Anda di halaman 1dari 23

Hadiah Nasihat untuk dua orang kawanku yang telah menjadi sarjana Fisika

Tulisan ini kalian dedikasikan untuk kedua sahabat, adik kelasku yang hari ini resmi menjadi
sarjana Fisika..beliau adalah Gemuruh geo dan Haruno Subianto. Ini adalah sebuah nasihat,
tanpa maksud apapun untuk menggurui. Semata karna kecintaan kalian kepada kalian karena
Allah dan sebuah harapan bahwa kalian sebenarnya memiliki talenta untuk menjadi calon
pemimpin negeri ini..

Kepemimpinan lahir dari suatu proses.. dan karena setiap manusia akan menjalani proses hidup
yang berbeda maka pada akhirnya dia akan memiliki kesimpulan sendiri tentang makna dan
hakikat kepemimpinan. Tapi perkenankanlah kalian berbagi kesimpulan tentang pemaknaan
kalian terhadap hakikat kepemimpinan. Bagiku kepemimpinan adalah hati yang mencintai,
kepala yang bervisi serta perencanaan yang dilakukan dengan penuh konsistensi.

Terkait dengan hati yang mencintai, kalian tidak percaya akan adanya "invisible hand" dalam
pasar bebas namun kalian percaya adanya invisible hand dalam kepemimpinan. Seorang
pemimpin yang memiliki hati yang mencintai, dalam kondisi sesulit apapun dimana dia merasa
tak ada lagi ruang untuk bernapas maka yakinlah saat itu pertolongan Allah akan datang.
Contohnya adalah Nabi Musa. Konon katanya Nabi Musa adalah seorang yang keras kepala,
pemarah dan tidak sabaran serta komunikasinya buruk karena lidahnya yang cadel (buah
memakan bara api saat kecil). Namun karena ia memiliki hati yang mencintai, maka Allah
memberinya pertolongan dalam bentuk mengirimnya "second man" yang bernama Nabi Harun
yang mampu menutup kekurangan Musa. Nabi Harun adalah seorang yang lemah lembut, sabar,
lidahnya fasih serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Bayangkan kalau "second
man" nya tipikal umar bin khatab yang sama-sama keras... tentu hasilnya adalah gajah bertarung
sesama gajah, pelanduk mati semua... Tidak ada pemimpin yang menyalahkan rakyatnya.
Seorang pemimpin harus siap mencintai sekaligus dicaci maki, memberi kepercayaan sekaligus
dikhianati..

Terkait dengan kepala yang bervisi.. Kalian teringat ketika Di warung kopi gemuruh geo pernah
bertanya padaku :" Soekarno punya Revolusi, Soeharto punya Pembangunan Nasional, Lu punya
apa?" Jujur saat itu aku tak mampu menjawabnya. Aku sadar bahwa memiliki VISI dan mampu
menjadikannya kekuatan bukan perkara mudah. "Revolusi" Soekarno tertulis tak hanya di istana
negara melainkan juga di tembok-tembok di Gang gang kumuh di pelosok. Begitu pula dengan
Pembangunan Nasional nya Soeharto pun tak hanya disebutkan dalam pidato presiden atau
mentri Harmoko, saat itu.. semua Lurah zaman orde baru pun kalau pidato hampir selalu ada kata
Pembangunan Nasional.

Menjadi seorang visioner yang mampu menggerakkan orang dengan kekuatan visi seperti
soekarno dan soeharto tidaklah mudah,, butuh waktu panjang.. aku harap kalian dan kita semua
berani mengambil kesempatan untuk menempa diri agar bisa menjadi sekaliber mereka. Mudah-
mudahan belum terlambat, karna aku ingat kata teman kita ZamZam waktu aku baru saja
berulang tahun ke 23.. usia 23 tahun Soekarno sudah bikin partai, Yusuf Qardhawi sudah
dipenjara dan Tan Malaka sedang dikejar2 sambil merampungkan opus magnum nya : Madilog,
sekarang kita belum jadi apa-apa dan belum ngapa-ngapain!! dan aku pun jadi teringat kata
seorang Fisikawan yang menyatakan bahwa seorang yang belum memiliki master piece atau
pencapaian besar sebelum usia 30 maka tidak akan pernah mencapai masterpiece seumur
hidupnya. Memang kita jumpai beberapa magnum opus dalam fisika ditemukan oleh fisikawan
saat mudanya, dan mungkin itu lkaliansan kenapa Field medal mensyaratkan usia dibawah 40
tahun. Tapi jangan terlalu khawatir, karna teman kost ku Muhammad Ferdiansyah Nasution saat
itu bilang bahwa saat 23 tahun, Che Guevara juga belum lulus kuliah dan Hitler pun masih
menyemir sepatu..

Jangan lupa bahwa kalian adalah Fisikawan. Physicist is not just a physicist.. Physicist is an
artist, a humanis, pembela kebenaran dan sebagainya.. untuk lebih detailnya bisa kalian lihat di
Notes kalian berjudul "Sosok seorang Fisikawan". Jaman sekarang adalah jaman nirmakna,
dimana manusia sering melupakan makna, esensi dan hakikat. Jadi jangan sampai kalian lupa
akan makna menjadi seorang sarjana fisika.. Jagalah integritas kalian terhadap keilmuan Fisika..

Dan pertahankanlah.. Geo, pertahankan mimpi para Theoretical physicist untuk menyingkap
misteri semesta, menyibak kebenaran fundamental akan law of nature dan pertahankan
keyakinan bahwa alam semesta itu sederhana, digerakan oleh hukum-hukum yang sederhana,
dan tunggal :"Theory of Everything". Gemakan kepada orang-orang tentang keindahan dibalik
simetri alam dan harmoni nan sempurna dibalik mathematical equation... Ru, pertahankan hasrat
pertanggungjawaban akan ilmu yang telah kau peroleh. Bahwa, nanoteknologi dapat
memecahkan masalah lingkungan.. bahwa nano material dapat membantu para pengrajin
tembikar.. bahwa science dan teknologi adalah lokomotif peradaban.. bahwa james watt tak
sekedar membuat mesin uap, yang ia buat adalah sesuatu yang pada akhirnya membentuk dan
merevolusi tatanan sosial secara global.. bahwa oppenheimer tak sekedar membuat bom atom,
yang ia buat adalah sesuatu yang pada akhirnya membentuk tatanan politik global yang bertahan
hingga saat ini.. bahwa Shockley tak sekedar membuat transistor, yang ia buat adalah sesuatu
yang menjadi benih infiltrasi budaya yang menyebar luas seperti budaya massa dan
konsumerisme..

Kalian berdua adalah orang yang lurus dan tulus.. pertahankan kelurusan dan ketulusan itu meski
beratnya seperti menggenggam bara api. Ingatlah ketika suatu saat kalian berkata pada salah satu
diantara kalian berdua :" Lu punya semua potensi untuk menjadi Top Leader, asal lu perbaiki
kekurangan lu yang terlalu banyak pertimbangan dan kurang berani mengambil resiko untuk
menjadi seorang top leader, kalau tidak.. maka lu harus puas untuk selalu menjadi second man,
meski itu juga adalah hal yang sangat mulia." dan kalian juga punya pernah berkata kepada salah
satu diantara kalian :"Lu punya semua potensi untuk menjadi Top Leader, asal lu perbaiki
kecenderungan lu yang moody, impulsif seperti impulsifnya seorang penyair dan emosional..
tetaplah tenang dalam semua situasi." Kenapa kalian sampaikan ini lagi.. tak lain dan tak bukan
karna penilaian kalian bahwa kalian memang memiliki talenta seorang leader sesungguhnya
selama kalian menjaga kelurusan dan ketulusan.. ingat juga bahwa kekuasaan adalah jodoh.

Oleh karena itu,, jangan takut untuk terus menerus menempa diri...karna sudah Sunnatullah
bahwa semua butuh proses. Banyak sekali Nabi yang sebelum diangkat menjadi Nabi adalah
seorang penggembala.. Soekarno juga dulunya konon katanya gagap,, dia berlatih keras hingga
menjadi seorang ahli retorika.

Pegang erat mimpi dan genggam kuat cita. Karna manusia nampaknya tak pernah mencapai lebih
dari yang ia inginkan. Kalau ia ingin 10 maka yang ia dapat mungkin 7 atau 8.. yang jelas tidak
akan lebih dari sepuluh. Kalau ia ingin 1000 maka yang ia gapai mungkin 800 atau 999 tapi tak
akan lebih dari 1000. Tak ada orang besar karena kecelakan sejarah. Orang besar adalah orang
yang memang mengazzamkan dan merencanakan dirinya untuk menjadi orang besar.

Geo.. saat-saat yang penuh liku, jalan terjal, berliku, dan lorong sempit berbatu menuju
pencapaian besar berupa hasil TA yang mantap telah menjadi saksi pengorbananmu. Ru, bahan-
bahan nano yang Lu racik sehingga menjadi material nano yang mengagumkan telah berbicara
bagaimana sesungguhnya kesungguhan dan keuletan itu akan menghasilkan buahnya yang manis
dan lezat. Dan bimbingan dosen pembimbing kita, Pak Mikra (DR. Mikrajuddin Abdullah), yang
selalu hadir memberikan pencerahan terhadap produk yang kita hasilkan tentunya tidak akan sia-
sia.

Pencapaian demi pencapaian sampai sekarang ini adalah hasil jatuh bangun dan kerja keras
usaha yang tidak akan bisa tergantikan. Meski waktu eksperimen seringkali mandeg inspirasinya,
namun karena Lu berdua konsisten pada nasihat pembimbing, yang bertindak cepat dan memberi
suggest terhadap konsep yang keliru, sehingga hasilnya semakin baik sampai ke kesimpulannya.

Sebanyak apapun gelar yang telah diperoleh, maka ia harus kembali pada dedikasi untuk
mengabdikan ilmu tersebut sebaik mungkin di lingkungan yang ada. Prinsip kesarjanaan itu ada
dua: Pertama, seorang sarjana yang berusaha meraihnya untuk kemudian dia bergelut di bidang
yang dikuasainya itu sehingga dia berkarya, meraih tujuan hidup dan terus berkecimpung dalam
keilmuannya itu. Dengan kata lain ia adalah Sarjana yang sakaligus ilmuwan. Dia akan
mendapati pengalaman hidup yang tidak jauh dari keuletannya dalam suatu bidang yang ia
tekuni. Dia akan belajar menjadi ahli sampai suatu saat ia kembali akan berusaha berkontribusi
positif dalam lingkungannya. Itu adalah sesuatu yang baik, bahkan kebanyakan Sarjana
mengambil jalan ini, bahwa mereka telah terarahkan pada sesuatu yang pasti, yang telah mereka
kuasai berdasarkan pelajar yang didapatkannya semasa kuliahnya dulu. Prinsip-prinsip keilmuan
dalam hukum-hukum alam dan pemahaman terhadapnya yang akan mengantarkannya
menemukan aneka variasi yang bisa menjadi kebaikan dalam terapan bidang ilmunya tersebut.
Semakin banyak pula yang akan bersaing dalam mendapatkan posisi dengan persyaratan
keahlian dalam bidang tertentu yang telah dipelajari dan dikuasai dengan bidang yang sama
dengan Sarjana-sarjana lain di universitas di manapun ia kuliah, yang membutuhkan kesabaran
yang kuat karena di posisi ini kualifikasi yang menentukan ia diterima atau ditolak nantinya.

Kedua, Sarjana yang hasil gelar kesarjanaannya bukanlah semata ia ingin sebuah gelar atas
kehkalianlannya di suatu bidang tertentu, namun ia adalah seorang yang pkaliani melihat potensi
dirinya untuk berkiprah dimanapun ia memiliki celah untuk sukses, karena ia tidak berjuang
bertahun-tahun untuk sebuah kelulusan yang berujung penambahan gelar dibelakang nama yang
disandingnya, namun ia memiliki visi dimana saat ia dianugerahi predikat sebagai seorang
Sarjana, berarti dia telah menguasai bagaimana dan kemana ia harus melangkah. Dengan
pemahamannya selama mengerjakan Tugas Akhir (TA), ia telah mendalami prinsip untuk
menjadi bagian dari solusi bukan menambah masalah. Ia hadir (ketika bersiap untuk
mengerjakan TA) adalah sebaik mungkin memetakan persoalan yang ada, merancang,
berhipotesis, menemukan solusi kreatif, yang kemudian ia terjemahkan dalam persoalan hidup
yang akan ditemuinya setelah ia lulus.

Jadi ia adalah sarjana yang menerapkan prinsip kesarjanaan bukan karena ia ahli dalam suatu
bidang ilmu, namun ia ahli merumuskan, memetakan dan mengambil yang terbaik semasa hidup
karena ia yakin bahwa gelar Sarjana yang diembannya berarti ia harus bertindak bukan untuk
menuruti arah yang sudah ada namun mengambil siasat baru yang jitu sehingga ia bukan sekedar
bisa hidup dengan pekerjaan yang ditekuninya namun juga ia menikmati kesehariannya sebagai
bagian dari proses yang akan mengantarkannya pada kesuksesan yang telah ia rencanakan.

Ia bisa menjadi seorang pemuda yang mobile, tidak jalan ditempat. Profesi apapun tidak
membuatnya stagnan dan hidup terkungkung. Ia bisa tahu bagaimana market yang tersebar di
sekelilingnya dan bisa menjadi jalan yang menghubungkan antara orang yang butuh dengan
pihak yang menyediakan kebuAllah tersebut. Jika ia bisa melakukannya, dengan cepat ia
selesaikan, namun ketika dia tahu ada orang lain yang bisa, maka ia pun menjadi makelar yang
jujur dan terpercaya untuk melancarkan kebaikan yang akan dilakukan.

Ingatlah sahabatku, “Seseorang disebut baik karena dia meyakini yang baik dan hidup
dalam kebaikan yang diyakininya.” Sehingga, seseorang tidak bisa disebut sebagai orang baik,
jika dia meyakini yang baik, tetapi melakukan yang tidak baik. Dia cepat menyatakan dirinya
orang baik, tetapi juga cepat untuk berlaku tidak jujur saat merasa aman untuk berlaku tidak
jujur.

Kebaikan itu sederhana dan berani. Yang sederhana, seharusnya sederhana juga untuk
dilaksanakan, dan kemudian berhasil. Tetapi ketidak-ikhlasan kita untuk menyerahkan yang
tidak bisa kita lakukan – kepada Allah, dan ketidak-sediaan kita untuk melakukan yang terbaik
dari yang bisa kita lakukan, menghasilkan kehidupan yang seharusnya sederhana menjadi
kompleks dan penuh kegentingan.
Padahal, Kebaikan itu sederhana dan berani. Jika kita telah seutuhnya mengikhlaskan diri
kepada kebaikan, maka kita akan sangat berani. Hukum kebaikan adalah melakukan yang baik
dan menghindari yang buruk. Maka mengapakah ada orang yang masih ragu untuk berlaku baik,
dan tidak berani menghindari yang buruk?

Janganlah mengikuti orang yang salah pikir, yang mengira bahwa dia akan mendapat
kebaikan dari menghindari kebaikan dan dari melakukan keburukan. Maka jangan sampai
kita ditanya, “apakah engkau tidak berpikir?”

Jika ada orang muda yang shalih, kita harus mensyukuri bahwa dia telah mengikhlaskan dirinya
kepada kebaikan saat se-muda itu, karena banyak sekali orang yang masih bernegosiasi dan
meminta penundaan agar mereka tidak harus berlaku baik sekarang.

Banyak dari mereka merasa bahwa berlaku baik sekarang adalah kerugian, karena masa muda
adalah masa untuk hidup dalam kebebasan, dan kebaikan hanya untuk orang yang sudah mulai
menua.

Lalu, apakah kebebasan yang mereka maksud adalah kebebasan untuk tidak menjadi orang baik?

Dengan pengertian seperti itu, mereka akan bersikap dan berlaku santai, dan tidak
membangun nilai pribadi yang akan menjadikan mereka pribadi yang dibayar mahal dan
dihargai tinggi di masa depan.

Mereka tidak menyadari bahwa yang tidak bekerja keras semasa muda, akan dipaksa bekerja
keras di masa tua. Itu bukan hanya kemungkinan, tetapi keniscayaan yang sedang terbukti di
sekitar kita.

Nah, bagaimana jika orang yang kita sebut sebagai orang baik itu – yang hidupnya
sekarang belum baik itu, adalah orang yang tadinya menelantarkan masa mudanya?

Mungkin ini penjelasannya …, bahwa rasa frustrasi-nya hari ini adalah masa penyesuaian diri
bagi mereka yang baru saja menjadi orang baik.

Maka orang baik, yang hidupnya belum baik, adalah mungkin orang-orang yang sedang
dengan penuh kasih diminta untuk mengutuhkan kebaikannya.

Sehingga, Jika kita mengatakan yang baik, maka lakukanlah yang baik, dan hindarilah
yang buruk. Jika kita orang baik, ikhlaskanlah diri kita untuk menyerahkan yang tidak bisa kita
kerjakan – kepada Allah, dan mengambil tanggung jawab penuh atas yang bisa kita kerjakan.
Janganlah berserah, tetapi masih tidak bisa tidur karena mengkhawatirkan yang sudah
kita serahkan kepada Allah. Janganlah juga berani, tetapi mengkalianlkan kekuatan
kepada yang selain Allah.

Kita, orang-orang yang baik ini, adalah orang yang meyakini bahwa tidak akan ada yang terjadi,
tanpa ijin dari Allah. Allah adalah satu-satunya pemilik kekuatan. Sehingga, jika ada sesuatu
terlaksana dengan kekuatan, itu pasti terlaksana karena ijin Allah.

Maka marilah kita mengikhlaskan diri kita sepenuhnya kepada Allah. Kerjakanlah apa yang
harus Kalian kerjakan dengan sebaik-baiknya niat dan dengan sebaik-baiknya cara.

Yang kita lakukan bisa saja tidak tepat, kecil, atau tidak bernilai bagi orang lain; tetapi Allah
sangat berwenang untuk menjadikan kita pribadi yang berhasil – melalui apa pun yang kita
kerjakan.

Hanya kebaikan yang membaikkan. Maka marilah kita meyakini yang baik, dan hidup
dalam kebaikan yang kita yakini.

Dan ketahuilah, bahwa anggukan kecil di hati itu, adalah tkalian dari kesungguhan kita, yang
mengundang senyum Allah untuk merahmati kebaikan dalam keyakinan dan dalam pekerjaan
kita.

Kalian mohon Geo dan Haru merenungkan jawaban dari pertanyaan sederhana berikut ini, dan
menjawabnya dengan penuh kejujuran.

Jika Lu tidak ingin menjadi yang terbaik, lalu Lu ingin menjadi apa? ………..

Seseorang yang mungkin kecewa dengan masa lalunya, dan menggunakan kegagalan dan
kesulitan di masa lalunya sebagai penduga kualitas masa depannya, akan menjawab:

Biarkanlah gue mengalir saja dalam kehidupan ini.


Rezeki sudah ada yang mengatur.
Kalau sudah rezeki gue, khan nggak kemana-mana?
Kalau rezekinya kecil, apa pun yang gue coba, hasilnya juga akan kecil.
Kita berencana, tetapi Allah yang menentukan.
Gue tidak ingin menjadi yang terbaik, karena itu mengharuskan gue untuk bekerja lebih keras.
Padahal, tidak ada jaminan bahwa kerja keras gue akan dihargai.
Gue ingin enjoy aja.
Kehidupan khan bukan untuk kerja aja? ………..
Jika seseorang menjawab selain untuk menjadi yang terbaik, maka jawaban itu biasanya keluar
dari diri yang memposisikan masa lalunya yang lemah sebagai rancangan masa depannya.

Ingatlah, bahwa Pribadi yang dilahirkan sangat berbakat, tetapi tidak bekerja dengan cara-
cara yang berkualitas, akan maju secepat perahu yang berlayar di sungai yang kering.
Maka, Janganlah pernah memasuki kegiatan dan pekerjaan apa pun tanpa kesungguhan
untuk menjadi yang terbaik dalam melakukannya.

Jika kecil kemungkinan Lu untuk menjadi yang terbaik dalam suatu bidang – dan Lu belum bisa
menggantinya dengan pekerjaan yang lain, maka lakukanlah pekerjaan itu dengan sebaik-
baiknya. Suatu saat akan ada orang yang dibuat melihat bahwa kalian sedang bekerja dengan
sangat baik di tempat yang BUKAN yang terbaik bagi kalian.

Dan itu adalah awal di mana kalian akan diberikan kesempatan untuk menjadi yang terbaik
dalam pekerjaan yang merayakan kualitas-kualitas terbaik kalian. Memang sulit bagi siapa pun
untuk merasa tenang, jika dia harus bekerja di tempat yang menuntut penggunaan dari
kelemahan-kelemahan-kelemahannya, sedangkan kekuatan-kekuatannya tidak dihargai
sedikit pun.

Sahabat kalian yang baik hatinya, Sampai di sini, mudah-mudahan kalian merasakan yang kalian
rasakan, bahwa ternyata Bukan masa lalu yang buruk yang mengganggu ketenangan kerja
kita, tetapi kesalahan dalam penggunaan dari kemampuan-kemampuan kita hari ini.

Karena, Apa pun kualitas masa lalu kita, akan segera terobati dan selesai, jika masa kini
kita berisi kegembiraan dalam merayakan hasil penggunaan dari kekuatan-kekuatan
pribadi kita.

Tetapi sebaliknya, setinggi apa pun keningratan dan kejayaan dari kelahiran kita; hari ini akan
menjadi pembentuk masa lalu yang buruk, jika kita bekerja asal bekerja, menggunakan
kelemahan-kelemahan kita untuk menuntut dibayar mahal, tidak mengupayakan yang besar,
enggan melakukan yang berkeringat, lambat memulai, tetapi cepat menunda. Maka janganlah
pernah lupakan, bahwa Kesalahan masa kini, lebih berbahaya daripada kesalahan masa
lalu.

Kesalahan masa lalu tidak bisa melakukan apa pun, kecuali menyediakan dirinya untuk diingat,
diratapi, dan digunakan oleh sang empunya untuk mengecilkan hatinya sendiri, dan dengannya
mengecilkan kehidupannya hari ini. Kesalahan masa kini-lah yang sedang bekerja giat untuk
membangun penyesalan-penyesalan masa depan kita. Itu sebabnya, Jika kita ingin menjadi
orang yang penuh dengan penyesalan, kita hanya perlu meneruskan kehidupan yang tidak
diperiksa ketepatannya.
Jika ada anak muda yang bersikukuh mempertahankan cara-cara hidupnya yang salah, dia hanya
harus terus menyebalkan bagi banyak orang, yang akan membiarkannya menua menjadi orang
yang pernah muda, tetapi yang tidak mencapai kekuatan-kekuatan yang dicapai oleh orang yang
mendewasa dengan cerdik.

Tujuan dari ke-muda-an itu adalah mendewasa dengan cerdik, yaitu menjadi semampu
orang-orang tua tanpa menjadi sama tua-nya.

Coba bayangkan, penghormatan dan kekayaan apa yang akan dipantaskan kepada kalian, jika
kalian baru berusia 20-an tahun – tetapi berpikir, bersikap, dan berlaku seperti yang terbijak di
antara mereka yang usianya 60 tahunan?

Maka, Janganlah hidup dengan cara-cara yang menjadikan kalian seorang kakek atau
nenek dengan kemandirian sosial dan finansial seorang anak baru gede.

Belajarlah dan bekerjalah dengan ketertarikan yang besar untuk hidup dalam masa depan yang
baik. Berhentilah meratapi kelemahan-kelemahan kalian. Kelemahan kalian tidak akan
merugikan kalian, jika kalian tidak menggunakannya sebagai satu-satunya jalan
keberhasilan kalian.

Berfokuslah pada kekuatan kalian, dan bukan pada kelemahan kalian.

Berfokuslah pada kemungkinan-kemungkinan baik, bukan pada kemungkinan gagal.

Dan berfokuslah pada kesungguhan upaya kalian, bukan pada masalah-masalah kalian.

Ingatlah, bahwa

Apa pun yang menjadi fokus kalian, akan tumbuh.

Maka berfokuslah pada yang menguatkan, yang membesarkan, dan pada yang meninggikan
kalian.

Mudah-mudahan sama pengertian kita, bahwa

Masa depan kalian bergantung kepada penggunaan terbaik dari kemampuan kalian,
bukan pada kesalahan kalian di masa lalu atau pada keraguan kalian tentang masa depan.

Masa depan kalian bergantung kepada penggunaan dari kekuatan-kekuatan kalian,


bukan kepada peratapan dari kelemahan-kelemahan kalian.

Dan, bahwa: Masa depan kalian bergantung kepada keberhasilan kalian,


bukan kepada kegagalan kalian.

Maka jadikanlah diri kalian pribadi yang berhasil.

Janganlah merasa tertekan karena kalian harus menjadi pribadi yang kaya, berpangkat
tinggi, dan ternama. Itu bukan tujuan yang mendamaikan hati. Padahal, kedamaian adalah
suasana hati yang terbaik bagi pengembangan semua kualitas sahabat-sahabatku.

Selalu ada jalan baik untuk mencapai kebaikan. Sekarang, Mau tahu bagaimana Orang
Sukses dulu belajar dan bekerja untuk membangun karir dan kehidupannya sampai
sekarang ini?

Ini rahasianya, dalam tiga langkah (bijak mode – on):

1. He never work for the numbers.

2. He work to be the best at what He do.

3. Then, the best numbers come in.

Dia dari dulu sampai sekarang, tidak pernah belajar untuk menjadi juara satu, dan tidak pernah
bekerja untuk mencari uang. Dia belajar untuk menjadi paling mengerti di bidang yang dia
pelajari, atau dia menjadi yang terbaik dalam mengerjakan yang dia kerjakan.

Dia tidak pernah belajar atau bekerja untuk mengalahkan orang lain.

Dia belajar dan bekerja untuk menjadi lebih baik daripada dia kemarin.

Setelah itu, eh ternyata …, angka-angka yang terbaik datang.

Dia kadang-kadang juara di kelas. Tapi nggak selalu sih ya?, khan kita harus kasih kesempatan
untuk yang lain juara juga. Khan nggak keren kalau kita juara terus?!

Karena tidak sibuk cari uang, tapi sibuk jadi yang terbaik dalam pekerjaan, dia diberi pangkat
lumayan tinggi waktu muda; umur 33 tahun sudah Vice President, umur 38 tahun dia
mengundurkan diri dari jabatan di Bank untuk berwiraswasta, jadi konsultan dan pembicara
publik.

Sebagai pebisnis mandiri yang modalnya adalah: kesungguhan untuk menjadikan diri dan yang
dia lakukan sebagai keuntungan bagi mereka yang dia layani, awalnya susah sekali (sebetulnya:
amat sangat super susah sekali), tapi remember the first rule: I never work for the numbers,
and the second rule: I work to be the best at what I do.

Eh …! tahu-tahu sudah bisa punya rumah, tahu-tahu sudah dikasih dua anak lucu-lucu oleh
istrinya, bisa liburan ke sana ke sini, menulis di koran, ada di radio, dan eh! tahu-tahu sudah ada
di TV, dan eh! Facebook Fans sudah hampir satu juta!, dan eh! ke mana-mana ada teman yang
menyapa Salam Zhupper ... Dia adalah Mario Teguh!

Believe me, Jika kita berfokus pada yang penting, tahu-tahu kehidupan ini damai dan
utuh. Tapi, kalau soal uang, sampai sekarang Dia masih tetap tidak punya. Jangankan uang,
dompet saja Dia tidak punya. Karena, semua uang dan harta keluarga dipegang dan diurus
istrinya.

Dia memang percayakan semua kepada istrinya, karena dia ingin tetap bekerja dengan Rule No.
1, dan karena dia sangat mempercayai istrinya, dan dia menjaga kepercayaan itu dengan sangat
baik. Dia pilih istrinya untuk menjadi Ibu dari anak-anaknya, untuk menjadi boss keluarga, dan
menjadi sahabat dan kekasihnya – karena orangnya baik, jujur, kalianng anak dan suami, (dia
MBA di Amerika umur 22 tahun), dan cantik (itu bonus, tapi tidak mutlak, meskipun penting, …
kalau bisa sih ya?)

Dan yang ini sedikit diketahui oleh orang, istrinya adalah senjata rahasianya.

Istrinya yang memastikan dia tampil dengan pakaian dan posture yang baik di publik, dia yang
menjaga kesehatan dan kesegarannya, dia yang menasehatinya mengenai bahasa dan selera
bicaranya, dia yang mengharuskan orang lain berlaku hormat kepadanya, dia yang
mengingatkannya kalau beliau lupa bahwa dia adalah seorang Mario Teguh.

Bagaimana mungkin dia tidak menyayangi dan menghormati istrinya? Hidupnya adalah untuk
kebaikan suami dan anak-anaknya.

Bila adik-adik dan anak-anakku nanti memikirkan pacar atau pasangan hidup, pastikan kalian
memillih pria atau wanita yang akan menghebatkan diri kalian. Dengannya, kalian akan saling
menghebatkan. Khan kalian sudah tahu, pasangan hidup yang tidak di-recommend oleh beliau?

Dan yang ini jangan di-argue:

Wanita-wanita yang baik adalah untuk pria-pria yang baik. Dan sebaliknya, pria-pria yang baik
adalah untuk wanita-wanita yang baik. ...........

So, sahabat-sahabatku yang sangat kukalianngi, Kehidupan ini indah. Jangan hanya
mengeluhkan keharusan-keharusan yang harus kalian penuhi sekarang, yang rasanya tidak enak
dan merampas kebebasan itu. Semua keharusan di masa muda, adalah yang membebaskan
di masa dewasa dan tua.

Dia waktu masih anak-anak dan muda dulu (kira-kira tahun lalu ya?) bukanlah murid yang
paling cerdas, bukan yang paling rajin, dan bukannya tanpa keluhan. Tetapi, beliau untungnya
masih menghormati orang tua dan para guru. Jaman itu saja, beliau sudah dicemooh teman-
teman sebagai kuno, karena lebih menuruti anjuran baik, daripada mbolos dan main
meninggalkan pelajaran.

Tetapi itulah yang membuat beliau punya ijazah dan pendidikan yang menjadi tiket masuk untuk
bekerja. Teman-temannya yang nakal dan bandel itu dulu, banyak yang sekarang sudah jadi
kakek-kakek yang penuh penyesalan. Kasihan sih ya? Tapi itu pilihan mereka saat masih muda
dulu.

Pada akhirnya, setiap orang harus bertanggung-jawab atas dirinya masing-masing. Kalau
sahabat-sahabatku termasuk yang sulit mempercayai orang yang lebih tua, jangan tidak percayai
pepatah beliau mengenai hal yang ini ya?

“Yang menelantarkan masa muda, akan menjadi orang tua yang ditelantarkan oleh
kehidupan.” Kalau kepastian itu dijadikan taruhan, taruhannya adalah kehidupan, yang pasti
kalah! Trust me.

Guys, I love you. Very few things are truer than this.………..

Sahabat-sahabatku yang baik hatinya,

Kalian adalah pembesar masa depan.

Jangan pernah melihat diri kalian sendiri dengan perbuatan yang tidak sesuai bagi pribadi
seterhormat kalian. Jangan lihat diri kalian sekarang sebagaimana adanya. Lihatlah diri
kalian sebagaimana bisa jadinya. Kalian adalah permata dan mutiara kebanggaan orang tua
kalian, yang menjadi tujuan dari semua doa dan harapan Ayah dan Bunda.

Jika suatu hari nanti kalian menjadi pribadi-pribadi besar yang bernilai bagi kehidupan bangsa,
sadarkah kalian bahwa rahim Ibunda telah digunakan oleh Allah untuk menjadi tempat
pembentukan kalian, untuk menjadi bayi lucu yang sehat dan kuat kemauannya itu?

Kalianngilah Ibunda dan Ayahkalian. Mereka adalah saudara dan sahabatmu, yang sangat kalian
hormati dan kalianngi.

Kalau kalian mendengar dan melihatnya berbicara, atau menulis dengan bahasa yang penuh
hormat kepada Ibunda dan Ayahkalian kalian, apakah kalian bisa sedikit meniru cara bicaranya -
saat kalian berbicara dengan Bunda dan Ayah?

Kita melihat dengan pikiran kita, dan mendengar dengan hati kita. Karenanya, Saat kita
tidak mampu lagi berpikir, atau saat kita tidak lagi mempercayai pikiran kita, atau saat
berpikir pun tidak akan ada gunanya... hati adalah satu-satunya pintu bagi datangnya
pengertian yang langkah-langkahnya bisa mengambang dan terseret, atau yang berdentam
dengan irama yang memperburuk degup ketakutan jantung kita, ... yang dengan cara-cara
yang misterius membuat kita 'mendengar' kata-kata penunjuk kepada jalan setapak yang
ternyata telah lama berbaring di depan pintu penyelesaian masalah-masalah kita.

Dengannya, Hati adalah juga pembuka jalan. Tetapi bagi dia yang menolak untuk
mendengar arti - adalah alasan untuk mengakhiri upaya untuk tetap bertahan. Karena,
hati yang menolak mendengar arti akan menjadi sebuah jalan luas di tengah tanah lapang
- tetapi yang terlihat buntu.

Maka, kaliam yang berpikiran baik lah, yang akan melihat kebaikan.
Dan kalian yang berhati baik lah yang akan mendengar kebaikan.

Dan perhatikanlah, Jika kebaikan adalah yang kalian tuju, maka kebaikan lah yang harus
menjadi jalan kalian. (Mario Teguh)

Telah lama kalian tidak terlalu memperdulikan apakah yang dinamakan sebagai suara hati, di
mana suara hati itu tinggal, bagaimana halusnya suara hati itu berbicara, dan kapan suara hati itu
membuka bibirnya. Apakah ini berarti suara hati kalian telah mati terpendam?

Suara hati sering mengingatkan ketika kita dalam bahaya, dan menuntun ketika kita tersesat.
Suara hati sering mengangguk ketika kita berbuat baik, dan menegur ketika kita berbuat salah.
Suara hati sering tersenyum ketika kita berhasil, dan membesarkan ketika kita gagal.
Suara hati sering berbangga ketika kita berani, dan menguatkan ketika kita takut.
Suara hati sering bersorak ketika kita bahagia, dan menghibur ketika kita sedih.

Tidakkah kita merasakan tidak ada hal-hal salah dan jahat yang telah diperbuat suara hati, namun
mengapa kita tidak berusaha untuk menyambutnya tatkala ia datang mengetuk?

Adalah Kesibukan, Ketidak-pedulian, Kesombongan, dan Kejahatan yang dapat


menenggelamkan suara hati kita, sehingga tidak lagi terdengar. Namun yang patut disyukuri,
ternyata suara hati ini tidak pernah mati, ia hanya sedang bungkam tatkala kita berpura-pura
tidak mendengar apa yang ia katakan padamu. Ia akan selalu ada di sana, di dalam dirimu, untuk
terus menunggu hingga kau membuka diri untuk mendengarkannya.
Perasaan damai bersama diri sendiri datang dari kejujuran kepada diri sendiri. Tidak
sedikit orang yang hidup dalam pengingkaran terhadap kerinduan asli hati mereka -
mengenai keleluasaan dan kebesaran hidup yang sebetulnya mereka inginkan. Lalu dalam
upaya untuk menenangkan diri, mereka bernegosiasi dengan hati mereka sendiri -
dengan harapan mereka bisa membuat hati mereka sendiri lupa mengenai hak atas
keberhasilan mereka.

Sadarilah, Hormat kepada diri sendiri adalah pembentuk keberanian pribadi yang
sebenarnya. Orang yang tidak jujur – ternyata – juga TIDAK menghormati orang yang
tidak jujur. Itulah sebabnya, Berhati-hatilah dalam berbicara dengan diri kalian sendiri -
karena ia mungkin bisa salah mengerti. Hati yang merasa terperdaya akan menjadi suara
pertama yang meragukan kesungguhan kalian. Karena hanya, Hati yang jujur
menghasilkan tindakan-tindakan yang jujur. Sehingga, Hati kalian tidak mungkin
mengharapkan selain kekayaan yang dalam keuAllahnya tercerminkan senyum dari Allah
Yang Maha Memberkati. (From Mario Teguh - Honesty is such a Lonely Word)

Undanglah suarahati kalian untuk keluar dari kebungkamannya, untuk kembali menyambut kita
dalam kebersamaan yang membahagiakan. Janganlah mendidik suara hati kalian untuk tidak
mempercayai diri kalian sendiri. Dengannya kehidupan kita akan terasa lebih ramah dan bernilai
terhadap kehadiran kita.

Jiwa yang damai adalah kekayaan yang utuh, yang menjadi skalianran bagi semua
kekayaan. (From Mario Teguh - Weekend Note : Mengapa Sulit Bagimu untuk Merasa Damai)

Hanya orang yang berhati damai dan berpikiran jernih dengan penuh rasa syukur, yang dapat
mendengar dentingan suara hatinya. Dan dengan terdengarnya suara hati, kita akan mendengar
dan melihat petunjuk-petunjuk dari Allah Yang Maha Menunjukkan. Di dalamnya kita akan
diperkenankan melihat dan merasakan keajaiban-keajaiban dalam hidup ini.

Seseorang dengan hati yang kering dan retak-retak tidak akan bisa menghayati keindahan
dari puisi yang dibacanya, karena seseorang yang mengenali keindahan sebuah puisi -
sedang sebetulnya mengenali keindahan yang ada di dalam hatinya sendiri -
melalui pilihan kata-kata yang peka dan cerdas dari penulis puisi itu. (From Mario Teguh -
Poetry in Motion)

Maka, Katakanlah …. Oh jiwaku, jadilah penguat bagiku. Jadikanlah aku penguasa


hidupku, walaupun aku sekecil-kecilnya penguasa. Bila jiwaku kuat, aku akan menari di
atas ombak kehidupan. Tetapi jika jiwaku lemah, ombak kehidupan akan menari di atas
ku. Maka aku akan jadikan jiwaku kuat, agar jiwaku menjadikan aku kuat. Karena aku
dan jiwaku adalah satu. (From Mario Teguh - I will Survive)
Hal-hal terbaik dalam hidup ini - bebas dan bebas biaya.

Bisakah kalian bayangkan berapa biaya yang harus kita keluarkan jika kita harus membayar
semua hal yang memungkinkan kita untuk tetap hidup? Berapakah harga udara, harga kesehatan,
harga kelengkapan indera kita, harga kasih kalianng dalam keluarga kita, dan harga dari nama
baik orang tua? Tetapi kita memiliki kecenderungan untuk menelantarkan yang tampaknya
mudah didapat. Hal-hal sangat penting tersebut kita perlakukan seolah-olah mereka tidak
bernilai, sampai suatu saat - salah satu dari hal-hal itu direnggut dari kita. Seperti rusaknya nama
baik, terlukainya kesehatan, gersangnya kasih kalianng dalam keluarga, dan terancamnya
keselamatan.

Sebetulnya, setiap orang dibatasi oleh sesuatu. Batasan itulah yang menjadikan seseorang
sebagai pribadi yang bebas , atau yang terpenjara. Pribadi yang berbakat bagi kebesaran,
memperlakukan batasannya sebagai garis-garis tepi dari lapangan yang memberikannya
kebebasan untuk menyanyikan lagu-lagu ketulusan hatinya dan melenggokkan tarian-tarian
keikhlasan upayanya.

Pribadi yang berbakat bagi kesedihan, memperlakukan batasan sebagai dinding yang bergerak
menghimpitnya; … bukan karena dinding itu bergerak mempersempit kehidupannya,
tetapi karena dia sibuk meratap dan merekatkan dirinya kepada satu batasan, dan tidak berlari
dan menengadah dengan selebar-lebarnya dada – untuk bergabung dengan kita yang telah lama
menemukan keindahan, dalam menjadi pribadi yang sebebas-bebasnya dalam sesempit-
sempitnya batasan. Hm … wouldn’t that be beautiful? Menjadi pribadi yang sebebas-
bebasnya, dalam sesempit-sempitnya batasan.

Allah Maha Besar!

Maka marilah kita terima dengan ikhlas, bahwa tidak ada pribadi yang terbebas dari batasan. Dan
karena tidak ada maksud Allah selain memuliakan kita, maka bagi jiwa yang ikhlas – batasan
adalah pemulia. Batasan adalah pemulia. Sebetulnya …, Kita dibatasi oleh sesuatu yang
akan memuliakan kita. Semua batasan kita adalah pagar dan dinding yang mengarahkan hati,
pikiran, dan tindakan kita menuju keadaan-keadaan di mana kita menjadi lebih kuat daripada
batasan-batasan itu sendiri. Maka, jiwa yang ikhlas menerima batasannya sebagai pemulia-nya,
akan mensyukuri kebebasan yang ada dalam keterbatasannya, dan hidup dan bekerja
membangun kebahagiaan di dalamnya. Sehingga yang kita sebut sebagai kebebasan adalah
sebetulnya kualitas hidup yang baik - yang berada dalam batasan-batasan yang membuat kita
masih disebut sebagai pribadi yang baik. Bagi jiwa yang ikhlas, mudah baginya untuk mengerti
bahwa … Kebebasan yang sebetulnya - berada dalam kebaikan. Hanya orang-orang yang
hidup dalam kebaikan yang bisa disebut bebas.

Siapa pun yang beroperasi di luar kebaikan, akan harus menjelaskan dan membayar denda bagi
perusakan yang dilakukannya – terutama yang terhadap dirinya sendiri. Mereka yang melampaui
batas kebaikan - akan masuk ke wilayah yang tidak menenangkan, yang membuatnya sulit
menghormati dirinya sendiri, dan yang menjadikannya pencuriga yang mengharuskannya
berjaga-jaga bahkan terhadap orang yang paling dipercayainya. Bukankah sering terjadi -
seorang penjahat meminta bantuan seseorang yang luhur budinya untuk menjadi penengah dalam
perselisihan antara sesama orang jahat?

Semua batasan ditetapkan untuk membaikkan kehidupan. Sehingga sebetulnya, Batasan


adalah kebaikan. Dan tidak ada orang yang bisa melanggar batas, tanpa melanggar kebaikan.

Itu sebabnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas. ………..

Sahabat kalian yang baginya telah disiapkan kehidupan yang damai dan sejahtera,Kebebasan
adalah lkaliansan bagi kebahagiaan. Tidak ada orang yang bisa berbahagia jika ia tidak
bebas untuk menjadi orang baik. Tidak sedikit dari saudara kita yang menyerahkan hak fitrah-
nya sebagai manusia yang bebas - untuk ditukarkan dengan gengsi palsu, dengan kesenangan
sementara, dan dengan keamanan sesaat. Mungkin karena keterdesakannya, dia membatasi
kebaikan yang mungkin dilakukannya, dengan mengutamakan keburukan yang terlihat paling
mudah dan yang sudah dipilih banyak orang. Janganlah kita mengira bahwa keburukan telah
menjadi kebaikan, hanya karena telah banyak orang besar melakukannya. Hanya seseorang yang
pada dasarnya bukan orang baik, yang bisa bertenang-hati dalam merusak kebaikan asli
pribadinya. Besarnya ketenangan dalam melakukan keburukan, adalah besarnya siksaan
hati yang sedang ditangguhkan baginya. Dan semua yang ditangguhkan, akan disampaikan.

Maka marilah kita selalu mengingat bahwa apa pun yang selain kebaikan, adalah penjara;
mungkin kumuh dan dingin, atau mewah dan hangat - tetapi semua hal yang berada di luar
kebaikan adalah penjara. Marilah kita melihat ke sekeliling kita, dan bertanya … Dapatkah
seorang penguasa yang membangun kekuasaan dan kekayaan dengan cara-cara yang tidak jujur -
berbicara tentang kejujuran, tanpa hatinya sendiri mencemoohkan dirinya sendiri? Janganlah
kemapanan orang lain dalam berlaku buruk, mengganggu kedamaian hati kita untuk tetap setia
menjadi pribadi yang baik. Marilah kita perluas pengertian kepada mereka yang berada dalam
jangkauan persahabatan kita, bahwa

Meratap meminta ampunan agar dikeluarkan dari kesulitan - tidak se-mulia tindakan
yang mencegah terulangnya sebuah kesulitan. Orang-orang lemah sering membuat kita
kagum dengan kemampuannya untuk berpanjang-larut dalam ratapan-ratapan permohonan
ampun, seolah-olah Allah Yang Maha Mengetahui itu tidak akan cukup mengerti jika dia tidak
mengulangi ungkapan penderitaannya sebanyak mungkin. Ingatlah bahwa …
Allah Yang Keberadaan-Nya Tak Berbanding itu mengetahui yang menyesakkan hati-mu,
bahkan jauh sebelum rasa sakit di hatimu itu mulai menyayat.
Maka muliakanlah Allah dengan mencukupkan laporan penderitaan-mu, lalu gunakanlah
sebagian kejelasan pikiran-mu untuk mengerti apa yang menghantarkan-mu ke dalam kesulitan
itu. Ingatlah bahwa Orang lain tidak pernah sepenuhnya salah, dan engkau tidak akan
pernah sepenuhnya benar. Sesungguhnya dalam keikhlasan seperti itu tersinari pengertian
mengenai cara-cara perbaikan hidup-mu. Lalu, bersegeralah terlibat dalam kesibukan yang
mendatangkan kebaikan bagi orang lain, karena dalam tindakan yang berguna bagi orang lain
itu-lah terdapat obat bagi semua penyakit.

Ulangilah, Dalam tindakan yang berguna bagi sesama, terdapat obat bagi semua penyakit.
Seperti dirimu, setiap pribadi yang hidup bebas dalam kebaikan - sudah dengan sendirinya
meneladankan kebaikan, dan dengannya dia terbebaskan untuk menyampaikan kebaikan.
Kemudian, Perbedaan baik yang dihasilkan karena kebaikan yang kau sampaikan itulah, yang
menjadikan mu seorang pemimpin.

Engkau disebut pemimpin jika engkau menyebabkan perbedaan yang mendamaikan dan
menyejahterakan sesama. Teladankanlah kebaikan. Karena, telah banyak pribadi mulus dan
licin yang menjanjikan kedamaian dan kesejahteraan agar kita dudukkan mereka sebagai
pemimpin,… dan yang kemudian meninggalkan kita untuk mengurus kedamaian kita sendiri.

Maka marilah kita lebih bijak dalam memilihkan pemimpin bagi kedamaian dan kesejahteraan
kita bersama. Marilah kita menjadikan diri kita masing-masing sebagai pemimpin pertama
bagi kehidupan kita. ………..

Sahabat-sahabatku yang kemudaannya menjanjikan kebesaran dari perannya bagi kebaikan


hidup sesama, Hidangkanlah keindahan hidup dalam sebersih-bersihnya cawan.

Jika cawan yang tersedia - tidak tercuci dengan baik, jadikanlah dua telapak tangan kalian
sebagai mangkuk untuk menyajikan nektar manis sari-sari kemuliaan langit kepada saudara-
saudara kita yang letih dan haus. Selalu temukanlah cara untuk mengacung-kibarkan bendera
kecil yang Kalian bawa, agar mereka yang membutuhkan kejelasan arah - dapat menemukan
arah, karena mereka menemukan kalian.

Marilah kita teladankan keyakinan diri, bahwa Satu-satunya jalan kepemimpinan adalah
kebebasan melayani sesama dalam kebaikan. ………..

Sahabat kalian yang sama berhaknya dengan siapa pun bagi kesejahteraan dan kebahagiaan,
Kalian berharapan baik bahwa catatan sederhana di atas dapat mendampingi kesungguhan kalian
untuk menjadikan diri kalian pemulia kehidupan diri dan keluarga kalian terkasih.

Setiap jiwa adalah jiwa yang bernasib baik.


Seseorang disebut bernasib baik, BUKAN karena dia sudah terlahir cerdas, atau mudah
mendapatkan uang, atau terlahirkan di keluarga yang kaya raya, atau yang semuanya sudah
tersedia dengan mudah. Bukan itu.

Atau, seorang pemuda tidak bisa disebut bernasib baik, hanya karena dia menikah dengan
seorang gadis cantik yang cinta mati kepadanya, anak satu-satunya dari seorang saudagar kaya
raya, yang sudah sangat tua. Nasib baik bukanlah ‘hanya’ itu.

Kita disebut bernasib baik karena kita diberikan kewenangan penuh untuk memperbaiki
kualitas hidup kita sendiri.

Coba bayangkan, apakah ada nasib yang lebih buruk bagi seseorang, jika apa pun yang
dilakukannya TIDAK akan bisa memperbaiki kehidupannya?

Allah Maha Penyayang, dan kita diberikan kesempatan untuk memperbaiki keadaan kita melalui
upaya.

Masih ingat formula kita untuk Upaya? Kalian ulangi ya?

Upaya = Doa + Tindakan.

Maka berdoalah, dan pastikanlah kalian bekerja keras untuk memantaskan diri mendapatkan
yang Kalian minta dari Allah.

Maka bekerja keraslah, dan pastikan kalian berdoa sebelum bekerja, selama bekerja, sesudah
selesai bekerja.

Apa pun yang kita lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih mampu, adalah pekerjaan.
Dan, Bekerja keras adalah mendahulukan tindakan yang memperkuat. Sedangkan, Malas
adalah mendahulukan apa pun yang melemahkan. ………..

Contohnya ya? Bekerja keras adalah mendahulukan tindakan yang memperkuat. Seperti,
Mendahulukan bergaul dengan rekan-rekan yang baik, yang jujur, yang rajin, yang patuh kepada
orang tua dan guru, dan yang memajukan kegembiraan daripada membesarkan pertengkaran.

Jika kalian menyebut contoh di atas itu ‘pekerjaan mudah’, cobalah periksa besarnya godaan
yang mengajak kita untuk menjauhi yang baik itu semua, godaan untuk mendahulukan
kemalasan, untuk membolos, untuk ngeluyur dan ngerumpi tanpa guna, atau untuk bertengkar
dan berkelahi melawan jiwa-jiwa pelajar lain yang sebetulnya juga sangat membutuhkan
kebaikan hidup. Dan sebaliknya, Malas adalah mendahulukan apa pun yang melemahkan.
Mohon sahabat-sahabatku yang terkasih, cermati contoh-contoh berikut ini,
apakah ini semua mudah atau sebetulnya ‘bekerja keras’?

Karena malas untuk masuk kelas dan belajar, rekan-rekan kalian melemparkan tas mereka
melampaui tembok belakang sekolah, bergotong-royong memanjat, melompat, dan melarikan
diri ke arah tempat keramaian. Sebagian berlari dengan mematikan rasa malu karena
diperhatikan banyak orang, sebagian lagi lari dengan kekhawatiran besar akan ada yang melihat
dan melaporkannya ke orang tua, dan beberapa orang tidak bisa berlari karena harus mencari
dengan panik tas mereka yang diambil orang saat mereka lemparkan melampaui tembok.

Kemudian, di tempat-tempat yang bukan sekolah – mereka harus membunuh waktu menunggu
waktu pulang, berckalian dan tertawa melalui hati yang tahu bahwa yang mereka lalukan itu
salah, lalu pulang dengan hati yang hampa dan wajah yang dijaga seperti sudah berlaku sebagai
anak yang baik. Apakah itu semua bukan ‘bekerja keras’?

Hmm … sekalianinya mereka menggunakan kemampuan untuk bekerja keras itu, sebagai
kekuatan untuk mendahulukan yang memperkuat mereka. Tetapi, tunggu dulu …

Ada suara kecil di sana yang berseru,


kalian tidak bekerja keras khoq!?
Kalian bisa tidur seharian tanpa merasa berdosa.
Kalian juga tidak berkeringat saat bangun, malah masih sangat lemas, dan merindukan tidur lagi.

Perhatikan bahwa:
Dibutuhkan seseorang yang keras kemauannya untuk mengorbankan masa depannya, dan
menukarkan kesejahteraan masa depannya dengan kenikmatan tidur yang berlebihan hari ini.

Dibutuhkan seseorang yang sangat hebat rasa percaya-diri-nya untuk menjadikan dirinya
orang kecil yang minta-minta dikasihani di masa depan, dengan membunuh masa remajanya
dengan melakukan hal-hal yang merusak kesehatannya, merusak nama baik diri dan
keluarganya, dan menjadikan banyak orang mencatat namanya sebagai nama yang harus
dihindari. Dibutuhkan kekuatan luar biasa untuk memilih menjadi orang tidak baik.

Coba bayangkan ini:

Apakah mudah bagi seseorang untuk berbicara kasar dan sombong kepada kalian yang sangat
dikalianngi oleh orang tua kalian - yang adalah saudara dan sahabat yang sangat kalian hormati?

Apakah mungkin seseorang melakukan hal-hal yang melanggar moral agar kalian kehilangan
hormat kepada orang yang lebih tua?
Apakah mungkin bagi Seseorang untuk berlaku tidak jujur dalam melayani adik-adik dan anak-
anakku yang dikasihi Allah?

Dengarkan ini ya?

Mudah bagi jiwa yang baik, untuk berlaku baik. Dan, Sulit sekali bagi jiwa yang baik,
untuk berlaku yang tidak baik. Sebaliknya, Mudah bagi jiwa yang bingung, untuk berlaku
tidak baik.

Dan, Sulit sekali bagi jiwa yang belum ikhlas, untuk berlaku baik. ………..

Sahabat-sahabatku yang sangat besar potensi masa depannya.

Siapa pun yang ingin memperbarui nasibnya, harus memperbarui dirinya. Maka, janganlah
mengeluhkan keadaan kalian sekarang, tetapi berlaku seperti kalian ingin hidup selamanya
seperti itu. Jika kalian tidak berbahagia dengan keadaan kalian sekarang, janganlah tersinggung
jika orang lain menasehatkan agar kalian mengurangi atau meninggalkan kelakuan yang
menjadikan kalian penikmat keadaan yang kalian keluhkan itu.

Janganlah mengeluhkan suatu keadaan, tetapi bersikap seperti mempertahankannya. Dan


jangan ragukan yang ini, Dia yang mengeluhkan kehidupannya, tetapi tidak bersedia
memperbarui dirinya, akan menua lebih cepat dalam kualitas kehidupan yang sama.

Kalian sangat menghormati seseorang yang keras kepala, asal kekerasan-kepalanya itu adalah
untuk bersungguh-sungguh dalam sikap dan perilaku yang membaikkannya. Maka,Keras
kepala-lah untuk kebaikan. Dan kalian sangat khawatir melihat anak muda yang sangat
penurut kepada teman-temannya yang tidak menghormati orang tua dan mengabaikan
pendidikan.
Maka, Janganlah menjadi penurut kepada yang tidak membaikkan. ………..

Sahabat-sahabatku yang dalam sepuluh tahun ini akan menjadi pribadi-pribadi yang dihargai dan
dihormati oleh lingkungannya, Seseorang dulu adalah seorang siswa sekolah yang sering
mempertanyakan keadilan kehidupan, karena si kecil itu hidupnya sederhana, dan bahkan tidak
jarang kekurangan. Seseorang ini sering bersedih, karena membandingkan kekurangannya
dengan kelebihan orang lain. Dan seseorang ini lupa memperhatikan bahwa Ibu dan Bapak
adalah orang tua yang sangat pengasih dan mengurangi kesenangan mereka agar anak-anak
mereka bergembira.

Janganlah menyiksa diri sendiri seperti seseorang ini dulu ya? Jika kalian gunakan hati baik
kalian, akan jelas terlihat bahwa kalian memiliki lebih banyak hal yang membahagiakan –
daripada yang menyedihkan. Tetapi, Hati yang penyedih akan selalu menemukan alasan
untuk bersedih.

Jangan begitu ya? Bersemangatlah mengenai masa depan kalian.

Karena, semua keadaan yang sedang membatasi kita ini – adalah keadaan sementara. Tidak ada
keadaan yang permanen. Semuanya berubah. Jika kita tidak sedang menuju yang baik,
kita harus mempertahankan yang baik. Atau, Jika kita tidak sedang menuju yang baik, kita
pasti sedang menuju yang tidak membahagiakan. Jika kita sedang tidak mempertahankan yang
baik, kita sedang memajukan kelemahan diri.

Ingatlah, Setiap jiwa bertanggung-jawab atas kebaikan hidupnya sendiri. Bekerja-keraslah


semasa muda untuk menjadi pribadi dewasa yang dihargai tinggi dan dihormati dengan tulus.
Tetap berkhayal-lah, tetapi janganlah menggunakan khayalan kalian untuk melemahkan kerja
keras Kalian hari ini. Pantaskanlah kalian bagi penghargaan dan bayaran-bayaran yang tinggi.

Semakin kalian pantas ber-rezeki baik, semakin kalian kurang mengkhayalkan


keberuntungan. Dan yang ini penting ya?, bahwa … Keberuntungan bukanlah untuk
ditemukan, tetapi untuk dibuka.

Semua sikap baik kalian dalam berhubungan dengan orang lain, dan semua pikiran baik kalian
dalam bekerja adalah untuk membuka pintu-pintu rahmat di langit, yang akan dikirimkan kepada
kalian dalam amplop dan karung yang bertuliskan nama kalian. Maka indahkanlah nama yang
kalian gunakan dalam hubungan kalian dengan sesama, karena keindahan yang kalian isikan
kedalam nama itulah yang diperhatikan Allah. ………..

So, sahabat-sahabatku yang sangat kusayangi,

Yuk kita simpulkan ya? Setiap jiwa adalah jiwa yang bernasib baik. Karena, Dia bebas
melakukan yang akan menjadikan dirinya sekuat yang dapat diupayakannya, menjadi sebesar
yang disungguhinya, dan menjadi setinggi yang dimintakan ijinnya dari Allah.

Maka mengapakah kita harus berkecil hati dalam kehidupan yang kebesarannya berada
dalam kewenangan kita untuk mengupayakan?

So …, be cool.
Stay with me, walk with me.
Be my friend, be at my side.

I am all yours. ………..

My young friends, … make your parents proud! Sadarilah, Kalian pemilik kehidupan ini yang
sebenarnya. Kami yang tua-tua ini sedang bekerja keras untuk memastikan kalian hidup dalam
masa depan yang damai, yang kuat, dan yang besar.

Kami juga sangat letih, tetapi kalian harus menjadi pribadi-pribadi yang damai dan sejahtera
dalam masa depan yang belum tentu sempat kami hadiri nanti.

Kami sendiri tidak lepas dari kekhawatiran dan ketakutan-ketakutan kami sebagai orang tua,
tetapi Allah menitipkan kalian kedalam pemeliharaan kami, yang masih harus banyak belajar
menyesuaikan diri dengan tugas mendampingi pertumbuhan kalian sebagai pembesar masa
depan.

Sayangi kami ya?

Mohon kalian nikmati keberadaan kalian dengan kami sekarang, karena kalianlah yang akan
hidup lebih lama daripada kami, kalianlah yang akan hidup dalam masa depan yang kami
impikan bagi kalian bahkan sebelum kelahiran kalian.

Sayangi kami ya?

Kebahagiaan kami adalah melihat kalian tumbuh dengan gembira, terlengkapi dalam pendidikan
kalian, dan maju memasuki kehidupan sebagai pribadi dewasa yang baik dan berharapan besar.

Semua itu kami lakukan dengan penuh kasih, karena kalian lahir melalui kami.

Maka …, dapatkah kami meminta kepada hati baik kalian untuk membantu kami merasa bahwa
upaya kami untuk mendampingi pertumbuhan kalian, adalah sebuah upaya yang indah?

Sayangi kami ya? ………..

Sahabat kalian yang muda dan yang indah kebesaran masa depannya,

Orang tua adalah wakil Allah dalam kehidupan kita.

Muliakanlah orang tua kalian, karena …


Tidak ada orang yang memuliakan orang tuanya, yang tidak dimuliakan kehidupannya.

Hadiahkanlah hati terlembut kalian bagi Ibu dan Ayah. Kemudian lihatlah bagaimana sinar
surga berpendar dari wajah-wajah terkasih, yang guratan-guratan ketuaannya sebagian adalah
karena kesulitan dalam mendidik kita.

Ibu dan Ayah Kalian bukanlah orang biasa, jika tidak - mengapakah mereka dipilih Allah
untuk menghadirkan kalian dalam kehidupan ini.

Hormati dan sayangilah Ibu dan Ayah, … lalu perhatikan apa yang terjadi.

Mudah-mudahan Allah tidak berlama-lama lagi menangguhkan hadiah-hadiah besar yang


sudah pantas bagi kejernihan pikiran kalian, bagi kebeningan hati kalian, dan bagi
keindahan perilaku kalian. Keluarga kita berhak bagi kebanggaan dan kesyukuran karena
diberkati dengan anak, saudara, Ibu, dan Ayah seperti kita.

Cobalah berbicara penuh kasih dan hormat kepada Bunda dan Ayah, lalu perhatikan apa
yang terjadi. Kalian akan melihat dengan nyata, bagaimana Allah akan memberikan hal-hal baik
kepada kalian, bahkan yang kalian lupa minta. Nanti, kalau sempat membebaskan diri dari orang
banyak, berbicaralah dekat-dekat dengan Allah, bisikkanlah ini:Mudah-mudahan Allah
menurunkan kekuatan dari sisi-Nya yang mulia, yang menolong kita dalam memajukan
kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri dan keluarga kita tercinta. Marilah kita bersama
membisikkan …

Allah ku yang sangat aku kalianngi,


Jadikanlah aku kekasih Mu.
Kekasih Mu yang letih ini, membutuhkan penguatan Mu
Kekasih Mu yang terluka ini, membutuhkan perawatan Mu
Kekasih Mu yang terbatasi ini, membutuhkan pembebasan Mu
Kekasih Mu yang kebingungan ini, membutuhkan petunjuk Mu
dan …
Kekasih Mu yang bersedih ini, membutuhkan penggembiraan Mu
Kekasih Mu ini, membutuhkan Mu
Engkau Allah ku,
tak ada yang tak kumiliki jika aku memiliki Mu.
Allah ku, aku kekasih Mu
Maka kasihilah aku.

Allahku yang sangat aku kalianngi,


Aku sangat menyayangi Ibu dan Ayahku.
Bantulah aku untuk menjadi anak yang membanggakan mereka.
Jika bukan melalui mereka, aku tidak akan berada dalam kehidupan ini, dan hidup dalam
hak ku untuk menjadi pribadi yang besar, kuat, dan bernilai.
Kuatkanlah aku dihadapkan rasa malasku.
Tegaskanlah aku dalam menolak yang tidak baik.
Mudahkanlah bagiku untuk mengerti, untuk mengingat, dan terampilkanlah aku dalam
menyelesaikan soal-soalku.
Allahku, aku ingin menjadi jiwa yang kau kasihi.
Maka bantulah aku untuk menjadi jiwa yang jujur, yang damai, yang rajin, dan yang
penuh kegembiraan.
Cerahkanlah masa depanku.
Jadikanlah aku pribadi yang bernilai bagi sesama.

Amien.

Mudah-mudahan kebaikan yang bergema di hati Gemuruh Geo dan Haruno Subianto saat
membaca hal-hal yang baik, adalah kebaikan yang mencukupkan alasan bagi Allah untuk
menganugerahi kalian dengan kesehatan yang prima, dengan kelapangan yang mendamaikan,
dengan kesejahteraan yang menguatkan, dan dengan kebijakan yang membahagiakan

Demikian,, hadiah sederhana dari kalian.. karna : " Demi massa.. sesungguhnya manusia berada
dalam kerugian.. kecuali orang yang beriman.. dan nasihat menasihati dalam kebenaran dan
nasihat menasihati dalam kesabaran"

Hidup adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan memiliki konsekuensi

Khasbunallah wa Ni'mal wakkil.. ni'mal maula wa ni'mannasir..

Anda mungkin juga menyukai