TINJAUAN PUSTAKA
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap)
dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil
pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas
dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau
berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih
rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis
air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan
sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.
(Djokosetyardjo,,M.J.1990)
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Universitas Sumatera UtaraSistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan
pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem.
Jenis-jenis boiler :
I Berdasarkan bahan
Jenis boiler berdasarkan bahan bakar dapat dikelompokkan menjadi :
- Boiler bahan bakar padat
- Boiler bahan bakar cair
- Boiler bahan bakar gas
Air yang digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler diperoleh dari air
sungai, air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut tidak
sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, hal ini dipengaruhi oleh lingkungan
asal air tersebut. Sumber mata air sungai umumnya sudah mengalami pencemaran
oleh aktivitas penduduk dan kegiatan industri, oleh sebab itu perlu dilakukan
pemurnian. (Santika,Sri.1984)
Universitas Sumatera Utara Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan agar
tidak
menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian boiler. Air tersebut harus bebas
dari mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotor-pengotor lainnya yang
dapat menurunkan efisiensi kerja dari boiler.
Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam
tabel di bawah ini :
Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air yang baik ,
cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kinerja
dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak masalah-masalah yang ditimbulkan
akibat dari kurangnya penanganan dan perhatian khusus terhadap penggunaan air
umpan boiler.
Zat terlarut dan tersuspensi yang terdapat pada semua air alami dapat
dihilangkan/dikurangi pada proses pra-treatment ( pengolahan awal ) yang terbukti
ekonomis. Penanggulangan kerak yang sudah ada dapat dilakukan dengan cara :
- On-line cleaning yaitu pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan kimia
selama Boiler beroperasi normal.
- Off-line cleaning ( acid cleaning ) yaitu melarutkan kerak-kerak lama
dengan asam-asam khusus tetapi Boiler harus berhenti beroperasi.
- Mechanical cleaning : dengan sikat, pahat, scrub, dan lain-lain.
( Gaffert,Gustaf A. 1974 ).
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam uap
yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di
alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa korosi
dapat terjadi disebabkan oleh :
- Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S
- Kerak dan deposit
Universitas Sumatera Utara- Perbedaan logam ( korosi galvanis )
- pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general
corrosion, pitting ( terbentuknya lubang ) dan embrittlement ( peretakan baja ).
Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan boiler adalah
penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion ( tipe oksigen elektro kimia
dan diffrensial ). Kelarutan gas-gas ini di dalam air umpan boiler menurun jika suhu
naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang uap, tetapi sejumlah kecil residu
akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada kantong-kantong atau dibawah
deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada logam-logam boiler. Karena itu
pentinguntuk melakukan proses deoksigenasi air boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH air
menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia mencapai nilai
pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi berbahaya adalah bentuk
korosi embrittlement atau keretakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada
pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic
embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang terjadi jika berada pada
tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak sesuai. Caustic embrittlement
Universitas Sumatera Utaraterjadi pada sambungan penyumbat dan meluas pada ujung tabung dimana
celah
memungkinkan perkembangan suatu lingkungan caustic yang terkonsentrasi.
( Diilon,C.P. 1989)
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler yang
disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi, oksida tembaga
dan lain-lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminsi uap dari produk
hasil proses produksi. Sumber deposit didalam air seperti garam-garam yang terlarut
Universitas Sumatera Utaradan zat-zat yang tersuspensi didalam air umpan boiler. Pemanasan dan
dengan adanya
zat tersuspensi dalam air pada boiler menyebabkan mengendapnya sejumlah muatan
yang menurunkan daya kelarutan , jika temperaturnya dinaikkan. Hal ini menjelaskan
mengapa kerak dan sludge (lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk deposit-
deposit yang tetap berada pada permukaan boiler sedangkan sludge merupakan bentuk
deposit-deposit yang tidak menetap atau deposit lunak. ( Milton, J.H. 1990 )
Pada ketel bertekanan tinggi, silika muda mengendap dengan uap dan dapat
membentuk deposit yang menyulitkan pada daun turbin.
Universitas Sumatera UtaraPenanggulangan terjadinya deposit yang telah ada dapat dilakukan dengan
acid
cleaning, online cleaning, dan mechanical cleaning.
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan konsentrasi
yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara berlebihan
sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan cairan pengotor
kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar bersama
dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain. Kontaminasi-
kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau zat-zat itu akan
mengontaminasi proses atau material-material yang diperlukan steam.
( Naibaho, P.M. 1996 )
Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut pada
air boiler dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa sistematis dan kontrol pada
pemberian zat-zat kimia dan blowdown. Carryover karbon dioksida dapat
mengembalikan uap dan asam-asam terkondensasi.
Universitas Sumatera UtaraTabel 2 . Kecenderungan Masalah yang Timbul Akibat Tekanan Operasi
Boiler.
Masalah
Tekanan Boiler
Rendah (< 20 kgf/cm2
)
Fenomena Penyebab
1. Kerak Sebagian besar
pembentukan kerak
terjadi sebagai komponen
hardness atau silika pada
permukaan pemanasan
dan di dalam drum (*)
Kadang -kadang menjadi
penyebab terjadinya
perapuhan dan peretakan
tube evaporasi
Kualitas air yang buruk
dan ion resin exchange
yang kotor
Kondisi yang buruk dan
pengontrolan pelunakan
yang tidak sempurna (*)
Pengontrolan boiler
water yang tidak komplit
(kekurangan blow down,
dsb.)(*)
Jumlah injeksi bahan
kimia yang tidak
mencukupi
2. Korosi Korosi pada permukaan
pemanasan dan pipa
Kurangnya
pengontrolan pH dan
Universitas Sumatera Utaraumpan maupun
kondensat yang
melarutkan gas (O2, CO2)
(*)
Deposit korosi
terakumulasi dengan
oksida logam dan
hidratnya pada
permukaan pemanasan
(*)
oxygen scavenging (*)
Recovery dari kondensat
yang mengandung
produk korosi (*)
Terjadinya korosi pada
saat shutdown atau
periode idling (rate
operasi rendah)
3. Carryover Penurunan kemurnian
steam
Berpengaruh p ada
kualitas produk
Perubahan load secara
mendadak
Kurangnya
pengontrolan operasi
boiler
Kegagalan pemakaian
separator steam dan
sistem pengontrolan
feedwater
Kebocoran impuritas
Universitas Sumatera Utaradari proses produksi ke
dalam boiler
Masalah
Tekanan Boiler
Tinggi (>75 kg/cm2
)/ Sedang(20-75 kg/cm2
)
Fenomena Penyebab
1. Kerak Sebagian besar deposit
dari oksida logam,
seperti besi oksida pada
seksi loading panas
tinggi, sering menjadi
pemicu perapuhan dan
peretakan (*)
Kualitas air yang buruk
dan ion resin exchange
yang kotor
Terjadi kontaminasi
oleh hidrat logam
(contohnya, Al(OH)3)
menyebabkan kondisi
yang buruk pada
peralatan pre-treatment
Produk korosi terbawa
ke dalam boiler melalui
umpan dan pipa
kondensat (*)
Universitas Sumatera Utara Kebocoran impuritas
dari proses produksi
Letak penginjeksian
chemical (bahan kimia)
yang kurang tepat
2. korosi Deposit korosi
terakumulasi dengan
oksida logam dan
hidratnya pada
permukaan pemanasan
(*)
Terjadinya korosi
kaustik
Terjadinya korosi pada
pipa umpan dan
kondensat yang
keduanya melarutkan gas
(*)
Produk korosi di dalam
pipa umpan dan pipa
kondensat yang terbawa
masuk ke boiler (*)
Kurangnya
pengontrolan pH dan
oxygen scavenging (*)
Kurangnya pengontrolan
pH dan alkalinitas pada
boiler water
Kenaikan pH boile r
water yang disebabkan
oleh terikutnya Na+ dari
unit demineralisasi
Terjadinya korosi pada
Universitas Sumatera Utarasaat shutdown atau
periode idling (rate
operasi rendah)
3. Carryover
Terjadinya perapuhan
pada Superheater
Terbentuknya kerak
pada turbin blades dan
turunnya efisiensi turbin
Kualitas boiler water
yang abnormal,
khususnya ditandai
dengan kenaikan dari
silika
Suspended solids dan
hidrat logam terbawa ke
dalam boiler karena
terjadi kesalahan
pemakaian peralatan
feedwater treatment
Letak penginjeksian
chemical (bahan kimia)
yang kurang tepat
Perubahan load secara
mendadak
Kontaminasi impuritas
Universitas Sumatera Utaradari proses produksi ke
boiler
Koagulasi dan flokulasi yaitu proses pemberian bahan-bahan koagulan dan flokulan
kedalam air umpan boiler dengan cara penginjeksian. Koagulasi merupakan proses
netralisasi muatan sehingga partikel-partikel dapat saling berdekatan satu dengan yang
lainnya. Flokulasi merupakan proses penyatuan antar partikel-partikel yang sudah
saling berdekatan satu dengan yang lain sehingga partikel-partikel akan saling
menarik dan membentuk flok. Untuk menurunkan turbidity pada inlet clarifier
diinjeksikan bahan kimia, yaitu :
Al(OH)3 yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain yang
terikut ke dalam air sedangkan H2SO4 akan mengakibatkan air bersifat asam.
c. Klorin (Cl2)
Penambahan klorin ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme dalam air,
disamping itu juga untuk mencegah tumbuhnya lumut pada dinding clarifier yang
dapat mengganggu proses selanjutnya.
2.4.2 Sedimentasi
2.4.3 Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan zat padat
tersuspensi didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler. Efisiensi saringan paling
baik bila unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui media
membawa padatan bersamanya. Demikian pada tekanan yang tinggi dapat
memecahkan media akan keluar pada saat dilakukan backwash.
2.4.4 Demineralisasi
a. Cation Tower
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa ion-
ion positif yang terdapat dalam air dengan menggunakan resin kation R-SO3H (type
Dowex Upcore Mono A-500). Proses ini dilakukan dengan melewatkan air melalui
bagian bawah, dimana akan terjadi pengikatan logam-logam tersebut oleh resin. Resin
R-SO3H ini bersifat asam kuat, karena itu disebut asam kuat cation exchanger resin.
Reaksi yang terjadi adalah :
CaCl2 + 2 R – SO3H (R – SO3)2Ca + 2 HCl
MgCl2 + 2 R – SO3H (R – SO3)2Mg + 2 HCl
NaCl2 + 2 R – SO3H (R – SO3)2Na + 2 HCl
CaSO4 + 2 R – SO3H (R – SO3)2Ca + H2SO4
MgSO4 + 2 R – SO3H (R – SO3)2Mg + H2SO4
Universitas Sumatera UtaraNaSO4 + 2 R – SO3H 2R – SO3Na + H2SO4
Na2SiO4 + 2 R – SO3H 2R – SO3Na + H2SiO3
CaCO3 + 2 R – SO3H (R – SO3)3Ca + H2CO3
Proses ini menghasilkan asam seperti asam seperti HCl, H2SO4 dan asam-asam
lain. Keasaman berkisar antara Ph 2,8 – 3,5. untuk memperoleh resin aktif kembali,
dilakukan regenerasi dengan menambahkan H2SO4 pada resin tersebut.
b. Degasifier
Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk
menghilangkan gas CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses sebelumnya.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2CO3 H2O + CO2
Proses di degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan steam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring sebagai media
untuk memperluas bidang kontak sehingga air yang masuk terlebih dahulu
diinjeksikan dengan steam.. Sedangkan keluaran steam ejektor dikondensasikan
dengan menginjeksi air dari bagian atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot
sebagai umpan recovery tank, maka CO2 akan terlepas sebagai fraksi ringan dan air
akan turun ke bawah sebagai fraksi berat.
Universitas Sumatera Utara
c. Anion Tower
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam
kandungan air yang keluar dari degasifier. Resin pada anion exchanger adalah R =
NOH (Tipe Dowex Upcore Mono C-600).
Reaksi Anion :
H2SiO3 + 2 R = N – OH 2 R=N-SiO3 + H2O
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke polish water tank dan
digunakan untuk air umpan boiler. Air yang keluar dari mix bed polisher ini memiliki
pH antara 6 – 7. ( Anonymous. 1994 )
2.4.5 Deaerasi
Dalam de-aerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung
gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen,
sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim boiler, karbon dioksida
Universitas Sumatera Utara(CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air
(H2O)
membentuk asam karbonat (H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga
keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur peralatan dan
pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan
mengalami pengendapan dan meyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler
dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga
meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas.
Boiler yang berperan dalam proses pengubahan air menjadi uap memerlukan
perlakuan dan perawatan khusus. Masalah yang timbul pada boiler umumnya
disebabkan oleh perlakuan air umpan boiler yang tidak memenuhi persyaratan. Untuk
perawatan dan pemeliharaan boiler dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Proses Commisioning awal
2. Operasi pada keadaan normal dan emergency (darurat)
3. Pengawasan dan perawatan
4. Ruangan ketel.
Universitas Sumatera Utara
Proses persiapan awal yang dilakukan baik terhadap boiler yang baru ataupun boiler
yang sudah lama adalah suatu pemeriksaan utama yang terdiri dari proses
penghilangan kerak ataupun material asing pada boiler setelah uji hidrostatik dan
pemeriksaan pada kebocoran boiler. Ketel dioperasikan dengan cara pendidihan yang
menggunakan larutan alkali untuk menghilangkan material-material yang
mengandung minyak dan deposit-deposit yang lain. Selama pendidihan, boiler
dioperasikan pada tekanan rendah yang dijaga setengah dari tekanan penuh. Waktu
pendidihan lebih kurang 24 jam. Untuk boiler tekanan tinggi pembersihan secara kmia
dengan mengurangi zat-zat dilakukan untuk menghilangkan kerak. Setelah pendidihan
atau pembersihan secara asam (acid cleaning) boiler dikosongkan, diisi kembali dan
dicuci dengan air segar. Boiler kemudian siap untuk beroperasi pada tekanan uap
optimal dan menggunakan tombol pengaman.
Universitas Sumatera UtaraPengoperasian pada keadaan normal dilakukan oleh pabrik-pabrik ketel
yang
memerlukan pemeliharaan dan kondisi air ketel yang baik untuk mencegah timbulnya
kerak atau korosi. Untuk memeriksa secara benar/baik perlu diperhatikan uap dan
temperature uap yang dihasilkan serta menjaga kebersihan gas. Jangka waktu untuk
memulai dan untuk pendinginan boiler setelah dimatikan, ditetapkan dalam petunjuk
manual ketel dan harus diikuti/ dipatuhi dengan baik.
Pembersihan eksternal sering dilakukan dengan penyiaktan dan pengaliran gas atau
dengan air mengalir. Pembersihan internal dengan air dan uap dilakukan dengan cara
manual jika mungkn dan dapat juga dengan menggunakan pembersih kimia secara
otomatis untuk ketel yang modern pada unit boiler terutama pada bagian ketel yang
tidak semuannya dapat dijangkau oleh tangan.
Universitas Sumatera Utara
Pembersihan secara kimia harus dilakukan dibawah pengawasan supervisor.
Kebanyakan asam hidroklorik digunakan bersama-sama dengan zat kimia untuk
menghilangkan kerak-kerak yang keras. Pembersihan asam jika dibuat oleh orang
yang tidak kompeten dapat menyebabkan kelebihan zat-zat kimai pada boiler. Setelah
pencucian dengan asam, dinetralkan dengan larutan alkali dan terakhir kali boiler
dioperasikan pada pemanasan tekanan rendah dengan larutan inert.
Pada saat ketel dihentikan uttuk periode yang lama sekitar 1 atau 2 bulan.
Metode storage kering dianjurkan untuk melindungi boiler dari serangan korosi. Ini
memerlukan pembersihan dan pengeringan yang seksama terhadap boiler dan penutup
semua lubang juga menghilangkan air dan udara diruangan boiler dan alat-alat
pengukur tekanan. Penampang material penyerap air ditempatkan untuk
membersihkan kelembapan yang rendah.
(Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia
www.energyefficiencyasia.org/2010/01/20/)
Universitas Sumatera UtaraUntuk boiler tekanan tinggi ( modern ) memerlukan air umpan boiler
dengan
spesifikasi yang telah ditentukan, karena dengan tingginya tekanan material yang
ditinggalkan semakin besar, hal ini tentu mempengaruhi efisiensi boiler.