PUSKESMAS : LABUAPI
DESA : MEREMBU
KECAMATAN : LABUAPI
KABUPATEN : LOMBOK BARAT
Disusun Oleh :
1. ANGGARINI TEFBANA (05.06.0001)
2. NYOMAN CAHYADI T.S (05.06.0002)
3. NI LUH KADEK PRAMITA D.Y (05.06.0006)
4. RENI FRIASARI (05.06.0007)
5. IRAWATI KOTTA (05.06.0010)
6. ERMA ISMAYANI (05.06.0015)
7. ABRAHAM TAUFIK (07.06.0042)
8. YUYUN HANDAYANI (05.06.0017)
Kelompok II
Menyetujui,
Pembimbing Fakultas, Pembimbing Lapangan,
Tiada sesuatu yang lebih berharga dalam hal ini, kecuali dengan perantaraan kata
pengantar ini penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya
kami dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya.
Kuliah Kerja Lapangan ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi mahasiswa
kedokteran untuk mempraktekkan dan mengembangkan ilmu kedokteran yang telah didapat
selama proses pendidikan agar dapat mengabdi kepada masyarakat.
Adapun kendala terbesar yang kami hadapi saat berada dilapangan yaitu kesulitan
berkomunikasi dengan masyarakat khususnya dalam hal berbahasa. Namun berkat dukungan
dari Kepala Puskesmas beserta seluruh staf dan dosen pembimbing fakultas maka proses
Kuliah Kerja Lapangan ini dapat berlangsung dengan lancar. Kami diberikan kemudahan dan
bimbingan untuk memperoleh semua hal yang kami butuhkan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima
kasih yang mendalam kepada seluruh Dosen pembimbing yang telah bersedia memberi kami
bimbingan sejak hari pertama hingga berakhirnya Kuliah Kerja Lapangan ini.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Islam Al-Azhar Mataram
2. Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram.
3. Panitia pelaksana KKL Universitas Islam Al-Azhar Mataram Bidang Kesehatan
Angkatan ke II
4. Bapak Kepala Wilayah Kecamatan Labuapi dan seluruh staf
5. Bapak Kepala Puskesmas Labuapi dan seluruh staf
6. Bapak Kepala Desa Merembu dan seluruh staf
7. Bapak Kepala Dusun Tangkeban, Dusun Merembu Barat, dan Dusun Merembu
Timur, serta berbagai pihak yang telah membantu kami berupa bimbingan, tenaga dan pikiran
maupun material sehingga tugas Kuliah Kerja Lapangan dapat kami akhiri dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini jauh dari kesempurnaan karena itu
kritik dan saran senantiasa kami terima guna menuju kesempurnaan.
BAB I PENDAHULUAN
8. Latar Belakang .......................................................................................... 1
9. Identifikasi Masalah .............................................................................. 2
10. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
11. Prioritas Masalah .......................................................................................... 8
12. Penyebab Masalah .............................................................................. 8
13. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9
14. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
15. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 11
16. Kerangka konsep penelitian .................................................................. 26
17. Hipotesa ...................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
1.2 Jumlah Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi Atau Komplikasi
Ditangani pada tahun 2007
Jumlah bumil risiko tinggi (Risti) di wilayah Puskesmas Labuapi sebanyak
142 jiwa yang merupakan 20% dari jumlah ibu hamil (Bumil), jumlah yang
dirujuk dan ditangani yaitu 100% (142 orang) dari jumlah bumil risti (142 orang)
yang ada. Sedangkan jumlah neonatal 19 orang dengan neonatal risti dirujuk dan
ditangani tercatat sejumlah 100% (19 orang). Persentase bumil resiko tinggi atau
komplikasi ditangani sudah mencapai target 100% sedangkan neonatal risti
dirujuk dan ditangani sudah mencapai target (100%).
2. KB (Keluarga Berencana)
Jumlah peserta KB Baru tahun 2007 tercatat sejumlah 556 dan peserta KB
Aktif tercatat sejumlah 4.198 . Bila dibandingkan dengan tahun 2006 terjadi
penurunan > 30% jumlah peserta KB aktif pada tahun 2007 dimana pada tahun
2006 jumlah pesertanya sebesar 11.305 orang.
3. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)
Persentase penderita malaria yang sudah diobati telah mencapai target (100%).
Penderita DBD yang sudah ditangani juga telah mencapai 100%.
Sedangkan penderita TB Paru (+) yang telah diobati tahun 2007 juga telah
mencapai target yaitu 86.84% sedangkan SPM(standar pelayanan minimum)nya
adalah 85%.
4. Kesehatan Lingkungan
Tabel 3.
Jumlah Kepala Keluarga Yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar
Perilaku Masyarakat
Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ditekankan pada perubahan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku yang dilaksanakan melalui penyuluhan-
penyuluhan baik secara kelompok maupun secara perorangan dan atau pada
kelompok potensial. Pola Perilaku yang diharapkan adanya pergeseran pola
perilaku tidak sehat menuju pola perilaku sehat diantaranya adalah perilaku
pemanfaatan tenaga dan sarana kesehatan sebagai tempat mencari pertolongan
pengobatan saat sakit, tidak merokok, memanfaatkan sarana jamban keluarga
sebagai sarana buang air besar dsb.
Keadaan Lingkungan
Upaya penyehatan lingkungan diantaranya penyehatan lingkungan perumahan
penduduk, penyehatan kualitas air minum dan air bersih , ketersediaan jamban
keluarga dan tempat sampah serta pengolahan limbah
5. Perbaikan Gizi
Tabel 4.
Hasil Penimbangan Balita di Posyandu
No Indikator Tahun
2006 2007
1 D/S 86,07 %, 83,27%.
2 N/D 71,6 %, 71,31 %.
C. Rumusan Masalah
Penemuan kasus TB Paru yang ditemukan di Desa merembu sejak tahun 2005
sampai dengan pertengahan tahun 2008 (juni 2008) tidak terjadi perubahan yang
signifikan ( tahun 2005 sebanyak 58 kasus, tahun 2006 sebanyak 63 kasus,tahun 2007
sebanyak 53 kasus dan sampai pertangan tahun 2008 sebanyak 39 kasus.)
Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan tentang TB paru serta
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang prilaku hidup sehat , serta kurangnnya
kemauan untuk pergi berobat.
D. Prioritas Masalah
E. Penyebab Masalah
Tingkat kejadian TB paru yang tidak mengalami penurunan secara signifikan
diduga karena :
1. Seorang penderita tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
TB Paru ,karena tidak pernah memeriksakan diri, atau seorang mengetahui
bahwa dirinya menderita TB Paru tetapi tidak mengetahui bahwa pengobatan
TB adalah gratis sehingga tidak mau pergi berobat karena alasan biaya.
2. Kurangnya pengetahuan akan tanda, gejala, cara penularan dan cara
pencegahan penyakit TB Paru juga menjadi penyebab utama dari masalah
penularan penyakit TB Paru.
3. Faktor lingkungan tempat tinggal, dalam hal ini banyak rumah yang
tidak memenuhi syarat rumah sehat dan pemukiman yang padat.
4. Faktor perilaku yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat seperti
membuang ludah disembarang tempat, tidak pernah membuka jendela, dan
lain-lain juga memegang peranan penting dalam penularan penyakit TB Paru.
F. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah kasus
penyakit TB Paru di Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat
pada tahun 2005 hingga pertengahan tahun 2008.
2. Tujuan khusus
2.1 Mengidentifikasi pengaruh faktor pengetahuan yang terkait dengan jumlah
kasus TB Paru.
2.2 Mengidentifikasi pengaruh faktor perilaku yang terkait dengan jumlah kasus
TB Paru.
2.3 Mengidentifikasi pengaruh kondisi lingkungan terhadap tingginya jumlah
kasus TB Paru.
2.4 Mengidentifikasi kebiasaan pola pemanfaatan pelayanan kesehatan terhadap
jumlah kasus TB Paru.
G. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
1.1 Dapat mengetahui informasi tentang penyakit TB Paru serta cara
penularannya.
1.2 Dapat mengetahui tanda-tanda dan gejala penyakit TB Paru serta cara
pencegahannya.
1.3 Dapat lebih memperhatikan keadaan lingkungan sekitar sehingga dapat
menurunkan jumlah kasus TB Paru.
1.4 Dapat mengubah kebiasaan masyarakat terkait kasus penularan TB Paru agar
dapat mengurangi jumlah kasus baru.
1.5 Dapat mengetahui program-program sarana pelayanan kesehatan sehingga
dapat memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan semaksimal mungkin.
2. Puskesmas
2.1 Membantu pelaksanaan/terlaksananya program pemberantasan dan penurunan
jumlah kasus TB paru
2.2 Untuk membantu mencari kasus-kasus baru TB Paru di masyarakat, sehingga
dapat dilakukan penatalaksanaan dan mencegah penularan lebih lanjut.
3. Mahasiswa
3.1 Menambah pengetahuan dari teori yang selama ini didapatkan selama
dibangku kuliah sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
3.2 Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang penyakit TB Paru.
3.3 Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pencegahan dan penularan TB
Paru.
3.4 Untuk meningkatkan pengalaman mahasiswa di lapangan.
3.5 Agar mampu mengetahui masalah yang ada di masyarakat, khususnya masalah
pencegahan dan pengobatan TB Paru.
3.6 Agar dapat mengetahui cara-cara penanganan masalah kesehatan yang ada di
masarakat, khususnya masalah pencegahan dan pengobatan TB Paru.
3.7 Agar dapat menganalisa penyebab TB Paru, baik penyebab langsung maupun
tidak langsung.
H. Tinjauan Pustaka
3. Gejala-gejala Tuberkulosis.
Bila dijumpai tiga atau lebih hal-hal yang mencurigakan atau gejala-gejala
klinis umum tersebut di atas maka harus dianggap TB Paru dan diberikan
pengobatan dengan OAT. Sambil diobservasi selama dua bulan, bila menunjukan
perbaikan maka diagnosis TB Paru dapat dipastikan dan OAT diteruskan sampai
penderita tersebut sembuh. Sebaliknya bila dalam observasi dengan pemberian
OAT selama dua bulan tersebut di atas keadaan memburuk atau tetap maka bukan
TB Paru atau mungkin TB Paru tapi kekebalan obat ganda atau Multiple Drugs
Resisten (MDR). Tersangka MDR harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat
penatalaksanaan spesialistik. Penting diperhatikan bahwa bila pada anak dijumpai
gejala-gejala berupa kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk, benjolan di
punggung, maka ini merupakan tanda-tanda bahaya. Anak tersebut harus dirujuk
ke rumah sakit untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Penjaringan tersangka penderita TB Paru anak bisa berasal dari keluarga
penderiat BTA (+) (kontak serumah, masyarakat, lingkungan Posyandu, atau dari
penderita-penderia yang berkunjung ke Puskesmas maupun ke Rumah sakit.
(Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis: hal 13-18: 2002).
Bila ≥ 3 +
Dianggap TB
OAT diteruskan
Rujuk ke Rumah Sakit
Pemeriksaan lanjutan di RS:
Gejala klinis:
- Uji Tuberkulin
- Foto rontgen paru
- Pemeriksaan mikrobilogi dan
serologi
- Pemeriksaan patologi anatomi
Tabel 7.
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Ulang Dahak
Tabel 8.
Pengobatan penderita baru BTA (+) yang berobat tidak teratur
Tabel 9.
Pengobatan penderita dengan kategori 2 yang berobat tidak teratur
Tabel 10.
Efek samping ringan dari OAT
Tabel 11.
Efek samping berat dari OAT
Perilaku : Lingkungan :
▪ Membuang Ludah sembarangan ▪ Jarak antar rumah terlalu dekat
▪ Tidak membuka jendela ▪ Ada Rumah tidak memiliki jendela dan
ventilasi
▪ Jarang menjemur dan mencuci peralatan tidur ▪ Rumah terlalu padat penghuninya
▪ Menggunakan peralatan makan bersama ▪ Cahaya tidak masuk kedalam rumah
▪ Tidak menutup mulut saat batuk ▪ Rumah tidak mempunyai plafon
▪ Menggunakan 1 pakaian untuk berhari-hari ▪ Tidak ada pemisah antara dapur dengan
ruangan lain dalam rumah serta tidak dapur tidak
memiliki ventilasi
▪ Jarang mencuci pakaian ▪ Letak rumah dekat dengan kandang
▪ Rumah yang mempunyai jendela jarang atau
tidak pernah dibuka
▪ Tidur sekamar dengan penderita TB
▪ Sekamar ditempati banyak orang
Kader TB
▪ Jumlah kader kurang
▪ Keaktifan kader kurang
▪ Pengetahuan kader kurang
J. Hipotesa
Ada hubungan antara pengetahuan, Perilaku, Keadaan lingkungan dan
pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dengan peningkatan jumlah kasus TB paru.
BAB II
Keadaan Umum Desa
B. Topografi Desa
1 Luas Desa
Tanah sawah : 153,00 ha.
Tanah kering (termasuk pemukiman) : 13.688 ha.
Tanah perkebunan (perkebunan rakyat) : 5.018 ha.
Tanah fasilitas umum :
2.1.1 Kas desa : 0,0600 ha.
2.1.2 Perkantoran pemerintah : 1,500 ha.
2.1.3 Lainnya : 3.134 ha.
2 Tipelogi.
Desa perbatasan dengan kabupaten lain.
3 Orbitasi.
Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 6 km.
Lama tempuh ke ibukota kecamatan terdekat : 15 menit.
Kendaraan umum ke ibukota kabupaten terdekat : Bemo.
Jarak ke ibukota kabupaten terdekat : 15 km.
Lama tempuh ke ibukota kabupaten terdekat : 30 menit.
Kendaraan umum ke ibukota kabupaten terdekat : Bemo.
4 Iklim.
Curah hujan : 126,1 mm/thn.
Jumlah bulan hujan : 9 bln.
Suhu rata-rata harian : 31,7 0C.
Tinggi tempat : 10 mdl.
Bentang wilayah : datar.
C. Demografi Desa
1. Jumlah penduduk
Jumlah total : 5.559 orang.
Jumlah laki-laki : 2.695 orang.
Jumlah perempuan : 2.864 orang.
Jumlah kepala keluarga : 1.472 KK
Tabel 12.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkatan umur
No Tingkatan Umur Jumlah (orang)
1. < 1 tahun 122
2. 1-10 tahun 1.358
3. 11-20 tahun 1.310
4. 21-30 tahun 983
5. 31-40 tahun 669
6. 41-50 tahun 468
7. 51-58 tahun 279
8. > 51 tahun 370
9. Total 5.559
2. Pendidikan
Belum sekolah 763 orang
Usia 7-45 Tahun tidak sekolah pernah sekolah 183 orang
Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat 1.917 orang
Tamat SD/sederajat 1.513 orang
Tamat SLTP/sederajat 480 orang
Tamat SLTA/sederajat 400 orang
D-1 94 orang
D-2 87 orang
D-3 77 orang
S-1 42 orang
S-2 3 orang
S-3 0 orang
4. Agama
Islam 5.422
Keisten -
Katholik -
Hindu 137
Budha -
Cacat Fisik
Tuna rungu 7 orang
Tuna wicara 8 orang
Tuna netra 1 orang
Lumpuh 60 orang
Sumbing 27 orang
Invalid lainnya - orang
Cacat Mental
Idiot 1 orang
Gila 3 orang
Strees 9 orang
6. Tenaga kerja
1. penduduk usia 15-55 tahun 3.111
2. Penduduk usia 15 – 55 tahun ibu rumah tangga 272
3. Penduduk usia 15 – 55 tahun masih sekolah 1.947
TENAGA KERJA ((1)-(2)-(3)) 929
D. Potensi Desa
1 Pertanian.
Jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang panjang, padi sawah, cabe,
kubis.
Dengan potensi air irigasi : sungai dengan debit air 648 m2/detik.
2 Komoditas buah-buahan
Mangga, rambutan.
E. Peternakan.
Sapi, ayam, bebek, kuda, kambing, merpati.
Produksi peternakan : daging, telur.
F. Perikanan
Ikan air tawar : ikan mas, mujair
G. Sosial Budaya dan Pendidikan
Tabel 13.
Jumlah Lembaga Pendidikan, Tenaga Guru dan Jumlah Murid
J. Saran Jalan
Jalan utama beraspal
Jalan menuju dusun beraspal
Jalan di dusun jalan setapak dan tanah.
Jembatan 4 buah
K. Sarana Transportasi
Angkutan umum dalam kota
Ojek
Cidomo
L. Sarana Komunikasi
Telp umum
Wartel
Handphone
M. Tempat-Tempat Umum
Pasar Desa
Masjid 3 buah
Mushola 7 buah
Pura 3 buah
N. Sarana Pengairan
Bendungan 1 buah
Sungai 1 buah
Parit
BAB III
Metoda Penelitian
C. Populasi
Penduduk Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
F. Definisi Operasional
TB paru adalah batuk lebih dari dua minggu berdahak dengan konsistensi
bercampur darah dengan gejala penyerta keringat di malam hari, lemah, letih, lesu,
penurunan berat badan dan demam ringan.
Yang dianggap penderita TB paru yaitu penderita dengan gejala TB paru dan hasil
pemeriksaan laboraturium dengan BTA (+). Penderita TB Paru dengan BTA (+)
inilah yang dapat menularkan kuman TB paru.
Pengelompokkan data perilaku, kondisi lingkungan, tingkatan pengetahuan, dan
kebiasaan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dibagi dalam 3 golongan :
• baik (> 80 %)
• sedang (50 %-79 %)
• kurang (< 49 %)
H. Pengolahan Data
Pengolahan data : Skoring jawaban
I. Analisa Data
Tabel : Univariant dan bivariant
Dummy Tabel
Σ %
Baik
Sedang
Kurang
Total
2. Kaderisasi
Tujuan dari kaderisasi (pembentukan kader-kader peduli TB yaitu sebagai
orang-orang yang peduli dengan TB). Kader TB ini diharapkan agar dapat
membantu program pemberantasan penyakit TB. Kader-kader ini diharapkan
dapat mengenali gejala-gejala TB, sehingga dapat mengantarkan penderita TB
agar mau berobat sekaligus sebagai Pemandu Minum Obat.
Kader TB diharapkan dapat benar-benar mengerti tentang TB, sehingga dapat
menjadi perpanjangan tangan dari petugas kesehatan.
3. Perbaikan rumah
Dengan cara membentuk rumah sehat antara lain membuatkan jendela,
membuatkan ventilasi, perbaikan lantai, dinding dan atap rumah agar tidak
lembab.
BAB IV
A. Program Kegiatan Intervensi Kesehatan
Program kegiatan intervensi TB Paru meliputi:
1. Penyuluhan
Dengan menggunakan panduan lembar balik TBC
3 Pembahasan
Penyuluhan yang kami lakukan dengan tujuan ingin memberikan
pengetahuan kepada responden tentang TB Paru, agar responden bisa
mengetahui dan mengerti serta memiliki gambaran tentang penyakit TB yang
merupakan salah satu penyakit yang mudah menular dan dapat mengakibatkan
kematian. Selain itu responden bisa mengetahui faktor penyebab maupun
penularannya, cara pencegahan, gaya hidup atau perilaku yang sehat dan bersih,
lingkungan yang baik dan sehat, serta pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Penyuluhan yang kami lakukan di tiap-tiap dusun pada desa Merembu,
dengan Tema Ayo Berantas TBC, isi dari penyuluhan tersebut berupa:
1. Apa itu TBC
2. Bagaimana cara penularan TBC
3. Apa saja gejala TBC (gejala utama dan gejala lainnya)
4. Bagaimana cara mencegah penularan TBC
5. Bagiamana kita tahu seseorang menderita TBC
6. Bagaimana mengobati TBC, dan
7. Mengapa pasien TBC tidak boleh berhenti minum obat sebelum sembuh.
4. Evaluasi.
Dari hasil pembacaan data yang kami dapatkan pada saat melakukan pre-
test, bahwa tingkat pengetahuan tentang TB Paru dan perilaku hidup sehat dan
bersih dari responden atau masyarakat di ketiga dusun yang berada di desa
Merembu yang rumahnya berada disekitar rumah penderita TB Paru,
didapatkan sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan rendah sekitar
82 % dan pengetahuan sedang sekitar 15 %.
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
0 1 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13
Pengetahuan
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
1 2 3 4 5 6 7 8
Perilaku
Skor = < 4 termasuk perilaku kurang
Skor = 4-6 termasuk perilaku sedang
Skor = > 6 termasuk perilaku baik
30.0%
25.0%
20.0%
15.0%
10.0%
5.0%
0.0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11
pengetahuan
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
0 2 3 4 5 6 7
Perilaku
Dari segi faktor pengetahuan tentang perilaku hidup bersih, perubahan yang
terjadi pada masyarakat sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penyuluhan yang kami lakukan di tiga dusun di Desa
Merembu kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat di dapatkan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan, perilaku, dan lingkungan dengan ditemukannya
kasus TB Paru BTA (+) yang baru. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Faktor pengetahuan responden terhadap penyakit TB Paru dan penyebarannya
sangat rendah.
2. Faktor perilaku responden terkait dengan penyakit TB Paru juga masih sangat
rendah, yang ditunjukkan dengan meludah di sembarang tempat, pada saat batuk atau
bersin tidak menutup mulut, alat-alat makan dipakai bersama dengan penderita.
3. Faktor lingkungan yang diamati yakni, keadaan sanitasi yang buruk, dimana
letak rumah yang sangat rapat atau padat, sinar matahari dan udara yang tidak dapat
masuk ke dalam rumah karena jendela yang tidak pernah di buka.
4. Disamping hal tersebut kendala lain yang merupakan faktor penyebaran dari
penyakit TB Paru ini adalah sulitnya penderita taat minum obat karena pengobatannya
yang lama sehingga penderita merasa jenuh.
B. Saran
1. Untuk mengatasi perilaku masyarakat agar penyakit TB paru BTA (+) tidak
menular diperlukan peran serta dari semua pihak, masyarakat maupun dari
diri sendiri dan peran serta pemerintah.
2. Untuk Dinas Kesehatan Lombok Barat dan Puskesmas agar lebih giat untuk
turut serta dalam program pelayanan kesehatan khususnya terhadap penyakit
TB paru agar lebih sering diadakan penyuluhan berkala agar masyarakat lebih
paham terhadap penyakit TB paru, cara pencegahan dan penularan TB paru,
pentingnya prilaku serta gaya hidup sehat dan bersih , sehingga seluruh
masyarakat dapat terhindar dari penularan berbagai macam penyakit terutama
TB Paru.
3. Pemerintah atau dinas terkait (KIMPRASWIL) agar lebih memperhatikan
terhadap kondisi atau letak rumah penduduk yang tidak memenuhi standar
kesehatan karena jarak antar rumah yang saling berdekatan.
Daftar Pustaka
Surya,asik dr.MPPM,dkk.2007.Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
Edisi 2 cetakan pertama. Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Fakultas Kedokteran Unizar.2008.Pedoman Kuliah Kerja Lapangan Angkatan II.
Mataram:Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
Staf Puskesmas Labuapi.2007.Profil Puskesmas Labuapi 2007.
Labuapi:Puskesmas Labuapi
Lampiran 1
10 Penyakit terbanyak Januari – Desember 2007
1. ISPA : 68333
2. Penyakit Otot & jaringan : 2768
3. Kulit Infeksi : 2296
4. Kulit Alergi : 1292
5. Gastritis : 951
6. Diare : 921
7. Disentri : 662
8. Mata : 484
9. Tonsilitis : 459
10. Pneumonia : 367
Lampiran 2
Daftar Rumah Sehat Menurut Kecamatan Tahun 2007
No Desa Jumlah seluruh Jumlah diperiksa Jumlah sehat
Lampiran 3
Data kunjungan rata – rata Puskesmas Labuapi Januari-Juni 2008
2 Pustu Bengkel 10 9 10 9 10 9 9 9 9 9 9 9
3 Pustu Telagawaru 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4
Jumlah 80 99 81 94 98 95 87 99 83 95 88 103
Lampiran 5
Instrumen untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan
penyakit TB Paru
No Question Answer
I. Identitas
1 Nama
2 Jenis Kelamin 1. L 2. P
3 Umur ……….Tahun
5 Alamat
7 Pekerjaan 1. Petani
2. Buruh
3. Nelayan
4. Pegawai Swasta
5. Wiraswasta
6. PNS / TNI / Polri
7. Lain-lain
II. Pengetahuan
16 - Penderita
Apakah anda pernah mengalami 1. Ya (1)
batuk berdarah lebih dari 2 2. Tidak
minggu dalam 1 bulan terakhir
ini?
IV Perilaku
Perhitungan
Skor Responden = Total skor yang didapat X 100%
Jumlah skor total
Kami akan melakukan survei yang berhubungan dengan pola dan cara
penularan TBC Paru, untuk itu kami akan mewawancari Bapak/Ibu sehingga menyita
waktu ± 30 menit, apakah kiranya Bapak/Ibu bersedia untuk kami wawancarai?
Bersedia
Tidak bersedia
Tanda Tangan :
Nama Terang :
( )
Lampiran 6.
Instrumen untuk mengetahui pemahaman masyarakat sebelum dan sesudah
pemberian intervensi
1.Apa itu TBC? Penyakit yang disebabkan olek Mycobacterium tuberkulosa yang
masuk melalui pernapasan. (1)
Perhitungan
Skor Responden = Total skor yang didapat X 100%
Jumlah skor total
Count
Dusun
Merembu Merembu
Timur Barat Tangkeban Total
Suspek Suspek 9 7 10 26
Non suspek 13 18 36 67
Total 22 25 46 93
Count
Sex
L P Total
Suspek Suspek 10 16 26
Non suspek 30 37 67
Total 40 53 93
Suspek * Pendidikan Crosstabulation
Count
Pendidikan Total
Tidak Tidak tamat Tamat Tamat Tamat Perguruan
sekolah SD SD SMP SMA tinggi
Suspek Suspek 13 8 2 1 1 1 26
Non suspek 17 21 14 10 5 0 67
Total 30 29 16 11 6 1 93
Count
Pengetahuan
sedang kurang Total
Suspek Suspek 1 25 26
Non suspek 1 66 67
Total 2 91 93
Count
Kepadatan
>7 m2/org 5-7 m2/org 3-4,9 m2/org Total
Suspek Suspek 6 9 11 26
Non suspek 21 21 25 67
Total 27 30 36 93
Count
Tb Total
Pencega Pengoba Penyeba Penger tidak tahu tau > dari
han tan ran tian tahu semua satu
Su Suspek
sp 0 3 0 3 10 1 9 26
ek
Non
1 1 3 10 41 2 9 67
suspek
Total 1 4 3 13 51 3 18 93
Suspek * Meludah Crosstabulation
Count
Total
Meludah
sembarang tempat yg
disediakan
Suspek Suspek 18 8 26
Non suspek 64 3 67
Total 82 11 93
Count
Perilaku
sedang kurang Total
Pengetahuan sedang 0 2 2
kurang 18 73 91
Total 18 75 93
Count
Lingkungan
baik sedang kurang Total
Pengetahuan sedang 0 2 0 2
kurang 3 59 29 91
Total 3 61 29 93
pengetahuan
50-80% <50% Total
dusu Merembu timur Count 1 21 22
n %within dusun 4.5% 95.5% 100.0%
Merembu Count 0 25 25
barat %within dusun
.0% 100.0% 100.0%
Tangkeban Count 1 45 46
%within dusun 2.2% 97.8% 100.0%
Total Count 2 91 93
%within dusun 2.2% 97.8% 100.0%
Lampiran 8.
Hasil Pengolahan Instrumen untuk mengetahui pemahaman masyarakat
sebelum dan sesudah pemberian intervensi
Means
PRE TEST
Perilaku
Pengeta Std. Maxi
huan Mean N Deviation Median mum Minimum
0 3.80 51 1.184 4.00 6 1
1 4.07 14 1.207 4.00 7 2
3 2.40 5 1.140 2.00 4 1
4 3.80 5 .837 4.00 5 3
6 3.00 2 .000 3.00 3 3
7 4.67 3 .577 5.00 5 4
8 3.33 3 1.528 3.00 5 2
9 3.00 3 1.000 3.00 4 2
10 9.50 2 7.778 9.50 15 4
11 3.33 3 1.528 3.00 5 2
12 6.00 1 . 6.00 6 6
13 4.00 1 . 4.00 4 4
Total 3.87 93 1.670 4.00 15 1
POST TEST
Perilaku
Means
PRE TEST
Pengetahuan
Perilaku Mean N Std. Deviation Minimum Maximum
1 .75 4 1.500 0 3
2 3.89 9 4.314 0 11
3 2.35 23 3.406 0 11
4 1.81 31 3.390 0 13
5 1.90 21 3.360 0 11
6 4.00 3 6.928 0 12
7 1.00 1 . 1 1
15 10.00 1 . 10 10
Total 2.27 93 3.597 0 13
POST TEST
Pengetahuan
Peri Mini Maxi
laku Mean N Std. Deviation mum mum
0 9.00 1 . 9 9
2 6.00 2 1.414 5 7
3 7.00 3 1.000 6 8
4 6.54 13 1.450 5 10
5 7.65 20 1.496 5 11
6 6.89 35 1.430 4 10
7 6.68 19 1.797 3 10
Total 6.97 93 1.543 3 11
20.0%
15.0%
Percent
10.0%
5.0%
0.0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
total
25.0%
20.0%
15.0%
10.0%
Percent
5.0%
0.0%
7 9 10 11 12 13 14 15 16 17
total
30.0%
Percent
20.0%
10.0%
0.0%
1 2 3 4 5 6 7
15
Perilaku
30.0%
Percent
20.0%
10.0%
0.0%
0 2 3 4 5 6 7
Perilaku
50.0%
40.0%
Percent
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
0 1 3 4 6 7 8 9
10 11 12 13
Pengetahuan
30.0%
25.0%
20.0%
Percent
15.0%
10.0%
SKOR PENGETAHUAN POST TEST
5.0%
0.0%
3 4 5 6 7 8 9
10 11
Pengetahuan
SKOR PENGETAHUAN POSTEST
Lampiran 9
Lampiran 9
Daftar Kegiatan KKL
Lampiran 10
Peta Desa Merembu
Lampiran 11
Foto Kegiatan
Kegiatan Posyandu
Penyuluhan berkelompok
Post Test setelah penyuluhan