Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah,
dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Bab
ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan, tripusat
pendidikan dan pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan dan perkembangan
peserta didik.
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat di masa depan.
Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi
ke masyarakat masa depan tersebut. Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang
dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui
pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud
pendidikan sebagai sistem.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak
darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah
landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.

B. RUMUSAN MASALAH
Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu
diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, masalah relevansi
pendidikan. Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapi saat
ini, yaitu:
a. Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan
pendidikan.
2

b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan


keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan
bermasyarakat.
C. TUJUAN PENULISAN 1
Makalah ini akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan
sistem pendidikan. Juga akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan
pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi.
Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat,
kemandirian dalam belajar.

D. MANFAAT PENULISAN
Dengan makalah ini diharapkan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
3

BAB II
PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

1. Batasan tentang Pendidikan


Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan
kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin
karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan,
atau karena falsafah yang melandasinya.

a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya


Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya
tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan
misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi


Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu
kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan
pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan
bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara


Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan
yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang
baik.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja


Pendidikan sebagai penyimpanan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.

3
4

Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan


kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena
bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN


GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan
nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan
bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945
diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2. Tujuan dan proses Pendidikan

a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen
dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang
lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal.

3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)


PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung
sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14
abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di
abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian
5

dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang
paling muda sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan
keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan
perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan

4. Kemandirian dalam belajar

a. Arti dan perinsip yang melandasi


Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar
bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada
perolehan hasil belajar.

b. Alasan yang menopang


Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan
alasan sebagai berikut:
 Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga
tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua
konsep dan fakta kepada peserta didik.
 Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
 Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta
didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi
yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
 Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan
konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan
penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
6

B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)


Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,
latihan, dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)


Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian
7

tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi


intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)


a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang
kuratif.
b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan
pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.

C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M.
Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan
yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin,
1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)

2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem


Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen
tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan),
8

instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan,


politik dan keamanan).

3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan


Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem,
bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai sistem.
Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang
pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.

4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.

a. Cara memandang sistem


Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem ataupun
sebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak
lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau
dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.

b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab
akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.

c. Analisis sitem pendidikan


Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk
memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan
efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita
dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan
segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan
dipecahkan.

d. Saling hubungan antarkomponen


Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang
baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan
sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra
fungsional dengan komponen lain.
9

e. Hubungan sitem dengan suprasistem


Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan
dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem
itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi
kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan
pengembangan.

5. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam


jabatan (inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon
pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan
dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang yang
telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain
pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis
yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.

6. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.


Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian
jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan
nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke
masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di
samping pendidikan formal dan nonformal.

D. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani,
Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.

1. Asas Tut Wuri Handayani


Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among
perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
10

semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun
Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas
yaitu:
 Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
 Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
 Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum
yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua
dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
 Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
 Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar


Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian
dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu
siap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang
memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah
sistem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
11

BAB III
LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN


Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi
kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku
kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,
namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang
disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny lingkungan
mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

B. TRIPUSAT PENDIDIKAN
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an
lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.

1. Keluarga
12

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang


pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat
kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan
mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
 Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
 Menjamin kehidupan emosional anak
 Menanamkan dasar pendidikan moral
 Memberikan dasar pendidikan sosial.
11
 Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh
karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

 Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan


yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
 Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
 Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan
seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain
sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
 Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.

3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah
mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
13

keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

C. KELEMBAGAAN, PROGRAM, DAN PENGELOLAAN


PENDIDIKAN

1. Kelembagaan Pendidikan
Berdasarkan UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,
kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program
pendidikan.

a. Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan sisdinas dilaksanakan melalui dua jarur yaitu jalur pendidikan
sekolah(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pndidikan tinggi), dan
pendidikan luar sekolah atau PLS.

b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan
kedalaman bahan pengajaran(UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).
Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.

2. Program dan Pengelolaan Pendidikan


a. Jenis Program Pendidikan
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat
dan kekhususan tujuannya (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No.
2)
Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas :
14

• pendidikan umum(SD, SMP, SMA, dan Universitas);


• pendidikan kejuruan(STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA)
• Pendidikan Luar Biasa (SDLB, SGPLB)
• Pendidikan Kedinasan (SPK,APDN,STAN, STPDN)
• Pendidikan Keagamaan(PGAN, IAIN, Theologia,IHD)

b. Kurikulum Program Pendidikan


Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang
disusun untuk mencapai tuuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup
dua aspek yaitu aspek kesatuan nasional, dan aspek lokal

D. UPAYA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL

1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan


Pembaruan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat
penunjangnya, struktur prndidikan, dan tenaga kependidikan.

a. Pembaruan Landasan Yuridis


Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan
pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur
pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan.
Sejak kemerdekaan pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem
pendidikan nasional melalui peraturan pemerintah dan undang undang
sisdiknas. Dan revisi itu akan terus dilakukan sejalan tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan.

b. Pembaruan Kurikulum
Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program,
dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004
(KBK), dan yang terakhir adalah kurikulum 2006.

c. Pembaruan Pola dan Masa Studi


Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan
jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.

d. Pembaruan Tenaga Pendidikan


15

Yang dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas


menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional

Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-


ketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional, seperti pancasila, UUD 1945, GBHN, UU Organik
Pendidikan, Perpu, dan lain-lain.

E. DUA LEMBAGA POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA


Dua Lembaga Pokok Pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua lembaga
tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada
tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.

a. Asas dan Tujuan Taman Siswa


Asas Taman Siswa
 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri
dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah
yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat.
 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri
maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang
dilakukan.
16

 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir


dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi
keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas
kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
 Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir
dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas
keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa


Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan
peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang
lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan
kemasyarakatan.

c. Hasil-hasil yang Dicapai


Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana
Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di
Indonesia.

2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera
Barat).

a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai
berikut
 Berpikir logis dan rasional
 Keaktifan atau kegiatan
17

 Pendidikan masyarakat
 Memperhatikan pembawaan anak
 Menentang intelektualisme

Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,


seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai,
dan sebagainya.

Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:


 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani
bertanggung jawab.
 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan
tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta
mencetak buku-buku pelajaran.

c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang


pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan),
beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
18

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya
hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam
arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung
kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Masing-masing saling mengisi.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing
dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab
pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.
Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.

B. SARAN-SARAN
19

Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut,


diantaranya:
a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan
dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir
ataupun kelulusan
c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa
melalui keragaman jenis program studi.
d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan (prajabatan dan
jabatan)

DAFTAR18PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
2005

Mohamad Soerjani, Arief Yuwono, Dedi Fardiaz. Lingkungan hidup: pendidikan,


pengelolaan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Yayasan Institut
Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL) Jakarta dengan dukungan
Kementerian Lingkungan Hidup, 2006

Mohamad Surya. Bunga rampai guru dan pendidikan. PT Balai Pustaka, 2004

Isjoni. Pendidikan sebagai investasi masa depan. Yayasan Obor Indonesia, 2006

Benny Susetyo. Politik pendidikan penguasa. PT LKiS Pelangi Aksara, 2005

19
20

H. A. R. Tilaar. Manajemen pendidikan nasional: kajian pendidikan masa depan. Remaja


Rosdakarya, 1992
Hartoto. www.fatamorghana.wordpress.com. 2008

19

Anda mungkin juga menyukai