboratoris (Laboratory Training)
5. Penelitian Ilmu Sosial (Social Science Inquiry)
d. Kelompok model sistem perilaku (the behavioral model)
Dasar teoritiknya adalah teori-teori belajar sosial, sedang yang
menjadi dasar pemikiran adalah sistem komunikasi yang mengkoreksi
sendiri yang memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan
bagaimana tugas dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
1. Belajar tuntas (Mastery learning)
2. Pembelajaran langsung (Direct Instruction)
3. Belajar kontrol diri (Self control learning)
4. Latihan pengembangan ketrampilan dan konsep (Training for skill
and concept development)
5. Latihan Asertif (Assertive training)

2. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah konsep dasar yang
mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.

A. Pembelajaran Berbasis Luas dan Mendasar


Pembelajaran berbasis luas dan mendasar adalah pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta, untuk memahami dan menguasai
konsep dan prinsip keilmuan yang melandasi suatu bidang keahlian, agar tidak
hanya memahami dan menguasai "apa" dan "bagaimana" suatu pekerjaan
dilakukan, tetapi harus sampai kepada pemahaman dan penguasaan tentang
"mengapa"-nya.
B. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah suatu proses pembelajaran
yang perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan
kompetensi.
C. Pembelajaran Tuntas
Pembelajaran tuntas (mastery learning) diartikan sebagai suatu strategi
pembelajaran, dimana keberhasilan peserta ditentukan oleh pencapaian tingkat
penguasaan kompetensi minimal yang dipersyaratkan untuk dinyatakan
menguasai (mastery). Jadi peserta hanya boleh pindah topik atau program, jika
topik atau program yang sedang dipelajarinya telah dikuasai secara tuntas
sampai standar minimal yang dipersyaratkan.
D. Pembelajaran Berbasis Normatif dan Adaptif
Pembelajaran berbasis normatif dan adaptif merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memandang peserta Diklat sebagai pribadi utuh, yang
memiliki norma-norma sebagai makhluk sosial (anggota masyarakat) dan
memiliki potensi untuk berkembang secara mandiri. Wawasan ini sangat
penting agar proses pembelajaran tidak hanya dipandang sebagai proses transfer
ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga merupakan proses pembentukan
watak, kepribadian, sikap, dan kemandirian peserta.
E. Pembelajaran Berbasis Produksi
Pembelajaran berbasis produksi adalah proses pembelajaran keahlian atau
keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau
jasa sesuai tuntutan pasar atau konsumen.
F. Pembelajaran di Dunia Kerja
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi di mana setiap peserta
mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada
pekerjaan yang sesungguhnya.
G. Pembelajaran Berwawasan Lingkungan
Pembelajaran berwawasan lingkungan adalah program pembelajaran yang
memasukan dasar-dasar pendidikan lingkungan hidup secara terintegrasi, agar
peserta memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku rasional serta
tanggung jawab sosial, politik, ekonomi, dan kesejahteraan bagi keluarga,
masyarakat, negara, dan ummat manusia pada umumnya.

3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan
bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu
pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran.
Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang
difokuskan ke pencapaian tujuan
1. Ceramah
Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi
metode yang bervariasi. Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan
dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah
pendapat, disko, pleno, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang
dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan
peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan
pengalaman peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti bahan serahan (
handouts), transparansi yang ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang
ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan dan/kertas plano,
dll.

2. Diskusi umum (diskusi kelas)


Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/
pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok
pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para
peserta dapat saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya.
Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi
biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan
berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi
kelompok, permainan, dan lain-lain.
3. Curah Pedapat (Brainstorming)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari
semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat
ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta
lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk
ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi
(kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau
berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau
peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.

4. Diskusi Kelompok
Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik
dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-
kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini
dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam
diskusi yang lebih luas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan
kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik
mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan
diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau
diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai
dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
5. Bermain Peran (Role-Play)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk „menghadirkan‟
peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu „pertunjukan peran‟ di
dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar
peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya: menilai keunggulan maupun
kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/
alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih
menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam „pertunjukan‟, dan bukan
pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
6. Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di
dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang
dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan
keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).Contoh lainnya, dalam sebuah
pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar
seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya.
Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar
akan ditemui dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus
kelompok, dsb.). Dalam contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan
bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai
dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan
dilakukannya.
7. Sandiwara
Metode sandiwara seperti memindahkan „sepenggal cerita‟ yang
menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan.
Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa
peristiwa (kasus). Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan
berbagai permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan refleksi dan
analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu, rana penyadaran dan
peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.

8. Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan
peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah
pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada
peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi
proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk
memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya, setelah
demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil,
peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat,
melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang
dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana
keterampilan.

9. Praktek Lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di „lapangan‟, yang bisa berarti di
tempat kerja, maupun di masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah
pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta,
sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan
kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan.
10. Permainan (Games)
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain
pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker
adalah „pemecah es‟. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah
situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk
membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.
Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan
untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak
(akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan
belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira
meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.Sebaiknya permainan
digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi
waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi
suatu „aksi‟ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik
dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai,
atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana
sikap-nilai.
4. Strategi Pembelajaran
Pengertian Strategi pembelajaran cukup beragam walaupun pada
dasarnya sama. Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah
suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif
kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
B. Metode Pembelajaran:
(1) Metode Ceramah,
(2) Metode Tanya Jawab,
(3) Metode Diskusi,
(4) Metode Simulasi,
(5) Metode pemberian tugas,
(6) Metode Karyawisata ,
(7) Metode Laboratorium,
(8) Metode Sosiodrama,
(9) Metode Demonstrasi,
(10) Metode problem solving (metode pemecahan masalah),
(11) Metode Individual

5. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai
teknik pembelajaran.
Berikut ini penulis mengemukakan ada 3 (tiga) teknik pembelajaran:
1. Teknik “Role Plying menggunakan Audio Visual”, bermain peran dengan
menggunakan proses pembelajaran Audio Visual. Pengertian lebih jelasnya,
yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan audio visual diperoleh dari
hasil pelaksanaan role plying peserta didik sendiri mengacu pada penanganan
pelayanan manusia. Audio visual tersebut adalah kamera film/handycam,
infocus, audio/video player dan layar.
Jenisnya, yaitu:
a. Role Playing menggunakan Audio Visual pada Kelompok Kecil.
Gambaran teknik ini dilakukan melalui partisipasi peserta didik, sebelumnya
dipersiapkan peran masing-masing peserta untuk pelaksanaan Role Playing.
Kasus perlu disediakan terlebih dahulu oleh fasilitator sesuai dengan pokok
bahasan materi pelatihan. Lebih baik diambil dari kliping Koran agar peserta
didik dapat memperoleh gambaran secara nyata tentang kejadian atau masalah
sebenarnya..
2. Role Playing menggunakan Audio Visual untuk Kelompok Sedang.
Pelaksanaan role playing dengan membuat peserta didik menjadi kelompok
sedang sebanyak 8-10 orang memungkinkan semua peserta diklat ikut terlibat
dalam kegiatan role playing. Jadi partisipasi peserta didik mempunyai rasa
keterlibatan secara utuh dalam proses pembelajaran, karena sejumlah peserta
diklat dipecah ke dalam kelompok-kelompok sedang sejumlah tersebut. Oleh
karena itu dengan pembentukan kelompok sejumlah tersebut akan lebih baik
dari pada hanya dengan menggunakan role playing kelompok kecil.
3. Role Playing menggunakan Kelompok Besar.
Usahakan peserta didik sebanyak kurang lebih 30 orang semuanya ikut terlibat
untuk berpartisipasi dalam bermain peran. Berikan peluang sesuai dengan
keinginan masing-masing untuk menentukan perannya sesuai status dialur
cerita, kasus sebagai patokan untuk bermain peran. Bagikan bahan untuk
bermain peran agar semua bisa mempelajari dan memahami tentang garis besar
kejadiannya dari lembaran kasus. Kasus bisa direkayasa atau lebih baik
mengambil kliping kasus dari Koran atau tabloid, terutama kasus-kasus terkini.
sumber naskah : sigid rahmadi
DAFTAR PUSTAKA
http://kurikulumsmk.freehosting.net

http://www.depsos.go.id

http://smacepiring.wordpress.com

http://www.eng.unri.ac.id.

http://fip.uny.ac.id.

http://budimeeong.files.wordpress.pdf

http://mediadiknas.go.id.pdf

http://masririt.files.wordpress.com.ppt
TUGAS MATA KULIAH
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI
(AHYT 348)

PENGERTIAN TEKNIK, MODEL,


METODE, PENDEKATAN, DAN
STRATEGI MENGAJAR

DOSEN PENGASUH:
Dra. Asri Lestari, M. Pd
Dra. Siti Wahidah Arsyad, M. Pd

OLEH:
Siti Nurmiati
(A1C206023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2008

Anda mungkin juga menyukai