Anda di halaman 1dari 33

c c



 

Konsep sebuah himpunan diperkenalkan oleh seorang ahli matematika yang


bernama Geory Cantor.
Sebuah himpunan biasa dilambangkan dengan menggunakan tanda kurung
seperti { } dan dinotasikan oleh huruf besar A atau B atau «, X atau Y. Metode
himpunan ini disebut juga metode daftar. Jika X = {G   G  , berarti himpunan
semua titik pada x sedemikian sehingga x adalah bilangan asli dari 0 sampai dengan 5,
yaitu X= {0,1,2,3,4,5}. Garis vertikal itu dibaca µsedemikian sehingga¶ atau µuntuk
memenuhi¶. Objek-objek yang berada di dalam himpunan tersebut disebut elemen-
elemen, titik-titik, atau bilangan-bilangan. Elemen-elemen dari himpunan tersebut ditulis
dengan Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari
permainan sebuah dadu yang dilempar. Peluang kemungkinan (á A dari
permukaan dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan
sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita sering mempertanyakan apakah
terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir tentang kemungkinan untuk
mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan dengan peluang.
X    sebuah himpunan adalah kumpulan dari semua objek yang
telah didefinisikan secara jelas dan memiliki beberapa anggota di dalamnya. Sebagai
ilustrasi :
(iA Himpunan warna yang terdapat pada pelangi
(iiA Himpunan bilangan genap

menggunakan tanda kurung.


Apabila x adalah elemen lain dari himpunan X, hubungan ini diekspresikan oleh
µx anggota dari X¶ atau dengan menggunakan symbol x X, symbol ebsilon ( A ini
digunakan untuk menunjukkan sebuah elemen di dalam sebuah himpunan. Tetapi,
apabila x bukan sebuah elemen dari himpunan X, maka disimbolkan dengan x  X.
Sebagai contoh, bila X = {2,4,6,8,10}, maka elemen 3  X. Elemen himpunan mungkin
saja ditulis berulang dan elemen-elemen lain dari sebuah himpunan adalah ulangannya,
sehingga X = {8,4,2} adalah sama dengan X = {2,4,8}.

   

Jika himpunan X memiliki elemen-elemen yang tepat sama dengan himpunan Y,


dengan mengabaikan elemen-elemen yang lain, maka dapat dikatakan bahwa
himpunan X dan himpunanY adalah sama, dan dapat ditulis X = Y. Tetapi jika elemen-
elemen di kedua himpunan itu tidak sama, maka dapat ditulis X ù Y. Sebagai contoh : X
= {9,7,5,3} dan Y = {3,5,7,9}, maka dapat ditulis X = Y.Tetapi jika Y = {1,3,5,9}, maka X
ù Y.

    

Dua himpunan X dan Y dikatakan ekuivalen, jika jumlah elemen-elemen dari himpunan
X sama dengan jumlah elemen-elemen himpunan Y, yang dapat dinotasikan dengan X
' Y. karena simbol ' menunjukkan keekuivalenan. Dua himpunan yang sama sudah
pasti ekuivalen, tetapi dua himpunan yang ekuivalen belum tentu sama.

  c     c  

Sebuah himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yang jumlahnya berhinnga disebut
himpunan berhingga, tetapi jika jumlah anggota-anggotanya tidak berhingga maka
disebut himpunan yang tak berhingga. Sebagai contoh himpunan bilangan genap pada
ilustrasi ( i A. Dua himpunan tak berhingga adalah ekuivalen jika saling
berkorespondensi satu-satu, diantara anggota kedua himpunan ntersebut.

    

Sebuah himpunan X yang tidak memiliki elemen disebut himpunan kosong, atau nol
dan dinotasikan oleh simbol > (PhiA, atau { } dan dapat ditulis X = >.
Sebagai contoh : X = G2 . Berarti himpunan bilangan genap dari persamaan di atas
adalah { }.
Himpunan kosong, yang ditunjukkan dengan notasi {0}, bukan merupakan himpunan
kosong karena ada elemen 0 di dalamnya. Telah jelas dari definisi bahwa dua himpunan
kosong yang sembarang adalah sama, dan himpunan kosong adalah himpunan bagian
dari semua himpunan.

  c 

Jika setiap elemen dari himpunan X juga termasuk dalam himpunan Y, maka X dapat
dikatakan himpunan bagian dari Y, dan dapat dinotasikan dengan X l Y. Sebagai
contoh : jika X = {2,4,6,8,10} dan Y = {himpunan bilangan bulat}, maka X l Y atau Y
X ( dibaca Y mengandung XA.

    !

Himpunan semesta adalah sebuah himpunan yang memiliki himpunan di dalamnya (


himpunan yang lebih besar A, dan dapat dinotasikan dengan simbol µš . Elemen-
elemen dari himpunan semesta dapat dihubungkan ke dalam cara angka dari bentuk
himpunan masing-masing. Jika X adalah sebuah himpunan dengan ÷ elemen, maka X
memiliki 2n himpunan bagian yang berbeda.

 c"
Himpunan Banyaknya elemen Himpunan bagian Banyaknya himpunan
dalam himpunan X dari X bagian dari X
> 0 > 2(=20A
{a} 1 >, {a} 2(=21A
{a,b} 2 >, {a},{b},{a,b} 4(=22A
{a,b,c} 3 >, {a}, {b}, {c}, {a,b}, 8(=23A
{a,c}, {b,c}, {b,c},
{a,b,c}

Jika U = himpunan semua bilangan riil dan jika


X = {xI x2 ± 9 = 0} dan Y = {xI (x + 3A (x ± 3A (x -1A =0}
Maka himpunan X dan Y adalah himpunan bagian dari himpunan U dan X lY.
Dua akibat dari definisi himpunan bagian :
(iA Himpunan X adalah himpunan bagian dari dirinya sendiri, X X adalah
selalu benar.
(iiA Himpunan kosong >adalah himpunan bagian dari semua himpunan.

  

Sebuah himpunan X disebut himpunan kuasa dari himpunan Y jika setiap elemen dari X
adalah juga elemen dari Y dan paling sedikit satu elemen dari Y yang tidak termasuk di
dalam X, X ù Y. Dengan menggunakan simbol X l Y.Sebagai ilustrasi sama dengan
contoh 

X     adalah nilai yang secara kuantitatif menjelaskan kemungkinan


terjadinya suatu peristiwa. Jika peluang suatu kejadian bernilai 1 dan 0 maka itu tidak
bermakna apa-apa karena peluang yang bernilai 1 berarti kejadian itu pasti sudah
terjadi sedangkan peluang yang bernilai 0 berarti kejadian itu tidak akan pernah terjadi.
Maka peluang yang bagus itu adalah #$ %&'$(. Secara sederhana suatu soal peluang
dapat diselesaikan dengan menghitung jumlah titik dalam ruang sampel tanpa membuat
daftar unsurnya.Dan penggunaan perhitungan kombinasi dan permutasi dipakai dalam
peluang.

  
Ruang sampel adalah himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan,
biasanya dilambangkan dengan  !).  * adalah suatu himpunan bagian dari
ruang sampel. Kejadian dapat terdiri dari satu titik sampel yang disebut  * 
   , sedangkan kejadian yang terdiri dari lebih dari titik sampel disebut  * 
* . Jadi kejadian majemuk merupakan gabungan dari beberapa kejadian
sederhana.    adalah himpunan bagian ruang sampel yang tidak memuat
anggota. Elemen / anggota dari ruang sampel dinamakan !! . Sebagai contoh
:
Ruang Sampel

Gambar di atas merupakan diagram ruang sampel       


={     
} yang terdiri dari titik sampel       dan
. Kejadian
={  }, kejadian       kejadian  {  }, dan  {} merupakan
kejadian bagian dari ruang sampel .

 +   

Misalkan X dan Y, dua himpunan bagian dari sebuah himpunan semesta š . Maka kita
dapat menemukan tiga operasi dasar pada himpunan.
,    
Komplemen adalah himpunan yang terdiri dari elemn-elemen dari š, yang
tidak termasuk dalam X, yang ditunjukkan dengan c / x¶.
Sebagai contoh : Gambar 1.1.1,  {  
} dan  { 
} .
,  
irisan adalah sebuah himpunan yang terdiri dari semua elemen yang
termasuk dalam himpunan X dan juga himpunan Y, dan dapat dinotasikan
D = X ® Y ( baca µ X kap Y¶ atau µ X irisan Y¶A. Dua kejadian dan 
dikatakan  *  !  (saling asingA apabila dua kejadian
tersebut tidak memiliki unsur persekutuan, atau ®  { }.
Sebagai contoh : pada Gambar 1.1.1, ®  = { }, ®  = {}, ®  = { },
 ®  = { },  ®  = {}, dan  ®  = { }. Kejadian dan  dikatakan
 ! .

, -.  
Gabungan adalah sebuah himpunan yang semua elemennya paling sedikit
satu dari himpunan X, Y, termasuk di dalam X atau B atau kedua-duanya,
dan ditunjukkan oleh simbol C = X š Y( baca µ X gabungan Y¶A.
Sebagai contoh : pada Gambar 1.1.1, š  = {    }, š  = {  
 }, š  = {   },  š  = {    },  š  = {   }, dan  š 
= {   }.

Misal ={a, b, c, d, e,f,g,h} adalah himpunan semesta dan misalkan himpunan-


himpunan A,B, C yang diberikan adalah :

A ={a, b, c}, B={d, e}, C={f,g}, dan D={a,h}.

Kita dapati (A¶A¶ = {d,e,f,g,h}¶ ={a,b,c} = A

(AšBA¶ = {a,b,c,d,e}¶ = {f,g}

(B®CA¶ = { }¶= S

(AšBA®D = {a}

Hasil berikut mudah diturunkan dari definisi di atas dan dapat diperiksa dengan mudah
dengan bantuan diagram venn.
1. ®> >
2. š> 
3. ® >
4. š 
5.    >
6. >  
7. (  
8. ( ®   š
9. ( š   ®
c c

X   "
-

 

Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan
sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, á A dari permukaan dadu
yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini berkembang
cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam berpergian kita sering mempertanyakan apakah terjadi hujan hari ini.
Dalam berdagang kita selalu berfikir tentang kemungkinan untuk mengambil
keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan dengan peluang.

 ! X

   adalah nilai yang secara kuantitatif menjelaskan kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa. Jika peluang suatu kejadian bernilai 1 dan 0 maka itu tidak bermakna apa-apa
karena peluang yang bernilai 1 berarti kejadian itu pasti sudah terjadi sedangkan
peluang yang bernilai 0 berarti kejadian itu tidak akan pernah terjadi.
Maka peluang yang bagus itu adalah 0<P(xA<1. Secara sederhana suatu soal peluang
dapat diselesaikan dengan menghitung jumlah titik dalam ruang sample tanpa membuat
daftar unsurnya.Dan penggunaan perhitungan combinasi dan permutasi dipakai dalam
peluang.

    adalah himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan,
biasanya dilambangkan dengan .  * adalah suatu himpunan bagian dari ruang
sampel. Kejadian dapat terdiri dari satu titik sampel yang disebut  *    ,
sedangkan kejadian yang terdiri dari lebih dari titik sampel disebut  * * .
Jadi kejadian majemuk merupakan gabungan dari beberapa kejadian sederhana.
   adalah himpunan bagian ruang sampel yang tidak memuat anggota. Elemen
/ anggota dari ruang sampel dinamakan !! .
Gambar 1 merupakan diagram ruang sampel       
={     
}
yang terdiri dari titik sampel       dan
. Kejadian ={  }, kejadian   
   kejadian  {  }, dan  {} merupakan kejadian bagian dari ruang sampel .

Gambar 1. Ruang Sampel

  *


dan  dinotasikan dengan ë , adalah kejadian yang memuat semua titik sampel
yang ada di dan juga ada di . Dua kejadian dan  dikatakan  *  
!  (saling asingA apabila dua kejadian tersebut tidak memiliki unsur persekutuan,
atau ®  { }. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, ®  = { }, ®  = {},
®  = { },  ®  = { },  ®  = {}, dan  ®  = { }. Kejadian dan  dikatakan
 ! .

-.   *


dan  dinotasikan dengan š  , adalah kejadian yang memuat semua titik sampel
yang ada di atau . Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, š  = {    },
š  = {    }, š  = {   },  š  = {    },  š  = {   }, dan 
š  = {   }.

   ! *


 dinotasikan dengan  adalah himpunan semua titik sampel di  yang bukan anggota
. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1,  {  
} dan  { 
} .

Contoh

Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, kemungkinan hasil percobaannya adalah:


˜ Jika ditinjau dari angka yang muncul maka ruang sampelnya adalah

 {1, 2, 3, 4, 5, 6}

Elemen 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 merupakan titik sampel.

˜ Jika ditinjau dari keadaan angkanya maka ruang sampelnya adalah

 {
և
}

Elemen
և atau
 merupakan titik sampel.

Contoh

Peluang seorang anak diterima di sekolah swasta adalah 0,8. Berapa peluang ia tidak
diterima ?
Jawab :
P(tidak diterimaA = 1 ± P(diterimaA = 1 ± 0,8 = 0,2.

Contoh

Percobaan pelemparan 2 buah mata dadu, ruang sampel-nya adalah

 = {(1,1A, (1,2A, (1,3A, (1,4A, (1,5A, (1,6A,

(2,1A, (2,2A, (2,3A, (2,4A, (2,5A, (2,6A,

(3,1A, (3,2A, (3,3A, (3,4A, (3,5A, (3,6A,

(4,1A, (4,2A, (4,3A, (4,4A, (4,5A, (4,6A,

(5,1A, (5,2A, (5,3A, (5,4A, (5,5A, (5,6A,

(6,1A, (6,2A, (6,3A, (6,4A, (6,5A, (6,6A}


Jika adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 1
maka = { }, kejadian mustahil.

Jika  adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 7
maka  = {(1,6A, (2,5A, (3,4A, (4,3A, (5,2A, (6,1A}.

Jika  adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 11
maka  = {(5,6A, (6,5A}.

Jika  adalah kejadian munculnya mata dadu pertama adalah 5 maka

 = {(5,1A, (5,2A, (5,3A, (5,4A, (5,5A, (5,6A}.

Irisan kejadian dan  adalah ® = { }.

Irisan kejadian  dan  adalah  ® = { }.

Irisan kejadian  dan  adalah  ® = {(5, 6A}.

Gabungan kejadian dan  adalah š  = {(1,6A, (2,5A, (3,4A, (4,3A, (5,2A, (6,1A} = .

Gabungan kejadian  dan  adalah  š  = {(1,6A, (2,5A, (3,4A, (4,3A, (5,2A, (6,1A, (5,6A,
(6,5A}.

Gabungan kejadian  dan  adalah  š  = {(5,1A, (5,2A, (5,3A, (5,4A, (5,5A, (5,6A, (6,5A}.

Latihan 1
1. Dua buah dadu bermata enam dengan perincian mata dadu pertama adalah 1, 2, 3,
4, 5, dan 6. Mata dadu kedua dengan perincian A, B, C, D, E, F, dengan uang logam
bermata A, dan G, dilempar bersamaan.
a. Tentukan ruang sampel dengan diagram pohon
b. Tentukan ruang sampel dengan tabel.
2. Di kelas 3 terdapat 36 siswa, 15 diantaranya gemar Matematika, 19 siswa gemar
Fisika, sisanya tidak gemar kedua ± duanya. Apabila seorang siswa dipilih sebagai
KM, berapa kemungkinan ia gemar :
a. Matematika ?
b. Fisika ?
c. tidak gemar kedua ± duanya ?

"
-

/ X 
          
        K
       
 j 

Notasi Peluang suatu kejadian A adalah P(AA.

      
    j K
      j á 

Notasi frekuensi kejadian acak A = f(AA. Dapat dinyatakan dalam persen, sehingga f(AA
= P(AA x 100%

Contoh

1. Pelemparan sebuah dadu bermata 6. Peluang munculnya mata dadu genap =



   K K
 D
Banyaknya kejadian munculnya mata dadu genap ada 3 (yaitu 2, 4, 6A, sedangkan
kejadian yang mungkin ada 6 (mungkin keluar mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6A
2. Sebuah kotak terdapat 4 kelereng merah, 5 kelereng hijau, dan 6 kelereng kuning.
Jika diambil sebuah kelereng secara acak, tentukan peluang terambil kelereng
merah !
Karena banyaknya kelereng merah ada 4, maka banyaknya hasil = 4. Banyaknya
kejadian yang mungkin terambil ada 15. P(MerahA = 4/15.
3. Dari 50 kali pelemparan uang logam didapatkan 26 kali munculnya angka. Tentukan
frekuensi relative munculnya gambar !
Banyaknya munculnya kejdian acak gambar = 50 ± 26 = 24. Sedangkan banyaknya
kejadian suatu percobaan ada 50, maka 
  = 24/50 atau 48% (terkadang
dinyatakan dalam persenA.
Õ
   
Frekuensi harapan kejadian A = P(AA x banyak percobaan

Contoh

Kemungkinan seorang siswa tidak naik kelas dalam satu tahun adalah 0,12> Dari 300
siswa sekolah SMP BAKAT, berpa orangkah diperkirakan mengalami tidak naik kelas di
akhir tahun ajaran ?
Jawab : Yang tidak naik sebanyak = P(tidak naikA x banyak siswa.
Banyaknya = 0,12 x 300 = 36 siswa.

/ X  " -" X  " -cc 


Jika pada suatu saat terjadi 2 kejadian atau lebih bersama ± sama, maka dapat terjadi
kemungkinan seperti berikut :
(,  *    terjadi jika antar kejadian itu tidak mungkin saling
mempengaruhi. ( A Ü B = A
Berlaku P(A atau BA = P(AA + P(BA

Contoh

Pelemparan 2 dadu bersama ± sama, diperoleh hasil pelemparan dadu I tidak


terpengaruh oleh hasil pelemparan dadu II. Berapa peluang munculnya dadu
berjumlah 5 ? berjumlah 7 ? Berjumlah 5 atau 7 ?
Jawab :
ruang sampel = {(2,3A, (3,2A, (4,1A, (1,4A}. P(jumlah 5A = 4/36 = 1/9
Ruang sampel = {(1,6A, (6,1A, (2,5A, (5,2A, (3,4A, (4,3A}. P(jumlah 7A = 6/36 = 1/6
P (jumlah 5A  P(jumlah 7A = {(2,3A, (3,2A, (4,1A, (1,4A, (1,6A, (6,1A, (2,5A, (5,2A, (3,4A,
(4,3A} = 1/9 + 1/6 = 5/18
D,  *  c . terjadi jika kejadian I tidak terpengaruh oleh terjadi atau
tidak terjadinya kejadian II. Jadi I Ü II 
Berlaku : P (A dan BA = P(AA x P(BA

Contoh
Dadu merah dan dadu putih dilempar bersama±sama. Berapa peluang muncul mata
dadu 3 untuk dadu merah dan mata dadu 5 untuk dadu putih ?
Jawab :
P (3 merahA = {(3,1A, (3,2A, (3,3A, (3,4A, (3,5A, (3,6A}. P(IA = 6/36
P (Putih, 5A = {(1,5A, (2,5A, (3,5A, (4,5A, (5,5A, (6,5A}. P(IIA = 6/36
P (I dan IIA = dipilih anggota persekutuannya yaitu (3,5A, dengan besar peluang =
1
/36. Ternyata sama saja dengan P(IA x P(IIA = 1/6 x 1/6 = 1/36. Jadi kedua kejaian
tersebut merupakan 2÷ ÷

[, Jika pada kemungkinan Kejadian bebas P(A Ü BA  P(AA x P(BA disebut  * 
 c  ! 
Berlaku : P(A  BA = P(AA + P(BA  P(A Ü BA

Contoh

Dadu merah atau dadu putih dilempar bersama. Berapa peluang mata 3 dadu
merah atau berjumlah 8 dadu putih ?
Jawab :
2 ÷  ÷         á÷
2÷ ÷

á  á  á  ÷ Ü     Ü  


A  B = {(3,1A, (3,2A, (3,3A, (3,4A, (3,5A, (3,6A, (2,6A, (6,2A, (4,4A, (5,3A},
berarti n(A  BA = 10, maka P (A  BA = 10/36
Jadi P(AA = 1/6, P(BA = 1/9, P (A Ü BA = 1/36,
maka P(A  BA = P(AA + P(BA ± P(A Ü BA = 1/6 + 1/9 ± 1/36 = 9/36

 X   0 0  

Untuk menentukan jumlah titik sampel yang ada dalam ruang sampel diperlukan prinsip
dasar menghitung, diantaranya kaidah penjumlahan, kaidah perkalian, permutasi dan
kombinasi. Dalam menghitung banyaknya elemen ruang sampel dikenal dua prinsip
penghitungan dasar ( ÷÷
á ÷áA, yaitu: Kaidah Perkalian ( 
 A dan Kaidah Penjumlahan (  A.

  
Sebelum menuju ke kaidah perkalian kita awali dengan pengamatan percobaan
sederhana. Sebuah diagram pohon dapat digunakan dalam perhitungan ruang sampel.
Misalnya pada percobaan 2 kali pelemparan sebuah mata uang. Himpunan hasil yang
mungkin dapat diperoleh oleh seluruh garis yang ditunjukkan dalam diagram pohon
berikut.

Gambar 1.2.1 Diagram pohon untuk dua kali lemparan mata uang

Dalam setiap percobaan ada 2 kemungkinan hasil ÷


 ( A atau
 (
A.
Percobaan dengan 2 kali pelemparan mata uang didapat hasil sebanyak 22 = 4 buah titik
sampel. Jadi ruang sampel  = {

,
,
, }.

Contoh

Jika dari kota A menuju kota B ada 3 jalan yaitu jalur á, , atau sedangkan dari kota B
ke kota C ada 2 jalan yaitu jalur  atau  maka dari kota A ke kota C dapat ditempuh
melalui 3 x 2 jalur yang berbeda, yaitu:

 { (á A, (á A, ( A, ( A, ( A, ( A }

Selanjutnya akan kita pelajari suatu kaidah yang berkaitan dengan percobaan seperti
contoh di atas.

Dalam melakukan dua percobaan,   mengatakan bahwa:


Jika satu percobaan memiliki  hasil yang mungkin dan percobaan yang lain memiliki ÷
hasil yang mungkin, maka jika dua percobaan tersebut dilakukan bersamaan memiliki
— hasil yang mungkin.

Secara umum, dikatakan bahwa:

Misalkan percobaan dapat dilakukan. Jika percobaan ke-i memiliki ÷ hasil yang mung-
kin, maka jika semua percobaan itu dilakukan bersamaan memiliki ÷ , ÷ , ÷  ÷ hasil
yang mungkin.

Contoh

Sebuah komite yang terdiri atas 2 orang masing-masing mewakili siswa kelas 1 dan
kelas 2 akan dipilih. Jika calon dari kelas 1 ada 6 orang dan calon dari kelas 2 ada 4
orang, maka ada 6 × 4 = 24 komite berbeda yang dapat dipilih.

Contoh

Bila sepasang dadu dilemparkan sekali, berapa banyak titik sampel dalam ruang
sampelnya ?.

Penyelesaian :

Jika sepasang dadu dilemparkan satu kali maka dadu pertama akan muncul 6 cara
sedangkan dadu kedua .akan muncul 6 cara juga

Dengan demikian, sepasang dadu tersebut dapat terjadi dalam 6 × 6 = 36 cara.

Contoh

Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar secara bersamaan, hasil yang mungkin
adalah:

˜ Untuk dadu; jika hasil dari lemparan mata dadu adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, maka ada
6 hasil yang mungkin,
˜ Untuk uang logam; jika hasil lemparan uang logam ada
 dan ÷
, maka
ada 2 hasil yang mungkin.

Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh banyaknya elemen dari ruang sampel ada
6 × 2 = 12 hasil yang mungkin.

Contoh

Diketahui empat angka 1, 3, 4, 9 tentukan banyaknya bilangan yang dapat dibuat dari
angka tersebut yang terdiri dari

a. 2 angka / digit.
b. 2 angka tetapi tidak boleh ada angka yang sama.

Penyelesaian :

a. Untuk mempermudah sediakan dua kotak yang akan diisi jumlah kemungkinan
tiap kotak, yaitu kotak pertama untuk letak angka puluhan dan kotak kedua untuk
angka satuan.

Gambar 1.2.2 Menyusun dua angka pada deretan dua kotak

Kotak pertama ada 4 kemungkinan angka. Kotak kedua ada 4 kemungkinan,


karena angka yang muncul di kotak pertama boleh muncul di kotak kedua. Jadi
banyaknya bilangan yang dimaksud adalah 4 × 4 = 16.
b. Dengan cara yang sama dengan penyelesaian soal 1, tetapi karena tidak boleh
sama angkanya maka kalau angka puluhan sudah muncul kemungkinan angka
satuannya berkurang satu dan jumlah kemungkinannya adalah 4 × 3 = 12.

 * 

Dalam melakukan dua percobaan, kaidah penjumlahan mengatakan bahwa:

Jika satu percobaan memiliki  hasil yang mungkin dan percobaan yang lain memiliki ÷
hasil yang mungkin, maka ada ÷ hasil yang mungkin jika tepat satu percobaan
dilakukan.

Secara umum, dikatakan bahwa:

Misalkan percobaan dapat dilakukan. Jika percobaan ke- memiliki ÷ hasil yang
mungkin, maka ada ÷ ÷ ÷÷ hasil yang mungkin jika tepat satu percobaan
dilakukan.

Contoh

Sebuah bola diambil dari sebuah mangkuk yang berisi 4 bola merah dan dari sebuah
kaleng yang berisi 6 bola putih yang masing-masing bernomor. Hasil yang mungkin
adalah: untuk mangkuk ada 4 hasil dan untuk kaleng ada 6 hasil. Sehingga dengan
kaidah penjumlahan, hasil yang mungkin ada 4 + 6 = 10.

Contoh

Sebuah program komputer memiliki input yang valid berupa sederetan huruf atau angka
yang disebut string. String ini hanya terdiri dari 4 huruf atau angka, atau panjang string
adalah 4. Berapa banyak input untuk program tersebut yang mungkin?

Penyelesaian:

˜ Jika huruf atau angka dalam sebuah string boleh sama, maka: String huruf ada
sebanyak : 26×26×26×26 = (26A4 = 456.976. String angka ada sebanyak:
10×10×10×10 = (10A4 = 10.000. Sehingga dengan kaidah penjumlahan,
banyaknya string input adalah 456.976 + 10.000 = 466.976

˜ Jika huruf atau angka dalam sebuah string tidak boleh sama, maka: String huruf
ada sebanyak : 26×25×24×23 = 358.800.

String angka ada sebanyak: 10×9×8×7 = 5.840.

Sehingga dengan kaidah penjumlahan, banyaknya string adalah 358.800 + 5.840


= 364.640


 X c 

Dalam pembahasan permutasi dan kombinasi, kita awali dengan suatu ekspresi yang
sering dipakai dalam matematika, yaitu faktorial.

!Õ! 

Hasil kali dari bilangan-bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan ÷, yaitu

1×2×3×4 · « × (÷-2A × (÷-1A ×÷

sering digunakan dalam matematika. Dan selanjutnya buat definisi sebagai berikut.

Definisi

Untuk sembarang bilangan bulat, !  yang ditulis K, didefinisikan sebagai:

÷« = ÷ × (÷-1A × (÷-2A × « ×3×2×1

Dan didefinisikan 0«=1.

Dari definisi ÷!, dapat dicari persamaan berikut ini.


Contoh

4« = 4×3×2×1 = 24.

6« = 6.5« = 6×5×4×3×2×1 = 720.

Notasi faktorial ini akan sering digunakan dalam pembahasan tentang permutasi dan
kombinasi yang akan dibahas berikut ini.

!

!    

! berkaitan dengan pengaturan suatu susunan yang dibentuk oleh


keseluruhan atau sebagian dari sekumpulan objek tanpa ada pengulangan. Susunan
pada permutasi memperhatikan urutannya.

Contoh

Untuk mengatur 3 huruf A, B dan C secara berurutan, didapat hasil yang mungkin
adalah : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, dan CBA. Masing-masing urutan ini dinamakan
 ! dari 3 obyek berbeda yaitu: A, B dan C. Jadi banyaknya permutasi dari 3
obyek berbeda ada 6.

Misal, diberikan ÷ obyek berbeda. Banyaknya permutasi ÷ obyek tersebut dapat dihitung
sebagai berikut:

- untuk mengisi posisi urutan pertama ada ÷ cara berbeda,

- untuk mengisi posisi urutan kedua ada ÷-1 cara berbeda,

- untuk mengisi posisi urutan ketiga ada ÷-2 cara berbeda,

..............................................
- untuk mengisi posisi urutan ke- ada ÷-( -1A cara berbeda,

..............................................

- untuk mengisi posisi urutan ke-÷ ada ÷-(÷-1A=1 cara berbeda.

Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh banyaknya permutasi adalah


÷×(÷-1A ×(÷-2A ×(÷-3A × « × 3×2×1 = ÷«

Definisi

Suatu pengaturan susunan/urutan objek tanpa pengulangan yang dibentuk dari ÷


objek berbeda, dengan ÷ lebih besar sama dengan , dinamakan  !
.* 
 objek.

Banyaknya permutasi ini disimbulkan dengan (÷ A.

Jika ÷ maka banyaknya permutasi ÷ objek yang berbeda adalah (÷÷A = ÷«. Lihat
penjelasan sebelum definisi dan definisi dari permutasi.

Contoh

Jika di suatu kantor ada 3 orang yang akan menduduki jabatan Kepala, Sekretaris, dan
Bendahara, maka ada berapa cara dapat dibuat susunan jabatan tersebut.

Penyelesaian :

Ada 3 orang yang akan disusun urutan masing-masing sebagai Kepala, Sekretaris, dan
Bendahara. Jadi ada 3 objek diambil 3 untuk dibuat suatu urutan jabatan. Oleh karena
itu, susunan yang dapat dibuat ada sebanyak  = 3« = 6 susunan

Teorema

Banyaknya permutasi obyek yang diambil dari ÷ obyek berbeda adalah


   
   «
Contoh

Dua kupon diambil dari 5 kupon untuk menentukan hadiah pertama dan kedua. Hitung
banyaknya titik sampel dalam ruang sampelnya.

Penyelesaian :

Misal 1,2,3,4,5 menyatakan nomor kupon. Akan diambil dua nomor berbeda yang tidak
boleh kembar untuk disusun / dimasukkan ke dalam sederetan kotak XY. Nomor yang
ada pada kotak X adalah nomor yang mendapatkan hadiah pertama, sedangkan yang
ada dalam kotak Y adalah nomor yang mendapatkan hadiah ke dua. Karena itu,
permasalahan ini sama dengan permutasi 2 objek dari 5 buah objek yang berbeda.
Sehingga banyak titik sampel adalah

« «
     
   «   «

Contoh

Seorang sekretaris ingin menyusun 6 buah buku laporan semesteran dan 3 buah buku
laporan tahunan dalam satu rak berjajar. Setiap jenis buku laporan harus berdekatan.
Berapa banyak cara sekretaris tersebut menyusun buku?.

Penyelesaian :

Disini dipunyai dua kelompok buku laporan, yaitu buku laporan semesteran dan buku
laporan tahunan.

Pengaturan dua jenis buku laporan ini ada sebanyak«

Oleh karena setiap jenis buku laporan harus berdekatan, pengaturan pada setiap jenis
buku laporan dilakukan sebagai berikut:
˜ Jenis buku laporan semesteran: ada 6 buah buku laporan semesteran yang
berbeda dan akan ditata berderetan. Permasalahan ini sama dengan mengambil
6 buah objek dari 6 objek yang berbeda. Sehingga banyaknya pengaturan buku

laporan semesteran ada sebanyak . Â   «
 «  

˜ Jenis buku laporan tahunan: ada 3 buah buku laporan tahunan yang berbeda dan
akan ditata berderetan. Permasalahan ini sama dengan mengambil 3 buah objek
dari 3 objek yang berbeda. Sehingga banyaknya pengaturan buku laporan

tahunan ada sebanyak . Â   «
 «  

˜ Karena jenis buku yang dikelompokkan ada dua jenis maka banyaknya

pengaturan dari dua jennies buku itu sebanyak     «  
«

Karena ini merupakan tiga buah kejadian yang terjadi secara bersamaan, berlaku
kaidah perkalian. Oleh karena itu, banyaknya pengaturan buku laporan tersebut ada
sebanyak 720x6x2= 8.640 cara.

Latihan

Profesor Amir memiliki koleksi buku yang terdiri atas: 5 buku Matematika, 4 buku
Statistika, 3 buku Fisika dan 2 buku Kimia, diatur berjajar dalam sebuah rak buku
sehingga buku yang memiliki subyek sama berkumpul. Tentukan ada berapa pola
pengaturan yang mungkin?.

Penyelesaian:

Silahkan dicoba untuk melakukan penghitungan sendiri. Cara menghitung mirip dengan
pada contoh sebelum ini.


 X -   -
" -

Permutasi dengan pengulangan merupakan permutasi objek dari ÷ buah objek yang
tidak harus berbeda. Beda dengan sebelumnya yang ÷ buah objeknya berbeda.
Sebelum menghitung banyaknya permutasi dengan pengulangan ini, terlebih dahulu kita
lihat contoh berikut ini.

Contoh

Tentukan ada berapa cara untuk menyusun berjajar huruf-huruf yang terdapat dalam
sebuah kata "PEPER"!

Penyelesaian:

Jika 3 huruf P dan 2 huruf E dapat dibedakan, maka ada sebanyak «  cara
berbeda yang mungkin.

Akan tetapi, jika 3 huruf P tidak dapat dibedakan, maka 3! susunan yang dibentuk dari 3
huruf P diwakili/dihitung satu saja. Sehingga banyaknya susunan yang ada harus dibagi
«
3!, akibat 3 huruf P yang kembar.   cara yang mungkin.

Secara sama, jika 2 huruf E tidak dapat dibedakan, maka 2! susunan yang dibentuk dari
2 huruf E diwakili/dihitung satu saja. Sehingga banyaknya susunan yang ada harus
«
dibagi lagi dengan 2!, akibat 2 huruf E yang kembar.  cara yang mungkin

Jadi banyaknya cara menyusun menyusun huruf-huruf tersebut ada sebanyak

«
  cara yang mungkin
««

Secara umum, kasus seperti contoh di atas membawa kita kepada teorema berikut ini.

Teorema

Banyaknya permutasi dari ÷ objek yang terdiri dari ÷1 objek sama, ÷2 objek sama, «, ÷r
objek sama, dengan ÷1+ ÷2+ ÷3 + « + ÷r = ÷, adalah


 «  « 
«
Contoh

Sebanyak 9 bola yang terdiri dari 4 bola berwarna merah, 3 bola berwarna kuning, dan
2 bola berwarna biru. Semua bola dimasukkan kedalam sebuah tabung kaca dan
membentuk deretan bola memanjang dalam tabung kaca. Tentukan ada berapa pola
warna deretan bola yang mungkin!.

Penyelesaian:

Sebagai ilustrasi, salah satu bentuk susunan bola tersebut adalah Ž«

Karena 4 bola merah, 3 bola kuning, dan 2 bola biru tak dapat dibedakan, maka ada
sebanyak

Ž«
 
« « «

pola warna susunan bola.

Contoh

Berapa banyak susunan yang berbeda bila ingin membuat serangkaian lampu hias
untuk pohon natal dari 3 lampu merah, 4 lampu kuning, dan 2 lampu biru.

Penyelesaian :

Permasalahan ini identik dengan menyusun sederetan 9 buah objek, dengan 3 buah
objek sama, 4 buah objek lainnya lagi sama, dan 2 buah objek lainnya lagi sama. Oleh
karena itu, banyaknya susunan lampu hias pada pohon tersebut ada sebanyak

Ž«

            
« « «

Latihan
Berapa banyak cara 7 orang dapat menginap dalam 1 kamar  á dan 2 kamar
?.

Penyelesaian :

Untuk mempermudah penyelesaian, dimisalkan:

˜ T menyatakan kamar  á (memuat 3 orangA.


˜ D1 menyatakan kamar  yang pertama (memuat 2 orangA.
˜ D2 menyatakan kamar  yang kedua (memuat 2 orangA.
˜ Ketujuh orang tersebut diberi nama A, B, C, D, E, F, dan G.

Suatu kondisi:

1. Orang A, B, dan C berada dikamar T.


2. Orang D dan E berada di kamar D1.
3. Orang F dan G berada di kamar D2.

Dapat diidentikkan dengan:

1. Membagi 3 buah objek T ke orang A, B, dan C.


2. Membagi dua buah objek D1 ke orang D dan E.
3. Membagi dua buah objek D2 ke orang F dan G.

Oleh karena itu, permasalahan tersebut identik juga dengan menyusun 7 buah objek
yang terdiri dari 3 objek sama, 2 objek lainnya sama, dan 2 objek lainnya lagi sama.

Sehingga banyaknya susunan 7 orang tersebut menginap adalah«


 "

Permutasi siklik berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar.


Sebagai gambaran adalah susunan duduk dari beberapa orang pada meja bundar.
Permutasi ini juga dikenal dengan permutasi melingkar.

Untuk ÷ buah objek yang disusun dalam deretan melingkar, maka akan ada ÷ susunan
yang sama dan harus dihitung sekali, dengan kata lain harus dibagi dengan ÷. Hal ini
akan membawa kita pada teorema berikut ini. Bukti teorema tidak disertakan dalam
buku ini.

Teorema

Banyaknya permutasi siklik dari ÷ objek yang disusun dalam bentuk deretan melingkar
adalah

  «

Contoh

Tentukan banyaknya menempatkan 5 orang duduk melingkar pada meja bundar dengan
5 kursi.

Penyelesaian:

Ini adalah permasalahan permutasi siklis dengan 5 objek, sehingga banyaknya cara
menempatkan 5 orang duduk melingkar adalah   «  «  


Contoh

Jika kita mempunyai 7 permata dan ingin ditempatkan pada gelang, maka ada berapa
kemungkinan gelang yang dapat dibuat.

Penyelesaian:

Banyak cara menempatkan permata adalah   «  «  


      

Contoh

Pada suatu pertemuan keluarga, ada 5 pasang suami-istri yang akan duduk pada meja
makan yang melingkar dengan 10 kursi. Berapa susunan duduk pada pertemuan makan
tersebut jika setiap pasang suami istri selalu berdampingan.
Penyelesaian:

Anggaplah sepasang suami istri adalah sebuah objek, karena selalu berdampingan.
Oleh karena itu, banyaknya susunan duduk untuk 5 objek melingkar adalah   « 
«   


Akan tetapi, dari setiap pasang suami istri cara duduknya dapat ditukar, dan ini masih
menjamin suami-istri duduk berdampingan.

Sehingga banyaknya cara duduk pada pertemuan makan keluarga tersebut adalah
24×2×2×2×2×2 = 768.

c 

Didalam permutasi urutan dari suatu susunan diperhatikan, misal susunan ABC dan
BCA dianggap berbeda. Didalam kombinasi dua susunan tersebut dipandang sama.
Sebagai gambaran, tim bola voli terdiri dari Anton, Budi, Cecep, Dede, Erik, dan Fery.
Karena ini merupakan tim bola voli maka urutannya dibalik dianggap sama, atau dengan
kata lain urutan tidak diperhatikan.

Suatu kombinasi unsur yang diambil dari ÷ unsur yang berlainan adalah suatu pilihan
dari r unsur tanpa memperhatikan urutannya ( ” ÷A.

Definisi

Suatu pengaturan susunan objek yang dibentuk dari ÷ objek berbeda tanpa
memperhatikan urutan, dengan , dinamakan  . 
.*  .* .

Banyaknya kombinasi ini disimbulkan dengan Z  atau 




Contoh

Tentukan kombinasi 3 huruf yang diambil dari 4 huruf A, B, C, dan D.

Penyelesaian:
Kombinasi tersebut adalah: ABC, ABD, ACD, dan BCD. Banyaknya kombinasi ada 4.

Pada contoh di atas, susunan ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, dan CBA dianggap sama
atau dihitung satu. Sehingga kalau dalam permutasi dihitung 3«, namun didalam
kombinasi susunannya dianggap sama dan dihitung satu. Oleh karena itu, banyaknya
kombinasi sama dengan banyaknya permutasi dibagi dengan « 


     «
Z    
« «

Hal tersebut di atas, akan membawa kepada teorema berikut ini.

Teorema

Untuk sembarang bilangan bulat positif ÷ dan bilangan tak negatip , dengan ÷,
banyaknya kombinasi obyek yang diambil dari ÷ obyek berbeda adalah

 Z  

Bukti:

Jika urutan dalam elemen diperhatikan, maka ada nr hasil berbeda. Karena kombinasi
tidak memperhatikan urutan, maka seluruh permutasi  elemen tertentu dalam
himpunan ÷ elemen yaitu sebanyak « pola diwakili salah satu saja. Jadi banyaknya
kombinasi adalah


Z   
«   «

Contoh

Sebuah tim bola voli inti diseleksi dari sebanyak 10 kandidat anggota. Berapakah
banyaknya konfigurasi tim inti yang mungkin?.

Penyelesaian:
Karena dalam tim tidak dikenal urutan, masalah ini identik dengan masalah menghitung
kombinasi 6 obyek yang diambil dari 10 obyek berbeda. Jadi ada sebanyak

« «
Z    
«   « « «

Contoh

Club Catur " Harapan " akan mengirimkan 2 orang pemain catur dari 10 pemain
caturnya dalam suatu turnamen catur nasional. Berapa banyak kemungkinan susunan 2
orang pemain catur yang dikirim tersebut.

Penyelesaian :

Masalah pemilihan 2 pemain catur termasuk dalam masalah kombinasi, karena tanpa
memperhatikan urutan anggotanya. Sehingga untuk soal ini adalah kombinasi 2 dari 10
orang, atau

« «
Z    
«   « « «

Contoh

Empat tim bulu tangkis ganda disusun dari sejumlah 8 pemain. Tentukan banyaknya
konfigurasi yang mungkin, jika setiap pemain hanya bermain pada satu tim?.

Penyelesaian:

- Untuk memilih tim pertama ada sebanyak «

- Untuk memilih tim kedua ada «

- Untuk memilih tim ketiga ada «

- Untuk memilih tim keempat ada «

Jadi dengan kaidah perkalian banyaknya konfigurasi adalah


2.520

Hitung seperti petunjuk contoh di atas

Contoh

Diketahui klub Tenis yang terdiri 15 putra dan 10 putri

1. tentukan banyak kemungkinan pengiriman delegasi yang terdiri dari 5 orang.


2. tentukan banyaknya kemungkinan pengiriman delegasi terdiri dari 3 putra dan 2
putri.

Penyelesaian :

1. Masalah pemilihan delegasi termasuk dalam masalah kombinasi. Karena tanpa


memperhatikan urutan anggotanya, sehingga untuk soal ini identik dengan
kombinasi 5 dari 25 orang, yaitu «
2. Dalam hal ada dua pemilihan putra dan putri, untuk pemilihan putra adalah
masalah kombinasi 3 unsur dari 15, yaitu «
Sedangkan untuk pemilihan putri adalah kombinasi 2 unsur dari 10 unsur, yaitu
«

Banyaknya kombinasi total adalah merupakan hasil kali antara keduanya, yaitu

(455A(45A = 20.475

Hitung seperti petunjuk contoh di atas

 ""  

Kerjakanlah soal-soal latihan dibawah ini.

1. Diketahui angka 1, 3, 5, 7, 1. Tentukan:


a. Banyak bilangan terdiri dari 2 angka yang dapat dibuat dari angka
tersebut.
b. Banyak bilangan terdiri dari 2 angka yang dapat dibuat dari angka tersebut
tetapi tidak mempunyai angka yang sama.

2. Diketahui angka 0, 1, 2, 4, 5, 6, 8. Tentukan:

a. Banyak bilangan terdiri dari 3 angka yang dapat dibuat dari angka
tersebut.
b. Banyak bilangan terdiri dari 3 angka yang dapat dibuat dari angka tersebut
tetapi tidak mempunyai angka yang sama.
c. Banyak bilangan terdiri dari 3 angka yang dapat dibuat dari angka tersebut
tetapi bernilai ganjil.
d. Banyak bilangan terdiri dari 3 angka yang dapat dibuat dari angka tersebut
yang habis dibagi 5.

3. Diketahui ada 5 baju berbeda, 4 celana panjang berbeda dan 3 dasi berbeda.
Tentukan banyak kombinasi dalam memakai baju, celana dan dasi.
4. Didalam suatu ruangan terdapat 10 kursi.6 pemuda dan 4 pemudi akan duduk
didalam ruangan tersebut.Tentukan banyaknya posisi duduk, jika

a. duduknya sembarang.

b. pemuda dan pemudi duduknya selang-seling. \

LATIHAN SOAL

1. Diketahui ada 4 buku yang berbeda dalam bahasa Jepang, 5 buku berbeda
dalam bahasa Inggris dan 3 buku berbeda dalam bahasa Indonesia.

a. Tentukan banyak kemungkinan dalam mengambil tiga buku dari bahasa


yang semuanya berbeda jika urutan bahasa menjadi tidak penting.
b. Tentukan banyak kemungkinan dalam mengambil tiga buku dari bahasa
yang sama jika urutan bahasa menjadi tidak penting.
c. Tentukan banyak kemungkinan dalam mengambil tiga buku yang terdiri
dari dua bahasa jika urutan bahasa menjadi tidak penting.

2. Berapa banyak kemungkinan susunan pengurus OSIS yang terdiri dari ketua,
sekretaris dan bendahara dapat dibentuk, jika ada 50 calon pengurus OSIS.
3. Diketahui 12 bendera yang terdiri dari bendera Indonesia, bendera Amerika dan
bendara Jepang. Bendera yang berasal dari Negara yang sama tidak dapat
dibedakan. Jika diambil 12 bendera tentukan banyak urutan yang dapat muncul
dari pengambilan bendera jika :

a. bendera Indonesia ada 5, bendera Amerika ada 4 dan bendera Jepang


ada 3.
b. bendera Indonesia ada 3, bendera Amerika ada 3 dan bendera Jepang
ada 6.

4. Di Republik BBM, DPR terdiri dari 2 Partai yaitu Partai Bulan dan Partai Matahari.
Salah satu anggota komite terdiri 7 orang Partai Bulan dan 5 orang Partai
Matahari. Akan dibuat satu delegasi yang diambil dari komite. Tentukan banyak
cara menyusun

a. delegasi yang terdiri dari 4 orang.


b. delegasi terdiri dari 4 orang dengan satu orang dari partai Bulan.
c. delegasi terdiri dari 5 orang, dengan ketua dari partai Bulan dan
anggota seimbang antara kedua partai.

5. Berapa jumlah 3 tempat pariwisata yang dapat dipilih dari 9 tempat yang
ditawarkan.
6. Tentukan banyaknya pembagi (factorA dari bilangan 10.000
7. Sebuah bola diambil sebuah mangkuk yang berisi 4 bola merah dan sebuah
kaleng yang berisi 6 bola putih yang masing-masing bernomor, maka berapa
banyak hasil yang mungkin?
8. Sebuah program komputer memiliki valid input berupa string huruf saja atau
string angka saja dengan panjang 4. Berapa banyak valid input program tersebut
yang mungkin?.
9. Sebanyak 6 orang akan membeli tiket tanda masuk sebuah pertunjukkan secara
bersa-maan. Jika hanya tersedia sebuah loket pembelian tiket, maka berapa
konfigurasi antrian yang mungkin dapat terjadi.
10. Tentukan ada berapa cara untuk menyusun berjajar huruf-huruf yang terdapat
dalam sebuah kata "MEMILIKI"!
11. Ada berapa cara untuk memilih seorang pemenang pertama, seorang pemenang
kedua dan seorang pemenang ketiga dari sebuah kontes yang diikuti oleh 100
kontestan?
12. Sebuah kata kunci (passwordA terdiri atas 6 huruf kecil. Tentukan ada berapa
kata kunci berbeda yang mungkin?.
13. Sebuah tim bola volley inti diseleksi dari sebanyak 10 kandidat anggota.
Berapakah banyaknya konfigurasi tim inti yang mungkin?.
14. Empat tim bulu tangkis ganda disusun dari sejumlah 8 pemain. Tentukan
banyaknya konfigurasi yang mungkin, jika setiap pemain hanya bermain pada
satu tim?
15. Sebanyak 50 orang turis manca negara ingin mengunjungi sebuah pulau dengan
menggunakan jalur udara. Jika hanya tersedia sebuah pesawat dengan
kapasitas 10 penumpang yang menuju pulau tersebut, ada berapa formasi
penerbangan para turis tersebut?.
16. Ada berapa banyak plat ijin berbeda dapat dibuat, jika setiap pelat memuat
sebuah barisan 2 huruf diikuti dengan 4 angka dan diikuti dengan 2 huruf?.
17. Tentukan banyaknya solusi berupa bilangan bulat tak negatip berbeda yang
mungkin untuk persamaan: ?.
18. Tentukan banyaknya solusi berupa bilangan bulat tak negatip berbeda yang
mungkin untuk persamaan: ?.

Anda mungkin juga menyukai