PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu
diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, masalah relevansi
pendidikan. Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapi saat
ini, yaitu:
a. Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan
pendidikan.
2
D. MANFAAT PENULISAN
Dengan makalah ini diharapkan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang
besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
3
BAB II
PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
3
4
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen
dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang
lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal.
dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang
paling muda sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan
keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan
perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M.
Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan
yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin,
1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab
akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun
Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas
yaitu:
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
BAB III
LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
B. TRIPUSAT PENDIDIKAN
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an
lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1. Keluarga
12
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh
karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah
mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
13
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
1. Kelembagaan Pendidikan
Berdasarkan UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,
kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program
pendidikan.
a. Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan sisdinas dilaksanakan melalui dua jarur yaitu jalur pendidikan
sekolah(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pndidikan tinggi), dan
pendidikan luar sekolah atau PLS.
b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan
kedalaman bahan pengajaran(UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).
Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.
b. Pembaruan Kurikulum
Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program,
dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004
(KBK), dan yang terakhir adalah kurikulum 2006.
Pendidikan masyarakat
Memperhatikan pembawaan anak
Menentang intelektualisme
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya
hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam
arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung
kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Masing-masing saling mengisi.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing
dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab
pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.
Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
B. SARAN-SARAN
19
DAFTAR18PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
2005
Mohamad Surya. Bunga rampai guru dan pendidikan. PT Balai Pustaka, 2004
Isjoni. Pendidikan sebagai investasi masa depan. Yayasan Obor Indonesia, 2006
19
20
19