MODUL
PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
DAN TEKNOLOGI
Oleh:
Drs. Suparlan, M.Ed
1 Pengantar............................................................................................................................3
2 Kompetensi.........................................................................................................................3
3 Tujuan Pembelajaran..........................................................................................................3
4 Kegiatan Pembelajaran.......................................................................................................4
4.1 Rincian Materi Pembelajaran......................................................................................4
4.2 Uraian Singkat Materi Pembelajaran dan Contoh.......................................................4
4.3 Tes Formatif Untuk Masing-masing Pertemuan.......................................................12
4.4 Umpan Balik..............................................................................................................17
5 Referensi...........................................................................................................................17
6 Lampiran...........................................................................................................................18
2
1 Pengantar
Untuk dapat melaksanakan tugas profesionalnya dengan baik, calon guru harus
memiliki empat standar kompetensi guru, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2)
kompetensi kepribaidan, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogis adalah kompetensi guru yang terkait dengan penguasaan
materi tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
termasuk di dalamnya penguasaan materi tentang ilmu pendidikan.
Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi ini diharapkan
dapat menjadi bekal para calon guru tentang berbagai aspek yang terkait dengan
konsep dan dasar-dasar ilmu-ilmu pendidikan dalam kehidupan manusia.
Education is not preparation for life; education is life itself. Pendidikan bukanlah
persiapan untuk kehidupan; pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Demikian
John Dewey berpesan kepada kita.
Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi yang Anda
pelajari ini mencakup: (1) kondisi lingkungan sosial budaya dan teknologi dalam
kehidupan masyarakat, dan (2) hubungan dan pengaruh timbal balik antara
pendidikan dan kondisi sosial budaya dan teknologi itu sendiri. Kedua aspek
tersebut akan menjadi materi utama yang akan dibahas dalam mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi.
2 Kompetensi
3 Tujuan Pembelajaran
3
3.7. Menjelaskan teknologi sebagai faset kebudayaan.
4 Kegiatan Pembelajaran
4.1 Rincian Materi Pembelajaran
Mata kuliah ini disampaikan kepada mahasiswa dalam 12 kali pertemuan dengan
rindian materi pembelajaran, termasuk dua kali pertemuan untuk Ujian Tengah
Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai berikut:
Hakikat Manusia
• Manusia sebagai mahluk yang tertinggi derajatnya dibandingkan dengan
semua mahluk ciptaan Tuhan.
• Namun manusia akan menjadi manusia seutuhnya jika ia hidup dan diasuh
dengan cara manusia. Contoh: cerita Kama dan Kamala, mahluk manusia
serigala.
• Manusia dapat disebut sebagai mahluk pembelajar. Dengan otaknya,
manusia mengembangkan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman. Hasil karya manusia selalu berubah dan berkembang dari zaman ke
zaman. Bedakan sarang burung dan rumah manusia. Bandingkan antara
4
tangga rumah panggung di Kalimantan dengan eskalator atau lift di gedung
bertingkat di kota-kota besar.
Kehidupan pada hakikatnya sebagai proses pendidikan yang sebenarnya (the true
educational process). Education is not preparation for life; education is life itself.
Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan; pendidikan adalah kehidupan itu
sendiri. Demikian John Dewey berpesan kepada kita.
5
• Manusia adalah pengemban budaya (culture bearer), dan dia akan
mewariskan kebudayaannya tersebut kepada keturunannya. Proses
pendidikan tidak lain merupakan proses transformasi budaya, yakni proses
untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda.
• Pengertian pendidikan jauh lebih luas dari pengertian pengajaran. Proses
pendidikan bukan hanya sebagai pengalihan pengetahuan dan keterampilan
kepada peserta didik (transfer of knowledge and skills) tetapi juga
pengalihan nilai-nilai sosial dan budaya (transmission of social and culture
values and norms). Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang hal ini,
cobalah buat tabel yang membedakan antara keduanya. Baca buku
referensi, dan cari materi yang terkait dengan perbedaan pendidikan dan
pengajaran.
Pertemuan V: UTS
6
Tes tertulis dalam bentuk mengisi tabel:
Bacalah kembali materi kuliah tentang teori pendidikan yang telah Anda terima.
Masukkanlah pemahaman Anda terhadap materi kuliah tersebut ke dalam tabel
berikut ini.
Inti teorinya
Implikasi terhadap
proses pendidikan
yang
diselenggarakan
• Tokoh yang mendukung teori empirisme antara lain adalah John Locke dan
David Hume. Dalam hal ini, David Hume amat dikenal dengan teori tabula
rasa.
• Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan peserta didik akan ditentukan
oleh lingkungan yang mempengaruhi sang anak, sejak ia lahir sampai ke
liang lahat.
• Teori ini menyarankan kepada pemerintah dan masyarakat agar
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk peserta didik.
• Penyadiaan fasilitas belajar yang lengkap untuk memberikan sebanyak
mungkin pengalaman belajar peserta didik.
7
• Penggagas teori ini antara lain adalah William Stern.
• Teori ini berpendapat bahwa selain manusia itu memang telah dibekali
potensi dasar berupa bakat dan kemampuan, tetapi bakat dan kemampuan
itu akan dipengaruhi oleh ruang (space) dan waktu (time). Dalam hal ini,
William Stern percaya bahwa sejak lahir manusia telah memiliki potensi.
Jika potensi ini diibaratkan dengan bibit unggul, maka bibit unggul itu
akan akan tumbuh secara optimal jika bibir itu mendapatkan tempat
persemaian yang subur, dan memperoleh rawatan secara intensif.
• Teori “dasar” dan “ajar” menurut Ki Hajar Dewantara pada hakikatnya
sama dengan teori konvergensi. Makna dasar tidak lain adalah bakat dan
kemampuan. Sementara ajar pada hakikatnya adalah proses mempengaruhi
peserta didik, baik dari lingkungan maupun proses pembelajaran dan
pengajaran di lembaga pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal,
maupun informal. Proses pendidikan menurut teori ini
Di dunia ini terdapat negara yang maju, di samping negara yang miskin.
Pertanyaan mendasar yang muncul kemudian adalah faktor apa yang menyebabkan
negara itu telah berkembang menjadi negara yang maju, sementara yang lain tidak?
8
Apakah karena faktor (1) umur negara itu, (2) sumber daya alamnya, atau (3)
faktor rasnya.
Ternyata, masyarakat negara yang maju memiliki nilai-nilai sosial budaya yang
dijunjung tinggi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai sosial
budaya masyarakat itu adalah sebagai berikut.
• Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
• Kejujuran dan integritas
• Bertanggung jawab
• Hormat pada aturan & hukum masyarakat
• Hormat pada hak orang/warga lain
• Cinta pada pekerjaan
• Berusaha keras untuk menabung & investasi
• Mau bekerja keras
• Tepat waktu
Dalam modul ini dilampirkan paparan tentang nilai-nilai sosial budaya masyarakat
yang pada umumnya telah diamalkan oleh sebagian besar masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat, teknologi merupakan salah satu faset dari 7 (tujuh) faset
kebudayaan. Dalam pertemuan ini akan dibicarakan tentang pengertian, wujud, dan
faset kebudayaan.
9
“The integrated system of learned behavior pattern which are
characteristic of the members of a society and which are not the result of
biological inheritance ….culture is not noninstinctive … [culture] is wholly
the result of social invention and is transmitted and maintatined solely
through community communication and learning”.
Foto
Dadak Merak atau Singobarong, lengkap dengan jatilan (penari anak-
anak) yang duduk di atas kepala singa atau harimau
(Sumber: Josko Petkovic dan Charlie Jebb)
10
Kebudayaan sangat erat kaitanyya dengan masyarakat (society).
Kebudayaan adalah produk dari masyarakat. Masyarakat telah melahirkan
kebudayaannya sendiri, yang unik, yang berbeda dari kebudayaan yang
telah dihasilkan kelompok masyarakat lain. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun yang telah dilahirkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
11
Sementara Koentjoroningrat menyebutkan adanya 7 (tujuh) unsur
kebudayaan, atau yang disebut sebagai faset-faset kebudayaan atau “mata
bajak” kebudayaan, yakni: (1) sistem kepercayaan, (2) sistem
kekerabatan dan organisasi sosial, (3) sistem mata pencarian hidup, (4)
bahasa, (5) sistem ilmu pengetahuan, (4) kesenian, dan (7) peralatan
dan perlengkapan hidup (teknologi)
Tugas Mandiri:
Pilihlah salah satu dari beberapa alternatif tugas tersebut. Nilai tugas mandiri
ini mempunyai bobot 1, dan akan digabung nilai-nilai dari tes formatif (bobot
2) dan nilai UAS (bobot 3) untuk menentukan nilai akhir semester Anda.
Lakukan tugas tersebut dengan penuh tanggung jawab.
12
4. Apa yang dapat dipetik dari cerita Kama dan Kamala.
5. Apa yang dimaksud manusia disebut sebagai mahluk pembelajar!
1. Education enables people and societies to be what they can be. Pendidikan
membuat manusia dan masyarakat menjadi apa yang mereka inginkan.
Jelaskan pendapat Bill Richardson dalam kalimat Anda sendiri!
2. Sebutkan tiga upaya dalam proses pendidikan! Jelaskan.
3. Manusia merupakan animal educancum. Apa maksud pernyataan tersebut?
Apakah bedanya dengan manusia merupakan animal educandus. Jelaskan
perbedaan tersebut!
4. Manusia adalah pengemban budaya (culture bearer) dan sekaligus sebagai
pewaris kebudayaan. Jelaskan, dan beri contoh!
5. Bedakan pengertian pendidikan dengan pengajaran secara singkat, dan beri
contoh.
Isilah tabel berikut untuk membedakan secara sekilas tentang tiga teori pendidikan.
Inti teorinya
13
Implikasi terhadap
proses pendidikan
yang
diselenggarakan
1. Dari tiga teori pendidikan, teori yang manakah yang Anda paling sesuai
dengan kenyataan hidup? Jelaskan!
2. Lifelong education. Apakah maksudnya? Jelaskan!
3. Penyediaan fasilitas belajar yang lengkap untuk memberikan sebanyak
mungkin pengalaman belajar peserta didik. Berlandaskan teori yang manakah
kebijakan pendidikan tersebut?
4. Keluarga adalah sebagai ”madrasatul ula”. Apakah maksudnya? Benarkah
demikian? Jelaskan alasan Anda.
5. Education for all (EFA). Apakah maksudnya? Jelaskan
14
5. Proses pendidikan seharusnya dapat menjadi agen pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat. Jelaskan dan berikan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Faktor kunci apakah yang paling berpengaruh terhadap maju mundurnya suatu
negara? Jelaskan!
2. Sebutkan 9 (sembilan) nilai-nilai dasar sosial budaya yang dinilai sebagai kunci
kemajuan suatu negara! Jelaskan masing-masing secara singkat.
3. Negara kita termasuk dalam kategori negara terkorup di dunia. Bagaimana
pendapat Anda. Apakah pendidikan mempunyai andil sebagai salah satu
faktor penyebabnya? Kalau ya, jelaskan.
4. Sebutkan dampak positif dan negatif penggunaan teknologi di dalam
masyarakat!
5. Ekonomi dan teknologi dinilai telah mempunyai dampak negatif terhadap
pendidikan dalam keluarga. Benarkah? Kalau benar berikan contohnya.
15
7. Education is a preparation for life; education is not a life itself. Demikian
John Dewey berpesan kepada kita (B/S)
8. Faset kebudayaan yang paling mudah diubah adalah teknologi (B/S)
9. Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia (B/S).
10. Keluarga adalah sebagai ”madrasatul ula” (B/S).
11. Keluarga broken home dapat menjadi miliu pendidikan yang negatif terhadap
pendidikan anak. Demikian implikasi dari teori empirisme (B/S).
12. Kerja keras dan menghargai waktu merupakan beberapa nilai sosial budaya
masyarakat yang maju (B/S).
13. Korupsi menjadi musuh besar pembangunan suatu negara (B/S).
14. Lingkungan pendidikan pada hakikatnya dapat menjadi sumber pembelajaran
(B/S)
15. Manusia adalah mahluk pembelajar (B/S)
16. Manusia adalah pengemban budaya (culture bearer) dan sekaligus sebagai
pewaris kebudayaan (B/S)
17. Manusia dapat dididik dan dilatih. Binatang dapat dilatih saja (B/S).
18. Manusia dapat dididik dan mendidik (B/S)
19. Manusia lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan setan, karena setan
dibuat dari api, sedang manusia dibuat dari tanah (B/S)
20. Manusia merupakan animal educancum dan animal educandus (B/S).
21. Manusia sebagai mahluk pembelajar (B/S)
22. Manusia sebagai mahluk yang tertinggi derajatnya (B/S).
23. Manusia sebagai mahluk yang unik. Meski kembar sekalipun keduanya pasti
akan berbeda (B/S)
24. Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD),
kualitas pendidikan terbaik di dunia adalah Negara Jepang (B/S)
25. Miliu atau lingkungan pendidikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan. Itulah inti teori nativisme (B/S).
26. Nilai sosial budaya masyarakat di negara yang maju pada umumnya tidak
tepat waktu (B/S)
27. Nilai-nilai sosial budaya dan pendidikan menjadi faktor kunci apakah yang
paling berpengaruh terhadap maju mundurnya suatu negara (B/S).
28. Pendidikan antara lain dapat diupayakan melalui habit formation (B/S)
29. Pendidikan berlangsung pada usia sekolah (B/S).
30. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat, mulai dari buaian sampai ke liang
lahat (B/S)
31. Pendidikan dapat diupayakan melalui role model (B/S)
32. Pendidikan dapat diupayakan melalui teaching and learning process (B/S)
33. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berlangsung pada lembaga
pendidikan sekolah (B/S)
34. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung dalam lembaga
kursus atau yang berlangsung dalam masyarakat (B/S)
35. Pendidikan meliputi pendidikan formal, nonformal, dan informal (B/S)
36. Pendidikan merupakan proses transmission of social and cultural values and
norms (B/S)
37. Pendidikan merupakan transmisi budaya dalam masyarakat (B/S).
38. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang berlangsung dalam
keluarga (B/S)
39. Pendidikan sama dengan pengajaran (B/S)
16
40. Pengajaran merupakan proses transfer of knowledge and skills (B/S)
41. Pengertian pengajaran jauh lebih luas dari pengertian pendidikan (B/S).
42. Pengertian pengajaran jauh lebih luas dibandingkan dengan pengertian
pendidikan (B/S).
43. Penyediaan fasilitas belajar yang lengkap untuk memberikan sebanyak
mungkin pengalaman belajar peserta didik merupakan kebijakan pendidikan
yang dilandasi oleh teori nativisme (B/S).
44. Peran utama pendidikan adalah menemukan potensi dasar peserta didik untuk
kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan (B/S).
45. Potensi otak manusia terkait erat dengan kelahiran kebudayaan dari suatu
masyarakat (B/S).
46. Proses pendidikan dilaksanakan melalui upaya habit formation, teaching and
learning process, dan role model (B/S).
47. Proses pendidikan seharusnya dapat menjadi agen pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat (B/S).
48. Reading habit sebagian besar masyarakat Indonesia masih rendah
dibandingkan dengan masyarakat Jepang (B/S).
49. Sistem kepercayaan masyarakat merupakan faset kebudayaan yang paling
sulit diubah (B/S).
50. Teori ”dasar” dan ”ajar” dari bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara
sebenarnya sama dengan teori nativisme (B/S).
1. Tugas mandiri dan tes yang akan dinilai adalah: (A) tugas mandiri, (B) tes
formatif, (C) UTS (ujian tengah semester), dan (D) UAS (ujian akhir
semester).
2. Bobot A = 1, B = 2, C = 3, dan D = 4
3. Nilai Akhir Semester adalah (AX1) + (BX2) + (CX3) + (DX4) : 4.
4. Dengan skala 4, nilai tersebut dapat dipadankan sebagai berikut:
Baik Sekali = 80 – 100
Baik = 70 – 79
Sedang = 60 – 69
Kurang = < 60
5 Referensi
17
6 Lampiran
6.1. Lampiran 1: Artikel Pilihan
Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di
dunia? Kalau Anda tidak tahu tidak mengapa, karena memang banyak orang yang tidak
tahu bahwa peringkat pertama kualitas pendidikan adalah Finlandia.
Kualitas pendidikan di negara dengan ibukota Helsinki, dimana perjanjian damai dengan
GAM dirundingkan, ini memang begitu luar biasa sehingga membuat iri semua guru di
seluruh dunia.
Peringkat pertama dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survey internasional
yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA mengukur kemampuan
siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika. Hebatnya, Finlandia bukan hanya
unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak
lemah mental. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas.
Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi top momor 1 dunia? Dalam masalah
anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara
di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya.
Lalu apa dong kuncinya? Ternyata kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya.
Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan
pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji
mereka tidaklah terlalu fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru
mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar
yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi
lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran!
Bandingkan dengan Indonesia yang guru-gurunya dipasok oleh siswa dengan kualitas
seadanya dan dididik oleh perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula. Dengan
kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi
tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula.
Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang
18
mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka
pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa
merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya
bahwa ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak
testing membuat kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian, ungkap seorang guru di
Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian.
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan
tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu
siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala
sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Dan kalau mereka bertanggungjawab mereka akan
bekeja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka.
Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri
informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri
informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan
apa yang dikatakan oleh guru. Di sini guru tidak mengajar dengan metode ceramah, Kata
Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. Suasana sekolah sangat santai dan
fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar
menjadi tidak menyenangkan, sambungnya.
Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang membuat
Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil
perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik
menurut OECD.
Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk
memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa
membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang
harus dicapai, umpamanya: pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu;
berikutnya, bawa buku, dan sebagainya. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu
untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka,
jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa
malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap
siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil
mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem
ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.
Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu
yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah
gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada
keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang
siswa, kata seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya!
Benar-benar ucapan guru yang sangat bertanggungjawab.
19
REFL
20