Notasi dengan
standart Eropa
Notasi dengan Perkalian (x)
Plus (+) Invers (-)
standart Amerika (.)
0.0 = 0 0+0 = 0
Olahan logika 0.1 = 0 0+1 = 1
1= 0
gerbang dasar 1.0 = 0 1+0 = 1
1.1 = 1 1+1 = 1 0 =1
Tipe IC 7408 7432 7404
1. Gerbang NAND
Rangkaian NAND merupakan tambahan NOT dibelakang gerbang AND.
Dan hasil kebenarannya juga kebalikan dari tabel kebenaran AND.
A B X TABEL KEBENARAN A B X1 X2
0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 = 1 0 0 1
0 1 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0
Persamaan Fungsi
Input Output
Output
B A X
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Input
B A X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
3. Gerbang EX - OR
Keluaran akan berlogika “1” jika variabel masukan tidak sama ( berbeda ).
Hanya jika variabel masukannya sama, maka keluarannya akan berlogika “0”.
B A X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
4. Gerbang EX - NOR
Keluaran akan berlogika “1” jika variabel masukannya sama.
Hanya jika variabel masukannya berbeda maka keluarannya akan berlogika “0”.
B A X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
2
6. Gerbang IMPLIKASI :
Suatu gerbang yang menambahkan atau melibatkan gerbang NOT
pada salah satu input pada gerbang OR sebagai gerbang utama.
I. Rangkaian INHIBIT A
1. Pernyataan logika
Pada gerbang inhibit A. Keluarannya (X), akan berlogik “1” ,
apabila variabel masukan A = “0” dan variabel masukan B = “1”
2. Dasar pembentukan
B A X X = A B
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 0
I. Rangkaian INHIBIT A
1. Pernyataan logika
Pada gerbang inhibit B. keluarannya (X), akan berlogik “1” ,
apabila variabel masukan A = “1” dan variabel masukan B = “0”
2. Dasar pembentukan
B A X
0 0 0 X = A B
0 1 1
1 0 0
1 1 0
1. Pernyataan logika
Pada gerbang Impliasi A . keluarannya (X), akan berlogik “0” ,
jika variabel masukan A = “1” dan variabel masukan B = “0”
2. Dasar pembentukan
B A X
0 0 1 X = A B
0 1 0
1 0 1
1 1 1
IV Rangkaian IMPLIKASI B
1. Pernyataan logika
Pada gerbang Impliasi B, keluarannya (X), akan berlogik “0” ,
jika variabel masukan A = “0” dan variabel masukan B = “1”
2. Dasar pembentukan
B A X
0 0 1 X = A B
0 1 1
1 0 0
1 1 1
Diagram Waktu
Diagram waktu disebut juga diagram pulsa
Diagram waktu merupakan alat bantu untuk memahami
fungsi flip-flop satu persatu atau rangkaian secara keseluruhan.
1
0
t1
t
R
1
0 S S Q 1 F a ll R S Q 1 Q 2
t2 t3 t 1 0 0 Q 1 Q 2
R R Q 2 (m -1 ) (m -1 )
Q 1
2 0 1 1 0
?
1 3 1 0 0 1
0 4 1 1 1 1
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t
Q 2
t
Gambar 1. RS Flip-Flop dengan Diagram Waktu, Simbol dan Tabel Kebenaran
Untuk menuju titik waktu t1, flip-flop ditempatkan dimana signal 1 diletakkan yaitu pada S.
Untuk menuju titik waktu t2, flip-flop ditempatkan balik.
Masukan R kini memproses signal 1.
Untuk menuju titik waktu t3, flip-flop ditempatkan pada tempat yang terbaru.
Yang sangat menarik adalah titik waktu t4, Pada titik waktu ini, terletak masukan yang sama, yaitu 1.
Kejadian ini tidak beraturan.Keluaran yang sama kini menuju 1.
Jika pada titik waktu t5 masukan R menuju 0, Q2 berjalan juga menuju 0.
Pada titik waktu t6, signal S menuju 0. Flip-flop tinggal diam.
Untuk mendudukan balik hanya mungkin dengan R = 1.
Sebagai gantinya pada saat menuju titik waktu t7 akan menjumpai kedudukan (tempat yang baru).
Tapi flip-flop masih diam.
Dengan demikian posisi keluaran tidak berubah pada titik waktu t8, signal R menuju 1.
Sekarang kita jumpai kembali kondisi yang tidak beraturan .
Q1 = 1 dan Q2 = 1.
Situasi yang sangat kritis adalah pada titik waktu t9, signal S dan signal R serentak turun menuju 0.
Kini ia terbuka penuh, seakan flip-flop berhenti. Dengan demikian kejadian tak beraturan diabaikan.
Perhatikan gambar 2.
S dan R adalah signal masukan dan T adalah signal clocked.
Pada titik waktu t1 yaitu S = 1, tapi Tmasih memproses signal 0.
Sebuah dudukan tak dapat menggantikan. Pertama, pada titik waktu t2 flip-flop didudukan.
Pada titik waktu t3 berhasil kembali (posisi awal).
Dalam sekilas t4 menjadi S = 1. Dalam sekejap t5 menjadi R = 1.
Karena tidak ada clocked (irama), signal ini tidak dapat dipengaruhi.
Sebuah akibat baru terjadi pada titik waktu t6. Sekarang flip-flop kemungkinan harus didudukan kembali.
Tapi hal itu sudah terjadi dengan demikian tidak terjadi perubahan pada posisi keluaran.
Posisi kembali / terjadi pada titik waktu t8, kini masukan S dan T memproses signal 1, tapi masukan R mendominasi.
Keluaran Q2 keadaannya selalu bertentangan terhadap Q1.
5
1
0
t
S
tn tn + 1
1 F a ll R S Q 1 Q 2
0 1 0 0 Q 2
S Q 1 Q 1 1n 2n
t 1 0
T 2 0 1 1 0
R
R 1 1
Q 2 3 1 0 0 1
1
4 1 1 1 1
0
t
Q 1
Q 2
t
Gambar 2. Flip-flop RS pengontrol kondisi clocked dengan dominasi masukan R,
tabel kebenaran dan diagram waktu.
T
1
0
t
S
tn tn + 1
1 F a ll R S Q 1 Q 2
0 1 0 0 Q 2
S IS Q 1 Q 1 1n 2n
t 1 0
C > C1 2 0 1 1 0
R
R 1 1
IR Q 2 3 1 0 0 1
1 4 1 1 0 1
0
t
Q 1
Q 2
t
Gambar 3. Pengontrol Flip-flop sisi masuk RS Flip-Flop SR
(clocked sisi naik dengan dominasi masukan R, tabel kebenaran dan diagram waktu)
Flip-flop hanya dapat memerintah untuk titik -titik t1, t2 dan t3.
Pada titik waktu t1, flip-flop ditempatkan oleh karena S = t.
Pada titik waktu t2, flip-flop ditempatkan kembali, oleh karena S = 1 dan R = 1.
Pada titik waktu t3,flip-flop ditempatkan lagi (S = 1).
Untuk Q1 dan Q2 menghasilkan sebuah perjalanan waktu yang lain sama sekali, sebagaimana didalam gambar 2.
t
J
tn tn + 1
F a ll K J Q 1 Q 2
1 0 0 Q 1 1n Q 2
J IJ Q 1 2n
t 1 0
C > C1 2 0 1 1 0
K
K 1 1
1K Q 2 3 1 0 0 1
4 1 1 Q 1n Q 2n
t
Q 1
1
0
t
Q 2
t
6
Pada titik waktu t3, seharusnya flip-flop di tempatkan balik. Tapi disana ia sudah menempatkan balik,
dengan sendirinya tidak menghasilkan perubahan untuk Q1 dan Q2.
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t1 0 t
J
tn tn + 1
F a ll K J Q 1 Q 2
1 0 0 Q 1 1n Q 2
J IJ Q 1 2n
t
C > C1 2 0 1 1 0
K
K 1K Q 2 3 1 0 0 1
4 1 1 Q 1n Q 2n
t
Q 1
Q 2
t
Gambar 5 flip-flop JK pengontrol sisi dua (master-Slave-Flip-Flop)
dengan tabel kebenaran dan diagram waktu.
Dalam teknik digital banyak digunakan pulsa-pulsa segi empat maka secara singkat dibahas ciri-ciri utamanya.
Sehingga dapat membantu memahami bahan-bahan materi berikutnya.
Sekuensial adalah pulsa-pulsa letak/clock (square) yang mempunyai waktu-waktu denyut
dan tidak denyut serta berlangsung secara berurutan dalam periode-periode tertentu.
Kegunaannya untuk penyulutan rangkaian logika dalam pengiriman data input ke output.
Juga berfungsi sebagai / untuk : Counting (menghitung), mengatur waktu kerja suatu sistem digital, dll.
- Rangkaian Flip-flop
- Rangkaian regfister geser
- Rangkaian counter/pencacah (seperti contoh diatas)
Prinsip Dasar
Sebelum mempelajarai keistimewaan sesuatu rangkaian digerakan oleh clock (lonceng),
adalah baik untuk mengenali beberapa ke khasan dan batasan yang bertalian dengan bentuk pulsa denyut.
Kita lihat gambar berikut :
tw
"1"
S 2
90
R L 1 3
50
Us "0"
10
tw t
tr tf
C) Gambar 1.c
Kalau saklar ditutup : tegangan memerlukan waktu terbatas untuk mebentuk taraf logika “1”.
Saklar dibuka : tegangan memerlukan waktu terbatas untuk jatuh.
Waktu yang dibutuhkan tegangan untuk naik ( ) dari harga 10% 90% harga max disebut jangkit (tr)
Waktu tegangan jatuh dari 90% hingga 10% : waktu jatuh (tf)
Lebar denyut : didefinisikan sebagai waktu antara titik-titik 50% amplitudo.
Kalau saklar elektronik secara kontinyu buka-tutup maka terjadilah rentetan denyut yang terdidri atas pertukaran logika “0” dan logika “1”.
Waktu antara titik-titik 50% naik dan turun sampai nol dan kembali adalah perioda.
Gambar 2.
INPUT
OUTPUT
INPUT
OUTPUT
Gambar 3.
Rangkaian pembangkit pulsa
Rangkaian dasar
Gambar 4
R Q
S Q
Gambar 5
9
INPUT
Q
R
S
R Q
Q OUTPUT
Q
Gambar 6.
Level pulsa
Dalam praktik : rangkaian digital bekerja berdasarkan dua (2) level tegangan yaitu :
a) Tegangan low adalah nol volt (0 volt) berlogika “0”
b) Tegangan high biasanya + 5 volt dc berlogika “”1”
Dalam tabel kebenaran untuk gerbang logika
“0” Low) adalah false (salah)
“1” (high) adalah true (benar)
R C
R B
Uo RL
Gambar 7b
U
+Ub
tpLH = tundaan penjungkir low High
Logika "1"
UoH (min) tpHL = tundaan penjungkir High Low
UiH (min)
Tak menentu
UiL (max)
UoL (max)
Logika "0"
Amplitudo denyut desah yang mampu mengubah masukan ke status tak menentu adalah :
UiL(max) UoL (max), untuk status logika “0”
dan UoH (min) UiH (min), untuk status logika “1”
Bilangan itu masing-maisng dikenal sebagai : logaran desah DC taraf rendah dan tinggi
Kalau amplitudo desah dan lebar denyut juga diperhatikan maka kita peroleh bilangan yang disebut : kekebalan desah AC.
Rangkaian Multivibrator sebagai pembangkit pulsa (square)
Rangkaian analog
U cc
R1 R2 R1' R2'
1 1
C1 C1'
OUT OUT
0 0
t Q Q t
T1 T1'
Gambar 8a
Rangkaian Digital
10
Gambar 8B.
INFORMASI TEORI
S R Q tn + 1 Keterangan
Qtn = tak ada perubahan
0 0 Q tn 1 = Memori
0 = tak ada memori
0 0 1 S = tidak menentu
0 Hanya pada saat S = “1”
0 1
Qtn + 1 = “1”
0 1
*
R-S FLIP-FLOP DENGAN TRANSISTOR
Q1 Q2
+ 12 V + 0,1 V
+ 0,1 V + 12 V
DOMINASI (RESET ( R )
Tabel kebenaran
tn tn + 1
D Q Q tn : saat sebelum diberi pulsa clock
0 0 1 tn + 1 : saat setelah diberi pulsa clock
1 1 0
Kontruksi D Flip-Flop adalah serupa dengan Clocked RS Flip-Flop,
dimana kebalikan masukan set (5) dihubungkan ke masukan Reset (R).
12
D S Q
C p
1 R Q
INFORMASI
D Q
Q
tn tn + 1 X = 0 atau 1
D Q Q D Q Q x = 1 atau 0
0 x x 0 0 1 tn = saat sebelum pulsa clock
1 x x 1 1 0 tn + 1 = saat setelah pulsa clock
SIMBOL JK FLIP-FLOP
J Q
C L
K Q
J Q
C L
K Q
Materi Pelajaran
Kerugian dari sebuah rangkaian RS Flip Flip yaitu dalam hal kondisi yang tidak dapat ditentukan,
illegal yang dapat terjadi bila kedua masukannya = 1, hal ini tidak akan terjadi pada rangkaian JK FlipFlop.
Umpan balik dari masing-masing keluaran untuk melawan masukan,
hal ini untuk mencegah S dan R menjadi 1 pada saat yang bersamaan.
J Q
C L
K Q
Simbol JK Flip Flop
Bila J = K = 1, hanya ada 1 gerbang NAND yang dapat berpotensial rendah
sehingga hanya 1 keluaran yang dapat berpotensial tinggi atau 1
J Q
C L
K Q
JK Flip Flop adalah salah satu macam Flip Flop yang paling banyak diguankan dalam praktik.
Pada Flip Flop ini terdapat 3 buah input yaitu J, K dan CL, J dan K berfungsi sebagai pengendali,
jika J = 0 dan K = 0 maka output Q akan tetap seperti keadaan semula walaupun input CL berubah-uabah.
jika J = 1 dan K = 0, maka output Q akan di set (1) pada saat pulsa CL input bergerak dari 1 ke 0.
Jika J = 0 dan K = 1 maka output Q akan reset (0) pada saat pulsa CL input bergerak dari 1 ke 0.
Tetapi jika J = 1 dan K = 1 maka JK FlipFlop akan berfungsi sebagai T Flip Flop yaitu output akan berubah .
Jika CL bergerak dari 1 ke 0. Hal ini bisa dikatakan Toggle.
Tabel kebenaran.
CL J K Q Q Keterangan
0 0 0 X X X : Kondisi sebelumnya
0 0 1 X X
0 1 0 X X
0 1 1 X X
1 0 0 X X
1 0 1 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 X X Toggle
INFORMASI
14
Komponen utama dari rangkaian logika sekuensial adalah multivibrato,yang terdiri dari 3 macam yaitu :
1. Multivibrator monostabil
2. Multivibrator astabil
3. Multivibrator bistabil
Namun dalam hal ini akan kita bahas tentang multivibrator monostabil dan astabil
MULTIVIBRATOR MONOSTABIL
1.1 Pengertian
Adalah sebuah multivibrator (flip-flop) yang mempunyai satu kondisi astabil .
Jika flip-flop ini dalam kondisi stabil, kemudian pada jalan masuknya kita berikan denyut sulut (tigger pulsa)
maka ia berguling ke kondisi yang lain, namun setelah lewati jangka waktu tertentu, flip-flop kembali ke kondisi stabilnya lagi.
Multivibrator jenis ini digunakan pada sistem digital untuk memperbaiki bentuk pulsa yang cacat,
mengubah lebar pulsa sesuai dengan kebutuhan.
Lebar denyut yang dikeluarkan oleh multivibrator ini dapat ditentukan (tergantung)
pada nilai harga R dan C sehingga dapat ditentukan dengan rumus :
3
A1 1 e
11 10
14 6
+VCC Q
4
A2 1
T
1
Q
5 G ND
B
Tabel Kebenaran
A1 A2 B Result
L X Triger
X L Triger
H H Triger
H H Triger
Keterangan :
L = Low
H = High
X = Tidak menentu
= Kondisi 1 ke 0
= Kondisi 0 ke 1
Simbol IC SN74121N
15
MULTIVIBRATOR ASTABIL
2.1 Pengertian
Multivibrator astabil adalah suatu rangkaian logika sekuensial yang akan menghasilkan sIgnal
berbentuk segiempat (square mave form). Rangkaian ini berfungsi untuk digunakan sebagai clock generator.
Pulsa ini berfungsi untuk counting mengatur waktu kerja suatu sistem digital atau sebagai lonceng.
2.2. Prinsip kerja
Multivibrator astabil mempunyai dua keadaaan namun tidak stabil pada salah satu diantaranya,
dengan kata lain multivibrator akan berada pada salah satu keadaannya selama sesaat dan
kemudian berpindah yang lain, disini multivibrator menetap untuk sesaat,
sebelum berpindah kembali ke keadaan semula.
Perpindahan pulang pergi yang berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segi empat.
2.3. Membentuk multivibrator astabil
Keterangan rangkaian
Rangkaian multivibrator astabil sangat baik digunakan sebagai penimbul pulsa yang
frekuensinya dapat kita tentukan dengan hanya merubah nilai kapasitas condensator
Contoh : Aplikasi pengatur waktu rangkaian terpadu IC 555 sebagai operasi astabil
RA
8 4
7 3 K e lu a r a n
RB
6 5
2 1
e 0 ,0 1 F
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Flip Flop Master-Slave Flip-Flop majikan-hamba
Rangkaiannya terdiri atas dua buah Flip-Flop yang digabung menjadi satu,
sedangkan antara kedua sambungan clocknya dipasang gerbang NOT.
Kedua Flip-Flop tersebut ada yang berfungsi sebagai majikan (Master) dan berfungsi sebagai hamba (Slave).
2. Gambar rangkaian
2.1. RS MASTER-SLAVE FLIP-FLOP
G e rb a n g N A N D
A d a n B d i j in k a n G e rba ng N A N D
A d a n B d ilu m p u h k a n
G e rb a n g N A N D G erb a n g N A N D
E d a n F d ilu m p u h k a n E d a n F d i ijin k a n
Tabel kebenaran
Simbol R-S MASTER - SLAVE
INPUT OUTPUT
STATE OF FLIP-FLOP
S R
AFTER CLOCK
0 0 Tidak berubah
0 1 0
0 0 0
1 1 Tidak dipakai
Keluaran Flip-Flop akan berubah ketika tepi negatif pulsa clock datang (perhatikan gambar 3.)
Prosesnya
Jika sinyal clock “0” kedua gerbang NAND masukan ( A dan B) mempunyai keluaran “1” ,
sehingga flip-flop majikan tidak berubah keadaan (diset jika berlogika “0”.
Pada kondisi diatas (saat bersamaan), selama sinyal clock “0” inverter menyebabkan
masukan keadaan gerbnag E dan F memaksa flip-flop majikan memberikan isinya pada flip-flop hamba.
Ketika sinyal menuju positif (logika “1”) angka rangkian diatur demikian sehingga mula-mula
gerbang NAND E dan F ditutup (dilarang) dan gerbang NAND A dan B ke flip-flop majikan dibuka (didizinkan).
Gambar 5. diagram pulsa J-K Master-Slave (perubahan pulsa output, diclock dari “1” ke “0”)