Anda di halaman 1dari 3

Bacaan-bacaan Dzikir di waktu Pagi dan Sore

A. Untuk Menghadapi Hari Kiamat

Rasûlullâh saw. bersabda :

“Barang siapa yang mengucapkan : “Subhânallâhi wa bi hamdih” 100 X ketika


masuk waktu subuh dan ketika waktu sore, maka tidak ada seorang pun yang datang
pada hari kiamat – bisa mengalahkan – keistimewaan yang dibawanya, kecuali
seorang yang mengucapkan seperti itu juga atau lebih banyak dari itu”.
(H.R. Muslim dari Abu Hurairah)

Dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa kalimat (dzikir) “Subhânallâhi wa bi


hamdih” mempunyai keistimewaan untuk menghapus dosa, yaitu bila dibaca 100 X
dalam satu hari. Sebagaimana sabda Rasûlullâh saw. :
“Barang siapa yang mengucap “Subhânallâhi wa bi hamdih” 100 X dalam sehari,
maka dihapus seharinya segala dosa-dosanya, walau pun dosa itu seperti buih lautan”.
(H.R. Bukhârî & Muslim)

B. Untuk Menjaga Diri dari Mara Bahaya

Rasûlullâh saw. bersabda :

“Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan pada waktu pagi dan sore:
“Bismillâhil-ladzî lâ yadhurru ma’asmihî syai-un fil-ardhi wa lâ fis-samâ-i, wa
huwas-samî’ul-‘alîm”, 3 X, kecuali tidak ada sesuatu pun yang membahayakan
kepadanya”.
(H.R. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits Hasan Shahîh)

Terjemahannya :
“Dengan nama Allâh yang tidak ada – yang bisa membahayakan – bersama Nama-
Nya sesuatu pun di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”.

Dan ‘Abdullâh bin ‘Umar berkata :

“Sesungguhnya Nabi saw. tidak pernah meninggalkan do’a-do’a ini ketika beliau
masuk pada waktu sore dan subuh, yaitu : “Allâhumma innî as-alukal-‘âfiyata fid-
dun-yâ wal-âkhirah. Allâhumma as-alukal-‘afwa wal-‘âfiyata fî dînî wa dun-yâya, wa
ahlî wa mâlî. Allâhummas-tur ‘aurâtî, wa âmin rau’âtî. Allâhummah-fazhnî min baini
yadayya, wa min khalfî, wa ‘an yamînî, wa ‘an syimâlî, wa min fauqî, wa a’ûdzu
bi’azhimatika an ughtala min tahtî”.
(H.R. Abu Dawud, Nasâ-î dan Ibnu Majah. Hakim berkata : Shahîh Isnadnya)

Terjemahannya :
“Ya Allâh, sesungguhnya aku minta kepada-Mu kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Ya Allâh, aku minta kepada-Mu kema’afan dan kesejahteraan di dalam agamaku dan
duniaku, keluargaku dan harta bendaku. Ya Allâh, tutuplah semua cacatku dan
amankanlah kekuatiranku. Ya Allâh, jagalah aku dari depanku, dan dari belakangku,
dan dari sebelah kananku, dan dari sebelah kiriku, dan juga dari atasku. Dan aku
berlindung dengan keagungan-Mu (dari) tertimpa bahaya dari bawahku”.
Waki’berkata : “Maksudnya gempa”.

Membaca surah Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nâs masing-masing 3X sebagaimana


disebutkan oleh ‘Abdullâh bin Hubaib :

“Kami keluar di suatu malam yang hujan lebat dan gelap-gulita. Kami mencari Nabi
saw. agar beliau shalat untuk – mengimami – kami. Maka kami pun menjumpai
beliau. Maka beliau berkata : “Katakanlah!”. Maka aku tidak mengatakan sesuatu.
Maka beliau berkata lagi : “Katakanlah !”. Aku pun berkata : “Wahai Rasûlullâh, apa
yang harus aku katakan ?’. Beliau bersabda : “Qul Huwallâhu ahad dan dua surah
mu’awwidzah (minta perlindungan) – yaitu : Al-Falaq dan An-Nâs – ketika engkau
masuk di waktu sore dan ketika waktu subuh — masing-masing – 3x, maka akan
mencukupi (bacaan itu) bagimu dari segala sesuatu (yang membahayakanmu)”.
(H.R. Abu Dawud, Nasa-I dan Tirmidzi, dan ia berkata : Hadits Hasan dan Shahîh)

C. Persiapan Untuk Masuk Surga

Membaca Sayyidul-Istighfâr atau Rajanya Istighfâr sebagaimana sabda Rasûlullâh


saw. :

Sayyidul-Istighfâr ialah : “Allâhumma anta Rabbî, lâ ilâha illâ Anta khalaqtanî,


wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min
syarri mâ shana’tu, abû-u laka bi ni’matika ‘alayya, wa abû-u bi dzanbî, faghfir-
lî, fa innahû lâ yaghfirudz-dzunûba illâ Anta”. Barang siapa yang membacanya di
waktu sore hari, kemudian ia mati pada malamnya, niscaya ia masuk Surga. Dan
barang siapa yang membacanya di waktu subuh, kemudian ia mati pada hari itu,
niscaya ia masuk Surga.
(H.R. Bukhârî)

Terjemahannya :
“Ya Allâh, Engkau Rabb-ku, tidak ada sesembahan kecuali Engkau yang telah
menciptakanku. Dan aku hamba-Mu. Dan aku di atas janji-Mu dan peringatan-Mu
(maksudnya : Aku harus mentaati perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu) semampu
aku. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan apa yang telah aku lakukan. Aku
kembali kepada-Mu dengan kenikmatan-Mu atasku. Dan aku kembali dengan dosaku.
Maka ampunilah aku. Maka sesungguhnya tidak ada yang mengampuni segala dosa
kecuali Engkau”.

D. Membentuk Penjagaan Malaikat Dan Persiapan Mati Syahid

Rasûlullâh saw. bersabda :

“Barang siapa yang membaca di waktu subuh “A’ûdzu billâhis-samî’il-‘alîmi minasy-


syaithânir-rajîm” 3x, kemudian membaca 3 ayat terakhir dari surah Al-Hasyr (59),
maka Allâh akan menyerahkan 70.000 Malaikat kepadanya yang terus-menerus
mendo’akannya hingga sore, dan jika ia mati pada hari itu, maka ia mati syahid. Dan
siapa yang mengucapkannya di waktu sore, maka ia berada dalam kedudukan seperti
itu”.
(H.R. Ahmad dan Tirmidzi. Lihat Tafsir Ibnu Katsîr juz IV hal. 344)
E. 4 (Empat) Kalimat Yang Istimewa

Dari Juwairiyyah Ummul-Mu’minîn r.a., ia berkata :

Sesungguhnya Nabi saw. keluar dari sisinya pada waktu pagi ketika beliau telah
selesai shalat subuh dan ia (Juwairiyyah) – duduk – di tempat sujudnya. Kemudian
beliau kembali setelah waktu dhuha, sedangkan ia (Juwairiyyah) masih duduk – di
tempat nya –. Maka beliau berkata : “(Apakah) engkau terus-menerus dalam keadaan
— seperti tadi – sewaktu aku tinggalkan”. Aku (Juwairiyyah) menjawab : “Benar”.
Maka Nabi saw. berkata : “Sesungguhnya aku telah mengucapkan 4 (Empat) kalimat
sesudah – meninggalkan – engkau tadi sebanyak 3x, seandainya ditimbang dengan –
dzikir – yang engkau ucapkan sampai hari ini niscaya sama beratnya dengan nya
(4(Empat) kalimat itu), yaitu; “Subhânallâhi ‘adada khalqihî, Subhânallâhi ridha
nafsihî, Subhânallâhi zinata ‘arsyihî, Subhânallâhi midâda kalimâtihî
. (H.R. Muslim)

Terjemahannya :
“Maha Suci Engkau (sebanyak) hitungan makhluq-Nya. Maha Suci Engkau
(sebanyak) Keridhaan diri-Nya. Maha Suci Engkau (seberat) timbangan ‘Ârsy-Nya.
Maha Suci Engkau (sepanjang) tinta kalimat-Nya”.

F. Mengenai Keberatan Hutang

Dari ‘Alî bin Abi Thâlib r.a., sesungguhnya seorang budak mukatab (yaitu budak
yang dimerdekakan dengan membayar tebusan secara angsuran) datang kepadanya.
Lalu ia berkata : “Sesungguhnya aku merasa berat (membayar) angsuranku, maka dari
itu tolonglah aku”. ‘Alî pun berkata :

“Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah diajarkan Rasûlullâh
saw. kepadaku Seandainya kamu mempunyai tanggungan hutang semisal gunung,
niscaya Allâh akan membayar hutang itu darimu. Ucapkanlah : “Allâhummak-finî bi
halâlika ‘an harâmika wa aghninî bi fadhlika ‘amman siwâka”.
(H.R. Tirmidzi)

Terjemahannya :
“Ya Allâh, cukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu dari keharaman-Mu, dan
kayakanlah aku dengan anugerah-Mu dari orang selain-Mu”.

Catatan:

Dzikir atau do’a ini tidak terbatas pada waktu sore atau subuh saja, akan lebih baik
bila dibaca sesering mungkin di sembarang waktu terutama di dalam shalat, yaitu
sesudah tahiyyat akhir sebelum salam.

Anda mungkin juga menyukai