Anda di halaman 1dari 9

c c

 
 

    

Rancangan penelitian pada penelitian ini adalah penelitian observasional ( 


) dengan rancangan penelitian kasus-kontrol tanpa 
. Penelitian kasus

kontrol merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan

antara efek (penyakit atau kondisi) tertentu dengan faktor resiko tertentu. Disain ini dapat

digunakan untuk menilai seberapa besarkah peran faktor resiko dalam kejadian penyakit

(
 
  )

(Sastroasmoro & Ismael, 1995) (Sastroasmoro S. & Ismael S., 1995. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Bina Rupa Aksara, Jakarta)

c      

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu

Desember 2010 ± sampai jumlah sampel tercapai

ÿ      

1. Populasi Penelitian

Dalam penelitian, yang dimaksud dengan populasi adalah setiap subyek yang memenuhi

kriteria karakteristik yang ditentukan (Sastroasmoro & Ismael, 1995).

Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian.

Populasi target bersifat umum. Pada penelitian ini, populasi targetnya adalah murid sekolah

dasar.
Populasi terjangkau merupakan bagian dari populasi target yang akan dijangkau oleh

peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Pada penelitian ini populasi terjangkau adalah anak usia

6 ± 13 tahun yang bersekolah di sekolah dasar di Kota Yogyakarta. Kasus adalah anak

dengan keluhan pilek, bersin-bersin yang kemudian akan diklasifikasikan menjadi rinitis dan

non rinitis kemudian pada sampel rinitis dilakukan tes kulit cukit (    ) untuk

membedakan sampel rinitis alergi dan non alergi, pada sampel rinitis alergi di beri kuesioner

untuk mengetahui apakah anak menderita asma selanjutnya sampel dibagi menjadi anak

rinnitis alergi dengan asma (komorbid) dan rinitis alergi tanpa asma. Kontrol adalah anak usia

6 -12 tahun yang bersekolah di sekolah dasar yang menderita rinitis alergi tanpa asma.

Penelitian kasus-kontrol ini dilakukan tanpa matching

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan catatan tertentu hingga dianggap

mewakili populasinya. Sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang

memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi (Sastroasmoro & Ismael, 1995).

a. Cara pengambilan sampel

Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu : 1) Pengambilan

sampel secara acak (


 ) atau disdebut juga 
 
  atau  
  
 ;

dan 2) Pengambilan sampel yang tidak acak (  


   
 ), dimana sampel

penelitian diambil atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Pada probability sampling, setiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk terpilih atau untuk tidak terpilih sebagai sampel. Dikenal berbagai probability

sampling, yaitu: 1) Simple random sampling, cara ini kita menghitung terlebih dahulu jumlah

populasi yang akan dipilih sampelnya, kemudian diambil sebagian dengan menggunakan
tabel random; 2) ½ 
  
 , pada cara ini ditentukan bahwa setiap subyek nomor

sekian dimasukkan dalam sampel; 3) ½ 



 
 , pada cara ini sampel dipilih

untuk tiap strata dan hasilnya dapat digabung menjadi satu sampel yang bebas dari variasi

untuk setiap strata; 4)    


 , pada cara ini penarikan sampel secara acak pada

kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah, misalnya berdasarkan

wilayah (Sastroasmoro & Ismael, 1995).

Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah anak yang bersekolah di sekolah dasar di

Kota Yogyakarta. Pada penelitian ini kami menggunakan   


  
 ; dari

daftar sekolah dasar di Kota Yogyakarta, dipilih 4 sekolah dasar secara random dari 14

kecamatan dengan mengundi, kemudian dari sekolah dasar tersebut diambil murid dalam

kelas dengan cara   


 .

b. Perkiraan besar sampel

Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus

perkiraan besar sampel untuk kasus ± kontrol tanpa matching menurut Sastroasmoro &

Ismael (1995) yaitu :

N1=N2= (ZĮü  + Zȕü    )2


(P1-P2)2

Keterangan :

Į = tingkat kemaknaan, yakni sebesar 0,05 (kesalahan tipe I 5%)

ZĮ = 1,64 (hipotesis satu arah)

ß = power, yakni sebesar 80%

Zß = 0,842 (kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%)

P2 = 0,99 (proporsi risiko pada kontrol dari peneltian Topp R., et al .)


pR = 1,84

Q2 = 1-0.99 = 0,01

P1-P2 = 0,2 (selisih pajanan minimal yang dianggap bermakna, ditetapkan)

Nilai Į yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 0,05 dengan uji 1 arah didapatkan ZĮ

dalah sebesar 1,960. Power adalah kekuatan untuk menolak hipotesis nol (Ho) pada data

peneltian, apabila dalama populasi terdapat perbedaan nilai klinis. Hipotesis nol adalah

hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan.

Nilai power yaitu (1-ß), bila ß = 20%, maka berarti power 80%, artinya penelitian itu

mempunyai peluang sebesar 80% untuk mendeteksi perbedaan nilai klinis, dalam penelitian

kali ini perbedaan nilai klinis yang dimaksud adalah komorbiditas asma dan rinitis alergi

pada usia 6-13 tahun. Nilai P2 perkiraan proporsi kontrol diperkirakan sebesar 0,99 (99%)

sehingga didapatkan P1 sebesar 0,99

Dimana pada penelitian sebelumnya proporsi rinitis alergi adalah sebesar 40%. Dengan

kesalahan tipe 1 (Į) sebesar 5% dan kesalahan tipe 2 (ȕ) sebesar 20%, hipotesis satu arah

sehingga ZĮ = 1,64 dan Zȕ = 0,84.

P2 : proporsi rinitis alergi pada kelompok tanpa pajanan asap rokok: 40%

RR : perbandingan minimal proporsi rhinitis alergi anak yang terpajan perokok pasif dan

rhinitis alergi tanpa pajanan asap rokok : 2

P1 : RR x P2 :2x

Q1 : 1-P1:

Q2 : 1-P2 :

P : (P1+P2)

Q : 1-P
  G    

Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar

dapat diikutsertakan ke dalam penelitian. Persyaratan pada kriteria inklusi biasanya

mencakup karakteristik klinis, demografis, geografis, dan periode waktu. Kriteria eksklusi

adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat

diikutsertakan dalam peneltian (Sastroasmoro & Ismael, 1995).

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : (1) Anak usia 6 ± 13 tahun yang bersekolah di

sekolah dasar. (2) Tinggal bersama orangtua dalam satu rumah. (3) prang tua mengizinkan

anak mengikuti penelitian

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : (1) menderita penyakit infeksi, keganasan,

atau kondisi sakit berat lainnya.

  È   

Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas, variabel tergantung, dan variabel perancu.

Variabel-variabel tersebut pada penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : Variabel tergantung : masalah paparan asap rokok pada anak sekolah

dasar

2. Variabel tergantung :

3. Variabel perancu :


ß    

1. Rinitis alergi : Adalah gejala pilek, bersin, tanpa disertai gejala infeksi seperti

demam, yang dipicu oleh alergen dan diperberat dengan kondisi lain seperti musim

dan iklim yang dikonfirmasi dengan uji tusuk kulit dengan hasil positif.

2. Diagnosis rinitis alergi : berdasarkan anamnesis, dan dikonfirmasi dengan

pemerikanaan uji kulit tusuk.

3. Asma : Adalah serangan berulang dispnea paroksismal, dengan radang jalan nafas,

dan mengi akibat kontraksi spasmodik bronkus.

4. Pemeriksaaan uji kulit cukit dilakukan dengan panel yang terstandarisasi yang berisi

beberapa macam alergen. Histamin 0,1% salam buffer saline-fosfat dan saline

fisiologis digunakan sebagai kontrol positif dan negatif. Uji kulit cukit akan dilakukan

di regio volar lengan bawah subyek. Hasil tes dibaca dalam 15 menit dan rata rata

diameter dihitung. Dengan adanya kontrol positif berupa diameter 3 mm, rata-rata

diameter indurasi 3 mm lebih besar dibandingkan kontrol negatif dibaca sebagai hasil

positif. Eritema disekitarnya diabaikan.

5. prang tua/ saudara kandung dengan riwayat atopi : adalah adanya riwayat pernah

menderita penyakit kulit berupa merah-merah , gatal, kumat-kumatan dan timbul

didaerah tertentu seperti daerah tengkuk, lipatan siku, atau lipatan lutut orang tua /

saudara kandung.

6. Paparan asap rokok : adalah ada atau tidaknya perokok aktif didalam rumah sejak

anak lahir samapi umur sekarang.

7. Riwayat merokok keluarga : Adalah apabila salah satu anggota keluarga ada yang

sering merokok dalam rumah. Diukur dalam skala nominal

8. Perokok berat : adalah mereka yang mampu menghabiskan 21-31 batang perhari atau

lebih, dan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.
9. Perokok sedang : adalah mereka yang mampu menghabiskan 11-12 batang dengan

selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi

10.Perokok ringan : Adalah mereka yang menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan

selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

  

    

Langkah pertama adalah mengidentifikasikan murid Sekolah Dasar (usia 6-13 tahun)

yang memiliki gejala rinitis (pilek, bersin-bersin, hidung tersumbat) yaitu dengan

melakukan anamnesis dan memberikan kuesioner pada orang tua murid. Peneliti akan

memberikan penjelasan tentang peran subyek dalam penelitian ini dan manfaat yang

dapat diambil dari penelitian ini. Setelah orang tua setuju ikut serta dalam penelitian

dengan menandatangani surat persetujuan secara tertulis (informed consent) dan

mendapat penyuluhan alergi dari dokter peneliti.Kemudian dilakukan tes kulit cukit (skin

prick test) untuk menentukan anak merupakan rinitis alergi atau non alergi. Hasil dari

skin prick test dan kuesioner membagi anak menjadi kelompok kasus (komorbid asma

dan rinitis alergi) dan kelompok kontrol (rinitis alergi saja). Luaran penelitian tentang ada

tidaknya hubungan paparan asap rokok terhadap kejadian komorbiditas asma pada anak

rinitis alergi diketahui dari kuesioner yang telah diisi orang tua.
    

PpPULASI TERJANGKAU

Siswa SD Kota Yogyakarta dengan keluhan pilek (diukur dalam satu waktu)

KRITERIA PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

1. Murid SD dengan pilek dengan atau 1. Menolak untuk berpartisipasi dalam
tanpa gejala saluran nafas lain penelitian
(batuk, sesak) 2. Anak kontraindikasi dengan
pemeriksaan kulit cukit (SPT)
3. Anak minum antihistamin minimal
72 jam sebelum pemeriksaan skin
prick test

SUBYEK ELIGIBLE/INTENDED

SAMPLE(SAMPLE SIZE)

Skin Prick Test

Rinitis Alergi Rinitis Non Alergi

Kuesioner

Rinitis Alergi - prang Tua Perokok Komorbid Asma Rinitis ± prang tua Perokok

Ya Tidak Ya Tidak
    

Statistik deskriftif untuk penyajian data pada penelitian ini antara lain akan disajikan

berupa data tabulasi kategorikal serta penyajian dalam bentuk diagram maupun grafik.

Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini tergantung pada skala variabel yang

dinilai. Tingkat kemaknaan (Į) yang digunakan adalah 0,05 dengan interval kepercayaan

95% sesuai dengan hipotesis penelitian ini maka akan digunakan uji satu sis (one tail).

Selain itu digunakan power 80% (atau ß 20%). Perhitungan statistik sigunakan software

SPSS versi 17.0

Anda mungkin juga menyukai