Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH RISIKO LITIGASI DAN TIPE STRATEGI TERHADAP

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK KEPENTINGAN DAN KONSERVATISMA


AKUNTANSI

DR. AHMAD JUANDA, AK, MM


Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRACT
This research studies existence and determinant of accounting conservatism,
especially related to conflict of interest between investor and creditor considering
manager incentive due litigation risk and firm strategy typess. The objectives of this
research are: (1) to investigate the effect of conflict of interest on accounting
conservatism; (2) to investigate the effect of litigation risk on the relation between
conflict of interest and accounting conservatism; (3) to investigate the effect of strategy
types on the relation between conflict of interest and accounting conservatism.
Result of the research shows that there are variation accounting conservatism
level inter-firm. The first testing hypothesis result shows that conflict of interest
influence positively on accounting conservatism. The second testing hypothesis result
shows litigation risk moderate the relation between conflict of interest and accounting
conservatism, but the moderation role is weaken. This result is not support predicted
hypothesis. The third testing hypothesis result shows firm strategy types moderate the
relation between conflict of interest and accounting conservatism. The result shows
when firm strategy is prospector, the positive relation conflict of interest and
accounting conservatism is weaker. When firm strategy is defender, the positive relation
conflict of interest and accounting conservatism is stronger. The result support
predicted hypothesis.
This research shows litigation risk and strategy types can be assumed as
condition that motivate manager in responding conflict of interest between investor and
creditor related to conservative financial report. By unsupported the second
hypothesis, possible reason for this matter because of the weakness of law enforcement
in Indonesia, that influence manager in anticipating litigation risk.

Key words: conservatism, conflict of interest, litigation risks, strategy types

AKPM‐10   1 
A. PENDAHULUAN
Konservatisma merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan
menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya
dan utang cenderung tinggi. Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisma
menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan
biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement).
Di kalangan para peneliti, prinsip konservatisma akuntansi masih dianggap
sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisma akuntansi dianggap
sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Di sisi lain,
konservatisma akuntansi bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer
berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media
kontrak (Watts, 2003).
Perkembangan yang terjadi justru menunjukkan bahwa eksistensi praktik
konservatisma akuntansi semakin meningkat. Eksistensi konservatisma yang dipraktikkan
masing-masing perusahaan bisa berbeda, karena adanya berbagai alternatif pilihan metoda
akuntansi. Disamping itu, disebabkan pula oleh adanya perbedaan kondisi masing-masing
perusahaan.
Salah satu determinan yang dapat menjelaskan adanya variasi praktik
konservatisma antarperusahaan adalah adanya konflik kepentingan antara investor dan
kreditor. Konflik kepentingan di antara mereka dapat terjadi karena investor berusaha
mengambil keuntungan dari dana kreditor melalui pembayaran dividen yang berlebihan,
transfer aktiva, perolehan aktiva, dan penggantian aktiva. Sementara itu, pihak kreditor
mempunyai kepentingan terhadap keamanan dananya yang diharapkan akan
menghasilkan keuntungan bagi dirinya di masa mendatang. Untuk menghindari transfer
kekayaan yang dilakukan pihak investor, maka pihak kreditor menginginkan pelaporan
keuangan yang konservatif.
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa konflik kepentingan antara investor dan
kreditor berhubungan dengan konservatisma akuntansi belum konsisten. Ahmed et al.
(2002) menyatakan bahwa konflik kepentingan antara investor dan kreditor berpengaruh
positif terhadap tingkat konservatisma akuntansi. Namun, mereka tidak menyangkal adanya
kemungkinan bagi perusahaan untuk tidak menggunakan akuntansi konservatif karena

AKPM‐10   2 
untuk menerapkannya akan mengorbankan aspek lainnya, yakni kinerja laba yang
dilaporkan akan lebih rendah yang menyebabkan penilaian dari pihak luar kurang baik [Sari
(2004); Watt dan Zimmerman (2003)].
Untuk memperjelas hasil yang masih belum konsisten tersebut, perlu
mempertimbangkan posisi manajer sebagai pihak yang berperan sebagai agen bagi investor
dan kreditor, yang sudah barang tentu memiliki kepentingan sendiri. Posisi yang diperankan
oleh manajer akan mempengaruhi dorongan mereka dalam menyikapi risiko ketidakpastian
di masa mendatang. Jika mekanisma kontrak lebih berorientasi pada terciptanya kontrak
efisien maka manajer akan mengambil jalan tengah yang bisa mengakomodasi
kepentingan-kepentingan yang ada, termasuk kepentingan dirinya sendiri.
Dorongan manajer untuk memenuhi kepentingan investor dan kreditor akan
semakin kondusif bila terdapat kondisi baik internal maupun eksternal yang mendukung
terciptanya mekanisma kontrak efisisen. Penelitian ini mencoba untuk mempertimbangkan
risiko litigasi sebagai faktor kondisi eksternal dan tipe strategi perusahaan sebagai faktor
kondisi internal yang mempengaruhi dorongan manajer dalam menyikapi konflik
kepentingan antara investor dan kreditor, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada
konservatisma akuntansi.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, beberapa literatur akuntansi antara lain [Belkaoui (1985); Hendriksen
dan Van Breda (1995); dan Wolk et al. (1997)] mendefinisi konservatisma sebagai
preferensi terhadap metoda-metoda akuntansi yang menghasilkan nilai paling rendah untuk
aset dan pendapatan di satu sisi, dan menghasilkan nilai paling tinggi untuk utang dan
biaya, di sisi lain. Atau dengan kata lain, konservatisma menghasilkan nilai buku ekuitas
yang paling rendah.
Konservatisma dapat timbul pada kondisi yang didalamnya perusahaan melakukan
investasi pada projek yang NPV-nya positif. Kelebihan present value seharusnya bisa
direfleksikan dalam aliran kas dan laba, tapi historical cost accounting tidak
memperbolehkan peng-akuan terhadap kelebihan tersebut pada saat perolehan. Dengan
demikian terjadi keterlambatan dalam mengakui keuntungan ekonomis.

AKPM‐10   3 
Menurut Beaver (1998), akuntansi berbasis historical cost akan mendorong adanya
penundaan pengakuan (delayed recognition) nilai buku dibandingkan nilai pasarnya.
Delayed recognition dapat mendorong adanya lag angka-angka akuntansi dengan harga
sahamnya. Akibatnya, kandungan informasi harga saham lebih cepat dalam merespon
peristiwa ekonomi dibanding laba akuntansi. Jika penundaan pengakuan laba tersebut
berlangsung terus-menerus dalam beberapa perioda, maka akan terjadi bias pengakuan yang
berakibat pada perbedaan nilai buku dan nilai pasarnya. Bias pengakuan tersebut
merupakan indikator terjadinya praktik konservatisma.
Banyak kritik mengenai kegunaan konsep konservatisma berkaitan dengan kualitas
laporan keuangan, karena penggunaan metoda yang konservatif akan menghasilkan angka-
angka yang cenderung bias dan tidak mencerminkan realita. Namun, akhir-akhir ini banyak
peneliti yang melihat konservatisma dari sisi manfaatnya, khususnya eksistensi
konservatisma pada level perusahaan.
Salah satu penjelasannya adalah bahwa konservatisma muncul karena merupakan
bagian dari mekanisma kontrak yang efisien antara perusahaan dengan berbagai pihak
(Watts 2003). Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisma akuntansi dapat digunakan
untuk meng-hindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai
informasi asimetris, pembayaran asimetris, harison waktu yang terbatas, dan tanggung
jawab yang terbatas. Misalnya, konservatisma dapat menahan perilaku oportunistik manajer
dalam melaporkan ukuran-ukuran akuntansi yang digunakan dalam kontrak. Kwon (2005)
menyatakan bahwa laba akuntansi yang dijadikan media kontrak akan lebih bermanfaat
untuk mengurangi biaya keagenan yang timbul dari moral hazard, jika disajikan secara
konservatif.
Di Indonesia, studi konservatisma masih terbatas. [Mayangsari dan Wilopo (2002),
dan Wibowo (2003)] menyatakan bahwa hubungan kontraktual yang diproksi dengan
struktur kepemilikan, struktur utang, dan ukuran perusahaan mempengaruhi konservatisma
akuntansi. Selain itu penelitian-penelitian tersebut memberikan bukti terjadinya praktik
konservatisma akuntansi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sari (2004)
membuktikan bahwa konservatisma akuntansi bermafaat untuk mengatasi konflik
kepentingan di seputar kebijakan dividen. Selain itu dia membuktikan juga bahwa
konservatisma berpengaruh terhadap penurunan biaya modal utang yang ditunjukkan dengan

AKPM‐10   4 
meningkatnya rating obligasi. Widya (2004) membuktikan bahwa pilihan kebijakan
akuntansi yang cenderung konservatif dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, tingkat
leverage, ukuran perusahaan dan tingkat kepemilikan.
Dari uraian beberapa hasil penelitian tersebut di atas, penelitian yang mempelajari
tentang konservatisma akuntansi dengan berbagai determinannya, masih belum
mempertimbangkan dorongan manajer sebagai pihak yang mempunyai posisi sentral dalam
proses penyu-sunan laporan keuangan. Misalnya, Ahmed et al. (2002), mereka meneliti
tentang hubungan antara konflik kepentingan dan konservatisma tapi mengabaikan posisi
manajer yang mempunyai dorongan dan kepentingan yang bisa jadi berbeda dengan pihak
prinsipal.
Upaya manajer untuk menjalankan fungsinya sebagai agen tidak terlepas dari
dorongan mereka yang dipengaruhi kondisi eksternal dan internal perusahaan. Kondisi
eksternal yang mendorong manajer adalah risiko litigasi, sedangkan kondisi internal yang
mendorong manajer adalah tipe strategi perusahaan.
Risiko litigasi sebagai faktor kondisi eksternal, didasarkan pada pandangan bahwa
investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan secara hukum. Investor
maupun kreditor dalam memperjuangkan hak dan kepentingannya dapat melakukan litigasi
dan tuntutan hukum kepada perusahaan. Johnson et al. (2000) dan Qiang (2003)
menyatakan bahwa risiko potensial terjadinya litigasi dipicu oleh potensi yang melekat pada
perusahaan berkaitan dengan tidak terpenuhinya kepentingan investor dan kreditor.
Tuntutan litigasi dapat timbul dari pihak kreditor, investor atau pihak lain yang
berkepentingan dengan perusahaan. Bagi perusahaan, upaya untuk menghindari tuntutan
dan ancaman litigasi mendorong manajer mengungkapkan informasi yang cenderung
mengarah pada: (i) pengungkapan berita buruk dengan segera dalam laporan keuangan, (ii)
menunda berita baik, (iii) memilih kebijakan akuntansi yang cenderung konservatif
(Seetharaman et al. 2002).
Tipe strategi perusahaan dapat dikaitkan dengan sistem akuntansi yang
diterapkannya, bahkan strategi menjadi salah satu komponen untuk melengkapi penelilaian
kinerja perusahaan. Beberapa studi telah membuktikan bahwa tipe strategi yang berbeda
akan menghasilkan sistem pengendalian akuntansi yang berbeda pula, termasuk dalam hal
pemilihan metoda akuntansinya apakah cenderung konservatif atau tidak

AKPM‐10   5 
C. PERUMUSAN HIPOTESIS PENELITIAN
1. Konservatisma dan Konflik Kepentingan
Teori keagenan menyatakan bahwa pihak investor dan kreditor mempunyai konflik
kepentingan. Konflik tersebut tercermin dari kebijakan dividen, pendanaan, dan kebijakan
investasi (Jensen and Meckling 1976; Begley 1994). Ketiga kebijakan tersebut dapat
digunakan oleh investor untuk mengatur manajer dan mentransfer keuntungan dari
kekayaan kreditor. Myer (1977) dan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
investor dapat mengambil keuntungan dari kekayaan kreditor dengan cara menerima
sejumlah deviden yang berlebihan. Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Eastterbrook
(1984), Jensen (1986), Hart dan Moore (1994), Ziewel (1996), dan Fluck (1998, 1999) yang
menyatakan tentang potensi terjadinya konflik kepentingan antara kreditor dan investor
maupun manajer. Investor melalui manajernya, dapat menggunakan sumberdaya
perusahaan atas kepentingan dirinya dibanding untuk kepentingan kreditor.
Pemilihan metoda akuntansi yang lebih konservatif adalah salah satu cara yang
dapat mengurangi risiko kepada kreditor yakni menghindari pembayaran dividen secara
berlebihan. Pengurangan risiko tersebut semakin penting ketika konflik antara kepentingan
investor dan kreditor berkaitan dengan kebijakan dividen semakin tinggi dan melebar pada
bentuk konflik lainnya, seperti kebijakan pendanaan utang baru dan kebijakan investasi.
Ahmed et.al (2002) meneliti tentang pengaruh konflik kepentingan terhadap konservatisma,
namun konflik yang dimaksudkan masih bersifat parsial dan lebih ditekankan pada konflik
kebijakan dividen. Atas dasar penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Semakin tinggi intensitas konflik kepentingan antara kreditor dan investor,
maka semakin tinggi kecenderungan diterapkannya konservatisma
akuntansi.

2. Konflik Kepentingan, Konservatisma, dan Litigasi


Lingkungan hukum yang berlaku pada suatu wilayah tertentu mempunyai dampak
yang signifikan terhadap kebijakan diskresioner manajer dalam melaporkan keuangannya
(Ball et al. 1999 dan 2000). Manajer akan melakukan penyeimbangan antara kos litigasi
yang akan timbul dengan keuntungan yang akan diperoleh karena akuntansi yang agresif.

AKPM‐10   6 
Pada lingkungan hukum yang sangat ketat, kecenderungan manajer untuk melaporkan
keuangan secara konservatif semakin tinggi. Pada lingkungan hukum yang longgar
dorongan untuk melaporkan keuangan secara konservatif akan berkurang (Francis et al.
1994). Hal yang hampir sama, Ball et al. (2000) menyatakan bahwa pada negara common
law yang di dalamnya penyedia modal tergantung pada laporan publikasian, tuntutan
pengungkapan yang tepat waktu lebih tinggi daripada di negara code law yang konsekuensi
hukum dan aturan pengungkapan informasi kepada publik relatif rendah.
Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan
akuntansi, menuntut manajer untuk lebih mencermati praktik-praktik akuntansi agar
terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegakan hukum yang semakin ketat
inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan pelanggaran
sehingga akan semakin mendorong manajer untuk bersikap hati-hati dalam menerapkan
akuntansinya. Demikian juga, bagi akuntan yang menyiapkan maupun yang memeriksa
laporan keuangan akan cenderung lebih konservatif.
Karena kesalahan dalam memperkirakan kemungkinan keuntungan lebih berbahaya
dibanding kesalahan karena memperkirakan kemungkinan rugi. Jadi semakin tinggi risiko
litigasi yang akan dialami perusahaan, maka semakin besar pengaruh positif konflik
kepentingan terhadap konservatisma akuntansi. Atas dasar hal tersebut, maka hipotesis
kedua dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Pada kondisi perusahaan berisiko litigasi tinggi, hubungan positif antara
konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin kuat.

3. Konflik Kepentingan, Konservatisma, dan Tipe Strategi


Konservatisma adalah reaksi yang hati-hati (prudent-reaction) dalam
menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan
bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup
diper-timbangkan (Dewi 2003). Selain merupakan konvensi penting dalam akuntansi,
konservatisma berimplikasi pada strategi perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian.
Bukti empiris yang mengkaitkan antara strategi perusahaan dalam kaitannya dengan
konflik kepentingan dan konservatisma masih terbatas.

AKPM‐10   7 
Bushman et al. (2003) menemukan bahwa mekanisma corporate governance
berhubungan erat dengan konservatisma dan strategi perusahaan. Mereka menemukan
bahwa variasi ketepatan waktu akuntansi dengan kondisi sekarang sebagian dapat
dijelaskan oleh struktur governance, pertumbuhan perusahaan, fluktuasi return, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, masa jabatan manajer, strategi diversifikasi dan kinerja
masa lalu.
Keterkaitan konservatisma akuntansi dengan strategi dapat dilihat dari orientasi
srategi yang diterapkan dalam memprioritaskan efisiensi dan inovasi. Perusahaan
dengan strategi prospektor memiliki karakter inovasi produk-produk baru, variasi dan
diversi-fikasi produk. Untuk menopang strategi tersebut, investasi di bidang
pengembangan tenaga kerja, pengeluaran riset dan pengembangan, dan pengeluaran
modal relatif lebih tinggi dibanding perusahann defender (Ittner dan Larcker 1997).
Hamid (2000), yang mengembangkan risetnya dari Ittner & Larcker (1997) dan
Anthony & Ramesh (1992), menunjukan bahwa strategi yang berbeda akan
menghasilkan rata-rata pertumbuhan laba dan penjualan yang berbeda pula. Rata-rata
pertumbuhan perusahaan bertipe prospektor lebih besar dibanding dengan rata-rata
pertumbuhan penjualan perusahaan bertipe defender. Demikian juga, rata-rata
pertumbuhan laba perusahaan bertiplogi prospektor lebih besar dibanding dengan rata-
rata pertumbuhan laba pada perusahaan bertipe defender.
Bagi manajer, dorongan untuk memilih kebijakan akuntansi harus disesuaikan
dengan tipe strategi perusahaan yang sedang dijalankan. Perusahaan bertipe prospektor
cenderung memiliki rata-rata pertumbuhan laba dan penjualan tinggi dibanding
perusahaan bertipe defender. Jadi, ketika perusahaan bertipe defender, hubungan konflik
kepentingan dan konservatisma akuntansi akan cen-derung menguat karena searah
dengan dorongan manajer yang cenderung memeprtahankan laba dan penjualannya.
Sebaliknya, ketika perusahaan bertipe prospektor hubungan konflik kepentingan dan
konservatisma akuntansi akan cenderung melemah karena berlawanan dengan dorongan
manajer yang ingin meningkatkan pertumbuhan penjualan dan labanya. Atas dasar
penjelasan tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis:
H3: Pada kondisi perusahaan bertipe prospektor, hubungan positif antara
konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin lemah.

AKPM‐10   8 
atau
Pada kondisi perusahaan bertipe defender, hubungan positif antara
konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin kuat.

D. METODA PENELITIAN
1. Definisi dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: 1) konservatisma


akuntansi, 2) konflik kepentingan, 3) risiko litigasi, dan 4) tipe strategi.
Konservatisma akuntansi adalah perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar yang
terjadi secara persisten selama jangka waktu beberapa perioda atau dikenal dengan bias
permanen. Untuk mengukur konservatisma mengacu pada Beaver dan Ryan (2000) yang
mengukur komponen bias dan lag dengan cara meregresi rasio BTM (book to market) pada
return saham perioda sekarang dan perioda lag. Model regresi tersebut bertujuan untuk
mencari pengaruh tetap antar-perusahaan (fixed effect).
Konflik kepentingan merupakan gambaran konflik yang terjadi antara kreditor dan
investor. Proksi yang digunakan untuk mengukur konflik tersebut mengacu pada Ahmed, et
al. (2002) yakni terdiri atas tiga proksi: operating uncertainty, level of dividend, dan
leverage. Karena masing-masing proksi tidak bisa dilihat secara parsial, maka ketiga proksi
tersebut digabung dengan melakukan analisis faktor untuk mencari satu indeks intensitas
konflik kepentingan yang terjadi dalam perusahaan.
Risiko litigasi diartikan sebagai risiko yang melekat pada perusahaan yang
memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-pihak yang berpentingan terhadap perusahaan
meliputi kreditor, investor, dan regulator. Risiko litigasi dapat diukur dari berbagai indikator
keuangan yang menjadi determinan kemungkinan terjadinya litigasi. Penelitian ini mengacu
pada Qiang (2003) dan Johnson et al. (2001), yang mengukur biaya atau risiko litigasi dari
sisi ex-ante yakni mengukur beberapa indikator yang dapat menimbulkan litigasi. Untuk
mengukur risiko litigasi, penelitian ini melakukan analisis faktor (component factor
analysis) terhadap variabel-variabel: (1) beta saham dan perputaran volume saham,
keduanya merupakan proksi volatilitas saham; (2) likuiditas dan solvabilitas, keduanya

AKPM‐10   9 
merupakan proksi dari risiko keuangan; (3) ukuran perusahaan yang merupakan proksi dari
risiko politik.
Klasifikasi Strategi yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada konsep
Miles dan Snow (1978) untuk merepresentasi tipe strategi perusahaan, yakni tipe prospektor
dan tipe defender. Penentuan sampel yang tergolong prospektor dan defender meng-
gunakan model yang dikembangkan oleh Ittner dan Larcker (1997), Skinner (1993), dan
Kallapur dan Trombbley (1999). Tipe strategi diukur dengan melakukan komposit melalui
analisis faktor komponen terhadap variabel-veriabel yang menjadi proksi ukuran strategi,
yakni: 1) rasio jumlah karyawan dibagi dengan total penjualan (KARPENJ); 2) rasio nilai
pasar ekuitas dibandingkan dengan nilai buku ekuitas (PBV); 3) rasio pengeluaran modal
dibagi dengan nilai pasar ekuitas (CEMVE); 4) rasio pengeluran modal dibagi dengan total
asset (CETA).

2. Model Analisis

Penelitian ini mengunakan tiga model. Pertama, model yang digunakan untuk
menguji pengaruh konflik kepentingan terhadap konservatisma. Kedua, model yang
digunakan untuk menguji pengaruh variabel moderasi yakni litigasi terhadap hubungan
antara konflik kepentingan dan konservatisma. Ketiga, model yang digunakan untuk
menguji pengaruh variabel moderasi yakni tipe strategi terhadap hubungan antara konflik
kepentingan dan konservatisma. Adapun model keempat merupakan model analisis
tambahan. Tahapan model analisisnya sebagai berikut:
Model (1): KONit = β0 + β1 KONFLit + ei
Model (2a): KONi t= β0 + β1KONFLit + β2LITit + ei
Model(2b): KONit =β0+β1KONFLit+β2LITit+β3KONFL*LITit+ei
Model (3a): KONit= β0 + β1KONFLit + β2STRit + ei
Model (3b): KONit= β0+ β1KONFLit +β2STRit +β3KONFL* STRit +ei

KON adalah konservatisma akuntansi; KONFL adalah konflik kepentingan antara


investor dan kreditor; LIT adalah risiko litigasi perusahaan; dan STR adalah tipe strategi

AKPM‐10   10 
perusahaan. Hipotesis H1, H2, dan H3 diuji dengan menguji signifikansi koefisien β1
pada (model 1); koefisien β3 (model 2b), koefisien β3 (model 3b).

3. Data dan Pemilihan Sampel

Data akuntansi dikutip dari laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan yang mempublik di Bursa Efek Jakarta, untuk periode 1995 sampai
2003. Data laporan keuangan diperoleh dari berbagai sumber antara lain, Data Pasar Modal
UGM, Pojok BEJ FE-UMM. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pemanufakturan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Sampel penelitian dipilih dari seluruh populasi dengan menggunakan metoda
penyampelan bersasaran (purposive sampling), dengan kriteria-kriteria: 1) termasuk dalam
sektor industri manufaktur sesuai dengan klasifikasi sektor industri yang ada dalam
Indonesian Capital Market Directory selama 9 tahun yakni mulai tahun 1995-2003, 2)
memiliki akhir tahun fiskal 31 Desember dan laporan keuangan auditan, 3) memiliki data
return yang ada dalam Data Pasar Modal–UGM, 4) memiliki data dividen. Sampel dibatasi
hanya pada perusahaan yang berada dalam kelompok industri pemanufakturan. Pembatasan
ini dimaksudkan untuk mengendalikan variabilitas sifat aset perusahaan yang disebabkan
oleh karakteristik industri sehingga tidak dapat menggambarkan sifat pertumbuhan
perusahaan dengan tepat. Analisis didasarkan pada 972 observasi dari 98 perusahaan-
perusahaan pemanufakturan yang memenuhi kriteria untuk dianalisis.

E. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pengukuran Konservatisma Akuntansi
Konservatisma akuntansi berkaitan dengan bias yang sifatnya permanen yang
tercermin dari koefisien intersep hubungan return saham dengan perbedaan nilai buku dan
nilai pasar. Untuk menentukan bias permanen, diperlukan data gabungan time series dan
crossection yang dianalisis dengan cara regresi BTM dengan RET pada tahun yang sama
maupun tahun-tahun sebelumnya (lag). Penentuan panjangnya lag, didasarkan pada
pertimbangan nilai signifikansi variabel lag terhadap BTM. Dalam penelitian ini,
panjangnya lag ditentukan selama 3 tahun sebelumnya, sedangkan lag lebih dari tiga tahun
akan menghasilkan nilai t yang tidak signifikan.

AKPM‐10   11 
Tujuan dari analisis regresi tersebut adalah untuk mencari nilai koefisien fixed
effect yang merupakan intersep dari masing-masing perusahaan sampel yang berasal dari
data panel yang ada. Langkah-langkah dalam melaksanakan regresi fixed effect mengikuti
tahapan dalam Gujarati (1995). Penggunaan model ini menggunakan asumsi bahwa
intersep antarperusahaan akan berbeda sedangkan slopenya tetap sama. Koefisisen fixed
effect yang dihasilkan dari model regresi dijadikan surogat untuk indeks konservatisma
akuntansi dengan cara mengalikan nilai koefisien tersebut dengan (-1).
2. Hasil Pengukuran Konflik Kepentingan, Risiko Litigasi, dan tipe strategi.
Pengukuran variabel konflik kepentingan, risiko litigasi dan tipe strategi
menggunakan analisis faktor. Konflik kepentingan (KONFL) diperoleh dari komposit
beberapa ukuran antara lain deviasi standar ROA (std_ROA), level dividen (level_dvd), dan
tingkat leverage (totlev). Risiko litigasi (LIT) diperoleh dari komposit beberapa ukuran
antara lain risiko saham (BETA), rata-rata perputaran volume saham (TOS), likuiditas
(LIKUID), solvabilitas (LEV), dan ukuran perusahaan (LG_aset). Tipe strategi (STR)
diperoleh dari komposit beberapa ukuran antara lain rasio pengeluaran modal dengan nilai
pasar (CEMVE), rasio pengeluaran modal dengan total aset (CETA), rasio jumlah karyawan
dengan penjualan (KARPENJ), dan rasio nilai pasar dengan nilai buku (PBV).
Tahapan dalam melakukan analisis mengikuti tahapan analisis faktor dalam Hair et
al. (1995) khususnya yang menggunakan pendekatan component factor analisys. Pendekatan
ini dapat digunakan untuk menentukan satu ukuran nilai variabel dari komposit berbagai
ukuran. Pertama, adalah menaksir signifikansi keseluruhan matrik korelasi dengan
menggunakan Bartlett’s Test of Sphericity. Korelasi keseluruhan set variabel harus
signifikan dan besarnya measure of sampling adequacy (MSA) harus bernilai minimal 0,50.
Apabila MSA secara keseluruhan masih kurang dari 0,50 maka variabel yang mempunyai
MSA terkecil atau kurang dari 0,50 harus tidak disertakan dalam analisis. Kedua,
menghitung faktor matriks dan memilih jumlah faktor yang akan dipertahankan.
Kemampuan penjelas relatif masing-masing faktor yang ditunjukkan oleh eigenvalue.
Faktor yang dipilih sebagai wakil adalah faktor yang mempunyai eigenvalue sama dengan
atau lebih besar dari satu (Hair et al. 1995).

3. Statistik Diskriptif

AKPM‐10   12 
Nilai rata-rata untuk konservatisma akuntansi menunjukkan nilai –1,677. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan secara umum melakukan praktik konservatisma akuntansi,
walaupun masih tergolong rendah karena nilai maksimumnya -0,270. Nilai rata-rata
variabel konflik kepentingan sebesar –0,113. Hal ini menunjukkan perusahaan dalam
sampel secara umum mengalami konflik kepentingan yang masih rendah. Nilai rata-rata
LIT sebesar -0,0485 menunjukkan bahwa secara umum perusahaan sampel tidak memiliki
risiko litigasi yang besar. Nilai rata-rata variabel STR sebesar 0,049. Nilai indeks cukup
bervariasi berkisar dari nilai –2,094 sampai dengan 3,587. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
tipe strategi dalam sampel bervariasi.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis 1
Hasil pengujian pada model 1, berhasil mendukung hipotesis 1, artinya konflik kepentingan
berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi yang ditunjukkan dengan nilai
signifikansi t lebih kecil dari α yang ditetapkan (α=0,05), yaitu 0,028 atau nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (2,236 > 1,980). Dari hasil analisis diperoleh nilai Adj R2 = 0.040.
Angka ini menunjukkan bahwa variasi nilai konservatisma akuntansi (Y) yang dapat
dijelaskan oleh model regresi sebesar 4% sedangkan sisanya, yaitu 96%, dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
b. Hipotesis 2
Pada model 2b, pengaruh utama konflik kepentingan terhadap konservatisma
ditunjukkan oleh β1 sebesar 2,852 dan nilai t-hitung sebesar 5,083 dengan nilai probabilitas
0,000 berarti secara statistik signifikan pada α 1%. Hipotesis 2 (H2) diuji dengan t-test yaitu
menguji secara parsial siginifikansi koefisien LIT*KONFL pada model 2b. Pengaruh
pemoderasian atau interaksi variabel LIT ditunjukkan oleh koefisien LIT*KONFL (β3).
Koefisien interaksi antara risiko litigasi dan konflik kepentingan (β3) adalah negatif -0,526.
Nilai statistik t-hitung dari koefisien ini adalah -4,398 dengan nilai probabilitas sebesar
0,000.
Dari hasil interaksi pada model 2b, dapat dijelaskan bahwa pengaruh risiko litigasi
sebagai variabel pemoderasi bersifat memperlemah yang ditunjukkan dari nilai koefisien
(β3) sebesar -0,526. Hal ini ditunjukkan pula oleh pengaruh bersih dari model tersebut

AKPM‐10   13 
yakni sebesar 2,326 (2,852 - 0,526), yang berarti bahwa pengaruh konflik kepentingan
terhadap konservatisma semakin melemah. Hasil pengujian ini tidak berhasil mendukung
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ketika risiko litigasi tinggi hubungan positif antara
konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin kuat. Hasil temuan justru
menunjukkan sebaliknya, yakni ketika risiko litigasi tinggi, hubungan positif antara konflik
kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin lemah.
c. Hipotesis 3
Hipotesis (H3) diuji dengan t-test yaitu menguji secara parsial siginifikansi koefisien
KONFL*STR pada model 3b. Pengaruh pemode-rasian atau interaksi variabel STR pada
hubungan KONFL dengan KON ditunjukkan oleh koefisien KONFL*STR (β3). Koefisien
interaksi antara tipe strategi dan konflik kepentingan (β3) adalah -0,760. Nilai statistik t dari
koefisien ini adalah -2,177 dengan nilai probabilitas sebesar 0,032.
Hasil pengujian ini berhasil mendukung hipotesis 3 bahwa tipe strategi berpengaruh
terhadap hubungan antara konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi. Dalam kondisi
tipe strategi prospector, hubungan antara konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi
semakin lemah, bahkan mengarah pada hubungan yang negatif. Demikian untuk
sebaliknya, pada kondisi perusahaan bertipe strategi defender, hubungan positif antara
konflik kepentingan dan konser-vatisma akuntansi semakin kuat.

F. SIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian ini mendukung argumen bahwa konservatisma akuntansi
merupakan praktik umum yang dilakukan perusahaan secara diskresioner. Selanjutnya,
terkait dengan pola hubungan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa, pertama, bukti
empiris menunjukkan bahwa konflik kepentingan berpengaruh positif terhadap
konservatisma akuntansi. Hal ini mendukung prediksi bahwa semakin tinggi intensitas
konflik kepentingan, maka semakin tinggi kecenderungan penerapan konservatisma
akuntansi. Hasil ini mendukung penelitian Ahmed et al. (2002).
Kedua, pengaruh pemoderasian risiko litigasi terhadap hubungan konflik
kepentingan dan konservatisma akuntansi bersifat memperlemah. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi risiko litigasi perusahaan, maka hubungan positif konflik
kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin lemah. Hasil ini tidak mendukung

AKPM‐10   14 
hipotesis yang diprediksi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh masih lemahnya
penegakan hukum (law enforcement) di Indonesia, yang berakibat pada lemahnya antisipasi
manajer terhadap risiko litigasi.
Ketiga, pengaruh pemoderasian tipe strategi perusahaan terhadap hubungan antara
konflik kepentingan dan konservatisma akuntansi bersifat memper-lemah. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika perusahaan bertipe pros-pektor, maka hubungan positif konflik
kepentingan dan konservatisma akuntansi semakin lemah. Demikian sebaliknya, ketika
perusahaan bertipe defender, maka hubungan positif konflik kepentingan dan
konservatisma akuntansi semakin kuat. Hasil ini berhasil mendukung hipotesis yang
diprediksikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Hamid (2000) yang menyatakan bahwa
rata-rata pertumbuhan laba perusahaan prospektor lebih tinggi dibanding perusahaan
defender.
Hasil penelitian ini memberi kontribusi memperluas literatur terkait melalui
pengujian dampak risiko litigasi dan tipe strategi perusahaan terhadap hubungan antara
konflik kepentingan investor versus kreditor dan konservatisma akuntansi. Dampak dari
kedua faktor kondisional tersebut akan semakin mempertegas eksistensi dan determinan
konservatisma pada level perusahaan yang telah didukung oleh banyak penelitian
dengan menggunakan teori hubungan keagenan dan mekanisma kontrak efisien.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi regulator dalam
mempertimbangkan penetapan persyaratan pengungkapan laporan keuangan yang tidak
saja mempertimbangkan kepentingan investor, tapi juga kepentingan kreditor maupun
manajer. Juga, bukti empiris ini diharapkan bermanfaat bagi profesi auditor sebagai
pendorong untuk ikut bertanggungjawab meningkatkan kualitas laporan keuangan
perusahaan.
Berkaitan dengan risiko litigasi yang memperlemah hubungan antara konflik
kepentingan dan konservatisma akuntansi, maka informasi ini sangat bermanfaat bagi
regulator pasar modal (BAPEPAM) untuk lebih meningkatkan penegakan hukum agar
risiko litigasi akan diapresiasi oleh manajer dan berdampak positif terhadap praktik
konservatisma akuntansi.
Perbaikan atas penelitian ini dapat dilakukan dengan cara: 1) menggunakan
ukuran konservatisma selain Beaver dan Ryan (2000); 2) meneliti potensi konflik

AKPM‐10   15 
kepentingan selain konflik antara investor dan kreditor; 3) membedakan sampel
perusahaan antara jenis perusahaan regulated dan unregulated, 4) mempertimbangkan
faktor tingkat kesulitan keuangan perusahaan; 5) mempertimbangkan kualitas auditor.

AKPM‐10   16 
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, AS., R.M. Morton and T.F. Schaefer, 2000. Accounting Conservatism and The
Valuation of Accounting Numbers: Evidence on The Feltham-Ohlson (1996)
Model. Journal of Accounting, Auditing and Finance (summer): 271-293.

Ahmed, AS., B. Billing, M.S. Haris, and R.M. Morton, 2002. The Role of Accounting
Conservatism in Mitigating Bondholder-Shareholder Conflicts over Dividens
Policy and In Reducing Debt Costs. The Accounting Review 77 No. 4 pp 867-
890.

Anthony, H.J., and Ramesh, K., 1992. Association Between Accounting Performance
Measures and Stock Prices: Corporate Life Cycle Perspective. Journal of
Accounting and Economics 15:203-227.

Ball, R., Robin A., and Wu Y., 2000. Incentives Versus Standard: Properties of
Accounting Income in Four East Asian Countries, and Implication for
Acceptance of IAS. Working Paper, University of Chicago.

Ball, R., Kothari SP., and Robin A., 2002. The Effect of International Institution Factors
on Properties of Accounting Earnings. Journal of Accounting and Economics
29:1-51.

Basu, Sudipta, 1997. The Conservatism Principle and The Asymetric Timeliness of
Earnings. Journal of Accounting and Economis, 24: 3-37.

Beaver, WH., 1998. Financial Reporting: An Accounting Revolution. 3th Prentice Hall
International, Inc.

Beaver WH., Clarke R., and Wright W., 1979. The Assosiation Between Asymetric
Security Return And The Magnitude Of Earnings Forcast Errors. Journal of
Accounting Research 17: 316-340.

_________, W., and S. Ryan, 2000. Biases and Lags In Book Value and Their Effect on
Adibility of The Book-To-Market Rasio to Predict Book Return on Equity.
Journal of Accounting Research 38 (1):127-148

AKPM‐10   17 
Begley, J., 1994. Restrictive Covenants Included In Public Debt Agreements: An
Empirical Investigation. Working paper, University of British Columbia.

Belkoui, Ahmed Riahi, Accounting Theory. Forth Worth: The Dryden Press, 1993

Bourgeois, L.J, 1980. Strategy and Environment : A Conceptual Integration. Academy


of Management Review.

Brown S., Hillegeist S.A., and Lo, K., 2004. Management Forecasts and Litigation
Risk. Working Paper, Goizueta Business School, Emory University

Bushman, R.M., and Piotroski, E., 2004. Encouraging Pessimism or Discouraging


Optimism: The Influence of Legal, Political and Financial Institutions on
Accounting Conservatism. Working Papers, the Kenan-Flagler Business
School.

Cao, Z., and Narayanamoorthy, G., 2005. Accounting and Litigation Risk. Working
Paper, Yale School of Management.

Dewi, Ratna AAA., 2003. Pengaruh Konservatisma Laporan Keuangan Terhadap


Earnings Response Coefficient. Makalah SNA VI

Easterbrook, Frank, 1984. Two Agency Cost Expalanations of Dividens. American


Economic Review 74, 650-659

Fluck, Z., 1998. Optimal Financing Contracts: Debt versus Outside Equity. Review of
Financial Study 11, 383-418.

Fluck, Z., 1999. The Dynamics of The Management Shareholder Conflict. Review of
Financial Study 12, 347-377.

Francis, J., D. Philbrick and K. Schipper, 1994, Shareholder Litigation and Corporate

Disclosures, Journal of Accounting Research, 32, 2, 137-164

Francis, J., LaFond, R.Z., Ohlson, P., and K. Schipper, 2003. Costs of Capital and
Earnings Attributes. Working Paper, Duke University.

Gujarati, D., 1995. Essenetial Of Econometrics, International Editions, McGrawHill,


Inc.

AKPM‐10   18 
Hamid, H.A., 2000. Studi Terhadap Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan
Prospektor And Defender, dan Hubungannya Dengan Harga Saham. SNA II.
Jakarta.

Hart, oliver and J. Moore, 1994. A Theory of Debt Based on Inalienability of Human
Capital, Quarterly Journal of Economis 109: 841-880.

Hendriksen ES., and Van Breda MF., 1992. Accounting Theory, 5th Edition, Irwin,
Homewood, Boston.

Ittner, DC., Larcker D.F., and Rajan MV., 1997. The Choice Of Performance Measure
In Annual Bonus Contract. The Accounting Review, 72, April, 231-255.

Jensen MC., and Meckling WH., 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics
(Oktober), 193-228.

Johnson, M.F., Kasznik, R., and Nelson, K.K., 2001. The Impact of Securities
Litigation Reform on the Disclosure of Forward-Looking Information by High
Technology Firms. Journal of Accounting Research 39 (2): 297-327.

Kalay, A., 1982. Stockholder-bondholder Conflict and Dividend Constraints. Journal of


Financial Economics 10 (2): 211-33.

Kam, Vernon, 1990. Accounting Theory. New York: John Wiley & Sons.

Kasznik, R. and Lev, B. 1995. To Warn or Not to Warn: Management Disclosures in


the Face of an Earnings Surprise. Accounting Review 70 (1): 113-34.

Kellogg, R.L., 1984. Accounting Activities, Security Prices, and Class Action Lawsuits.
Journal of Accounting & Economics 6 (3): 185-204.

Kim Langfield & Smith. Management Control System and Strategy : A Critical Review.
Accounting, Organization and Society, Vol. 22, 1997.

Kormendi R., and Lipe R., 1987. Earnings Innovations, Earnings Persistence and Stock
Returns. Journal of business, 323-346.

AKPM‐10   19 
Kothari SP., 1992. Price-Earnings Regression in The Presence of Price Leading
Earnings: Earnings Level versus Change Specification and Alternative
Deflators. Journal of Accounting and Economics 15, 173-202.

__________., and Sloan RG., 1992. Information in Earnings about Future Earnings :
Implication for Earnings Responses Coefficients. Journal of Accounting and
Economics 15, 143-171.

__________., and Zimmerman L., 1995. Price and Return Model. Journal of
Accounting and Economics, 20, 155-192.

Kwon YK., Newman DP., and Suh Y., 2001. The Demand for Accounting
Conservatism for Management Control. Reviev of Accounting Studies, 6, 29-51

Kwon, S. S., 2002. Value Relevance of Financial Information and Conservatism: High-
Tech versus Low-Tech Stocks. Working Paper, Rutgers University- Camden.

Kwon, Y. P., 2005. Accounting Conservatism and Managerial Incentives, Forthcoming


in Management Science.

Kothari, S. P., and R. G. Sloan, 1992, Information in Prices About Future Earnings:

Implications for Earnings Response Coefficients, Journal of Accounting an


Economics 15: 143-171

Mayangsari, S.,and Wilopo, 2002. Konservatisma Akuntansi, Value Relevance And


Discretionery Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham and Ohlson (1996).
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5, No. 3 (September): 229-310.

Mile, R., and Snow, 1978. Organizational Strategi, Structure And Process. New York,
NY: McGraw-Hill.

Miler. D., and Friesen, P.H., 1982. Inovation in Conservative and Entrepreneurial Firm :
Two Models of Strategic Momentum. Strategic Management Journal.

Monahan, 1999. Conservatism, Growth and the Role of Accounting Numbers in the
Equity Valuation Process. Working Paper, the University of North Carolina.

Penman,S., and X. Zhang, 2002. Accounting Conservatism, Quality of Earnings, and

Stock Returns. The Accounting Review, 77 (2): 237 –264.

AKPM‐10   20 
Qiang, Xinrong, 2003. The Economic Determinants of Self-imposed Accounting
Conservatism. Disertation, Ph.D. Candidate in Accounting Department of
Accounting and Law School of Management State University of New York at
Buffalo.

Rezaee, Z., and Jain, P.K., 2004. The Sarbanse-Oxley Act and Accounting
Conservatism. Working paper. University of Memphis.

Sari, Dahlia, 2004. Hubungan Antara Konservatisma Akuntansi Dengan Konflik


Bondholder-Shareholder Seputar Kebijakan Dividen dan Peringkat Obligasi
Perusahaan. SNA IV , Denpasar

Seetharaman,A., B. Srinidhi., Zane, Swanson, 2002. The Effect of the Private Securities
Litigation Reform Act of 1995 on Accounting Conservatism. Working Paper,
Saint Louis University.

Smith CW., Jr., and Warner M., 1979. On Financial Contracting: An Analysis of Bond
Covenants. Journal of Financial Economics (June), 117-161.

Sterling RR., 1967. Conservatism : The Fundamental Principle of Valuation in


Traditional Accounting. Abacus, June:109-132.

Suko Priyono, B., 2004. Analisis Pengaruh Hubungan Ideal Tipologi Strategi and
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja. Jurnal Bisnis and Ekonomi, Vol 11 No.
1, UGM. Jogjakarta

Watts RL., 2003. Conservatism In Accounting Part I : Explanation and Implication.


Accounting Horizons, September 17 No 3, 207-221.

Watts RL., 2003. Conservatism In Accounting Part II : Evidence and Research


Opportunities. Accounting Horizons, Desember Vol. 17 No. 4, 287-302.

Watts RL., and Zimmerman JL., 1986. Positive Accounting Theory. Pretice Hall,
Englewood Cliff, New Jersey.

Warfield, T., and J. Wild, 1992. Accounting Recognition And The Relevance Of
Earnings As An Explanatory Variable For Returns. The Accounting Review 67,
821-842.

AKPM‐10   21 
Wibowo, Joko, 2002. Implikasi Konservatisme Dalam Hubungan Laba-Return And
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Thesis, PPS Akuntansi UGM.

Widya, 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan


Terhadap Akuntansi Konservatif. Thesis, PPS-UGM.

Wolk, Harry I., Michael G Tearney, and James L.D., 2001. Accounting Theory: A
Conceptual and Institutional Approach. South Western College Publishing

Zwiebel, J., 1996. Dynamic Capital Structure Under Managerial Entrenchment.


American Economic Review 86, 1197-1215.

AKPM‐10   22 
LAMPIRAN:
1. Statistik Deskriptif
2. Hasil Regresi Pengujian H1: konflik kepentingan dan konservatisma
3. Hasil Regresi Pengujian H2: interaksi konflik kepentingan dan risiko litigasi
4. Hasil Regresi Pengujian H3: interaksi konflik kepentingan dan tipologi strategi

Tabel 1: statistik deskriptif

KON KONFL STR LIT


N Valid 96 96 96 96
Missing 0 0 0 0
Mean -1,677 -,113 ,049 -,0485
Median -1,483 -,133 ,029 -,190
Std. Deviation 1,031 ,247 ,877 ,866
Minimum -6,140 -1,154 -2,094 -1,680
Maximum -,270 1,635 3,587 3,965

Keterangan:
KON = Konservatisma akuntansi , KONFL = Konflik kepentingan, LIT= Risiko
litigasi, STR= tipologi strategi

Tabel 2: hasil regresi pengujian H1


Model 1: KONit = β0 + β1 KONFLit + ei
Variabel koefisien T hitung Sig. Keterangan
intercept -1,623 -15,130 0,000
KONFL 0,238 2,236 0,028 Signifikan
R = 0,225
Adj R Square = 0,040
F hitung = 5,000
Sign. F
= 0,028

AKPM‐10   23 
Tabel 3: hasil regresi pengujian H2
Model 2a: KONit = β0 + β1KONFLit + β2LITit + ei

Model 2b: KONit = β0 + β1KONFLit + β2LITit + β3KONFL*LITit+ ei

Variabel koefisien T hitung Sig. Keterangan


Model 2a
Intercept -1,620
KONFL 0,433 3,570 0,001 Signifikan
LIT -0,367 -2,987 0,004 Signifikan

R = 0,366
Adj R Square = 0,115
F hitung = 7,172
Sign. F
= 0,000
α
= 0,05

Model 2b

intercept -1,304
KONFL 2,852 5,083 0,000 Signifikan
LIT -0,342 -3,046 0,003 Signifikan
KONFL*LIT -0,526 -4,398 0,000 Signifikan

R = 0,533
Adj R Square = 0,261
F hitung = 12,173
Sign. F
= 0,000
α
= 0,05

AKPM‐10   24 
Tabel 4: hasil regresi pengujian H3

Model 3a: KONit = β0 + β1KONFLit + β2STRit + ei

Model 3b: KONit = β0+ β1KONFLit + β2STRit + β3KONFL* STRit + ei


Variabel koefisien T hitung Sig. Keterangan
Model 3a
Intercept -1,623
KONFL 0,246 2,322 0,022 Signifikan
STR -0,149 -1,386 0,169 Tidak Signifikan

R = 0,264
Adj R Square = 0,050
F hitung = 3,485
Sign. F
= 0,035
α
= 0,05

Model 3b

Intercept -1,578
KONFL 0,382 3,151 0,002 Signifikan
STR -0,198 -1,835 0,078 Tidak Signifikan
KONFL*STR -0,760 -2,177 0,032 Signifikan

R = 0,340
Adj R Square = 0,086
F hitung = 3,997
Sign. F
= 0,010
α
= 0,05

AKPM‐10   25 

Anda mungkin juga menyukai