FINANSIAL INTERNASIONAL
1. MASALAH UANG INTERNASIONAL: PERSPEKTIF SEJARAH
2. DIMENSI EKONOMI SISTEM MONETER INTERNASIONAL
3. SISTEM BRETTON WOODS: IMF DAN WORLD BANK
4. INTEGRASI INTERNASIONAL ATAU GLOBALISASI FINANSIAL
5. DISKUSI KELAS: KRISIS HUTANG AMERIKA LATIN & KRISIS FINANSIAL ASIA
1997
UANG INTERNASIONAL
A. Specie Money Era (premodern era)
B. Political Money Era
C. Classical Gold Standard Era (1870-1914)
D. Interregnum Between British and US
Leadership (1914-1944)
A. Specie Money Era
Masa ini menggunakan uang logam yang terbuat
dari emas dan perak.
Emas dan perak menjadi dasar sistem moneter
internasional.
Ada perbedaan yang jelas antara mata uang lokal
dan internasional.
Perdagangan lokal tergantung pada barter,
sedangkan internasional tergantung pada great
currencies, yang diterima sebagai alat tukar
interbasional, yaitu:
Solidius of Constantine
Dinar of Arab
Ducat of Venice
Suplier logam untuk mata uang internasional
ini memiliki hak-hak istimewa, tetapi
penggunaan mata uang internasional ini tidak
menjadi sumber kekuasaan.
Pada masa ini, ekonomi dan politik
merupakan dua bidang yang terpisah.
Masalah moneter lepas dari pengaruh politik.
Kondisi ini berubah pada abad 16-17 ketika
terjadi penemuan tambang emas di Amerika
dan terjadi perluasan perdagangan
internasional.
Pemisahan uang lokal dan uang internasional
runtuh, dan keduanya berbaur melalui arus
moneter yang masuk dan perdagangan, dan
akhirnya pemerintah kehilangan kontrol atas
uang lokalnya.
Kondisi ini mengakibatkan ekonomi nasional
saling tergantung dan subordinat terhadap
pelaksanaan sistem ekonomi internasional.
B. Political Money Era
Abad 18 & 19 terjadi Revolusi Finansial.
Pemerintah memperkenalkan uang kertas,
perbankan modern tumbuh, dan instrumen
kredit pemerintah dan swasta berkembang.
Revolusi menyelesaikan masalah utama
dalam ekonomi, yaitu suplai logam untuk uang
dan kesulitan transaksi internasional dengan
uang logam apabila jarak negara berjauhan.
Revolusi juga menimbulkan masalah baru yaitu bias
inflasi dan memunculkan ketidakstabilan
keuangan.Terjadi benturan antara otonomi ekonomi
domestik dengan ekonomi internasional.
Pelaksanaan efisien sistem moneter dan stabilitas
moneter membutuhkan kebijakan domestik yang
menyesuaikan dengan aturan dan konvensi
internasional.
Jika pemerintah suatu negara memproduksi terlalu
banyak uang maka akanmenimbulkan inflasi yang
akan mempengaruhi hubungan moneter
internasional. Dan inilah yang disebut dengan dilema
dalam hubungan moneter.
C. Classical Gold Standard
Merupakan masa kejayaan kepemimpinan Inggris dalam
ekonomi internasional.
Standar emas klasik internasional merupakan solusi dilema
otonomi ekonomi domestik vs. stabilitas ekonomi internasional.
Dalam teori ini, sistem moneter bagian liberalisme yang
berpegang pada tata moneter yang otomatis, impersonal, dan
simetris dengan politik.
Tata moneter ini tergantung pada fleksibilitas harga domestik
dan hambatan-hambatan alami produksi emas. Harapannya,
ketimpangan neraca akan terkoreksi dan penyesuaian bisa
dicapai.
Tetapi pada prakteknya, standar emas klasik ini tidak berjalan.
Standar ini tidak berjalan secara otomatis, impersonal dan
simetris terhadap politik.
D. Interregnum Between British and
US Leadership (1914-1944)
Konsekuensi Perang Dunia I adalah
nasionalisasi ekonomi termasuk sistem
moneter.
Negara-negara yang suka berperang
bertindak cepat menyelamatkan suplai
emasnya dan menghentikan kurs tetap untuk
membebaskan dan memobilisasi ekonominya
untuk perang.
Standar emas kolaps dan berubah menjadi
kurs mengambang.
Kepemimpinan Inggris runtuh, diikuti runtuhnya
saling ketergantungan ekonomi yang akhirnya
menyebabkan penentuan nilai mata uang menjadi
tanggung jawab pemerintah nasional.
Otonomi ekonomi domestik berada di atas tata
moneter internasional karena keadaan darurat
perang total.
Pasca PD I, dalam Konferensi Genoa, 1922,
dibawah kepemimpinan Inggris, dibentuk standar
pertukaran emas sebagai solusi. Negara-negara
akan mengikatkan nilai mata uangnya dengan nilai
emas, termasuk British sterling.
Sistem ini hanya berjalan beberapa tahun karena
menghadapi Great Depression 1930s yang kembali
menghancurkan tata moneter internasional. Inggris
kehilangan kekuasaannya dalam mengatur sistem
moneter internasional.
Dalam Konferensi Ottawa, 1932, Inggris dan mitra
ekonominya membentuk Sterling Bloc. Tidak lama,
langkah ini diikuti Amerika dengan membentuk Dollar
Bloc dan Perancis dengan gold bloc-nya.
Kondisi ini mengakibatnya terjadinya perang
ekonomi dengan devaluasi dan fluktuasi mata uang
sehingga masing-masing blok berusaha
menyelamatkan ekonominya masing-masing dengan
mengorbankan ekonomi negara lain.
Merespon anarki ekonomi ini, AS mulai
mengambil alih kepemimpinan ekonomi dunia
pada pertengahan 1930s. Tahun 1934, US
Reciprocal Act memberi kekuasaan kepada
presiden AS untuk melakukan negosiasi
dengan negara lain untuk menjalankan asas
timbal balik untuk tarif dagang.
Tahun 1936, AS, Perancis dan Inggris
menandatangani Tripartite Agreement untuk
mengatasi krisis dan konflik keuangan.
DIMENSI EKONOMI
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Tujuan tunggal sistem moneter internasional adalah
memfasilitasi pertukaran ekonomi internasional.
Banyak negara memiliki mata uang nasional tetapi
tidak diterima di luar negaranya. Perbedaan mata
uang nasional ini menjadi hambatan perdagangan dan
transaksi finansial internasional. Transaksi
internasional mungkin terjadi hanya jika alat
pertukaran satu mata uang nasional terhadap mata
uang lainnya tidak mahal atau tinggi.
1. Exchange Rate System
Kurs adalah harga satu mata uang dibandingkan
dengan harga mata uang lainnya. Contoh: US$ 1 bisa
ditukar dengan 109 yen Jepang.
Kurs ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan
permintaan untuk mata uang dalam pasar valuta asing,
yaitu pasar yang memperjualbelikan mata uang.
Sistem Kurs adalah serangkaian aturan yang mengatur
bgaimana mata uang nasional bisa berapresiasi
dan berdepresiasi dalam pasar valuta asing.
Sistem moneter internasional, terutama, berfungsi
menyediakan mekanisme ini. Jika sistem berfungsi
baik, perdagangan dan investasi internasional bisa
berkembang. Jika fungsi berjalan buruk atau jatuh,
perdagangan dan investasi internasional akan
terhenti.