Anda di halaman 1dari 21

Keterkaitan CFC (CHloroFluoroCarbon) dengan Pemanasan Global saat ini

Pemanasan Global merupakan keadaan meningkatnya suhu rata-rata permukaan


bumi akibat
peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan
diikuti
dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan
dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan , di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim
(Climate •
Change)?
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama
yang
berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara)
serta
kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan.
Aktivitas
manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung
menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas

Pemanasan Global yang terjadi ini kemudian mempengaruhi perubahan iklim di


bumi kita, misalnya pola curah hujan.

Perubahan iklim di Indonesia berarti jutaan nelayan juga menghadapi kondisi cuaca yang lebih
keras, sementara stok ikan berkurang mempengaruhi pendapatan mereka. Indonesia's 40 million
poor, including farmers and fishermen, will be the worst affected due to threats including rising
sea levels, prolonged droughts and tropical cyclones, the report said. Indonesia's 40 juta miskin,
termasuk petani dan nelayan, akan terkena dampak paling parah karena ancaman termasuk
kenaikan permukaan laut, kekeringan yang berkepanjangan dan badai tropis, kata laporan itu.

"Seperti curah hujan menurun selama masa kritis tahun ini diterjemahkan menjadi resiko
kekeringan yang lebih tinggi, akibatnya penurunan hasil panen, dan ketidakstabilan ekonomi
secara drastis lebih banyak orang kurang gizi," kata Fitrian Ardiansyah, Direktur WWF-
Indonesia Program Iklim dan Energi. “This will undo Indonesia's progress against poverty and
food insecurity.” "Ini akan merusak kemajuan Indonesia melawan kemiskinan dan rawan
pangan."
WWF's review menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan selama sudah basah kali dalam
satu tahun dapat mengakibatkan risiko banjir tinggi, seperti banjir Jakarta Februari tahun ini yang
menewaskan lebih dari 65 orang dan pengungsi hampir setengah juta orang, dengan kerugian
ekonomi sebesar US $ 450 juta .

Lebih sering dan parah gelombang panas, banjir, peristiwa cuaca ekstrem dan kekeringan yang
berkepanjangan akan terus mengakibatkan peningkatan cedera, penyakit dan kematian. Terus
pemanasan suhu juga akan meningkatkan jumlah malaria dan demam berdarah kasus dan
menyebabkan peningkatan penyakit menular lainnya sebagai akibat dari gizi buruk karena
gangguan produksi pangan.

"Pemerintah Indonesia harus mengambil peran serius dan memimpin jalan dalam memerangi
perubahan iklim global," kata Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif dan CEO WWF-Indonesia.
"Indonesia harus menerima tantangan dari perubahan iklim, iklim menempatkan adaptasi dalam
agenda pembangunan, mempromosikan penggunaan lahan yang berkelanjutan, serta meminta
dukungan dari negara-negara industri."

Indonesia sudah menjadi signifikan penghasil gas rumah kaca akibat penggundulan hutan dan
perubahan penggunaan lahan, diperkirakan mencapai 2 juta hektar per tahun dan account untuk
85 persen negara emisi gas rumah kaca tahunan. It is also a serious coal producer and user in the
region. Ini juga merupakan produsen batubara yang serius dan pengguna di daerah.

“"Pemerintah Indonesia tahu betapa pentingnya tindakan terhadap perubahan iklim untuk negara
mereka sendiri dan orang-orang, dan telah melakukan banyak pekerjaan dalam mengarahkan
perundingan Bali," kata Hans Verolme, Direktur WWF untuk Program Perubahan Iklim Global.

Tapi efek akan dirasakan lebih akut oleh orang-orang miskin, yang tinggal di daerah-daerah yang
paling marjinal yang rentan terhadap kekeringan, misalnya, atau banjir dan tanah longsor.
Developed countries are responsible for the majority of greenhouse gas emissions which cause
global warming, said United Nations Development Programme's Country Director Hakan
Bjorkman. Negara-negara maju bertanggung jawab atas sebagian besar emisi gas rumah kaca
yang menyebabkan pemanasan global, kata United Nations Development Programme Country
Director Hakan Bjorkman. ""Masyarakat miskin berjalan di bumi dengan sangat ringan karbon,"
kata Bjorkman, tapi "mereka diatur ke paling menderita dari tindakan beberapa."

Pemanasan global dan perubahan iklim yang diamati pada bagian ini isu-isu global
situs web. Diperkenalkan adalah beberapa dampak perubahan iklim. Selain itu,
bagian ini berusaha memberikan wawasan ke dalam apa yang pemerintah,
perusahaan, lembaga-lembaga internasional, dan organisasi lainnya yang berusaha
untuk melakukan tentang masalah ini, serta tantangan yang mereka hadapi.
Beberapa konferensi besar dalam beberapa tahun terakhir juga dibahas.

Iklim berubahPemanasan bumi, dan sekarang ada konsensus ilmiah yang luar biasa itu terjadi,
dan manusia-induced. Dengan pemanasan global terhadap peningkatan dan spesies dan
habitatnya di penurunan, kemungkinan untuk ekosistem untuk beradaptasi secara alami
berkurang.
Banyak yang sepakat bahwa perubahan iklim mungkin menjadi salah satu ancaman terbesar yang
dihadapi planet. Beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan suhu di berbagai daerah, dan
/ atau meningkatkan ekstremitas dalam pola cuaca.

Bagian ini membahas apa yang menyebabkan perubahan iklim, apa dampak dan di mana
konsensus ilmiah saat ini.

Read “ Climate Change and Global Warming Introduction ” to learn more. Baca "Perubahan
Iklim dan Pemanasan Global Pendahuluan" untuk belajar lebih banyak.

Global Dimming Global Peredupan


Posted Saturday, January 15, 2005. Posted Sabtu, Januari 15, 2005.

Penelitian telah menunjukkan bahwa polusi udara dari penggunaan bahan bakar fosil membuat
awan lebih mencerminkan sinar matahari kembali ke angkasa. Hal ini menimbulkan efek yang
dikenal sebagai peredupan global di mana sedikit panas dan energi mencapai bumi Pada
awalnya, kedengarannya seperti penyelamat ironis masalah perubahan iklimNamun, diyakini
bahwa peredupan global menyebabkan kekeringan di Ethiopia pada 1970-an dan 80-an di mana
jutaan orang meninggal, karena belahan bumi utara samudra itu tidak cukup hangat untuk
memungkinkan pembentukan hujan. Peredupan global juga menyembunyikan kekuatan
sebenarnya pemanasan global. Dengan membersihkan peredupan global-menyebabkan polusi
tanpa mengatasi emisi gas rumah kaca, pemanasan cepat telah diamati, dan berbagai kesehatan
manusia dan menyebabkan bencana ekologis, seperti yang disaksikan selama gelombang panas
Eropa pada tahun 2003, yang melihat ribuan orang meninggal.

Read “ Global Dimming ” to learn more. Baca "Global Peredupan" untuk belajar lebih banyak.

UN Framework Convention on Climate Change Konvensi


Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim
Last updated Saturday, December 25, 2004. Last updated Sabtu, Desember 25, 2004.

Dunia sebagian besar setuju bahwa sesuatu harus dilakukan tentang pemanasan global dan
perubahan iklim. Batu sandungan pertama, bagaimanapun, telah mencoba untuk mendapatkan
persetujuan mengenai kerangka kerja. Pada tahun 1988, Panel Antarpemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC) telah dibuat oleh United Nations Environment Programme (UNEP) dan
World Meterological Organisasi (PPL) untuk menilai pengetahuan ilmiah pemanasan
global.IPCC menyimpulkan pada 1990 bahwa ada konsensus internasional yang luas bahwa
perubahan iklim adalah akibat manusia. Cara membuat laporan itu ke konvensi internasional
untuk perubahan iklim, pada Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim
(UNFCCC), yang ditandatangani oleh lebih dari 150 negara pada KTT Bumi Rio pada tahun
1992. Bagian ini membahas Konvensi ini dan beberapa prinsip-prinsip utama di dalamnya.
Read “ UN Framework Convention on Climate Change ” to learn more. Baca "Konvensi
Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim" untuk belajar lebih banyak.

Reactions to Climate Change Negotiations and Action


Reaksi terhadap Perubahan Iklim Negosiasi dan Aksi
Last updated Sunday, October 04, 2009. Terakhir diperbarui minggu, October 04, 2009.

Amerika Serikat ditambah beberapa negara lain, dan banyak perusahaan besar, telah melawan
perjanjian perubahan iklim karena takut akan ancaman terhadap perekonomian dan keuntungan
mereka jika mereka harus membuat perubahan substansial.

Namun, karena lebih banyak ilmu perubahan iklim telah muncul selama bertahun-tahun, banyak
perusahaan yang menerima hal ini dan bahkan meminta pemerintah mereka untuk lebih aksi
sehingga ada klarifikasi cepat pada aturan-aturan baru permainan, sehingga mereka dapat
melanjutkan usaha mereka.

Bagian ini membahas beberapa dari mereka yang ketakutan untuk melihat apakah mereka dapat
dibenarkan atau tidak.

Read “ Reactions to Climate Change Negotiations and Action ” to learn more. Baca "Reaksi
terhadap Perubahan Iklim Negosiasi dan Aksi" untuk belajar lebih banyak.

Global Warming, Spin and Media Pemanasan Global, Spin


dan Media
Last updated Sunday, October 04, 2009. Terakhir diperbarui minggu, October 04, 2009.

Selama bertahun-tahun, besar, bisnis dan pemerintah yang berpengaruh telah menentang gagasan
pemanasan global. Banyak yang menuangkan banyak sumber daya ke dalam mendiskreditkan
apa yang secara umum telah diterima untuk waktu yang lama seperti nyata. Sekarang, arus utama
umumnya khawatir tentang dampak perubahan iklim dan wacana tampaknya telah bergeser
sesuai. Bahkan beberapa bisnis yang pernah terlibat dalam kampanye disinformasi telah berubah
pendapat mereka, beberapa bahkan meminta pemerintah untuk regulasi dan arahan mengenai
masalah ini. Namun, beberapa perusahaan dan organisasi berpengaruh masih berusaha untuk
melemahkan tindakan perubahan iklim dan kekhawatiran. Apakah semua ini berarti jenis yang
berbeda berputar dan propaganda dengan usaha-usaha cuci hijau dan informasi menyesatkan
menjadi norma, atau akan ada sekarang akan perubahan besar dalam sikap untuk melihat solusi-
solusi konkret yang diusulkan dan dilaksanakan?

Read “ Global Warming, Spin and Media ” to learn more. Baca "Pemanasan Global, Spin dan
Media" untuk belajar lebih banyak.

Climate Justice and Equity Iklim Keadilan dan Ekuitas


Last updated Sunday, October 04, 2009. Terakhir diperbarui minggu, October 04, 2009.

Selama beberapa tahun, ada kekhawatiran bahwa negosiasi perubahan iklim pada dasarnya akan
mengabaikan prinsip kunci dari kerangka kerja negosiasi perubahan iklimThis recognizes that
historically: Ini mengakui bahwa secara historis:

• Negara-negara industri telah dipancarkan jauh lebih banyak emisi gas rumah kaca
(meskipun beberapa negara berkembang hanya sekarang meningkatkan mereka);
• Oleh karena itu negara-negara kaya menghadapi tanggung jawab dan beban terbesar bagi
tindakan untuk mengatasi perubahan iklim, dan
• Oleh karena itu negara-negara kaya harus mendukung negara-negara berkembang
beradaptasi-melalui pendanaan dan transfer teknologi, misalnya.

Pengertian keadilan iklim biasanya diabaikan oleh banyak negara-negara kaya dan media utama
mereka, sehingga mudah untuk menyalahkan Cina, India dan negara-negara berkembang lainnya
untuk kegagalan dalam negosiasi mitigasi perubahan iklim.

Pembangunan ahli, Martin Khor, menghitung bahwa emisi sejarah mengambil diperhitungkan,
negara-negara kaya utang berutang karbon karena mereka telah digunakan lebih dari kuota yang
adil emisi.

Namun, pada tahun 2050 ketika pengurangan emisi tertentu yang dibutuhkan oleh, mereka
mengurangi emisi masih menambahkan hingga akan pergi ke adil mereka:
Namun, daripada terus menyusuri jalan pembangunan yang tidak seimbang, negara-negara
industri dapat membantu melunasi utang karbon oleh negara-negara berkembang benar-benar
membantu mengembangkan bersih sepanjang jalan, seperti melalui yang dijanjikan-tapi-hampir-
disampaikan transfer teknologi, keuangan, dan kapasitas gedung.

Namun sejauh ini, negara-negara kaya telah melakukannya dengan sangat sedikit dalam protokol
Kyoto untuk mengurangi emisi dengan jumlah yang berarti, sementara mereka semua untuk
menegosiasikan mengikuti pada perjanjian yang membawa lebih banyak tekanan untuk negara-
negara berkembang untuk menyetujui target emisi.

Akibatnya, semakin banyak akan ada penundaan semakin banyak negara-negara miskin akan
menyelamatkan bumi dengan pengorbanan mereka (dan jika bekerja, seperti sejarah
menunjukkan, yang kaya dan berkuasa akan menemukan cara untuk menulis ulang sejarah untuk
mengklaim mereka adalah orang-orang yang menyelamatkan planet).

Isu-isu ini dibahas secara lebih mendalam di sini.

Read “ Climate Justice and Equity ” to learn more. Baca "Iklim Keadilan dan Ekuitas" untuk
belajar lebih banyak.
Mekanisme Fleksibilitas Perubahan Iklim
Last updated Sunday, October 04, 2009. Terakhir diperbarui minggu, October 04, 2009.

Fleksibilitas mekanisme yang ditetapkan dalam Protokol Kyoto sebagai cara yang berbeda untuk
mencapai pengurangan emisi sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi masalah perubahan
iklim. Ini jatuh ke dalam kategori berikut: Joint Pelaksanaan dan Mekanisme Pembangunan
Bersih.

Namun, ini telah sangat kontroversial karena mereka terutama disertakan pada desakan AS yang
kuat dan menjaga agar AS dalam perjanjian (walaupun akhirnya AS ditarik keluar). Beberapa
wajah mekanisme kritik karena tidak benar-benar mengarah pada pengurangan emisi, misalnya.

Image ©: Centre for Science and Environment Image ©: Pusat Sains dan Lingkungan

Read “ Climate Change Flexibility Mechanisms ” to learn more. Baca "Perubahan Iklim
Fleksibilitas Mekanisme" untuk belajar lebih banyak.

Carbon Sinks, Hutan dan Perubahan Iklim


Last updated Tuesday, October 29, 2002. Terakhir diperbaharui Selasa, Oktober 29, 2002.

Mekanisme yang diusulkan untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan telah ide
menggunakan Karbon Sinks untuk menyerap karbon dioksida. Membantu dalam hal ini,
reboisasi, atau penanaman hutan baru, telah diusulkan. Ini adalah strategi yang populer bagi
industri penebangan kayu dan bangsa dengan kepentingan hutan besar. Walaupun mungkin ada
beberapa potensi dalam solusi ini, itu tidak dapat efektif sendiri. Ini karena penghancuran terus
mengesahkan tua-pertumbuhan dan hutan yang masih asli yang kaya ekosistem dan
keanekaragaman hayati telah membangun basis (meski menyusut sekarang) yang secara alamiah
menjaga lingkungan (tanpa biaya Menciptakan kawasan hutan baru membutuhkan penciptaan
seluruh ekosistem. Hal ini juga dikritik karena penyelesaian cepat yang tidak menangani akar
penyebab secara efektif dan tidak mengarah pada, atau mempromosikan pengurangan emisi
sebenarnya.

Read “ Carbon Sinks, Forests and Climate Change ” to learn more. Baca "Carbon Sinks, Hutan
dan Perubahan Iklim" untuk belajar lebih banyak.

Pemanasan Global dan Penduduk


Posted Thursday, February 01, 2007. Dikirim kamis, February 01, 2007.

Tampaknya telah terjadi baru-baru ini dalam bergaul minat perubahan iklim / pemanasan global
dengan "atas penduduk" dan bahwa negara-negara seperti Cina dan India harus berbuat lebih
banyak untuk membantu menahan pemanasan global.

Namun, negara-negara kaya memiliki banyak yang harus dilakukan sendiri. Ada setuju alasan
mengapa negara-negara berkembang dikecualikan dari awal target emisi gas rumah kaca: itu
adalah emisi dari negara-negara kaya yang terakumulasi di atmosfer begitu lama untuk memicu
perubahan iklim.

Read “ Global Warming and Population ” to learn more. Baca "Pemanasan Global dan
Penduduk" untuk belajar lebih banyak.

Keamanan Energi
Last updated Friday, November 20, 2009. Terakhir diperbaharui Jumat, November 20, 2009.

Keamanan energi yang semakin kaya dan kepedulian untuk


negara yang sedang berkembang samaLalu dorongan untuk energi bahan bakar fosil telah
menyebabkan perang, menggulingkan pemimpin yang terpilih secara demokratis, dan boneka
pemerintah dan kediktatoran.

Memimpin bangsa mengakui bahwa kita kecanduan minyak, tetapi menjadi alternatif investasi
telah kurang, atau kecil dibandingkan dengan investasi bahan bakar fosil.

Ketika krisis keuangan global terus mengambil dan kesadaran perubahan iklim meningkat, lebih
banyak negara dan perusahaan yang ingin berinvestasi dalam alternatif. But will the geopolitics
remain the same? Tapi yang geopolitik akan tetap sama?
Read “ Energy Security ” to learn more. Baca "Keamanan Energi" untuk belajar lebih banyak.

Dominasi dan Perubahan di Kutub Utara


Last updated Thursday, October 22, 2009. Terakhir diperbaharui Kamis, Oktober 22, 2009.

Lima negara-Kanada, denmark (melalui Greenland), Norwegia,


Rusia, dan Amerika Serikat-berbagi perbatasan dengan Samudra Arktik yang membeku. Some of
these nations have claimed parts of the region to be their territory. Sebagian dari bangsa-bangsa
ini telah mengklaim bagian dari wilayah untuk menjadi wilayah mereka.

Yang mendasari kepentingan di daerah tersebut berpotensi besar minyak, gas dan sumber daya
lainnya, serta pembukaan bagian-bagian yang menguntungkan bagi perdagangan dan aktivitas
ekonomi perubahan iklim mengurangi jumlah es di kawasan tersebutAkibatnya, bangsa-bangsa
ini telah bersaing untuk dominasi di Arktik.

Perubahan iklim memberikan ancaman tambahan - bukan hanya untuk satwa liar setempat dan
penduduk pribumi yang sudah melihat lingkungannya berubah dengan cepat, tapi untuk seluruh
planet ini, juga. Sementara es laut mundur bisa membuka rute pengiriman, kemampuan daerah
untuk merefleksikan sinar matahari kembali ke angkasa akan berkurang, lebih meningkatkan
dampak perubahan iklim.

Read “ Dominance and Change in the Arctic ” to learn more. Baca "Dominasi dan Perubahan di
Arktik" untuk belajar lebih banyak.

COP14-Poznań Konferensi Iklim


Posted Thursday, January 01, 2009. Dikirim kamis, January 01, 2009.

Ikhtisar Konferensi Perubahan Iklim (juga dikenal sebagai COP 14),


diselenggarakan di Poznań, Polandia, pada awal Desember, 2008. Seperti dengan konferensi
masa lalu, ini juga bukan tanpa kontroversi. Sebagai contoh, sementara Dana Adaptasi
diluncurkan pendanaan itu menyebabkan banyak perselisihan. Konferensi muncul pada saat
ketika Eropa tampaknya untuk melemahkan posisi mereka yang biasanya kuat pada tindakan dan
perubahan iklim di tengah berita bahwa dalam beberapa tahun terakhir, emisi dari negara-negara
industri telah meningkat.

Read “ COP14—Poznań Climate Conference ” to learn more. Baca "COP14-Poznań Konferensi


Iklim" untuk belajar lebih banyak.

Lubang ozon adalah masalah yang berbeda.

Banyak orang bingung lubang di lapisan ozon dengan perubahan iklim. Namun,
kedua masalah ini tidak terkait erat. Lapisan ozon melindungi bumi dari sinar
ultraviolet yang berbahaya yang dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan
tumbuhan dan hewan. Penyebab utama dari lubang di lapisan ozon
chlorofluorocarbons (CFC), gas yang digunakan dalam lemari es, AC, dan aplikasi
industri. Sementara CFC menyebabkan pemanasan sendirian, mereka dapat
menyebabkan kerusakan ozon pendinginan. Sejauh ini pengaruh pemanasan dan
pendinginan kurang lebih seimbang. Sebelum sampai tahun 1978 CFC yang
digunakan sebagai pendorong dalam aerosol kaleng pompa semprot, tapi yang
menggunakan telah berakhir di AS Di bawah perjanjian internasional paling
penggunaan CFC sekarang sedang dihapus untuk melindungi lapisan ozon.

Iklim yang tidak cuaca. cuaca adalah kondisi atmosfer di suatu tempat dan
waktu tertentu diukur dalam hal-hal seperti angin, suhu, kelembaban, tekanan
atmosfer, kekeruhan, dan curah hujan (hujan, salju, dll). Di kebanyakan tempat,
cuaca dapat berubah dari waktu-ke-jam, sehari-hari, dan musim-ke-musim.
iklim adalah pola rata-rata cuaca di suatu tempat. Sebagai contoh, San Diego,
California memiliki "iklim Mediterania" yang berarti suhu umumnya moderat
sepanjang tahun, ada curah hujan terbatas, dan kelembaban biasanya rendah.

Chlorofluorocarbons

Chlorofluorocarbons atau CFC (juga dikenal sebagai freon) yang tidak beracun,
tidak mudah terbakar dan non-karsinogenik. Mengandung fluor atom, atom
karbon dan atom klorin. The 5 main CFCs include CFC-11
(trichlorofluoromethane - CFCl 3 ), CFC-12 (dichloro-difluoromethane - CF 2 Cl
2 ), CFC-113 (trichloro-trifluoroethane - C 2 F 3 Cl 3 ), CFC-114 (dichloro-
tetrfluoroethane - C 2 F 4 Cl 2 ), and CFC-115 (chloropentafluoroethane - C 2 F 5
Cl). 5 CFC utama termasuk CFC-11 (trichlorofluoromethane - CFCl 3), CFC-12
(dichloro-difluoromethane - CF 2 Cl 2), CFC-113 (Trichloro-trifluoroethane - C 2
F 3 Cl 3), CFC-114 (dichloro -tetrfluoroethane - C 2 F 4 Cl 2), dan CFC-115
(chloropentafluoroethane - C 2 F 5 Cl).

CFC banyak digunakan sebagai pendingin di lemari es dan pendingin udara, sebagai pelarut
dalam kebersihan, terutama untuk panel sirkuit elektronik, sebagai agen bertiup dalam produksi
busa (misalnya alat pemadam kebakaran), dan sebagai propellants dalam aerosolMemang,
sebagian besar gaya hidup modern dari paruh kedua abad ke-20 telah dimungkinkan oleh
penggunaan CFC.

CFC buatan manusia Namun, adalah utama penyebab dari penipisan ozon stratosfir. CFC
memiliki masa hidup di atmosfer sekitar 20 sampai 100 tahun, dan akibatnya salah satu atom
klorin bebas dari molekul CFC dapat melakukan banyak kerusakan, menghancurkan ozon
molekul untuk waktu yang lama. Walaupun emisi CFC di seluruh dunia telah dikembangkan
sebagian besar berhenti karena perjanjian kontrol internasional, kerusakan pada stratosfer lapisan
ozon akan terus hingga abad ke-21.

Perubahan iklim adalah perubahan dalam distribusi statistik cuaca selama periode waktu yang
berkisar dari puluhan tahun untuk jutaan tahun. Dapat menjadi rata-rata perubahan cuaca atau
perubahan dalam distribusi peristiwa cuaca di sekitar rata-rata (misalnya, lebih besar atau lebih
sedikit peristiwa cuaca ekstrim). Perubahan iklim mungkin terbatas ke suatu wilayah, atau
mungkin terjadi di seluruh bumi.

Dalam penggunaan baru-baru ini, terutama dalam konteks kebijakan lingkungan, perubahan
iklim biasanya mengacu pada perubahan dalam modern iklim. Ini mungkin memenuhi syarat
sebagai antropogenik perubahan iklim, lebih umum dikenal sebagai pemanasan global.

Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca (ERK) dan penyebabnya?
Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan
atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca.
Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi
gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa
sebagai radiasi gelombang panjang.

Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan
gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan
perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca.
Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di
atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas
matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah
yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari
Efek Rumah Kaca.

Apakah Efek Rumah Kaca merupakan proses alami?


Ya! Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk
di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), atau
dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal
jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat drastis.
Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6 derajat Celcius akibat
emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas
manusia.
Apa buktinya bahwa Efek Rumah Kaca itu benar-benar terjadi ?
Melalui beberapa bukti berikut:

1. Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk menahan
panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.
2. Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat
konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini berhubungan
dengan emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia
lainnya.
3. Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es telah
berusia 250 ribu tahun, yang artinya :

• Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu dan


masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan temperatur
• Konsentrasi Gas Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa praindustri.

Apa sajakah yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca?


Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4),
dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur
heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah
kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan transport,
penggundulan hutan , dan pertanian . Sementara, untuk gas rumah kac a lainnya (HFC, PFC, SF6
) hanya menyumbang kurang dari 1% .

Darimanakah emisi karbondioksida dihasilkan ?


Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil (minyak bumi dan batu bara) :
- 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll)
- 27% dari sektor transportasi
- 21% dari sektor industri
- 15% dari sektor rumah tangga & jasa
- 1% dari sektor lain -lain.

Apakah penghasil utama emisi karbondioksida?


Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam :

1. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi
2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit,
sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit!
Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan
mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
2. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar
sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya
akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan
bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk
ke atmosfer per tahun?

Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi kontribusi Gas Rumah Kaca?
Penting diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus dikurangi! Jadi harus dibangun sistem industri dan
transportasi yang TIDAK bergantung pada bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Kalau
perlu, TIDAK menggunakannya SAMA SEKALI! Karena Perubahan Iklim adalah masalah
global, penyelesaiannya pun mesti secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan adalah
pembuatan Kerangka Konvensi untuk Perubahan Iklim (Framework Convention on Climate
Change) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka
konvensi ini mengikat secara moral semua negara-negara industri untuk menstabilkan emisi
karbondioksida mereka.

Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi target. Langkah selanjutnya berarti
membuat komitmen yang mengikat secara hukum dan memperkuatnya dalam sebuah protokol.
Dibuat lah Kyoto Protocol atau Protokol Kyoto. Tujuannya adalah mengharuskan negara-negara
industri menurunkan emisinya secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.

Siapakah penghasil emisi karbondioksida paling besar?


Setiap kepala penduduk di negara barat mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih banyak
daripada penduduk di negara-negara berkembang! Lima pengemisi karbondioksida terbesar di
dunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ini yang menyebabkan
PHal ini yang menyebabkan Protokol Kyoto HANYA mengharuskan negara-negara maju, yang
juga kaya, untuk menurunkan emisinya lebih dahulu. Ironisnya, Cina sebagai negara berkembang
menunjukkan sikap kepemimpinan dalam menanggapi isu Perubahan Iklim , berkebalikan
dengan negara-negara industri yang kian terpuruk. Emisi karbondioksida Cina pada tahun 1998
turun hingga 4% dengan tingkat ekonomi naik hingga lebih dari 7%.

Negara manakah yang menyumbang Gas Rumah Kaca terbesar?


Data terakhir menunjuk pada Amerika Serikat sebagai penyumbang 720 juta ton Gas Rumah
Kaca setara karbondioksida-setara dengan 25% emisi total dunia atau 20,5 ton per kapita. Emisi
Gas Rumah Kaca pembangkit listrik di Amerika Serikat saja masih jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di dunia)! Sektor
energi menyumbang sepertiga total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat. Emisi Gas Rumah
Kaca sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah Kaca India.
Dan, total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat emisi Gas Rumah
Kaca Cina. Emisi total dari negaranegara berkembang besar , seperti Korea, Meksiko, Afrika
Selatan, Brazil, Indonesia, dan Argentina, tidak melebihi emisi Amerika Serikat.

Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan
Iklim (Climate Change)?
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan
jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan , di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate
Change)?
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang
berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan
lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan-
kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi
alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca secara global.

Apakah perbedaan antara Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim?
Istilah -istilah di atas seringkali digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab akibat. Efek
Rumah Kaca adalah penyebab, sementara Pemanasan Global dan Perubahan Iklim adalah akibat.
Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi.
Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan penyesuaian.
Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi, kemudian disebut
Pemanasan Global dan berubahnya iklim regional-pola curah hujan, penguapan, pembentukan
awam-atau Perubahan Iklim.

Apa sajakah dampak-dampak Perubahan Iklim?


Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1.5 – 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan
yang digunakan “melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa” (wait and see, and do
nothing)!
Dampak-dampak lainnya:

1. Musnahnya berbagai jenis keanekrag aman hayati


2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
3. Mencairnya es dan glasier di kutub
4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan
5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 – 95 cm.
6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.

Apakah yang diprediksikan para ahli mengenai Perubahan Iklim?


Pada tahun 1988, Badan PBB untuk lingkungan (United Nations Enviroment Programme) dan
organisasi meteorologi dunia (World Meteorology Organization) mendirikan sebuah panel antar
pemerintah untuk perubahan iklim (Intergovernmental Pan el on Climate Change/IPCC) yang
terdiri atas 300 lebih pakar Perubahan Iklim dari seluruh dunia. Pada tahun 1990 dan 1992, IPCC
menyimpulkan bahwa penggandaan jumlah Gas Rumah Kaca di atmosfer mengarah pada
konsekuensi serius bagi masalah sosial, ekonomi, dan sistem alam di dunia.
Selain itu, IPCC menyimpulkan bahwa emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas
manusia juga memberikan kontribusi pada Gas Rumah Kaca alami dan akan
menyebabkan atmosfer bertambah panas. IPCC memperkirakan penggandaan emisi Gas Rumah
Kaca akan menyebabkan Pemanasan Global sebesar 1,5 -4,5 derajat Celcius.

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, apakah masih diperdebatkan?


Di dunia ilmu pengetahuan sudah tidak mempertentangkan lagi apakah Perubahan Iklim adalah
masalah serius atau tidak. Kaum ilmuwan lebih menyibukkan diri pada bagaimana Perubahan
Iklim itu terjadi, apa efek yang ditimbulkan, bagaimana mendeteksikannya, dan langkah-langkah
apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

Bagaimana kita dapat meramalkan Perubahan Iklim sementara kita tidak dapat
meramalkan cuaca ?
Penting untuk di mengerti perbedaan antara iklim dan cuaca.

1. Iklim : pola cuaca umum yang terjadi selama bertahun-tahun dalam jangka waktu
panjang , antara 30-100 tahun. Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin.
2. Cuaca : kondisi harian gejala alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin ,
yang terjadi dan berubah dalam waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.

Apakah El Nino ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
El Nino adalah fenomena alami yang telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu, walaupun tidak
selalu dengan pola yang sama. Ia merupakan gelombang panas di garis ekuator Samudera
Pasifik. Kini, El Nino muncul setiap 2 – 7 tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada peningkatan
temperatur bumi. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di
bumi benar -benar berhubungan. Para ilmuwan menguji bagaimana Pemanasan Global yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat mempengaruhi El Nino: akumulasi Gas Rumah Kaca di
atmosfer “membantu” menyuntikkan panas ke Samudera Pasifik. Oleh karena itu, El Nino
muncul lebih sering dan lebih ganas dari sebelumnya.

Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungan nya dengan Pemanasan Global dan
Perubahan Iklim?
Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon
sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan Global.
Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat
pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan Pemanasan
Global. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet
(UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV
bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak,
menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya hasil panen.

Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-
negara industri sudah tidak memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat,
CFC akan benar-benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga
merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi
dibanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC di atmosfer mempercepat laju
Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad -abad.
Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung
dalam waktu sangat lama.

Perubahan Iklim ialah perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan kelembaban
sebagai akibat dari Pemanasan Global.

Pemanasan Global ialah mningkatnya temperatur rata-rata bumi sebagai akibat dari akumulasi
panas di atmosfer yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca.

Efek Rumah Kaca ialah enomena menghangatnya bumi karena radiasi sinar matahari dari
permukaan bumi dipantulkan kembali ke angkasa yang terperangkap oleh "selimut" dari gas-gas
CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana), N2O (nitrogen dioksida), PFCS (perfluorokarbon), HFCS
(hidrofluorokarbon), dan SF6 (sulfurheksafluorida)
Hubungan Perubahan Iklim, Efek Rumah Kaca, dan Pemanasan Global adalah Efek Rumah Kaca
menyebabkan terjadinya Pemanasan Global yang dapat menyebabkan Perubahan Iklim.
Hubungan di antara ketiganya adalah hubungan sebab-akibat. (sumber wwf.or.id)

Keadilan Iklim adalah Suatu cara pandang baru yang melihat persoalan perubahan iklim bukan
hanya sekedar persoalan lingkungan hidup. Namun melihat persoalan perubahan iklim sebagai
akibat kegagalan model pembangunan yang didasarkan pada keserakahan dalam mengkonsumsi
sumberdaya alam, ketidakadilan hubungan antara negara-negara utara dan selatan, pelanggaran
hak-hak asasi manusia dan sistem ekonomi pasar bebas.

Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan
Iklim (Climate Change)? Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer.
Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya
curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.
Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate
Change)? Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia,
terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi
dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan
peternakan. Aktivitas manusia di kegiatankegiatan tersebut secara langsung
maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu
peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca secara global.

Apakah pemanasan global sungguh sungguh terjadi? Third Assessment Report,


sebuah laporan yang disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) �sebuah panel di bawah PBB yang anggotanya lebih dari 700 orang yang
merupakan para pakar dan peneliti mengenai pemanasan globalmenyimpulkan
bahwa bumi perlahan-lahan bertambah panas dan bumi berada dalam keadaan
bahaya. Jika manusia tidak mencari jalan untuk menghentikan pemanasan global,
suhu rata-rata bumi diperkirakan akan naik antara 2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit
(atau kurang lebih antara 1,4 � 5,8 derajat Celcius) sampai akhir abad ke-21. IPCC
juga menyimpulkan bahwa pemanasan global yang dicatat dalam 50 tahun terakhir
ini terjadi akibat kegiatan manusia �terutama dari pembakaran bahan bakar fosil
yaitu batubara, minyak bumi dan gas- yang meningkatkan jumlah gas rumah kaca
di atmosfer. Para ilmuwan itu juga yakin bahwa dampak perubahan iklim �terjadi di
semua lingkungan dan benua�, tetapi tidak ada teknologi yang mampu untuk
menurunkan dan mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca (ERK) dan penyebabnya? Efek
Rumah Kaca dapat digambarkan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di
lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang
dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas
kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan
sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.
Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh
permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam
rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan
panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia
menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca)
sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak
dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang
disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan
dampak dari Efek Rumah Kaca.

Apakah Efek Rumah Kaca merupakan proses alami? Ya! Efek Rumah Kaca terjadi
alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa
adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2),metana (CH4), atau dinitro
oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak
awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca
meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat
0.5 � 0.6 derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari
aktivitas manusia.

Apa sajakah yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca? Yang termasuk
dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4),
dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur
heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi
emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian
besar dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) di
sektor energi dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk
gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6) hanya menyumbang kurang dari 1%.

Darimanakah emisi karbondioksida dihasilkan ? Sumber-sumber emisi


karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara): 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak,
dll), 27% dari sektor transportasi, 21% dari sektor industri, 15% dari sektor rumah
tangga & jasa, 1% dari sektor lain-lain.

Apakah penghasil utama emisi karbondioksida? Sumber utama penghasil emisi


karbondioksida secara global ada 2 macam. Pertama, pembangkit listrik bertenaga
batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang
dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang
dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000
megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan
mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun! Kedua, pembakaran
kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter
per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan
mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan
bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang
masuk ke atmosfer per tahun?

Siapakah penghasil emisi karbondioksida paling besar? Setiap kepala penduduk di


negara barat mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih banyak daripada
penduduk di negara-negara berkembang! Lima pengemisi karbondioksida terbesar
di dunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ini yang
menyebabkan PHal ini yang menyebabkan Protokol Kyoto HANYA mengharuskan
negara-negara maju, yang juga kaya, untuk menurunkan emisinya lebih dahulu.
Ironisnya, Cina sebagai negara berkembang menunjukkan sikap kepemimpinan
dalam menanggapi isu Perubahan Iklim, berkebalikan dengan negara-negara
industri yang kian terpuruk. Emisi karbondioksida Cina pada tahun 1998 turun
hingga 4% dengan tingkat ekonomi naik hingga lebih dari 7%. Emisi Gas Rumah
Kaca sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah
Kaca India.Dan, total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua kali
lipat emisi Gas Rumah Kaca Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang
besar, seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, dan Argentina, tidak
melebihi emisi Amerika Serikat.

Apa sajakah dampak-dampak Perubahan Iklim? Pada tahun 2100, temperatur


atmosfer akan meningkat 1.5 � 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan yang
digunakan �melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa� (wait and see,
and do nothing), suhu rata-rata permukaan bumi naik dengan cepat maka akan
terjadi perubahan permukaan bumi secara radikal, akibatnya akan mempengaruhi
kesehatan dan keamanan manusia. Kenaikan suhu permukaan bumi sebesar satu
derajat Celcius akan menaikkan permukaan laut setinggi limabelas centimeter,
yang akan menenggelamkan jutaan rumah dan pesisir. Penguapan akan meningkat
sehingga akan menimbulkan kekeringan. Kekeringan menimbulkan kegagalan
panen yang mengakibatkan kelaparan di mana-mana. Penyakit malaria dan demam
berdarah menyebar dengan cepat kemana-mana. Cuaca buruk, badai topan, yang
dipicu oleh fenomena iklim seperti El Ni�o, akan menjadi suatu hal rutin.

Dampak-dampak lainnya:

1. Berdampak kepada kehidupan sosial - budaya - bagi petani tidak ekonomisnya


pertanian akan menyebabkan alih fungsi lahan danbergantinya corak produksi. -
bagi nelayan tidak melaut berarti tidak makan, seiring meningkatnya intensitas
badai - budaya yang lahir akibat interaksi manusia dengan alam akan tercabut,
seperti contoh masyarakat Tuvalu yang tercabut dari peradabannya akibat daerah
mereka tenggelam. - Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena
terjadi arus pengungsian.

2. Dampak bagi ekonomi - semakin meningkatnya intensitas bencana akan merusak


infrastruktur yang amat penting bagi laju pertumbuhan ekonomi - bencana juga
menyebabkan manusia kehilangan harta benda dan menyebabkan mereka menjadi
miskin - rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana akan memerlukan biaya yang
sangat besar

3. Dampak bagi kelangsungan makhluk hidup - Musnahnya berbagai jenis


keanekragaman hayati - Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya coral
bleaching dan kerusakan terumbu karang diseluruh dunia - Meningkatnya frekuensi
kebakaran hutan

4. Dampak bagi kesehatan manusia - Menyebarnya penyakit-penyakit tropis,


sepertimalaria, ke daerah-daerah baru karenabertambahnya populasi serangga
(nyamuk) - suhu yang ekstrim akan menyebabkan semakin lamanya firus bertahan
hidup sehingga menyebarluaskan penyakit - kenaikan suhu 1 derajat C
menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000 pertahun akibat malaria,
diare dan malnutrisi ( WHO; 2005 )

5. Derdampak bagi lingkungan hidup - Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan


badai, angin topan, dan banjir - Mencairnya es dan glasier di kutub - Meningkatnya
jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan - Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkanbanjir yang luas.
Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.

6. Dampak bagi pertanian dan pangan - tidak menentunya cuaca


akanmempengaruhi pola pertanian - semakin cepatnya penguapan menyebabkan
krisis air untuk pasokan irigasi - ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan
perubahan akan menyebabkan kerentanan pangan, pada akhirnya kemiskinan bagi
petani dan kelaparan bagi umat manusia.

7. Dampak bagi pariwisata - Bali adalah pulau yang hidup dari pariwisata dimana
pantai adalah sebagai obyek unggulannya. Naiknya permukaan air laut ( sea level
rise ) akan menyebabkan rusaknya kawasan pantai, dan tentu saja nilai jual pantai
tersebut akan menurun serta berpengaruh kepada kelangsungan pariwisata di Bali.
Bagaimana kita dapat meramalkan Perubahan Iklim sementara kita tidak dapat
meramalkan cuaca ? Penting untuk dimengerti perbedaan antara iklim dan cuaca.
Iklim : Pola cuaca yang terjadi dalam jangka waktu panjang, 30-100 tahun. Contoh:
iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin. Cuaca : gejala alam yang terjadi
dan berubah dalam waktu singkat. Contoh: cuaca, suhu, angin, dll. Iklim adalah
cuaca secara umum. Nah, cuaca di kawasan tertentu sulit untuk diramalkan secara
detail, dari minggu ke minggu. Sementara, pola cuaca selama bertahuntahun
(iklim), lebih mudah untuk diketahui, dimengerti, dan diramalkan.

Apakah El Nino ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
El Nino adalah fenomena alami yang telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu,
walaupun tidak selalu dengan pola yang sama. Ia merupakan gelombang panas di
garis ekuator Samudera Pasifik. Kini, El Nino muncul setiap 2 � 7 tahun, lebih kuat
dan berkontribusi pada peningkatan temperatur bumi. Dampaknya dapat dirasakan
di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di bumi benarbenar berhubungan.
Para ilmuwan menguji bagaimana Pemanasan Global yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia dapat mempengaruhi El Nino: akumulasi Gas Rumah Kaca di
atmosfer �membantu� menyuntikkan panaske Samudera Pasifik. Oleh karena itu,
El Nino muncul lebih sering dan lebih ganas dari sebelumnya.

Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan
Perubahan Iklim? Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan
penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi
manusia dari akibat Pemansan Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut
saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang
sama terhada penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global. Penipisan lapisan
ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet (UV) yang
berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV
bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit
katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya hasil panen.
Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini
negara-negara industri sudah tidak memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan,
dalam waktu dekat, CFC akan benar-benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya
karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap
Pemanasan Global jauh lebih tinggi disbanding karbondioksida sehingga dampak
akumulasi CFC diatmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap
berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad-abad. Artinya, kontribusi
CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam
waktu sangat lama.

Negara mana yang menyumbang gas rumah kaca terbesar? Data terakhir
menunjukkan Amerika Serikat menyumbang 720 juta ton gas rumah kaca setara
CO2 �yang merupakan 25% dari emisi total dunia- yang setara dengan 20,5 ton
per kapita. Emisi gas rumah kaca dari pusat pembangkit listrik di Amerika Serikat
saja lebih besar daripada total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di
dunia). Sektor energi menyumbang sepertiga total emisi gas rumah kaca AS. Emisi
gas rumah kaca AS sektor energi lebih dari dua kali lipat dari emisi India. Dan total
emisi gas rumah kaca AS masih lebih besar dari dua kali emisi gas rumah kaca
Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang besar seperti misalnya Korea,
Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia dan Argentina, tidak melebihi emisi AS.

Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi kontribusi Gas Rumah Kaca? Penting
diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus dikurangi! Jadi harus dibangun sistem industri
dan transportasi yang TIDAK bergantung pada bahan bakar fosil (minyak bumi dan
batu bara). Kalau perlu, TIDAK menggunakannya SAMA SEKALI! Karena Perubahan
Iklim adalah masalah global, penyelesaiannya pun mesti secara internasional.
Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan Kerangka Konvensi untuk
Perubahan Iklim (Framework Convention on Climate Change) tahun 1992 di Rio de
Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka konvensi ini
mengikat secara moral semua negara-negara industri untuk menstabilkan emisi
karbondioksida mereka. Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi
target. Langkah selanjutnya berarti membuat komitmen yang mengikat secara
hukum dan memperkuatnya dalam sebuah protokol. Dibuat lah Kyoto Protocol atau
Protokol Kyoto. Tujuannya: mengharuskan negara-negara industri menurunkan
emisinya secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.

Anda mungkin juga menyukai