Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN INDIVIDU

MAHASISWA KKN UNHAS


PERIODE JUNI – AGUSTUS 2010

DESA MATTOANGIN
KECAMATAN BANTIMURUNG
KABUPATEN MAROS

PRISKA PARAMITA
C 111 06 045

UNIVERSITAS HASANUDDIN
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (LPM)
PUSAT PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
2010

Page | 1
Page | 2
LAPORAN INDIVIDU
MAHASISWA KKN UNHAS
PERIODE JUNI – AGUSTUS 2010

DESA MATTOANGIN
KECAMATAN BANTIMURUNG
KABUPATEN MAROS

Mattoangin, 24 Agustus 2010

Mengetahui :

Kepala Desa, Koordinator Desa,

Syarifuddin, SP. Ardiawan


NIP. 19690113 199103 1008 NIM. F 311 06 003

Supervisor,

Dr. H Farid Emzil, M.Si


NIP. 131 658 795

Page | 3
DAFTAR ISI

Halaman Sampul / Judul 1


Lembar Pengesahan 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata 5
BAB II GAMBARAN UMUM POTENSI LOKASI 7
II.1 Kondisi Geografis 7
II.2 Jumlah Penduduk 7
II.3 Mata Pencaharian 7
II.4 Sarana dan Prasarana Desa 8
II.5 Pendidikan 9
BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KENDALA YANG
DIHADAPI 10
III.1 Identifikasi Masalah 10
III.1.1 Isu Kesehatan 10
III.1.2 Kendala yang Dihadapi 11
BAB IV ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH 12
IV.1 Pemecahan Masalah 12
BAB V KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN 14
BAB VI PENUTUP 16
VI.1 Kesimpulan 16
VI.2 Saran 16
Lampiran-Lampiran 18

Page | 4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan anak-

anak bangsa dari berbagai komponen pada berbagai lapisan sosial yang ada. Pihak

pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil adalah tiga komponen besar yang

menyokong perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, ketiga

komponen tersebut seyogyanya diperankan oleh manusia-manusia yang cerdas.

Instansi perguruan tinggi sebagai salah satu pelaksanaan pendidikan kemudian

menjadi instrumen utama dalam melahirkan kualitas sumberdaya anak bangsa yang

kreatif dan inovatif, sehingga tidaklah banyak bersandar padanya. Tri Dharma

perguruan tinggi melalui modus eksistensi pendidikan, penelitian dan paengabdian

kepada masyarakat kemudian menjadi bingkai pengembangan dan pengejawantahan

ilmu pengetahuan dan teknologi mengherankan ketika setumpuk harapan akan

wacana perbaikan masyarakat, bangsa dan negara.

Pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk pengaplikasian ilmu

teoritis secara langsung di lapangan selanjutnya direalisasikan dalam bentuk Kuliah

Kerja Nyata (KKN) sebagai mana yang telah dirintis oleh tiga universitas pada tahun

1971 yaitu Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan

Universitas Andalas (Unand) serta di pertegas oleh Presiden Soeharto pada Dies

Natalis UGM Februari 1972.

Page | 5
Pelaksanaan KKN Reguler Gelombang 78 Universitas Hasanuddin Tahun

2010 selain menjadi salah satu persyaratan akademik, juga menjadi salah satu bentuk

nyata pengaplikasian ilmu pengetahuan secara langsung ke masyarakat, baik pada

segmen masyarakat perkotaan maupun pedesaan.

Dalam rangka pengaplikasian ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sangat

diperlukan penyusunan program kerja secara sistematis, terukur dan kontekstual

sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal. Program kerja tersebut yang kemudian

menjadi bentuk nyata pengaplikasian ilmu dan teknologi sebagai wujud pengabdian

kepada masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dipandang perlu untuk menyusun,

melaksanakan program kerja KKN Reguler Gelombang 78/2010 Universitas

Hasanuddin Desa Mattoangin Kecamatan Bantimurung kabupaten Maros secara

sistematis, terukur dan menyentuh kebutuhan masyarakat.

I.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata

Secara umum Kuliah Kerja Nyata mempunyai tujuan utama yaitu:

1) Agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui

keterlibatan dalam masyarakat yang secara langsung menemulan.

2) Meneruskan, memecahkan dan menanggulangi permasalahan pembangunan

secara pragmatis dan interdisiplioner.

3) Mahasiswa dapat memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan ilmu

pengetahuan, seni, teknologi dan olah raga dalam upaya menumbuhkan,

mempercepat gerak serta mempersiapkan kader-kader penerus pembangunan.

Page | 6
4) Supaya perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi pembangunan

dalam struktur masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak dan

permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan.

5) Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, instansi

terkait serta masyarakat sehingga perguruan tinggi dapat lebih berperan dan

menyesuaikan kegiatan pendidikan serta penelitiannya dengan tuntutan nyata

dari masyarakat yang sedang berkembang.

6) Bagaimana supaya mahasiswa dapat mengaktualisasikan ilmu pengetahuan

yang didapatkan dibangku kuliah untuk bersosialisasi dengan masyarakat

setempat.

I.2.1 Tujuan Khusus

Secara khusus pelaksanaan KKN Reguler ini adalah untuk menambah

wawasan dan pengembangan berpikir secara internal dan non-disipliner mahasiswa,

melalui proses sosialisasi kepribadian / akademis dan proses mengidentifikasi

masalah dan konsep pemecahan masalah dengan mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh dalam kondisi dan situasi nyata yang dialami atau ditemui pada kelompok

sasaran.

Page | 7
BAB II

GAMBARAN UMUM POTENSI LOKASI

II.1 Kondisi Geografis

Desa Mattoangin Kecamatan Bantimurung berada di kabupaten Maros,

provinsi Sulawesi Selatan berbatasan langsung dengan :

- Sebelah utara desa Baruga

- Sebelah selatan desa Alatengngae

- Sebelah barat kelurahan Boribelayya

- Sebelah timur desa Mangiloreng

Desa Mattoangin terdiri dari lima dusun di antaranya dusun Moncongbori,

dusun Malewang, dusun Parangki, dusun Bonti-bonti, dan dusun Katubung. Jarak

Desa Mattoangin dengan ibu kota kecamatan adalah 5 km, kemudian jarak ke ibu

kota kabupaten adalah 5 km, dan jarak ibu kota provinsi 33 km.

II.2 Jumlah Penduduk

Desa Mattoangin pada tahun 2010 di huni oleh penduduk dengan jumlah 3030

jiwa yang terdiri dari 745 kepala keluarga, 2427 penduduk laki-laki dan 1558

penduduk perempuan.

II.3 Mata Pencaharian

Desa Mattoangin yang memiliki sawah yang terbentang luas sehingga

membuat penduduknya sebagian besar menjadi petani. Hanya sebagian kecil bekerja

sebagai PNS/ABRI, Buruh, Wiraswasta dan lainnya. Mata pencaharian penduduk

desa Mattoangin dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page | 8
Tabel 1: Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Mattoangin

No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)


1 PNS/ABRI 46
2 Wiraswasta/Pedagang 156
3 Buruh 23
4 Petani 1295
5 Lain-lain 36
Sumber: Data sekunder Desa Mattoangin 2009/2010

II.4. Sarana dan Prasarana Desa

Desa Mattoangin memiliki sarana dan prasarana umum yang masih relatif

baik. Sarana-sarana tersebut adalah 3 unit gedung SD, 1 unit Pustu, 7 unit Masjid, 1

unit saluran Irigasi1 unit Musholla 1 unit SMP, dan 1 unit TK. Dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2 : Sarana dan prasarana Desa

NO. Jenis sarana dan prasarana Jumlah (Unit) Kondisi


1. Sekolah dasar 3 Baik dan berfungsi
2. Puskesmas pembantu 1 -Baik
- Tidak difungsikan
3 Sanggar Tani 1 Baik dan berfungsi
4. Masjid 7 Baik dan berfungsi
5. SMP 1 Baik dan berfungsi
6. Saluran Irigasi 1 Baik dan berfungsi
7. TPA 1 Baik dan berfungsi
8 Lapangan Olaharga 2 Baik dan berfungsi
Total 17
Sumber: Data sekunder Desa Mattoangin 2009/2010

II.5 Pendidikan

Page | 9
Di Desa Mattoangin terdapat 5 sarana pendidikan yang terdiri atas, 1 TPA, 3

SD dan 1 SMP. Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Mattoangin dapat dilihat

pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 : Tingkat Pendidika Desa Mattoangin

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)


1 Belum Sekolah 247
2 Tidak tamat SD 530
3 Tamat SMP 1451
4 Tamat SMA 426
5 Diploma 289
6 S1, S2 48

7 Jumlah 3030

Sumber: Data sekunder Desa Mattoangin 2009/2010

Page | 10
BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI

III.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal untuk melakukan suatu rencana

kegiatan. Masalah-masalah yang ditemukan pada masyarakat perlu diidentifikasi

secara jelas dan spesifik dengan memfokuskan pada wilayah kerja dimana

sumberdaya setempat dapat mengatasi masalah tersebut.

Adanya identifikasi masalah diwilayah kerja Desa Mattoangin memberikan

gambaran dengan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut,

upaya-upaya yang dapat dilakukan, sumber daya yang tersedia, serta faktor-faktor

pendukung dan penghambat upaya tersebut. Keberadaan Mahasiswa KKN UNHAS

di Desa Mattoangin sendiri tidak luput dari program-program kerja merupakan bagian

dari syarat pelaksanaan KKN. Beberapa yang dihimpun oleh mahasiswa setelah

melalui proses Observasi serta FGD (Focus Group Discussion) dengan masyarakat

Desa Mattoangin selama ± satu minggu adalah:

3.1.1 Isu Sosial dan Pendidikan

• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan setelah SMP

dan SMA.

• Kurang terawatnya fasilitas Desa seperti tempat ibadah (masjid), kantor

desa,Puskesmas Pembantu ( PUSTU), dan Tempat Pemakaman desa.

Page | 11
• Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih

• Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya pelajar mengenai manfaat

menabung.

• Rendahnya kesadaran masyarakat akan dampak dari penggunaan obat-obatan

terlarang seperti narkoba serta pengaruh negatif pergaulan bebas khususnya

dikalangan remaja.

3.1.2 Isu Lingkungan dan Kesehatan

• Sebagian masyarakat masih menyepelekan masalah kesehatan.

• Rendahnya pemahaman dan kepedulian warga mengenai kebersihan

lingkungan.

• Sebagian besar rumah warga berfungsi juga sebagai kandang ternak (sapi dan

ayam).

3.2 Kendala yang Dihadapi

1. Sehubungan dengan musim panen raya (padi) yang merupakan

mayoritas mata pencaharian penduduk Mattoangin. Cukup menyulitkan

mengumpulkan warga guna kelancaran beberapa program kerja.

2. Minimnya bantuan financial dari instansi terkait terutama pemerintah

Kabupaten dan Kecamatan untuk menopang kesuksesan program kerja desa.

3. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya penyuluhan dan

masyarakat masih mengandalkan cara-cara tradisional dalam bidang pertanian

dan peternakan.

Page | 12
BAB IV

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

4.1 Pemecahan Masalah

Melalui observasi lapangan dan pertemuan melalui FGD (Focus Group

Discussion) untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi di Desa

Mattoangin. Beberapa ide yang kami angkat selalu Mahasiswa KKN untuk menjadi

alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian kami tuangkan dalam beberapa

bentuk program kerja. Program- program inilah yang kami laksanakan selama

mengikuti KKN sebagai wujud pengapdian pada masyarakat. Untuk menjawab

beberapa permasalahan diatas, kami memberikan beberapa alternatif yang kami

sepakati untuk ditindak-lanjuti yaitu:

1. Mengadakan penyuluhan DBD dan Fogging.

2. Mengadakan Imunisasi.

3. Mengadakan kerja bakti rumah ibadah (Mesjid) dan Tempat Pemakaman,

Kantor Desa dan Puskesmas Pembantu ( PUSTU) di lingkungan Desa

Mattoangin

4. Mengadakan penyuluhan PHBS dan Sosialisasi menabung di SD

5. Pendampingan (mengajar) bahasa Inggris di SD dan dan Matematika di SMP.

6. Memberikan motivasi belajar bagi pelajar di SD dan SMP.

7. Mengadakan Perlombaan dalam menyambut HUT kemerdekaan RI

Page | 13
8. Mengadakan Nonton Bareng Final World Cup 2010.

9. Penanaman bibit pohon di Desa Mattoangin

10. Mengadakan penyuluhan dan pembuatan Biogas.

11. Mengadakan buka puasa bersama

12. Pembuatan papan nama Mesjid.

Mencermati beberapa alternatif diatas, dapat digambarkan bahwa dinamika

yang terjadi antara sumberdaya alam, pola perilaku masyarakat dan budaya setempat

memberikan kesimpulan bahwa pendekatan yang berorientasi pendidikan, pelatihan

dan penyuluhan menjadi sebuah prioritas. Membangun dan berkolaborasi dengan

kekuatan lokal merupakan faktor yang sangat penting. Untuk menunjang potensi

masyarakat desa yang berkelanjutan, program kerja Mahasiswa KKN UNHAS posko

Desa Mattoangin bisa menjawab isu dan kendala yang dihadapi masyarakat

berdasarkan pengamatan (observasi) dan mampu beradaptasi pada semua lapisan

masyarakat.

Keberhasilan Program kerja ini membutuhkan partisipasi dan pengawasan

institusi terkait demi keefektifan dan terlaksananya program kerja desa. Begitu juga

halnya dengan Bidang pendidikan. Kerjasama dengan pihak sekolah harus

dimaksimalkan. Hal ini merupakan syarat mutlak keberhasilan program di bidang

pendidikan, termasuk juga program yang berorientasi pada pendidikan dewasa dan

pembelajaran formal. Tapi hal ini membutuhkan komitmen dan keaktifan dari pihak

sekolah dan pemerintah desa.

Page | 14
Disamping itu melihat potensi di sektor peternakan terutama ternak sapi.

Maka kami Mahasiswa KKN posko Desa Mattoangin memberikan alternatif untuk

memanfaatkan limbah ternak sapi menjadi bahan bakar ( Biogas) yang murah dan

ramah lingkungan.

Begitu juga dengan sarana ibadah, patut diberikan perhatian khusus. Tempat

ibadah harusnya dijadikan sarana dan medium siar keagamaan agar lebih

diberdayakan dan digunakan sesuai fungsinya. Olehnya berdasarkan observasi kami

berusaha membenahi sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan kami

Page | 15
BAB V

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Adapun kegiatan program kerja individu maupun pilihan yang dilaksanakan

selama kurang lebih 2 bulan antara lain:

1. Fogging yang diadakan serentak di 5 Dusun di Desa Mattoangin, yakni Dusun

Paranggi, Dusun Moncongbori, Dusun Bonti-Bonti, Dusun Katubung, dan

Dusun Mallewang

a) Tujuan :

• Lingkungan Desa Mattoangin akan menjadi lebih bersih dan

terhindar dari gangguan nyamuk demam berdarah.

• Warga desa menjadi lebih nyaman

• Warga menjadi tahu pentingnya pencegahan terhadap penyakit

demam berdarah.

b) Waktu pelaksanaan :

• Pelaksanaan Fogging secara serentak dilaksanakan pada tanggal 23

Juli 2010 dimulai dari pukul 07.00 – 11.00 pagi.

c) Tempat :

Page | 16
Tempat pelaksanaan fogging adalah di 5 dusun yang terdapat di Desa

Mattoangin, Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros.

• Dusun Paranggi

• Dusun Moncongbori

• Dusin Katubung

• Dusun Mallewang

• Dusun Bonti-Bonti

d) Hasil : Terealisasi dengan baik

2. Mengadakan Nonton Bareng Final World Cup 2010

a) Tujuan :

Mempererat silahturahmi antar masyarakat desa Mattoangin

b) Waktu pelaksanaan :

Pada tanggal 11 Juli 2010

c) Tempat : Halaman Rumah Kepala Desa Mattoangin

d) Hasil : Terlaksana dengan baik.

Page | 17
Page | 18
BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami tarik dari pelaksanaan program kerja yang telah

dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan di Desa Mattoangin, Kecamatan

Bantimurung, Kabupaten Maros, antara lain :

1. Kurangnya penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat khususnya

cara melakukan cuci tangan rutin bagi anak usia sekolah dasar

2. Anak-anak SD sangat antusias mengikuti penyuluhan dan dapat langsung

mempraktekkan cara mencuci tangan yang baik dan benar

3. Masih terdapat beberapa kasus gizi kurang dan buruk pada balita di desa

Mattoangin

4. Ibu-ibu cukup antusias membawa balitanya ke posyandu untuk diimunisasi

VI.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan demi perkembangan dan kemajuan

pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masyarakat guna peningkatan

produktifitas kegiatan program kerja di lapangan, antara lain :

Page | 19
1. Sebaiknya Mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) diberikan lebih banyak materi pengenalan lapangan sehingga

memudahkan dalam bersosialisasi dengan masyarakat setempat.

2. Diperlukan perhatian dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan anak

KKN demi terciptanya suasana yang mendukung ke arah perkembangan dan

kemajuan pembangunan. Dalam artian masyarakat jangan hanya menyetujui

program kerja mahasiswa tetapi dapat juga berperan secara aktif didalamnya.

3. Perlunya peningkatan koordinasi timbal balik dan berkelanjutan antara

supervisor dengan kepala desa / kepala kelurahan / kepala dusun selama

program kerja berjalan.

Page | 20
Page | 21

Anda mungkin juga menyukai